Perahu Nabi Nuh

Quote :

Pria Belanda Bangun Replika Perahu Nabi Nuh
Rabu, 12 Desember 2012 | 12:04 WIB

[You must be registered and logged in to see this image.]
Johan Huibert dan replika perahu Nabi Nuh yang dibangunnya.

AMSTERDAM, KOMPAS.com - Seorang pria Belanda, Johan Huibers akhirnya menyelesaikan proyek 20 tahunnya membangun Perahu Nabi Nuh dengan ukuran sebenarnya dan tentu saja bisa difungsikan.

Huibers, seorang penganut Kristen yang taat, menggunakan catatan dalam Kitab Kejadian untuk membangun Perahu Nabi Nuh itu. Dia mengikuti ukuran perahu yang diberikan Tuhan kepada Nabi Nuh.

Jika diterjemahkan ke dalam ukuran modern maka perahu Nabi Nuh ala Huibert ini berukuran panjang 130 meter, lebar 29 meter dan tinggi 23 meter. Dengan ukuran ini, mungkin perahu ini terlalu kecil untuk menampung semua hewan di dunia seperti dikisahkan dalam Kitab Kejadian. Tapi perahu ini masih cukup besar untuk menampung sepasang gajah.

Kapal Nabi Nuh ciptaan Huibers ini sangat jelas terlihat dari jalan raya yang melintasi kota Dordrecht, sebelah selatan Rotterdam.

Replika perahu Nabi Nuh itu, kini ramai dikunjungi wisatawan yang ingin melihat dan merasakan seperi apa perahu Nabi Nuh. Untuk melengkapi perahu ini, Huibers menambahkan replika hewan-hewan dari plastik seperti banteng, zebra, gorila, singa, harimau dan gajah.

Di bagian lain perahu ini, Huibers menambahkan kebun binatang kecil yang berisi hewan-hewan hidup dan jinak seperti kuda poni, anjing, domba, dan kelinci serta beberapa ekor burung.

"Perahu ini, sangat mengesankan," kata Alfred Jongile, pengunjung asal Afrika Selatan.

Berawal dari Mimpi

Bagaimana awalnya Huibers kemudian berniat membangun replika Perahu Nuh ini? Semuanya berawal dari sebuah mimpi buruk pada 1992. Saat itu dia bermimpi Belanda tenggelam karena banjir, seperti sering terjadi sepanjang sejarah negeri itu.

Huibert sadar, banjir besar sangat mungkin melanda negerinya yang rendah itu. Dia bahkan mengutip salah satu ayat Kitab Perjanjian Baru yang berbunyi "Kota-kota di pesisir pantai akan berguncang" menjelang akhir zaman.

Namun, Huibert tak khawatir seluruh dunia akan tenggelam akibat banjir. Sebab, dalam Kitab Suci, Tuhan berjanji tak akan menenggelamkan Bumi.

"Saya sempat mendapatkan telepon dari sebuah televisi di Amerika. Saya katakan ini tak ada kaitannya dengan kiamat Maya," kata Huibert sambil tertawa.

Dia mengatakan motivasinya murni atas latar belakang keagamaan. Huibert ingin hasil karyanya ini membuat manusia berfikir soal tujuah hidup mereka di Bumi.

"Saya ingin manusia bertanya sehingga mereka akan mencari jawaban dari Tuhan," katanya.

Dalam perahu Nuh ini, Huibert juga menambahkan restoran dan sebuah bioskop berkapasitas 50 orang. Di beberapa tempat terpajang sejarah Timur Tengah di masa hidup Nabi Nuh. Disediakan juga permainan untuk anak-anak.

Selanjutnya, Huibert tengah mempertimbangkan untuk membawa perahu Nabi Nuh ini ke sejumlah pelabuhan Eropa atau bahkan melintasi Samudera Atlantik.

Kini Huibert tengah mengejar mimpinya yang lain. Dia ingin Israel dan negara-negara Arab bekerja sama membangun pipa air dari Laut Tengah menuju Laut Mati.

"Jika Anda memiliki keyakinan, tak ada yang tak mungkin," Huibert menegaskan.



Sumber :Huffington Post
Editor :Ervan Hardoko

He he he he, masih ada yang ingin menafsirkan bahwa kisah nabi Nuh itu real terjadi seperti tertulis? Bahwa banjir itu meliputi seluruh muka bumi? Bahwa seluruh binatang yang hidup di dunia masuk semua ke dalam bahtera? He he he, siahkan mampir ke Amsterdam, dan silahkan bayangkan sendiri bagaimana kemungkinannya.

Syalom

Quote :

He he he he, masih ada yang ingin menafsirkan bahwa kisah nabi Nuh itu real terjadi seperti tertulis? Bahwa banjir itu meliputi seluruh muka bumi? Bahwa seluruh binatang yang hidup di dunia masuk semua ke dalam bahtera? He he he, siahkan mampir ke Amsterdam, dan silahkan bayangkan sendiri bagaimana kemungkinannya.

Syalom

Saya juga berpendapat bahwa Kitab Kejadian adalah kitab Iman.
Berupa perlambang kehidupan manusia.

Tidak untuk ditafsir secara persis huruf per huruf, kata per kata.


[You must be registered and logged in to see this image.]

Sejak jaman LT, FK, FIK, hingga LTB, saya selalu jadi pihak yang menentang pengartian ayat kisah nabi Nuh secara literal.

He he he he

kisah yang bisa membuat senyum2 sejenak
thanks, Bro Singa...

hello kitty wrote:

kisah yang bisa membuat senyum2 sejenak
thanks, Bro Singa...

Sudah saya katakan, kalau online di LTB adalah salah satu cara mengatasi depresi, sis.

ada (ahli2 sejarah) yg mengatakan, bahwa kisah Nabi Nuh dan banjirnya atau kisah yg ada di Kitab Kejadian itu berasal (ada kemiripan) dr karya sastra/epic dr bangsa Mesopotamia kuno.. klo nda salah sih kisah/epic ttg Gilgamesh dan epic ttg Athrahasis..
dan bahkan katanya 10 perintah Allah yg diterima ol Musa dan sebagian dr Hukum Taurat jg diambil dr Kitab hukumnya Hammurabi (Codex Hammurabi), raja Mesopotamia kuno..

entah benar atau tidaknya... :)

Yup, sekilas memang mirip mirip.

Ancient Greek
In Greek mythology, Noah has often been compared to Deucalion, the son of Prometheus and Pronoia. Like Noah, Deucalion is a wine maker or wine seller; he is forewarned of the flood (this time by Zeus and Poseidon); he builds an ark and staffs it with creatures – and when he completes his voyage, gives thanks and takes advice from the gods on how to repopulate the Earth. Deucalion also sends a pigeon to find out about the situation of the world and the bird return with an olive branch. This and some other examples of apparent comparison between Greek myths and the "key characters" in the Old Testament/Torah have led recent biblical scholars to suggest a Hellenistic influence in the composition of the earlier portions of the Hebrew Bible.

Mesopotamian
The earliest written flood myth is found in the Mesopotamian Epic of Atrahasis and Epic of Gilgamesh texts. Many scholars believe that Noah and the Biblical Flood story are derived from the Mesopotamian version, predominantly because Biblical mythology that is today found in Judaism, Christianity, Islam and Mandeanism shares overlapping consistency with far older written ancient Mesopotamian story of The Great Flood, and that the early Hebrews were known to have lived in Mesopotamia.

Gilgamesh’s historical reign is believed to have been approximately 2700 BCE, shortly before the earliest known written stories. The discovery of artifacts associated with Aga and Enmebaragesi of Kish, two other kings named in the stories, has lent credibility to the historical existence of Gilgamesh.

The earliest Sumerian Gilgamesh poems date from as early as the Third dynasty of Ur (2100–2000 BC). One of these poems mentions Gilgamesh’s journey to meet the flood hero, as well as a short version of the flood story. The earliest Akkadian versions of the unified epic are dated to ca. 2000–1500 BC. Due to the fragmentary nature of these Old Babylonian versions, it is unclear whether they included an expanded account of the flood myth; although one fragment definitely includes the story of Gilgamesh’s journey to meet Utnapishtim. The “standard” Akkadian version included a long version of the flood story and was edited by Sin-liqe-unninni sometime between 1300 and 1000 BC. In the Mesopotamian epics, Atrahasis (Utnapishtim) is glorified as a hero for his epic deeds of building and loading the ark, whereas Genesis simply says, “Noah did all that the LORD commanded him.” Obedience to God, not human courage, is the focus in the later Genesis narrative.

apakah dengan adanya pendapat tsb lalu bisa dikatakan bahwa ajaran Yahudi/Kristen berdasarkan ajaran kaum Pagan bro..??
wakakkakaakak...

nothingman wrote:

apakah dengan adanya pendapat tsb lalu bisa dikatakan bahwa ajaran Yahudi/Kristen berdasarkan ajaran kaum Pagan bro..??
wakakkakaakak...

Wahahahahahaha, saya menganggapnya lebih tepat jika dikatakan ada pengaruh dari adat dan kebudayaan Yahudi. Sementara kalau adat dan kebudayaan Yahudi, tentu saja terkena pengaruh dari adat dan kebudayaan sebelumnya.

Dalam hal ini, kita bisa percaya bahwa Tuhan memanfaatkan yang sudah ada untuk dipergunakan demi kemuliaan NamaNya kan?

bruce wrote:

nothingman wrote:

apakah dengan adanya pendapat tsb lalu bisa dikatakan bahwa ajaran Yahudi/Kristen berdasarkan ajaran kaum Pagan bro..??
wakakkakaakak...

Wahahahahahaha, saya menganggapnya lebih tepat jika dikatakan ada pengaruh dari adat dan kebudayaan Yahudi. Sementara kalau adat dan kebudayaan Yahudi, tentu saja terkena pengaruh dari adat dan kebudayaan sebelumnya.

Dalam hal ini, kita bisa percaya bahwa Tuhan memanfaatkan yang sudah ada untuk dipergunakan demi kemuliaan NamaNya kan?

jd yg dipengaruhi itu hanya adat dan kebudayaan Yahudinya ya bro, bukan ajaran/ritual keagamaannya..?
soalnya kan banyak juga tuh penganut Kristen Protestan yg menuding klo Tradisinya Gereja Katolik, berasar dr tradisi penganut pagan/polytheisme, seperti ajaran ttg Ratu Sorga, Keperawanan bunda Maria, dll..
jd kan klo ada yg berpendapat bahwa ajaran Yahudi yg juga merupakan sumber dr ajaran Kristen itu berasal dr ajaran pagan, maka semuanya akan jd lebih mudah dan tidak lg perlu memperdebatkannya.. krn semuanya (Yahudi,Katolik/Protestan) berasal dr ajaran pagan bro... hehehehe

Quote :

jd yg dipengaruhi itu hanya adat dan kebudayaan Yahudinya ya bro, bukan ajaran/ritual keagamaannya..?
soalnya kan banyak juga tuh penganut Kristen Protestan yg menuding klo Tradisinya Gereja Katolik, berasar dr tradisi penganut pagan/polytheisme, seperti ajaran ttg Ratu Sorga, Keperawanan bunda Maria, dll..
jd kan klo ada yg berpendapat bahwa ajaran Yahudi yg juga merupakan sumber dr ajaran Kristen itu berasal dr ajaran pagan, maka semuanya akan jd lebih mudah dan tidak lg perlu memperdebatkannya.. krn semuanya (Yahudi,Katolik/Protestan) berasal dr ajaran pagan bro... hehehehe

Jika kita mau realistis, dan melihat bahwa yang disebut ritual keagamaan adalah kegiatan manusia beribadah kepada tuhannya, maka seharusnya kita juga bisa melihat fakta, bahwa semua agama berhubungan dengan adat istiadat setempat, berjalan dan berkembang bersama. Persinggungan budaya setempat sangat mempengaruhi bentuk ritual keagamaan yang berjalan.

Mengapa di gereja gereja Katolik banyak terlihat patung patung yang indah? Karena Katolik berkembang di Roma, Roma sebagai ibukota Romawi adalah pusat kebudayaan eropa saat itu, seni ukir dan lukis sangant maju dan digunakan untuk menghiasi kuil dan istana. Maka adalah wajar jika kemudian gereja gereja yang adalah tempat yang dianggap lebih agung dari istana raja memiliki hiasan juga, baik berupa lukisan maupun patung patung. Hanya saja, tokoh yang digambarkan sudah berbeda, bukan lagi dewa dewi tetapi Tuhan dan orang orang suci, dan tentu saja tidak disembah.

Mengenai doktrin dan ajaran gereja, seperti Maria dikandung tanpa dosa, keperawanan Maria, itu adalah ajaran gereja yang berdasar pada ajaran para Bapa Gereja awal. Dan perdebatannya seharusnya juga bersumber pada dasar ajaran Kekristenan itu sendiri.

Syalom

siiip deh, setuju sekali dgn penjelasan bro bruce diatas...
sy jg heran bila ada penganut Protestan yg mengatakan bahwa ajarannya Katolik itu berdasarkan ajaran Pagan/Polytheism..
jd klo sy berdebat dgn penganut Protestan yg mengatakan hal tsb, sy jawab aj "..loh bukannya ajarannya Yahudi itu jg berasal dr ajarannya kaum Pagan Mesopotamia Kuno, jd sumber ajaran Kristen yg berasal dr ajaran Yahudi jg berasal dr ajaran Pagan itu donk.."

hehehehe.. maklum bro, kadang alasan2 yg dibuat ol mereka (Protestan) suka nda masuk akal.. pokoknya intinya asal beda sm ajaran Katolik.. jd sy jg jawab sekenanya aj..

Quote :

hehehehe.. maklum bro, kadang alasan2 yg dibuat ol mereka (Protestan) suka nda masuk akal.. pokoknya intinya asal beda sm ajaran Katolik.. jd sy jg jawab sekenanya aj..

Prinsipnya sih, setiap sempalan, apalagi yang belum kuat, akan berusaha mencari pegangan. Kadang, pegangan yang berusaha dijadikan pegangan hanya asal berbeda. Sekedar menunjukan bahwa mereka lebih benar dari arus utamanya.

Gejala tidak percaya diri ini akan semakin kuat pada sempalan dari sempalan. Karena semakin kecil rantingnya, pegangannya harus semakin kuat, agar tidak jatuh.

Jadi, tentunya anda tidak bisa mencari 'alasan yang dibuat buat' dari gereja Protestan yang memang sudah mapan dan mature, seperti GKI, GPIB ataupun HKBP. Dimana secara liturgi pun mereka masih 'identik' dengan Gereja Katolik.

Tetapi bagi gereja yang sedang mencari 'identitas' maka begitu banyak 'alasan yang dibuat buat' yang terlontar, sebenarnya, sekedar mencari identitas saja, seperti remaja yang sedang puber. He he he.

Bahkan bagi agama yang diluar Kristen pun, yang masih belum merasa cukup punya 'identitas' masih begitu sering kita melihat dan mendengar berbagai 'pertanyaan' yang tidak ada urusannya dengan mereka. Berbagai alasan yang dilontarkan, baik berupa mengajak kepada kebaikan atau apapun, tak lain hanya karena faktor inferior itu sendiri. Hal mana tidak kita lihat pada agama agama yang sudah lebih 'tua' dari Kekristenan, seperti Hindu dan Buddha.

Syalom

ok deehh bro bruce... untunglah sy tidak beribadah di Gereja yg bro katakan 'sempalan' itu.. hihihihi :)