Kartun Doraemon Dilarang Ditayangkan di Bangladesh

Jumat, 15/02/2013 17:22 WIB
Kartun Doraemon Dilarang Ditayangkan di Bangladesh
Novi Christiastuti Adiputri - detikNews

[You must be registered and logged in to see this image.]

Dhaka - - Pemerintah Bangladesh melarang televisi setempat untuk menayangkan kartun terkenal Jepang, Doraemon. Penyebabnya, kartun tersebut disulih suara dalam bahasa Hindi, bukannya bahasa Bengali.

Pemerintah tidak ingin anak-anak Bangladesh yang menggemari kartun tersebut justru lebih fasih berbahasa Hindi daripada bahasa asli mereka, bahasa Bengali. Menteri Informasi Bangladesh Hasanul Haque menyatakan, pihaknya telah mengirimkan pemberitahuan resmi kepada saluran-saluran televisi yang menayangkan kartun tersebut.

Isi pemberitahuan tersebut, agar stasiun televisi menghentikan pemutaran kartun Doraemon tersebut. "Pemerintah tidak ingin atmosfer pendidikan anak-anak terhambat oleh Doraemon," ujar Hasanul Haque di hadapan parlemen, seperti dilansir AFP, Jumat (15/2/2013).

Larangan tayangan kartun Doraemon ini bermula ketika sejumlah media setempat menyerukan pelarangan kartun ini. Dalam ulasannya, mereka mengkhawatirkan kartun ini akan membuat anak-anak Bangladesh lebih memahami bahasa Hindi daripada bahasa Bengali.

Pekan lalu, seorang anggota parlemen setempat, Shahriar Alam menyerukan agar stasiun televisi di Bangladesh hanya menayangkan kartun asing jika disulihsuarakan ke dalam bahasa Bengali.

Kartun Doraemon yang mendunia ini diciptakan oleh seorang seniman asal Jepang, Fujiko F Fujio. Kisah kartun yang melegenda ini berkisar seputar robot kucing dari abad ke-22, yang bepergian ke masa lalu dan bertemu dengan seorang anak bernama Nobita.

Saking mendunianya, Doraemon ditetapkan sebagai 'duta anime' pertama Jepang pada tahun 2008. Gelar yang diberikan oleh Kementerian Luar Negeri Jepang tersebut bertujuan agar kartun ini bisa menarik minat warga asing untuk mempelajari kebudayaan Jepang.

Sementara itu, Bangladesh dikenal sebagai negara yang sangat sensitif akan hal-hal luar yang bisa mempengaruhi kebudayaannya. Terutama yang berasal dari negara tetangga mereka, India. Terlebih, kebanyakan warganya memilih menonton saluran televisi melalui satelit yang menggunakan bahasa Hindi.

(nvc/ita)


Jadi ingat ketika orba dengan 'aneh' nya melarang nama dalam bahasa asing. Sehingga setelah itu timbulah nama nama aneh, seperti bakeri dari kata bakery, gardenia dari kata garden, mal dari kata mall, plasa dari kata plaza, dst.

Cinta dan menghargai bahasa nasional adalah harus dan wajib, tetapi ada batras dimana masih wajar ataukah sudah kebablasan.

Ada komentar ?

Komentar? Ah, ya.

Jika ditilik dari kemudahan memperoleh apa-apa yang diinginkan oleh Doraemon, saya sepakat kalo itu dilarang. Sebab, dalam kartun Doraemon tersirat mendidik anak-anak selalu mencari jalan pintas atau instan. Bila semangat mencari jalan pintas dan instan itu mengendap dalam batin bawah sadar seorang anak, itu akan dibawa sampai mati. Dampaknya, tentu saja dalam menjalani kehidupannya akan selalu dicoba diaplikasikan. Hasilnya, yahhh... seperti yang pernah kita sesalkan, perlu garam, impor, perlu kedelai, impor, perlu daging sapi, impor. Tidak dilatih untuk memecahkan masalah meski sulit dan berat.

Tetapi memang, urusan menggalang bahasa nasional, penting pula untuk memelihara jati diri bangsa. Tetapi, kalau demi menjaga bahasa nasional harus memberangus bahasa asing, kurang pas juga. Itu sama saja dengan teknis tetangga yang membumihanguskan orang lain yang lebih baik demi menonjolkan diri walaupun sebenarnya sangat tidak baik.

Untuk menggalang penggunaan bahasa nasional, saya pikir adalah mewajibkan para petinggi yang merupakan panutan masyarakat menggunakan bahasa nasional secara baik dan benar. Kalau para panutan tidak menggunakan bahasa nasional secara baik dan benar, terlalu naif mengharapkan masyarakat menggunakan bahasa nasional secara baik dan benar.

Damai, damai, damai.

Quote :

Jika ditilik dari kemudahan memperoleh apa-apa yang diinginkan oleh Doraemon, saya sepakat kalo itu dilarang. Sebab, dalam kartun Doraemon tersirat mendidik anak-anak selalu mencari jalan pintas atau instan. Bila semangat mencari jalan pintas dan instan itu mengendap dalam batin bawah sadar seorang anak, itu akan dibawa sampai mati. Dampaknya, tentu saja dalam menjalani kehidupannya akan selalu dicoba diaplikasikan. Hasilnya, yahhh... seperti yang pernah kita sesalkan, perlu garam, impor, perlu kedelai, impor, perlu daging sapi, impor. Tidak dilatih untuk memecahkan masalah meski sulit dan berat.

Dilarang di Bangladesh bukan karena materi kartunnnya om, tetapi karena sulih bahasanya.
Dan sebenarnya, walau kesan awalnya adalah si Doraemon mempermudah segala hal dengan kantung ajaib, tetapi selalu berakhir dengan pengajaran. Bahwa penggunaan secara sembarangan justru akan berakibat pada masalah. Itu suatu pelajaran kepada anak anak, walau disampaikan dengan lucu.

Haruss dongg

Aku cinta produk2 Indonesia ..... (Maspion)

cinzano wrote:

Haruss dongg

Aku cinta produk2 Indonesia ..... (Maspion)

Masa sih konglomerat kelas anda pakai produk Indonesia, om?
Hayo, Smart TV nya pakai merek apa? Masa politron?
Kulkas nya merek apa, masa Maspion?
Mobilnya merek apa, masa sih Tucuxi ?
Hi End Audio nya merek apa, masa sih Politron?

Apakah Bruce meragukan nasionalismenya Cinzan?

Husada wrote:

Apakah Bruce meragukan nasionalismenya Cinzan?

Tidak, om.
Tetapi meragukan 'kelas' perlengkapan elektronik yang dipakai om Cinzan.
He he he he he he

O begitu.

Husada wrote:

O begitu.

Begitulah.
Tentu anda tidak akan percaya kalau konglomerat seperti om Cinzan menggunakan compo dan LCD TV merek Politron di istananya, kan?

bruce wrote:

Begitulah.
Tentu anda tidak akan percaya kalau konglomerat seperti om Cinzan menggunakan compo dan LCD TV merek Politron di istananya, kan?

Sukar mempercayainya, tapi sukar bukan berarti tidak bisa, kan?

Husada wrote:

bruce wrote:

Begitulah.
Tentu anda tidak akan percaya kalau konglomerat seperti om Cinzan menggunakan compo dan LCD TV merek Politron di istananya, kan?

Sukar mempercayainya, tapi sukar bukan berarti tidak bisa, kan?

Tidak bisa om, karena kalau konglomerat sekelas om Cinzan menonton dari TV dan mendengar music dari compo kelas Politron, mata dan telinganya langsung sakit sakit. Jadi demi kebaikan, beliau menolak perangkat audio video kelas bawah. Begitu kisahnya....

Oala, ini perlu klarifikasi dari ybs, bukan SBY.

Husada wrote:

Oala, ini perlu klarifikasi dari ybs, bukan SBY.

Yoh 20:29 Kata Yesus kepadanya: "Karena engkau telah melihat Aku, maka engkau percaya. Berbahagialah mereka yang tidak melihat, namun percaya."

Hahaahahaaa..


Oke dahhhh......
Saya ngaku .......
Saya pake Maspion untuk kipas angin saya



Nahhhh puas kan

cinzano wrote:

Hahaahahaaa..


Oke dahhhh......
Saya ngaku .......
Saya pake Maspion untuk kipas angin saya



Nahhhh puas kan

Cuman kipas angin, om?
Yang lainnya pakai apa....

cinzano wrote:

Hahaahahaaa..
Oke dahhhh......
Saya ngaku .......
Saya pake Maspion untuk kipas angin saya
Nahhhh puas kan

Mungkin, demi nasionalisme produk dalam negeri, barang elektronik yang dipakai oleh Cinzan ini ialah kipas angin Maspion. Di ruang tamu, pakai 2 kipas angin Maspion, di tiap ruangan pake kipas angin Maspion, termasuk di dapur dan di kamar rest room. Pokoke semua serba kipas angin Maspion.

Husada wrote:

cinzano wrote:

Hahaahahaaa..
Oke dahhhh......
Saya ngaku .......
Saya pake Maspion untuk kipas angin saya
Nahhhh puas kan

Mungkin, demi nasionalisme produk dalam negeri, barang elektronik yang dipakai oleh Cinzan ini ialah kipas angin Maspion. Di ruang tamu, pakai 2 kipas angin Maspion, di tiap ruangan pake kipas angin Maspion, termasuk di dapur dan di kamar rest room. Pokoke semua serba kipas angin Maspion.

Terlalu banyak kipas angin untuk yang sudah berumur, beresiko mudah masuk angin, om. Urusannya harus minum tolak angin setiap hari.

bruce wrote:

Terlalu banyak kipas angin untuk yang sudah berumur, beresiko mudah masuk angin, om. Urusannya harus minum tolak angin setiap hari.

Demi merek domestik Maspion, yah... siap-siap dengan jamu tolak angin buatan dalam negeri juga, walau ada jamu lebih bagus dari Korea dan Cina, atau Jepang.