Jokowi: Masjid Raya DKI Dibangun Tahun 2013

Jokowi: Masjid Raya DKI Dibangun Tahun 2013
Jumat, 16 November 2012 | 06:33 WIB

JAKARTA, KOMPAS.com — Pemerintah Provinsi DKI Jakarta akan membangun masjid raya yang besar dan megah seperti Masjid Istiqlal di kawasan Kapuk, Jakarta Barat. Hal itu dikatakan Gubernur DKI Jakarta Joko Widodo saat menghadiri Gebyar Muharram 1434 Hijriah dan Tabligh Akbar Tausyiah Muharram, di Masjid Sunda Kelapa, Menteng, Kamis (15/11/2012).

"Pembangunan masjid raya tersebut rencana dimulai tahun 2013 mendatang," kata Jokowi.

Keinginan membangun masjid raya itu setelah Jokowi mengetahui bahwa Pemerintah Provinsi DKI Jakarta hingga saat ini belum memiliki masjid raya yang besar dan megah. (Baca: Jokowi Baru Tahu Istiqlal Bukan Masjid DKI)

"Ternyata Masjid Istiqlal itu aset negara, bukan milik Pemprov DKI. Artinya, Jakarta belum mempunyai masjid raya. Saya akan bangunkan masjid raya di Ibu Kota," ujar Jokowi.

Ia menjelaskan, lahan yang akan digunakan untuk pembangunan masjid raya tersebut telah tersedia di kawasan Kapuk, Jakarta Barat. Masjid raya akan dibangun di lahan seluas empat hektar yang dimulai tahun depan. Jokowi juga meminta agar pembangunan masjid raya ini nantinya identik dengan suku Betawi.

"Saya tidak tahu karakter khas Betawi seperti apa. Makanya, saya titip pesan kepada arsitek yang mendesain masjid raya berkarakter Betawi," pintanya.

Namun, Jokowi mengaku lupa jumlah anggaran yang dialokasikan untuk pembangunan masjid raya tersebut. "Yang jelas, anggaran pembangunan masjid raya sudah tersedia di APBD DKI 2013," katanya.


Setuju bang Jokowi, Jakarta punya masjid megah sendiri.
Tapi pegimane soal gereja, ane juga butuh tempat ibadah nih bang.

Wah, Jokowi membutuhkan arsitek sekelas Frederick Silaban, ntuh. Ndak perlu titel Profesor Doktor Tukang Insinyur. Yang perlu penting adalah unjuk kerja alias performa.

Husada wrote:

Wah, Jokowi membutuhkan arsitek sekelas Frederick Silaban, ntuh. Ndak perlu titel Profesor Doktor Tukang Insinyur. Yang perlu penting adalah unjuk kerja alias performa.

Dulu presiden kita nasionalis sejati, om, sekarang walaupun gubernurnya nasionalis, tetap saja akan mendapat tentangan dari masyarakat mayoritas Jakarta, kafir haram masuk masjid.

Dulu ada teman saya bilang, "Nasib, nasib...", gitu.

Melanjutkan soal Jokowi, dan sejarah penolakan warga Betawi saat pilkada dulu, ada berita menarik hari ini :

Quote :

Bamus Betawi: Jokowi Itu Joko Betawi
Penulis : Kurnia Sari Aziza | Rabu, 21 November 2012 | 18:30 WIB

JAKARTA, KOMPAS.com — Kedatangan Gubernur DKI Jakarta Joko Widodo disambut meriah warga yang tinggal di kawasan wisata Setu Babakan, Jakarta Selatan. Tokoh-tokoh Betawi yang berasal dari Badan Musyawarah (Bamus) Betawi pun menyambut Jokowi sebagai warga Betawi dan mengartikan nama Jokowi sebagai Joko Betawi.

"Gubernur DKI kita ini adalah gubernurnya Betawi. Nama gubernur kita saja sudah mencerminkan kebetawian. Jokowi, kepanjangan Joko Betawi," kata Ketua Lembaga PBB Setu Babakan, Abdul Syukur, di Setu Babakan, Jakarta, Rabu (21/11/2012).

Bamus Betawi juga merencanakan akan memberikan kehormatan kepada Jokowi untuk menjadi warga Betawi. Sebab, pemikiran Jokowi dianggap sejalan dengan pikiran masyarakat Betawi.

"Kalau kita lihat, pola pikirnya Pak Jokowi ini nyambung dengan masyarakat Betawi. Karena itu, mungkin suatu saat Jokowi akan kita nobatkan sebagai orang Betawi. Nanti, mungkin sebelum akhir tahun, akan kita nobatkan dengan adat dan budaya Betawi," kata Badan Penasihat Bamus Betawi DKI, Effendi Yusuf.

Effendi berharap Jokowi dapat memelihara budaya Betawi dan keberagaman budaya hidup di Jakarta. Ia juga menyampaikan terima kasih atas komitmen Gubernur DKI untuk memelihara pelestarian budaya Betawi dengan mempercepat pembangunan kampung wisata Setu Babakan.

"Sekarang masyarakat Betawi sudah memanggil Pak Gubernur dengan sebutan Bang Wi dan menganggap Jokowi adalah Joko Betawi," katanya.

Dalam upaya membetawikan Jakarta, Jokowi juga akan membuat karakteristik khusus Betawi pada setiap bangunan di Jakarta. Mulai tahun depan, Pemprov DKI akan membangun pasar bernuansa Betawi dan seluruh bangunan di Jakarta harus memasang ornamen Betawi.

Dalam hal ini, Jokowi telah menginstruksikan kepada camat dan lurah agar setiap bangunan kantor kecamatan dan kelurahan, khususnya bagian depan bangunan, diberikan aksen, nuansa, dan ornamen Betawi.

"Saya ingin segera memutuskan hal-hal yang menyangkut Betawi. Saya ingin memunculkan karakter itu. Saya sudah pernah membahas dengan Kadis Tata Ruang, Kadis P2B, dan Kadis Perumahan agar IMB baru dapat memaksa bangunan yang ada dengan karakter Betawi dimunculkan," kata Jokowi.



Editor :Ana Shofiana Syatiri

Sekedar komentar kepada Bamus Betawi :

Makanye, laen kali, jangan buru-buru nolak dulu ye.
Bukan sesuku yang penting cang, tapi gimane kerjanye.