Senin, 02/09/2013 20:26 WIB
Kisah Menag dan Azan Zuhur di Tasikmalaya
Kristiadi - detikNews
Tasikmalaya - Menag Suryadharma Ali tersinggung. Saat dia tengah memberi ceramah, tanpa aba-aba atau imbauan dari proyokoler tiba-tiba saja dipotong azan Zuhur. Peristiwa ini terjadi di Masjid Agung Baiturrahman, Singaparna, Tasikmalaya.
Ketika itu Surya, Senin (2/9/2013) tengah memberi paparan. Saat asyik memberi pencerahan, muazin tiba-tiba mengumandangkan azan Zuhur. Tak ada pemberitahuan dari protokoler acara. Bisik-bisiknya, petugas protokoler ini tak enak mengingatkan sang menteri soal waktu azan. Maklum saat itu pemaparan tengah seru-serunya.
Surya, ketika itu berpidato usai acara pemberian bantuan kepada Kantor Kementrian Agama Wilayah Tasikmalaya, MUI, dan mantan anggota Ahmadiyah. Surya yang dipotong pidatonya terlihat kaget dan menghentikan pidatonya. Selama kumandang azan berlangsung, dirinya hanya terdiam beberapa menit sambil berdiri di depan jemaah.
Usai azan selesai, Surya terlihat menenggak segelas air. Ada gurat kecewa di wajahnya. Surya langsung menutup pidatonya, ketika azan selesai dilantunkan. Dia segera kembali ke barisan
mustami.
Didampingi Bupati Tasikmalaya Uu Ruzhanul Ulum dan sejumlah pejabat dari Pemkab Tasikmalaya dan Kementrian Agama, Surya sempat menegur panitia dan protokoler setempat.
Sejumlah petugas protokoler dari Setda Kabupaten Tasikmalaya lantas berusaha memberikan penjelasan. Namun Surya bergegas meninggalkan masjid, tanpa mengikuti salat berjamaah di masjid itu.
"Biar jangan dihentikan, biar saya tuntaskan saja mumpung tidak akan dipotong adzan," papar Surya ketika sejumlah protokoler dan ajudan meminta para wartawan membatasi pertanyaan.
Sementara itu, Bupati Tasikmalaya Uu Ruzhanul Ulum, mengatakan terkait insiden ini menganggap hal ini sebagai miskomunikasi semata.
"Pak Menteri marah, dan kami juga terkena semprot dan dia juga sempat mempertanyakan ketua DKM Mesjid Agung Baiturrahman Singaparna," papar Uu.
Heeehhhhm, mengapa sebagai menteri agama justru marah mendengar azan?
Apakah karena pidatonya terganggu suara azan?
Apakah karena seolah tersindir karena lupa waktunya sholat zuhur?
Apakah karena merasa dirinya menteri maka waktu azan boleh ditunda menunggu beliau selesai?