|
| Monopoli kata 'Allah' | |
| | |
Pengirim | Message |
---|
nothingman Perwira Menengah
Jumlah posting : 1503 Join date : 13.11.12
| Subyek: Re: Monopoli kata 'Allah' 11th February 2014, 16:48 | |
| - Husada wrote:
- nothingman wrote:
- kita sekeluarga sih selalu mendoakan spy dia bisa kembali kpd keluarga Oom, cm mungkin blum saatnya terkabul aj..
Saya dukung. "Mintalah, maka akan kamu terima, carilah, maka kamu akan menemukan, ketuklah, maka pintu akan dibukakan untukmu." Okay Oom, trimakasih skali lg sy ucapkan atas dukungan dan doanya.. - Husada wrote:
Tentang pengalaman Thingman yang dulu, sungguh sangat menarik kalo dikemukakan. Pasti banyak sebab-akibat sampai seperti itu. Tapi, tidak jadi masalah kalo tidak diungkap juga. Kalo benar kenangan Thingman atas hal itu begitu kabur, kalo dipaksakan untuk mengingat justru akan menjadi siksaan. waah, apanya yg menarik Oom..? tp memang baik buruknya pengalaman, cukup kita jdkan pelajaran utk kehidupan kedepannya aj Oom, sebab kita hidup utk masa depan bukan utk masa yg lalu.. Ya klo Oom Husada menganggap pengalaman sy menarik utk dikemukakan, tentu sy nda keberatan kok selama itu nda kita jdkan utk menyalahkan keyakinan/perbuatan org/pihak lain.. utk masalah ingatan sy yg kabur itu cm pd saat mulai mendalami ajaran yg 'berbahaya' sampai ketika sy sadar setelah mendapat pukulan ditengkuk itu Oom.. tp kejadian sesaat sebelum sy pergi meninggalkan rmh krn terpengaruh ajaran tsb, sampe setelah sadar dirumah, sy tetep inget.. jd kejadian apa yg menyebabkan sy pergi selama bbrp bulan tsb, kejadian waktu ngamuk, sy bener2 nda inget dan nda tau apa2 Oom.. nda tau jg knp sy nda tau/inget kejadian selama bbrp bulan itu, mungkin spt orang yg terhipnotis/kesurupan gtu kali ya, jd nda inget kejadian apa2 sewaktu berada dlm keadaan terhipnotis.. jd kejadian yg mana nih yg dianggap Oom Husada menarik..? yg sebelum sy 'minggat' atau sesudah sy terbangun dr pingsan digebuk adik sy..? sejauh apa yg sy ingat sih pasti akan sy ceritakan Oom.. sy nda perlu merasa sedih ataupun susah lg, apa lg sampe merasa tersiksa sebab spt yg dikatakan romo sewaktu pengakuan dosa, sy sudah kembali kedalam pelukan Bapa kita Yesus Kristus, maka bersuka-cita dan bergembiralah.. Syalom, | |
| | | Husada Global Moderator
Jumlah posting : 4981 Join date : 07.05.11
| Subyek: Re: Monopoli kata 'Allah' 11th February 2014, 17:21 | |
| Damai sejahtera Tuhan Jesus Kristus menyertaimu Thingman.
Justru yang sangat menarik bagi saya adalah peristiwa selama minggat itu. Urutan kedua yang menarik adalah pengalaman Thingman beberapa hari/minggu sebelum minggat.
Saya menduga, alur pengalaman Thingman pada masa-masa itu akan seperti cerita felem.
Damai, damai, damai. | |
| | | nothingman Perwira Menengah
Jumlah posting : 1503 Join date : 13.11.12
| Subyek: Re: Monopoli kata 'Allah' 12th February 2014, 16:53 | |
| - Husada wrote:
- Damai sejahtera Tuhan Jesus Kristus menyertaimu Thingman.
Justru yang sangat menarik bagi saya adalah peristiwa selama minggat itu. Urutan kedua yang menarik adalah pengalaman Thingman beberapa hari/minggu sebelum minggat.
Saya menduga, alur pengalaman Thingman pada masa-masa itu akan seperti cerita felem.
hahahaha.. Oom Husada bisa aj, nti sy buat sinetronnya.. Naah, bagian yg itu bener2 sy sdh tidak ingat lg Oom, begitu pula bbrp minggu sblm minggat sudah sangat samar, paling yg sy ketahui ya dr cerita adik dan ortu aj, sy jg sulit mempercayainya krn bener2 lupa/tidak ingat.. kata mereka sih sblm minggat dulu, omongan sy udah 'ngaco' gitu.. mirip2 omongannya para terorist yg ketangkep itu deh, ngatain ortu dan adik kafir lah, mereka bakalan dilaknat Awloh dan dijeburin neraka lah.. sy klo dengerin cerita mereka cuma bisa ketawa dan nda mempercayainya, wong sy bener2 nda inget lg.. sy baru 'agak' percaya omongan mereka waktu kita sekeluarga berkunjung ke rmh sodara sepupu yg 'tersesat' itu Oom Hus.. sy kemudian mikir jangan2 sy dulu jg spt itu.. Syalom, | |
| | | bruce Global Moderator
Jumlah posting : 9231 Join date : 27.01.11
| Subyek: Re: Monopoli kata 'Allah' 12th February 2014, 17:04 | |
| - Quote :
- sy kemudian mikir jangan2 sy dulu jg spt itu..
Nah, kira kira seperti itulah jika berani coba coba minum 'cukrik' | |
| | | Husada Global Moderator
Jumlah posting : 4981 Join date : 07.05.11
| Subyek: Re: Monopoli kata 'Allah' 12th February 2014, 17:48 | |
| 'Cukrik' memang bikin masalah. Jauhi. Thingman, saya ikut prihatin terhadap sepupu Thingman itu. Sudah tertutupkah semua jalan berkontak langsung dengannya? Saya kira, dia itu harus diruwat. Cari psikolog/psikiater yang bagus, arahkan dia itu. Mungkin perlu kesabaran dan biaya, tapi itu untuk kebaikan kerabat. Damai sejahtera Tuhan Jesus Kristus menyertaimu sekeluarga besar. | |
| | | Husada Global Moderator
Jumlah posting : 4981 Join date : 07.05.11
| Subyek: Re: Monopoli kata 'Allah' 15th February 2014, 09:07 | |
| - Quote :
- Gereja-gereja seluruh dunia dukung Gereja Katolik Malaysia terkait kata ‘Allah’
[You must be registered and logged in to see this image.] 14/02/2014
The World Methodist Council (WMC) telah memberikan dukungan kepada Gereja Katolik di Malaysia menjelang sidang banding di pengadilan negara itu terkait larangan penggunaan kata Allah.
Permohonan untuk putusan Pengadilan Banding dilakukan pada Oktober lalu dan dijadwalkan akan disidangkan di Pengadilan Federal pada 5 Maret.
Dalam sebuah surat yang ditujukan kepada Christian Federation of Malaysia, Sekjen WMC Uskup Ivan Abrahams menulis, “Putusan itu memungkinkan untuk menciptakan perpecahan yang tidak perlu di antara Kristen dan Muslim di Malaysia.”
Uskup Abrahams mencontohkan bahwa di seluruh dunia, penggunaan kata Allah dalam bahasa asli umat beriman adalah “bukan sesuatu yang para otoritas harus dilihat sebagai mempolitisasi”.
Dia menambahkan bahwa hal ini hanya akan menciptakan preseden mengganggu dan berbahaya.
“Pengadilan Malaysia perlu melihat negara tetangganya Indonesia bahwa orang Kristen dan Muslim menyebut Tuhan dengan Allah, tanpa insiden atau kontroversi,” katanya.
Pekan lalu, Evangelical Lutheran Church in America (ELCA), dalam sebuah surat kepada Dewan Gereja-gereja di Malaysia, menulis bahwa komunitas-komunitas Kristen di dunia Muslim dan di negara-negara di mana kata-kata Arab menyerap ke dalam bahasa local di mana Tuhan selalu disebut sebagai Allah.
“Ini bukan hanya masalah iman, tetapi juga realitas sejarah dan bahasa,” katanya.
Uskup Elizabeth Eaton dari ELCA dalam suratnya tertanggal 5 Februari mengingatkan bahwa Pasal 11 dari Konstitusi Malaysia menetapkan kebebasan beragama.
Bahkan Pelapor Khusus PBB tentang kebebasan beragama dan berkeyakinan, Heiner Bielefeldt, meminta pemerintah Malaysia untuk membatalkan keputusan terkait larangan terhadap mingguan Katolik Herald untuk menggunakan kata tersebut.
Dalam sebuah pernyataan yang dirilis di Jenewa akhir tahun lalu, ia telah memperingatkan bahwa kasus ini mungkin memiliki implikasi yang luas bagi agama minoritas di negeri itu.
“Kebebasan beragama atau berkeyakinan adalah hak manusia, bukan hak negara,” kata Bielefeldt.
The UN Independent Expert tentang isu-isu minoritas Rita Izsak dan Pelapor Khusus PBB tentang kebebasan berekspresi Frank La Rue sependapat dengan seruan Bielefeldt.
Herald memenangkan keputusan Pengadilan Tinggi pada Desember 2009 yang membatalkan larangan Kementerian Dalam Negeri tentang penggunaan kata “Allah” dalam bagian Bahasa Malaysia. Namun, Oktober lalu, Pengadilan Banding membatalkan keputusan itu, dengan mengatakan bahwa kata itu bukan merupakan bagian dari komunitas Kristiani.
Sumber: UCA News Ada juga perasaan bangga mengetahui Uskup Abrahams meminta Pengadilan Malaysia mencontoh Indonesia. | |
| | | Husada Global Moderator
Jumlah posting : 4981 Join date : 07.05.11
| Subyek: Re: Monopoli kata 'Allah' 16th June 2014, 14:43 | |
| Meski lamban, ternyata Malaysia masih mencermati kasus tersebut, dan pemaknaan bahasa mereka mulai terbuka. Ini berita dari [You must be registered and logged in to see this link.] - Quote :
- Pemerintah Malaysia perintahkan untuk mengembalikan Alkitab yang disita
13/06/2014 [You must be registered and logged in to see this image.] Pemerintah Selangor hari ini memerintahkan otoritas keagamaan untuk mengembalikan Alkitab yang disita dari The Bible Society of Malaysia (BSM) menyusul pengumuman kemarin oleh Jaksa Agung bahwa serangan tersebut tidak bisa dibenarkan. Menteri Besar Tan Sri Abdul Khalid Ibrahim mengatakan pihak-pihak yang bertanggungjawab atas urusan agama Sallehin Mukhyi dan penasehat hukum negara Datuk Nik Suhaimi Nik Sulaiman akan membantu Departemen Agama Islam Selangor (Jais) untuk mengembalikan Alkitab. “Salehen Mukhyi dan Jais juga telah diminta untuk memulai diskusi dengan pihak-pihak yang terkena dampak, terutama BSM untuk menyelesaikan perbedaan pendapat mereka secara damai untuk membangun hubungan antaragama yang baik,” kata Khalid dalam sebuah pernyataan singkat. Sebanyak 321 Alkitab dalam bahasa Melayu dan bahasa Iban disita oleh Jais enam bulan lalu dengan alasan bahwa mereka melanggar peraturan Selangor tahun 1988. Tindakan Jais tersebut secara luas dikecam oleh non-Muslim dan Muslim, mengingat bahwa Alkitab dalam bahasa tersebut sudah lama digunakan orang Kristen di Sabah dan Sarawak. Khalid tidak mengatakan secara pasti kapan Alkitab itu harus dikembalikan. Dia mengatakan pemerintah negara bagian itu telah disarankan untuk mengambil langkah yang diperlukan untuk menangani Alkitab yang disita. “Pemerintah Selangor menyambut keputusan Jaksa Agung bahwa tidak ada kasus terhadap Bible Society of Malaysia (BSM) dan tidak akan ada penuntutan (dalam masalah ini),” kata Khalid. Berita penyitaan Alkitab dimulai pada 2 Januari ketika sebuah tim Jais menggerebek kantor BSM di Damansara Kim dan menyita 321 Alkitab berbahasa Melayu dan Iban. Kemudian Presiden BSM Lee Min Choon dan manajer kantor Sinclair Wong ditahan dan dibawa ke kantor polisi. Mereka dibebaskan dengan uang jaminan. Jais mengatakan serangan itu adalah untuk menegakkan peraturan Selangor tahun 1988 yang melarang non-Muslim untuk menggunakan 35 kata Arab termasuk Allah dan Injil. Pemerintah Selangor mengatakan terserah Jaksa Agung untuk memutuskan kasus ini. Jaksa Agung Tan Sri Abdul Gani Patail kemarin mengatakan 321 Alkitab dan Bup Kudus, judul-judul bahasa Melayu dan bahasa Iban, bukan merupakan ancaman bagi keamanan nasional. Gani juga mengatakan bahwa buku-buku itu tidak bertentangan dengan peraturan Selangor tahun 1988. Sumber: UCA News Semoga perkembangan pemahaman yang obyektif semakin mewarnai pemaknaan kawan-kawan Melayu di sana. | |
| | | bruce Global Moderator
Jumlah posting : 9231 Join date : 27.01.11
| Subyek: Re: Monopoli kata 'Allah' 16th June 2014, 17:28 | |
| Suatu kasus yang diangkat oleh pihak pihak yang merasa berhak memonopoli Allah, aneh.. tapi bisa terjadi juga.
Tanya mengapa? ..
| |
| | | Husada Global Moderator
Jumlah posting : 4981 Join date : 07.05.11
| Subyek: Re: Monopoli kata 'Allah' 17th June 2014, 09:56 | |
| Menurut tesis di pikiran saya, itu terjadi karena 'penemu' agama anutannya berhasil mengkerangkeng pemahaman penjunjungnya. Menjadi aneh, pada masa sekarang, dimana berbagai informasi sudah mudah diperoleh dari internet, tetapi para penjunjung 'penemu' agama itu masih terkungkung. Tidak berkenan beringsut dari apa yang diajarkan oleh guru agamanya. Membutakan mata pada realitas yang ada. Justru menuding bahwa informasi di internet itu adalah kerja iblis. Dalam hal berita Pemerintah Malaysia perintahkan untuk mengembalikan Alkitab yang disita di atas, saya pandang bahwa pemahaman obyektif telah mulai berterima di akal Pemerintah Malaysia. Mereka sudah memahami bahwa tidak suatu kata apapun yang menjadi monopoli komunitas tertentu. Semua komunitas bebas menggunakan kata apa saja. Tentu dengan konsekuensi masing-masing. Meskipun tiap orang bebas menggunakan kata apa saja, namun kalau mengatakan suatu kata penghinaan kepada pihak lain, maka orang yang menghina itu harus menerima konsekuensinya. Kalau kembali ke pertanyaan, mengapa bisa ada pihak yang merasa berhak memonopoli suatu kata? Menurut saya, karena kepicikan. Seperti katak di bawah tempurung, yang merasa bahwa dunia hanya sejauh yang dapat dilihat, yaitu sebesar tempurung yang menyungkupnya. Menjadi luar biasa, ketika sudah ditunjukkan dunia di luar tempurung, namun keukeuh menganggap bahwa dunia hanya seluas tempurung. Tidak mau menerima fakta yang sudah terbeber dengan terang-benderang. Karena di tempurungnya, pihak yang berhak menggunakan kata tertentu hanya komunitasnya, maka tiap orang dari komunitas lain tidak berhak menggunakan kata dimaksud. Meski sudah ditunjukkan bahwa ada komunitas lain di luar komunitasnya sudah menggunakan kata tersebut jauh-jauh hari, dia sempat menganggap bahwa tidak ada komunitas lain selain yang ditempurungnya. Syukur, akhirnya 'mata' mereka mulai melek. Bahwa masih ada komunitas lain di luar komunitas tempurungnya. Bahwa komunitas lain juga punya kebebasan menggunakan kata dimaksud. Bahwa meski punya lafal yang sama, denotasi dan konotasi di pemahaman tidak harus sama. "Taraje" kata orang Betawi, "taraje" kata orang Sunda, meski berbunyi sama, tetapi bermakna beda. Orang Betawi tidak punya kewenangan melarang Orang Sunda berkata "taraje", demikian sebaliknya Orang Sunda tidak berhak melarang Orang Betawi berkata "taraje". Semoga obyektivitas semakin meluas. Hidup obyektivitas. | |
| | | bruce Global Moderator
Jumlah posting : 9231 Join date : 27.01.11
| Subyek: Re: Monopoli kata 'Allah' 17th June 2014, 10:35 | |
| Maka, masih herankah kita jika menyaksikan di seluruh muka bumi, justru di tempat tempat mereka adalah mayoritas, selalu bergejolak dan memakan korban jiwa? Sampai bosan rasanya mengangkat issue kekerasan seperti itu. Karena selalu terjadi di banyak tempat, dengan kultur yang sama dan seragam.
Aneh..... | |
| | | Husada Global Moderator
Jumlah posting : 4981 Join date : 07.05.11
| Subyek: Re: Monopoli kata 'Allah' 17th June 2014, 11:35 | |
| Seharusnya, tidak heran sih.
Justru harus selalu berusaha mengemukakan bahwa masih banyak hal lain selain yang telah mereka ketahui. Yang paling penting saya pikir, menunjukkan kepada mereka bahwa junjungan mereka itu terpaut berabad-abad dari masa Perjanjian Lama. Bahkan masa Perjanjian Lama sudah tergenapi oleh Yesus Kristus, sehingga mengembalikan zaman ke zaman Perjanjian Lama adalah kemunduran. Sekarang sudah zaman Perjanjian Baru, dan sejak kelahiran Yohanes Pembaptis, sudah dikatakan, WAKTUNYA SUDAH DEKAT.
Semoga pandangan manusia semakin melihat kebenaran yang sebenarnya sudah di sekitar dirinya, dan harusnya diterima dengan suka cita, bukan mengisolasi diri dengan keterkungkungan seperti katak dalam tempurung. | |
| | | Husada Global Moderator
Jumlah posting : 4981 Join date : 07.05.11
| Subyek: Re: Monopoli kata 'Allah' 24th June 2014, 07:45 | |
| Ternyata, umat Kristen Malaysia kembali tidak boleh leluasa menggunakan kata 'Allah'. Mahkamah Agung Malaysia menguatkan putusan pengadilan rendah, umat Non-Muslim terlarang menggunakan kata 'Allah'. Menyedihkan. - Quote :
Gereja Katolik Malaysia akhirnya tidak boleh gunakan kata ‘Allah’
23/06/2014 [You must be registered and logged in to see this image.] Mahkamah Agung Malaysia pada Senin menolak gugatan orang Kristen atas hak mereka untuk menggunakan kata “Allah”, mengakhiri sengketa hukum bertahun-tahun yang telah menyebabkan ketegangan agama di negara mayoritas Muslim itu. Gereja Katolik telah berusaha menentang larangan pemerintah terkait penggunaan kata Allah dalam surat kabar Katolik, Herald edisi berbahasa Melayu. Tapi, panel tujuh hakim di ibukota administratif Putrajaya memerintah pengadilan yang lebih rendah telah sesuai dengan posisi pemerintah. Dengan demikian, kalangan non-Muslim dilarang untuk menggunakan kata “Allah”. “(Pengadilan Tinggi) menerapkan putusan yang benar, dan tidak ada ruang bagi kami untuk merubah,” kata Ketua Mahkamah Agung Arifin Zakaria. “Karena itu, permohonan ditolak.” S. Selvarajah, salah satu pengacara pihak Gereja, mengatakan putusan itu berarti akhir dari sengketa di pengadilan. “Ini sebuah larangan. Orang non-Muslim tidak boleh menggunakan kata itu,” katanya kepada AFP. Kasus ini telah berlangsung selama bertahun-tahun, menyebabkan kemarahan di kalangan umat Islam, yang mengatakan Kristen melangkahi batas-batas agama, dan keprihatinan di kalangan orang Kristen yang merasa hak mereka berada di bawah ancaman. Editor Herald Pastor Lawrence Andrew mengatakan putusan itu “tidak menyentuh hak-hak dasar kaum minoritas”. “Kami sangat kecewa dengan keputusan ini,” katanya. Di luar pengadilan, ratusan aktivis Muslim bersorak setelah mendengar keputusan tersebut. Sebelumnya, mereka berteriak “Allahu Akbar” dan mengusung spanduk bertuliskan “Bersatu untuk membela nama Allah”. “Saya sangat senang dan bahagia bahwa kami telah memenangkan kasus ini. Saya berharap masalah ini akan dikuburkan,” kata Ibrahim Ali, ketua kelompok hak asasi Perkasa, kepada AFP. “Kami harus membela ‘Allah’ karena ini adalah kewajiban agama kami. Saya berharap masyarakat lain, termasuk orang Kristen, memahami hal ini.” Sengketa pertama meletus tahun 2007 ketika Kementerian Dalam Negeri mengancam akan mencabut izin penerbit Herald kalau masih menggunakan kata Arab dalam edisi bahasa Malayu. Gereja membawa kasus itu ke pengadilan, dengan alasan kata “Allah” telah digunakan selama berabad-abad dalam Alkitab bahasa Melayu dan literatur lain. Tapi pihak berwenang mengatakan menggunakan kata “Allah” dalam literatur non-Muslim bisa membingungkan umat Islam di Malaysia. Sebuah pengadilan banding Oktober lalu memulihkan larangan itu, seraya membatalkan pengadilan yang lebih rendah tahun 2009 karena keputusan berpihak pada Gereja yang telah menyebabkan serangkaian serangan terhadap rumah ibadah. Dua bom molotov dilempar ke sebuah gereja Malaysia pada Januari. Otoritas Islam juga menyita ratusan Alkitab, yang berisi kata “Allah”, dari kelompok Kristen pada Januari. Sumber: AFP/ UCA News | |
| | | bruce Global Moderator
Jumlah posting : 9231 Join date : 27.01.11
| Subyek: Re: Monopoli kata 'Allah' 24th June 2014, 09:39 | |
| Ya sudahlah, ganti saja dengan God, toh Allah bukanlah nama Tuhan. Kalau bisa kata 'God' dipatenkan, jadi kalau ada agama lain yang pakai kata God, langsung bisa dituntut. | |
| | | Husada Global Moderator
Jumlah posting : 4981 Join date : 07.05.11
| Subyek: Re: Monopoli kata 'Allah' 25th June 2014, 09:33 | |
| Hahhaa... kalau begitu, perintah Tuhan Yesus Kristus untuk mendoakan musuh, tidak terjadi. Itu namanya, kita dilempar dengan batu, kemudian kita balas dengan melemparnya dengan batu. | |
| | | bruce Global Moderator
Jumlah posting : 9231 Join date : 27.01.11
| Subyek: Re: Monopoli kata 'Allah' 25th June 2014, 10:50 | |
| - Husada wrote:
- Hahhaa... kalau begitu, perintah Tuhan Yesus Kristus untuk mendoakan musuh, tidak terjadi. Itu namanya, kita dilempar dengan batu, kemudian kita balas dengan melemparnya dengan batu.
Wah, saya sih ngga begitu. kalau dilempar batu, hindari, kemudian ambil batu itu dan pukulkan keras keras berulang kali ke pelempar. | |
| | | Husada Global Moderator
Jumlah posting : 4981 Join date : 07.05.11
| Subyek: Re: Monopoli kata 'Allah' 27th June 2014, 09:52 | |
| Edit, ternyata hanya surat kabar Katolik yang dilarang menggunakan kata "Allah". Syukurlah. - Quote :
Larangan Malaysia tentang kata ‘Allah’ hanya berlaku untuk surat kabar Katolik
25/06/2014 [You must be registered and logged in to see this image.] Putrajaya, pusat administrasi Malaysia mengatakan bahwa putusan Pengadilan Federal pada Senin (23/6) tentang pelarangan penggunaan kata Allah ditujukan hanya untuk mingguan Katolik, Herald. Umat Kristen Malaysia masih bisa menggunakan kata Allah dalam Gereja dan pemerintah tetap berkomitmen dengan “10 butir solusi”, kata pernyataan dari Putrajaya. “Malaysia adalah negara multi-agama dan penting bahwa perbedaan hendaknya dikelola secara damai sesuai dengan aturan hukum dan melalui dialog, saling menghormati dan musyawarah,” katanya. Menteri di Departemen Perdana Menteri Datuk Seri Idris Jala sebelumnya menekankan bahwa Putrajaya memastikan validitas 10 butir solusi tersebut, yang diumumkan pada April 2011. “10 butir solusi dibuat oleh Pemerintah Federal sebagai cara yang adil dan damai untuk mengelola polaritas pandangan di kalangan berbagai kelompok agama, khususnya Kristen dan Muslim, dengan mempertimbangkan hukum negara.” Seperti yang tercantum dalam 10 butir solusi, untuk Sabah dan Sarawak, tidak ada pembatasan tentang cetakan Alkitab impor dan lokal dalam bahasa apapun, termasuk Bahasa Malaysia atau Bahasa Indonesia dan bahasa pribumi (disebut secara kolektif sebagai “Alkitab”), karena Pemerintah mengakui bahwa ada komunitas Kristen yang besar berbasis budaya di dua negara tersebut,” kata dia dalam sebuah pernyataan yang dikeluarkan pada 24 Februari. Pengadilan Federal pada Senin menolak pengajuan banding Gereja terkait larangan Pengadilan Tinggi tentang penggunaan kata Allah di Herald. Sumber: UCA News | |
| | | bruce Global Moderator
Jumlah posting : 9231 Join date : 27.01.11
| Subyek: Re: Monopoli kata 'Allah' 27th June 2014, 09:57 | |
| Maka, berdoalah kepada Allah, selama Allah belum dilarang untuk digunakan.
He he he he | |
| | | Husada Global Moderator
Jumlah posting : 4981 Join date : 07.05.11
| | | | bruce Global Moderator
Jumlah posting : 9231 Join date : 27.01.11
| Subyek: Re: Monopoli kata 'Allah' 27th June 2014, 19:11 | |
| Yaaaah, salah yang lempar batu duluan kan? | |
| | | Husada Global Moderator
Jumlah posting : 4981 Join date : 07.05.11
| Subyek: Re: Monopoli kata 'Allah' 1st July 2014, 14:51 | |
| - Quote :
- Gereja Katolik kecewa dengan putusan pelarangan kata “Allah”
26/06/2014 [You must be registered and logged in to see this image.] Gereja Katolik kecewa dengan penolakan Mahkamah Agung terkait banding yang diajukan oleh Keuskupan Agung Kuala Lumpur untuk mencabut larangan yang dikenakan pada mingguan Katolik, Herald, menggunakan kata ‘Allah’ dalam publikasinya. Para pengacara Gereja Katolik akan mempertimbangkan kemungkinan untuk meminta tinjauan ulang pengadilan. Pertempuran hukum dimulai tahun 2009, dengan banding yang diajukan oleh Herald, setelah larangan tersebut diberlakukan melalui peraturan Kementerian Dalam Negeri. Tahun 2009 keputusan pengadilan yang lebih rendah yang berpihak pada Gereja menimbulkan ketegangan agama. Kemarin Pengadilan Federal, melalui panel tujuh hakim menolak banding Herald, dengan suara 4:3. Pastor Lawrence Andrew, editor Herald, mengatakan ia kecewa dan menyesal atas putusan yang melanggar hak-hak dasar kaum minoritas. Uskup Paul Tan dari Malaka-Johor, ketua presidium Konferensi Waligereja Malaysia, mengatakan bahwa para hakim tidak memihak. “Tapi, keputusan itu dikhususkan bagi Herald. Jadi keputusan ini tidak berarti bahwa non-Muslim tidak dapat menggunakan kata Allah. Misalnya, Sikh dalam tulisan suci mereka menggunakan kata tersebut, juga masyarakat adat dari Sabah dan Sarawak. Para pemimpin Kristen menyatakan tahun 1990 di Kuching, apa pun keputusan pemerintah atau pengadilan, umat Kristiani akan terus menggunakan kata Allah pada ibadat mereka,” kata Uskup Tan. “Ini jelas merupakan keputusan politik. Keputusan ini tidak berdasarkan fakta atau sejarah. Ada alasan politis untuk membenarkan keputusan itu. Ini sangat menyedihkan dan tidak adil bagi kami,” kata Pastor Paul Cheong dari Kuala Lumpur. Ia menambahkan, “Saat ini jalan satu-satunya adalah terus menggunakan kata ‘Allah’ pada ibadat. Umat beriman di Sabah dan Sarawak akan terus menggunakannya. Herald tidak bisa menggunakan kata ini. Tentu saja, radikal Islam menghendaki larangan tersebut berlaku bagi orang Kristen di tingkat nasional, dan itu tidak masuk akal: kita berpikir bahwa orang Kristen di semua negara Islam di dunia menggunakan kata ‘Allah’.” Sumber: UCA News Gereja hanya bisa kecewa. | |
| | | bruce Global Moderator
Jumlah posting : 9231 Join date : 27.01.11
| Subyek: Re: Monopoli kata 'Allah' 1st July 2014, 15:03 | |
| Mau apa lagi? Karena memang sudah sejak awal dikatakan :
Luk 10:3 Pergilah, sesungguhnya Aku mengutus kamu seperti anak domba ke tengah-tengah serigala. | |
| | | Husada Global Moderator
Jumlah posting : 4981 Join date : 07.05.11
| Subyek: Re: Monopoli kata 'Allah' 2nd July 2014, 09:13 | |
| Betul. Kalo saja Gereja menganut sikap seperti kita-kita ini, tentu, setelah kecewa, kita akan mencari terobosan. Coba, majalah yang berfungsi menyampaikan informasi sebagaimana adanya informasi itu, dilarang menggunakan kata. Artinya, informasi yang disampaikan oleh mejalah itu bukan lagi informasi yang utuh, karena kosa kata yang digunakannya dibatasi. Itu sama saja dengan menyuruh orang berteriak, tetapi mulut orang itu disumpal. Bagaimana mau berteriak? Heedeehhh... | |
| | | bruce Global Moderator
Jumlah posting : 9231 Join date : 27.01.11
| Subyek: Re: Monopoli kata 'Allah' 2nd July 2014, 10:50 | |
| Kalau kebiasaan tetangga, membentuk laskar dan memisahkan diri...
| |
| | | Husada Global Moderator
Jumlah posting : 4981 Join date : 07.05.11
| Subyek: Re: Monopoli kata 'Allah' 3rd July 2014, 08:39 | |
| Saya kira, memisahkan diri juga, kalau tetap terlarang menggunakan kata tertentu, ya sama saja. Yang salah ialah pelarangan penggunaan kata tertentu. Memang sih, ada kata-kata yaitu kata-kata fitnah, hujat, caci, dll, terlarang digunakan sembarang. Namun kalau kata-kata yang tidak mengandung 'zat provokasi' terlarang digunakan, berlebihan bangat. | |
| | | bruce Global Moderator
Jumlah posting : 9231 Join date : 27.01.11
| Subyek: Re: Monopoli kata 'Allah' 3rd July 2014, 10:38 | |
| Yah, biar sajalah, kalau kata Allah mau dimonopoli, berikan saja, toh bagi kita Bapa. Asal jangan kata Bapa dimonopli juga.
| |
| | | Sponsored content
| Subyek: Re: Monopoli kata 'Allah' | |
| |
| | | | Monopoli kata 'Allah' | |
|
Similar topics | |
|
| Permissions in this forum: | Anda tidak dapat menjawab topik
| |
| |
| |