Apakah ini bukti emansipasi nyata?

Quote :

Jimmy Hitipeuw | Rabu, 13 Juli 2011 | 06:50 WIB

KOMPAS.com — Seorang pria Rusia yang berniat menggasak sebuah salon kecantikan justru dijadikan sebagai budak seks selama tiga hari setelah berhasil diperdayai oleh wanita yang tak lain adalah pemilik salon dan pemegang sabuk hitam karate.

Dalam pengakuannya ke polisi, Viktor Jasinski (32) menerangkan, rencana awalnya pergi ke salon di Meshchovsk, Rusia, adalah untuk mencuri. Namun, fakta yang ditemuinya justru di luar dugaan, Viktor Jasinski berhasil dirobohkan oleh pemilik salon, Olga Zajac (28), hanya dengan sekali menyarangkan tendangan.

Dalam keadaaan setengah sadar setelah berhasil dilumpuhkan, Jasinski diseret ke sebuah ruang di belakang salon oleh Olga Zajac yang kemudian mengikatnya dengan kabel hair dryer. Viktor Jasinski yang ditahan dengan cara diikatkan dalam kondisi telanjang di sebuah radiator selama tiga hari mengaku tidak diberi makan, kecuali diberi Viagra sebelum akhirnya dibebaskan.

Rupanya Viktor Jasinski tidak dapat menerima perlakuan terhadap dirinya sebagai budak seks. Viktor Jasinski kemudian melaporkan apa yang dialaminya ke polisi.

Menerima laporan tersebut, polisi segera mendatangi salon Olga Zajac. Namun, apa yang dikatakannya kepada polisi?

"Dasar kurang ajar. Ya, kami memang berhubungan seks beberapa kali. Tapi saya membelikannya beberapa celana jins, memberikannya makan, dan bahkan uang 1.000 rubel sebelum dia pergi," kata Olga Zajac.

Alhasil, berdasarkan keterangan yang didapatkan polisi, baik Viktor Jasinski maupun Olga Zajac saat ini ditahan.

Nah, ini baru berita, weleh weleh......

wkwkwkwkwk

Jadi, lain kali kalau ke salon hai hati, jangan sampai diperlakukan seperti itu bro, kalau di Indonesia anda tidak akan mungkin melaporkan sudah diperkosa oleh wanita, he he he.

bruce wrote:

Jadi, lain kali kalau ke salon hai hati, jangan sampai diperlakukan seperti itu bro, kalau di Indonesia anda tidak akan mungkin melaporkan sudah diperkosa oleh wanita, he he he.

saya cukur ditempat cukur yang biasa2, Om...
sekali cukur goceng, gak mampu cukur disalon...

T2Y wrote:

saya cukur ditempat cukur yang biasa2, Om...
sekali cukur goceng, gak mampu cukur disalon...

DI bawah pohon rindang di dekat lapangan atau taman ya T2Y? Sama donk.

Husada wrote:

T2Y wrote:

saya cukur ditempat cukur yang biasa2, Om...
sekali cukur goceng, gak mampu cukur disalon...

DI bawah pohon rindang di dekat lapangan atau taman ya T2Y? Sama donk.

tapi rame, Om... :)
kemarin saja saya harus tunggu hampir 30 menit baru dapat giliran.

Quote :

tapi rame, Om... :)
kemarin saja saya harus tunggu hampir 30 menit baru dapat giliran.

Betul, ramai. Dan menurut saya, tidak menganut eksklusifisme seperti yang terkandung pada salon. Potong rambut di bawah pohon rindang, menghadap ke lapangan, menikmati angin sepoi,wah... uwenaak thennaaan. Potong rambut di salon, seolah ingin menutup diri.

Tapi mungkin itu perasaan saya saja ya?