Jelang Imlek, Patung Dewa-Dewi Dimandikan
Penulis : Kontributor Pamekasan, Taufiqurrahman | Selasa, 5 Februari 2013 | 15:47 WIB
[Only mods are allowed to see this image]Rohaniawan di Vihara Avalokitesvara Pamekasan, memandikan patung dewa-dewi jelang perayaan Imlek ke 2.564.
PAMEKASAN, KOMPAS.com—Menjelang perayaan Imlek yang ke-2.564, Vihara Avalokitesvara di Dusun Candi, Desa Polagan, Kecamatan Galis, Kabupaten Pamekasan, mulai melakukan bersih-bersih.
Semua bangunan ibadah yang ada di dalam kompleks Vihara turut dibersihkan. Beberapa cat yang sudah memudar, dicat ulang agar tampak indah dan baru, Selasa (5/02/2013).
Para rohaniawan di Vihara itu memandikan patung dewa-dewi yang dipajang di dalam altar. Patung-patung yang berdebu, satu persatu dibersihkan agar pada puncak perayaan Imlek sudah terlihat segar.
Imam Santoso, salah satu rohaniawan Vihara meyakini,
pada hari Selasa kemarin malaikat yang berdiam di dalam patung-patung itu sedang naik ke langit. Sehingga patung-patung itu dalam keadaan "kosong" dan harus dimandikan.
"Proses memandikan patung ini rutin dilakukan setiap tahun menjelang puncak perayaan Imlek," katanya.
Prosesi memandikan patung dewa-dewi itu
dilakukan layaknya pada manusia. Ada
beberapa jenis bunga yang dimasukkan ke air. Sebelum dikeramasi, patung dibersihkan dari debu, kemudian disemprot air campur deterjen agar kotorannya luntur.
Setelah dikira bersih dari debu, patung-patung tersebut dimasukkan ke tiga bak berisi air campur berbagai rupa kembang sebagai proses finishing ritual memandikan. Patung yang sudah dimandikan, kemudian dikeringkan di atas handuk bersih.
Sementara itu, Kosala Mahinda, penjaga Vihara mengatakan, puncak perayaan Imlek 10 Februari mendatang, tidak diramaikan dengan berbagai hiburan seperti barongsai, tari-tarian dan drama semalam suntuk seperti pada perayaan tahun-tahun sebelumnya.
"Kita akan rayakan secara sederhana saja, yang penting sembahyangnya dilakukan secara hikmad," ungkapnya.
Pada Imlek tahun ini, ada pesan moral yang hendak disampaikan kepada seluruh umat manusia di muka bumi. Di antaranya seluruh umat manusia harus hidup penuh damai, tentram, harmonis, serasi serta toleransi. Tanpa itu semua, umat manusia akan hidup tidak manusiawi dan timbul kekacauan.
"Intinya semua umat manusia ini adalah satu, yakni ciptaan Tuhan, meskipun berbeda dalam kehidupannya. Oleh karenanya, kedamaian harus diciptakan di muka bumi ini," terang Imam Santoso.
Hal senada dikatakan Kosala. Menurutnya, beberapa tahun ini sering terjadi bencana di muka bumi, seperti banjir, tsunami, kebakaran, gempa bumi dan sebagainya. Dengan momentum Imlek, seluruh umat manusia hendaknya bersama-sama meminta kepada Tuhan yang Maha Esa, agar dijauhkan dari segala bencana.
Editor :Farid Assifa
Lho, katanya ngga mau disebut menyembah patung, katanya patung itu cuma sebagai pelambang saja.
Benernya gimana? Dipercaya ada 'isi'nya atau cuma sekedar patung keramik?