|
| Doktrin Calvinist | |
|
+8heinskle leonardo Limited epafras samiaji Djo Husada bruce 12 posters | |
Pengirim | Message |
---|
bruce Global Moderator
Jumlah posting : 9231 Join date : 27.01.11
| Subyek: Doktrin Calvinist 19th August 2011, 20:12 | |
| Doktrin
Teologi Calvinis kadang-kadang diidentifikasi dengan lima poin Calvinisme, atau disebut juga doktrin rahmat, yang merupakan sebuah respon poin demi poin terhadap lima poin dari Remonstrans Arminian (lihat Sejarah perdebatan Calvinis-Arminian) dan yang berfungsi sebagai sebuah ringkasan dari keputusan yang dihasilkan oleh Sinode Dort tahun 1619. Calvin sendiri tidak pernah digunakan seperti model dan tidak pernah diperangi secara langsung oleh Arminianisme.
Kelima poin itu berfungsi sebagai ringkasan perbedaan antara Calvinisme dan Arminianisme, tetapi bukan sebagai ringkasan lengkap dari tulisan Calvin atau teologi gereja-gereja Reformed pada umumnya. Dalam bahasa Inggris, kadang-kadang dikenal dengan singkatan TULIP:
Total depravity (Kerusakan total) Kerusakan total (juga disebut kebejatan total atau ketidakmampuan mutlak) adalah doktrin teologi yang berasal dari konsep Agustinian mengenai dosa asal. Ini adalah ajaran bahwa, sebagai konsekuensi dari kejatuhan manusia, setiap manusia lahir ke dunia dalam keadaan diperbudak untuk melayani dosa dan, terlepas dari Anugerah Allah, seseorang sama sekali tidak bisa memilih untuk mengikuti Tuhan atau memilih untuk menerima keselamatan yang ditawarkan.
Unconditional election (Pemilihan tanpa syarat) Pemilihan tanpa syarat adalah ajaran Calvinis bahwa sebelum Allah menciptakan dunia, Ia telah memilih untuk menyelamatkan beberapa orang sesuai dengan kerelaan kehendak-Nya tidak berdasarkan kondisi yang berkaitan dengan orang-orang. Pemilihan tanpa syarat diambil dari doktrin keselamatan yang diadopsi oleh Agustinus dari Hippo, yang pertama kali dikodifikasi pada Pengakuan Belgic (1561), ditegaskan kembali dalam Kanon dari Dort (1619), yang berasal dari Kontroversi Quinquarticular, dan direpsentasikan dalam berbagai pengakuan Reformasi seperti Standar Westminster (1646). Pemilihan tanpa syarat merupakan salah satu dari lima poin Calvinisme dan sering dikaitkan dengan predestinasi.
Limited atonement (Penebusan terbatas) Penebusan terbatas atau "penebusan yang pasti" (Inggris: limited atonement atau "definite atonement") adalah doktrin dalam teologi Kristen yang terutama berkaitan dengan tradisi Reformed dan merupakan salah satu dari lima poin Calvinisme. Doktrin ini menyatakan bahwa penebusan substitusionari Yesus Kristus di kayu salib adalah terbatas hanya pada lingkup untuk orang-orang pilihan yang telah dipredestinasikan Allah untuk keselamatan. Para Calvinis berpendapat bahwa penebusan itu cukup untuk semua manusia tetapi efisien untuk umat pilihan.
Irresistible grace (Anugerah yang tidak dapat ditolak) Anugerah tidak dapat ditolak (bahasa Inggris: Irresistible Grace) adalah doktrin dalam teologi Kristen terutama terkait dengan Calvinisme, yang mengajarkan bahwa anugerah keselamatan Allah secara efektif diterapkan untuk siapa (umat pilihan) yang Ia tentukan untuk selamat, dan pada saat yang ditentukan Tuhan, menaklukkan perlawanan mereka untuk mematuhi panggilan Injil, membawa mereka kepada iman di dalam Kristus.
Perseverance of the saints (Ketekunan orang-orang kudus) Ketekunan orang-orang kudus (bahasa Inggris: Perseverance of the saints), adalah ajaran Kristen bahwa sekali seseorang diselamatkan mereka tidak akan pernah bisa kehilangan keselamatan mereka. Ajaran ini biasa dikenal juga sebagai "sekali selamat, tetap selamat", yang dalam bahasa Inggris dikenal dengan akronim "OSAS" (Once Saved, Always Saved).
Meskipun ini urutannya berbeda daripada Kanon dari Dort. Inti dari penegasan kanon ini adalah bahwa Allah mampu menyelamatkan setiap orang yang kepadanya telah diberikan rahmat dan bahwa apa yang dilakukan-Nya tidak dapat digagalkan oleh kefasikan atau ketidakmampuan manusia.
Mungkin ada yang bersedia menambahkan atau merevisi jika ada yang keliu? Silahkan...
| |
| | | Husada Global Moderator
Jumlah posting : 4981 Join date : 07.05.11
| Subyek: Re: Doktrin Calvinist 7th September 2011, 17:17 | |
| - Quote :
TULIP: Total depravity (Kerusakan total) Unconditional election (Pemilihan tanpa syarat) Limited atonement (Penebusan terbatas) Irresistible grace (Anugerah yang tidak dapat ditolak) Perseverance of the saints (Ketekunan orang-orang kudus)
Baru tahu. No comment. Hanya saja kalau demikian, perkataan Yesus Kristus yang mengajari untuk mencari, meminta, dan menngetuk mejadi sia-sia dong? | |
| | | bruce Global Moderator
Jumlah posting : 9231 Join date : 27.01.11
| Subyek: Re: Doktrin Calvinist 7th September 2011, 18:59 | |
| Prinsipnya sih, doktrin yang aneh aneh banyak sekali bro.
:) | |
| | | Husada Global Moderator
Jumlah posting : 4981 Join date : 07.05.11
| Subyek: Re: Doktrin Calvinist 8th September 2011, 15:04 | |
| He'eh.
Menurut pemahaman saya, kalau doktrin Calvin yang TULIP diatas diimani dan dilaksanakan, kayaknya tidak akan banyak kegunaan usaha manusia, entah demi kebaikan, apalagi demi keburukan. Sebab, segala sesuatu sudah dipatok, ditetapkan, ditentukan. Kalau sudah demikian, maka menurut saya, hidup menjadi tidak hidup alias seperti robot.
Tapi, ada bahkan banyak juga penganut doktrin seperti itu ya? | |
| | | Djo Perwira Pertama
Jumlah posting : 794 Join date : 28.01.11
| Subyek: Re: Doktrin Calvinist 9th September 2011, 15:52 | |
| - bruce wrote:
- Prinsipnya sih, doktrin yang aneh aneh banyak sekali bro.
:) Apakah doktrin tulip diatas juga termasuk salah satu dari doktrin yg aneh2 tsb om ? :) | |
| | | Djo Perwira Pertama
Jumlah posting : 794 Join date : 28.01.11
| Subyek: Re: Doktrin Calvinist 9th September 2011, 16:11 | |
| - Husada wrote:
- He'eh.
Menurut pemahaman saya, kalau doktrin Calvin yang TULIP diatas diimani dan dilaksanakan, kayaknya tidak akan banyak kegunaan usaha manusia, entah demi kebaikan, apalagi demi keburukan. Ambil contoh perintah amanat agung yg Yesus berikan kepada kita. Jika memang keselamatan itu telah ditetapkan pada awalnya bagi tiap2 orang, mengapa Yesus memerintahkan kita utk menjangkau jiwa2 utk menjadikan mrk murid Kristus ? Bukankah ada tertulis bahwa Tuhan lah yg memilih kita dan bukan kita yg memilih Tuhan ? Jadi apa gunanya kita menjadi penjala manusia dgn membuat Pos2 Pekabaran Injil jika ternyata apa yg kita lakukan sesungguhnya tidak dapat menarik orang lain utk menerima Yesus sbg Tuhan JIKALAU bukan Roh Kudus sendiri yg menggerakkan hati org tsb. Kalau saya pribadi, dlm menjalankan amanat agung itu, lebih kepada belajar utk taat kepada perintah Tuhan. Pokoknya kalau Tuhan suruh beritakan injil, ya laksanakan saja meskipun secara manusia kita tahu bahwa apa yg kita lakukan itu adalah percuma belaka jika tanpa pertolongan Roh Kudus. - Husada wrote:
- Sebab, segala sesuatu sudah dipatok, ditetapkan, ditentukan. Kalau sudah demikian, maka menurut saya, hidup menjadi tidak hidup alias seperti robot.
Tapi, ada bahkan banyak juga penganut doktrin seperti itu ya? Om Husada, kalau boleh tahu, sejak kapan anda jadi penganut katolik ? Sejak lahir ? atau ditengah2 perjalanan hidup anda ? Apakah anda memilih sendiri utk menjadi katolik ? atau anda merasa "dipatok" krn kebetulan lahir didalam keluarga katolik ? | |
| | | Husada Global Moderator
Jumlah posting : 4981 Join date : 07.05.11
| Subyek: Re: Doktrin Calvinist 9th September 2011, 16:36 | |
| - Quote :
- Om Husada, kalau boleh tahu, sejak kapan anda jadi penganut katolik ?
Sejak lahir ? atau ditengah2 perjalanan hidup anda ?
Apakah anda memilih sendiri utk menjadi katolik ? atau anda merasa "dipatok" krn kebetulan lahir didalam keluarga katolik ?
Damai bagimu Djo. Kayaknya sudah pernah saya posting deh. Tapi tidak apa. Saya menjadi warga Katolik sejak berusia 12 tahun. Sekarang usia saya baru balita (bawah limapuluh tahun). Saat saya menjadi warga Katolik, karena ikut ortu. Justru pada usia 14, saya ingin menjadi warga Adventist, batal kerna ortu juga, katanya, selama saya masih 'menetek' pada mereka maka saya harus ikut mereka. Pada usia 20-an, saya pernah ingin memeluk Islam, mencoba membaca Al Qur'an dan Terjemahannya terbitan Departemen Agama tahun 1966. Belum sempat khatam, tersimpul dalam benak saya bahwa banyak kisah yang hampir sama namun tidak identik antara apa yang saya temui di Alkitab dengan yang di Al qur'an dan Terjemahannya. Saya berhenti membaca Al Qur'an dan Terjemahannya. Gitu riwayat ringkasnya Djo. Damai bagimu. | |
| | | Djo Perwira Pertama
Jumlah posting : 794 Join date : 28.01.11
| Subyek: Re: Doktrin Calvinist 9th September 2011, 17:14 | |
| - Husada wrote:
Kayaknya sudah pernah saya posting deh. Tapi tidak apa. Saya menjadi warga Katolik sejak berusia 12 tahun. Sekarang usia saya baru balita (bawah limapuluh tahun). Saat saya menjadi warga Katolik, karena ikut ortu. Justru pada usia 14, saya ingin menjadi warga Adventist, batal kerna ortu juga, katanya, selama saya masih 'menetek' pada mereka maka saya harus ikut mereka.
Pada usia 20-an, saya pernah ingin memeluk Islam, mencoba membaca Al Qur'an dan Terjemahannya terbitan Departemen Agama tahun 1966. Belum sempat khatam, tersimpul dalam benak saya bahwa banyak kisah yang hampir sama namun tidak identik antara apa yang saya temui di Alkitab dengan yang di Al qur'an dan Terjemahannya. Saya berhenti membaca Al Qur'an dan Terjemahannya.
Gitu riwayat ringkasnya Djo.
Damai bagimu. Jadi menurut om, iman katolik yg sekarang om miliki itu karena pilihan om sendiri, atau karena sudah ada yg "mematoknya" ? :) | |
| | | bruce Global Moderator
Jumlah posting : 9231 Join date : 27.01.11
| Subyek: Re: Doktrin Calvinist 9th September 2011, 17:52 | |
| - Quote :
- Jadi menurut om, iman katolik yg sekarang om miliki itu karena pilihan om sendiri, atau karena sudah ada yg "mematoknya" ?
Kalau boleh ikut nimbrung, saya menjadi Katolik karena pilihan yang saya buat secara sadar bro. | |
| | | Djo Perwira Pertama
Jumlah posting : 794 Join date : 28.01.11
| Subyek: Re: Doktrin Calvinist 10th September 2011, 12:29 | |
| - bruce wrote:
-
- Quote :
- Jadi menurut om, iman katolik yg sekarang om miliki itu karena pilihan om sendiri, atau karena sudah ada yg "mematoknya" ?
Kalau boleh ikut nimbrung, saya menjadi Katolik karena pilihan yang saya buat secara sadar bro.
Betul om. Saya pun demikian, meskipun pada awalnya hanya merupakan "agama turunan. Tapi ada ayat yg jg tdk bisa kita lupakan. Yoh 15:16 Bukan kamu yang memilih Aku, tetapi Akulah yang memilih kamu. Dan Aku telah menetapkan kamu, supaya kamu pergi dan menghasilkan buah dan buahmu itu tetap, supaya apa yang kamu minta kepada Bapa dalam nama-Ku, diberikan-Nya kepadamu. Dilihat dari sudut pandang free will, menjadi pengikut Kristus adalah pilihan kita sendiri. Dilihat dr sudut pandang predestinasi, bahwa Allah memang telah memilih dan menetapkan kita menjadi anak2nya. Jadi kalau menurut saya, freewill kita bersinergi dgn predestinasi Allah utk mencapai apa yg diinginkan Nya. Jadi rasanya kurang tepat jika doktrin predestinasi ini dianggap membuat manusia menjadi seperti robot yg tidak memiliki pilihan2 dlm hidupnya. | |
| | | bruce Global Moderator
Jumlah posting : 9231 Join date : 27.01.11
| Subyek: Re: Doktrin Calvinist 10th September 2011, 13:03 | |
| - Quote :
- Dilihat dari sudut pandang free will, menjadi pengikut Kristus adalah pilihan kita sendiri.
Dilihat dr sudut pandang predestinasi, bahwa Allah memang telah memilih dan menetapkan kita menjadi anak2nya.
Jadi kalau menurut saya, freewill kita bersinergi dgn predestinasi Allah utk mencapai apa yg diinginkan Nya.
Jadi rasanya kurang tepat jika doktrin predestinasi ini dianggap membuat manusia menjadi seperti robot yg tidak memiliki pilihan2 dlm hidupnya. Betul bro, tetapi kita harus melihat 'fakta' yang terjadi dalam kehidupan kita ini, setiap pribadi 'memilih' dan 'menentukan' secara 'bebas' aliran bahkan agama yang akan dianutnya. Bahkan seseorang 'bisa dengan bebas' berubah aliran bahkan agama sesuai perkembangan imannya kemudian. Barulah setelah seseorang mengimani agamanya, dia mendapat penjelasan bahwa memang dia sudah 'dipilih dan ditentukan' untuk memperoleh 'keselamatan' yang sesuai dengan apa yang dipercayainya. Tetapi apakah benar seperti itu? Lantas bagaimana jika seseorang kelak dengan pergulatannya ternyata melepas imannya dan beralih agama? Apa kemudian kita menilai bahwa sebenarnya orang itu tidak ditentukan selamat? Bagaimana jika kemudian di menjelang akhir hidupnya dia bertobat dan kembali mengimani agamanya? Apa kemudian kita menyatakan bahwa sebenarnya dia ditentukan selamat? Apakah mungkin bolak balik seperti itu sudah ditentukan juga? Syalom | |
| | | samiaji Calon Perwira
Jumlah posting : 392 Join date : 26.02.11 Age : 46
| Subyek: Re: Doktrin Calvinist 10th September 2011, 14:27 | |
| Menurut saya pada saat dikatakan "Allah menetapkan" itu lebih berarti "Allah telah mengetahui jalan hidup dan pilihan-pilihan yang dibuat oleh seseorang". Karena Allah sudah tahu seluruh jalan cerita, maka dia menetapkan seseorang itu akan menjadi apa atau bagaimana...
Yang satu ada di dalam sistem (sedang menjalani sejarah/waktu) Yang Satu berada di luar sistem, mengamati namun juga ikut berpartisipasi dalam sistem, serta berkuasa atas sistem
Analogi: Seorang visioner dapat melihat sesuatu sebelum benda tersebut ada/dibuat.. Seorang pelatih bola yang menetapkan susunan pemain dapat membayangkan bagaimana performa tim nya nanti.. Apalagi Allah yang Maha Mengetahui, yang bahkan memang mengetahui akhir segala sesuatu.
Salam | |
| | | bruce Global Moderator
Jumlah posting : 9231 Join date : 27.01.11
| Subyek: Re: Doktrin Calvinist 10th September 2011, 17:44 | |
| Mengetahui adalah suatu keniscayaan jika kita mengakui Kemahatahuan Tuhan. Kita percaya dan mengimani bahwa Tuhan mengetahui apa yang akan terjadi pada seseorang bahkan jauh sebelum orang itu lahir ke dunia.
Tetapi Mahatahu ini berbeda dengan 'merekayasa' sesuatu sesuai dengan kemahatahuaanNya. Ia tidak akan menentukan seseorang gagal ataupun selamat. Karena Tuhan menghendaki semua orang selamat pada akhirnya. Tetapi betul jika dikatakan bahwa Ia mengetahui secara persis siapa saja yang akan selamat dan tidak selamat. Dalam hal ini freewill manusia lah yang bertanggung jawab terhadap pilihan yang dibuat oleh si manusia itu sendiri, Tuhan tidak pernah menentukan seseorang untuk tidak selamat.
Syalom
| |
| | | Husada Global Moderator
Jumlah posting : 4981 Join date : 07.05.11
| Subyek: Re: Doktrin Calvinist 11th September 2011, 11:09 | |
| - Djo wrote:
- Jadi menurut om, iman katolik yg sekarang om miliki itu karena pilihan om sendiri, atau karena sudah ada yg "mematoknya" ? :)
Sekarang ini, saya dengan yakin menyatakan bahwa itu adalah pilihan saya, mengingat tadinya saya hendak memilih Adventist, dan juga Islam, tetapi rasa hormat pada orang tua lebih kuat daripada pemilihan agama, maka saya tetap di Katolik. Ternyata, di perjalanan waktu, dengan membaca dan bertanya tentang banyak hal, saya menetapkan pilihan sebagai penganut Katolik. Ngomong-ngomong, saya sempat ingin pindah ke Adventist, karena ketika saya 'dipenjarakan' oleh orang tua di persekolahan Adventist, kepada saya disodorin 'daftar dosa' Katolik, dan ditunjukkan Kitab Imamat, khususnya Pasal 11. Karena itu, dengan pikiran yang masih belia, saya ingin menjadi penganut Adventist, tetapi dihalangi oleh orang tua. Selanjutnya, pada saat usia 20-an, ketika saya i n the cost di rumah seorang perwira polisi yang mempunyai perpustakaan keluarga, saya menemukan Al Qur'an dan Terjemahannya, terbitan Departemen Agama Tahun 1966. Semula saya tertarik ingin menganut Islam karena kedisiplinannya melakukan sembayang. Namun, karena dengan membaca Al Qur'an dan Terjemahan itu, mungkin kesimpulan saya terlalu dini, tapi tersimpul bahwa Al Qur'an yang saya baca itu mengidap kebencian, sama dengan Adventist yang mengidap kebencian secara kgusus kepada Katolik. Jadi, sekali lagi, jawaban saya sekarang bahwa sayalah yang memilih Katolik sebagai agama saya. Menurut pemahaman saya, sehingga saya memilih Katolik karena: 1. Administrasi Katolik menurut penilaian saya cukup bagus, sebagai contoh, pemberkatan nikah bagi sepasang calon mempelai tidak akan diberikan kalau belum jelas tentang baptisan calon mempelai yang Katolik. Bagi calon mempelai yang Katolik diwajibkan menunjukkan surat baptis dari tempat dimana dia dibaptis, sehingga ketahuan apakah dia sudah pernah menikah atau belum. 2. Sepanjang pengetahuan saya, Gereja Katolik masih memelihara pesan Yesus Kristus, bahwa Gereja Katolik dipimpin oleh Petrus yang diteruskan secara turun temurun sampai pada Benediktus XVI saat ini. 3. Saya menemui bahwa di Gereja Katolik selalu mengutamakan pengenangan Kristus dengan melaksanakan Ekaristi. Pada perjamuan terakhir, Yesus berpesan, "Lakukanlah ini sebagai kenangan akan Daku," Gereja Katolik melakukan pengenangan itu setiap Ekaristi. 4. "Hormatilah ibu bapamu," kata salah satu Sepuluh Perintah, dan menurut pemahaman saya, Gereja Katolik menghormati Maria ibu Yesus dan Yosef bapa pengasuh Yesus ketika masih kanak-kanak. Tentu banyak hal lain yang membuat saya memilih Katolik agama saya, namun yang utama ialah keempat hal tersebut. Tentang perkataan Yesus yang kira-kira, "Akulah yang memilihmu, bukan kamu yang memilihKu," gitu, menurut saya itu sedikit berbeda dengan pemilihan gereja tempat kita bersekutu memuji memuliakan Tuhan. Wong Yesus Kristus tidak membawa agama kan? Wong Yesus Kristus beribadatnya di sinagoga dan kenisah, kan? Apapun itu, damai bagi pengikut Kristus. | |
| | | bruce Global Moderator
Jumlah posting : 9231 Join date : 27.01.11
| Subyek: Re: Doktrin Calvinist 11th September 2011, 12:11 | |
| Mungkin ada beberapa yang bisa saya tambahkan bro Husada, bahwa dalam ajaran Katolik, juga dalam kotbah ataupun pendidikan agama, tidak pernah sedikitpun menjelek-jelekan agama lain, termasuk didalamnya menunjuk agama lain itu sesat, anti-kris, atau bahkan calon penghuni kerak neraka.
Dan ini sesungguhnya memberi suasana damai dan nyaman bagi penganut agama lain, bisa dilihat faktanya pada sekolah sekolah Katolik, Universitas Katolik, ataupun rumah sakit dan panti-asuhan yang dikelola oleh yayasan Katolik, umat beragama lain terbukti banyak yang nyaman di sana.
:) | |
| | | epafras Bintara
Jumlah posting : 50 Join date : 11.09.11
| Subyek: Re: Doktrin Calvinist 11th September 2011, 14:11 | |
| [Newbe]: Wah, repot, nih, klo ga ada Calvinis yg hadir di sini...
Padahal smua pernyataan dan pertanyaan di atas PASTI akan dianggap keliru oleh TULIP-ers. Asumsinya 'kan sederhana: Calvin bukan orang bodoh. Bahkan ada kemungkinan, otak sayalah yang ga mampu memahami teologi dan argumen2nya. tapi mustinya para Calvinis lebih mengutamakan "truth sharing" dan KASIH daripada rasa aman dan nyaman mereka (ataupun yang lainnya)...
ps: saya sendiri masih dalam pencarian, apakah saya seorang Armenian atau Calvinis... Bahkan saya masih banyak pertanyaan tentang "Allah dan Waktu"... ataupun tentang "Penentuan Allah dan Diijinkan Allah".... dsb...
Salam damai,
| |
| | | epafras Bintara
Jumlah posting : 50 Join date : 11.09.11
| Subyek: Re: Doktrin Calvinist 11th September 2011, 14:27 | |
| - bruce wrote:
- ... bahwa dalam ajaran Katolik, juga dalam kotbah ataupun pendidikan agama, tidak pernah sedikitpun menjelek-jelekan agama lain, termasuk didalamnya menunjuk agama lain itu sesat, anti-kris, atau bahkan calon penghuni kerak neraka.
:) [Newbe]: Mau tanya, nih, mas Bruce, apa kebijakan demikian sama sekali tidak ada aspek atau dampak negatifnya, Mas? | |
| | | bruce Global Moderator
Jumlah posting : 9231 Join date : 27.01.11
| Subyek: Re: Doktrin Calvinist 11th September 2011, 16:13 | |
| @epafras - Quote :
- Mau tanya, nih, mas Bruce, apa kebijakan demikian sama sekali tidak ada aspek atau dampak negatifnya, Mas?
Kalau saya menganggap sebagai penerapan kasih yang nyata dari yang dicontohkan Jesus sendiri bro. Jadi kita bersaksi dengan perbuatan kita, bukan dengan kata kata semata. Dan seingat saya, ada juga larangan dari Injil Matius : Mat 5:22 Tetapi Aku berkata kepadamu: Setiap orang yang marah terhadap saudaranya harus dihukum; siapa yang berkata kepada saudaranya: Kafir! harus dihadapkan ke Mahkamah Agama dan siapa yang berkata: Jahil! harus diserahkan ke dalam neraka yang menyala-nyala. | |
| | | samiaji Calon Perwira
Jumlah posting : 392 Join date : 26.02.11 Age : 46
| Subyek: Re: Doktrin Calvinist 11th September 2011, 22:36 | |
| - bruce wrote:
- Mengetahui adalah suatu keniscayaan jika kita mengakui Kemahatahuan Tuhan. Kita percaya dan mengimani bahwa Tuhan mengetahui apa yang akan terjadi pada seseorang bahkan jauh sebelum orang itu lahir ke dunia.
Tetapi Mahatahu ini berbeda dengan 'merekayasa' sesuatu sesuai dengan kemahatahuaanNya. Ia tidak akan menentukan seseorang gagal ataupun selamat. Karena Tuhan menghendaki semua orang selamat pada akhirnya. Tetapi betul jika dikatakan bahwa Ia mengetahui secara persis siapa saja yang akan selamat dan tidak selamat. Dalam hal ini freewill manusia lah yang bertanggung jawab terhadap pilihan yang dibuat oleh si manusia itu sendiri, Tuhan tidak pernah menentukan seseorang untuk tidak selamat.
Syalom
Saya jadi kepikiran pertanyaan seperti ini Oom : # Kalau Allah hanya sebagai pengamat sistem (Ruang dan waktu / sejarah) maka agak mudah memahami bahwa Allah mengetahui akhir dan rangkaian dari segala sesuatu # Tetapi kalau Allah ikut berpartisipasi dalam sejarah, apakah dengan partisipasinya Allah mengubah sejarah sehingga memberikan akhir sejarah yang berbeda (dari yang sudah diketahui Allah)? ataukah.. # Akhir segala sesuatu yang diketahui Allah merupakan akhir sejarah yang telah diperhitungkan porsi dan saat mana Allah akan berpartisipasi ? # Apakah pernyataan saya membingungkan ? Intinya kalau Allah berpartisipasi dalam sejarah bukankah Allah harus menetapkan saat mana Ia akan berpartisipasi dan saat mana Ia tidak ikut berpartisipasi agar pengetahuan Allah akan akhir dari segala sesuatu tidak berubah ?? Salam | |
| | | bruce Global Moderator
Jumlah posting : 9231 Join date : 27.01.11
| Subyek: Re: Doktrin Calvinist 11th September 2011, 23:07 | |
| - Quote :
- Saya jadi kepikiran pertanyaan seperti ini Oom :
# Kalau Allah hanya sebagai pengamat sistem (Ruang dan waktu / sejarah) maka agak mudah memahami bahwa Allah mengetahui akhir dan rangkaian dari segala sesuatu # Tetapi kalau Allah ikut berpartisipasi dalam sejarah, apakah dengan partisipasinya Allah mengubah sejarah sehingga memberikan akhir sejarah yang berbeda (dari yang sudah diketahui Allah)? ataukah.. # Akhir segala sesuatu yang diketahui Allah merupakan akhir sejarah yang telah diperhitungkan porsi dan saat mana Allah akan berpartisipasi ? # Apakah pernyataan saya membingungkan ? Intinya kalau Allah berpartisipasi dalam sejarah bukankah Allah harus menetapkan saat mana Ia akan berpartisipasi dan saat mana Ia tidak ikut berpartisipasi agar pengetahuan Allah akan akhir dari segala sesuatu tidak berubah ?? Tidak bro, agama Kriten (Katolik dan Protestan) menolak pendapat yang menyatakan bahwa Allah hanya sebagai pencipta dan pengamat, itu pada awal Kekristenan sudah dibantah dan dinyatakan sebagai sesat. Allah berpartisipasi dalam setiap kehidupan kita, selalu memberi bimbingan dan mengajarkan kita kepada kebaikan. Membantu dan mendengarkan doa doa yang kita panjatkan. Allah mengetahui apa yang menjadi akhir kisah, tetapi Allah tidak menentukan akhir yang buruk, terlebih lagi kepada manusia yang merupakan ciptaan yang paling disayangiNya. Seperti juga jika anda sedang membuat kue bolu, anda sudah mengetahui apa yang akan terjadi saat telur dikocok, saat mentega dicampurkan, berapa gram gula yang anda masukan, berapa panas oven yang harus disiapkan, dan berapa lama kue dipanggang dalam oven. Anda mengukur, menimbang, mengatur suhu, dang waktu. Dengan pengaturan yang sempurna, anda sudah pasti hasil akhirnya adalah baik, tetapi sebaliknya, dengan sebuah kesalahan, andapun tahu bahwa hasil akhirnya bisa berantakan. Jika kesalahan sudah terjadi, anda tahu bahwa hasil akhirnya akan rusak, tetapi bukan anda yang menentukan hasilnya akan rusak, karena anda mengharapkan hasil kue yang bagus dan enak disantap. Syalom | |
| | | epafras Bintara
Jumlah posting : 50 Join date : 11.09.11
| Subyek: Re: Doktrin Calvinist 12th September 2011, 00:05 | |
| - bruce wrote:
- @epafras
- Quote :
- Mau tanya, nih, mas Bruce, apa kebijakan demikian sama sekali tidak ada aspek atau dampak negatifnya, Mas?
Kalau saya menganggap sebagai penerapan kasih yang nyata dari yang dicontohkan Jesus sendiri bro. Jadi kita bersaksi dengan perbuatan kita, bukan dengan kata kata semata. Dan seingat saya, ada juga larangan dari Injil Matius :
Mat 5:22 Tetapi Aku berkata kepadamu: Setiap orang yang marah terhadap saudaranya harus dihukum; siapa yang berkata kepada saudaranya: Kafir! harus dihadapkan ke Mahkamah Agama dan siapa yang berkata: Jahil! harus diserahkan ke dalam neraka yang menyala-nyala. Tapi Yesus mempelajari ajaran2 yang menurut-Nya sesat atau hanya mengandung setengah kebenaran lalu berkonfrontasi dengan itu, bahkan muncul pula dalam tindakan2-Nya terhadap orang Farisi dan Ahli Taurat. Apakah itu tidak perlu diteladani oleh umat? Maaf Mas Bruce, tolong jangan tafsirkan statement saya itu secara ekstrim. Saya hanya mau bertanya, apakah baik kalau umat tidak diajari untuk mengenal dan menilai ciri-ciri ajaran yang menyimpang atau bahkan yang sesat oleh para imam mereka? Lagi pula, apakah benar orang Kristen tidak boleh marah terhadap para pengajar palsu? Apa ayat itu relevan? Bagaimana dengan ayat-ayat ini? I Petrus 3: 15 Tetapi kuduskanlah Kristus di dalam hatimu sebagai Tuhan! Dan siap sedialah pada segala waktu untuk memberi pertanggungan jawab kepada tiap-tiap orang yang meminta pertanggungan jawab dari kamu tentang pengharapan yang ada padamu, tetapi haruslah dengan lemah lembut dan hormat, 16 ΒΆ dan dengan hati nurani yang murni, supaya mereka, yang memfitnah kamu karena hidupmu yang saleh dalam Kristus, menjadi malu karena fitnahan mereka itu.
Dalam ayat itu jelas dikatakan bahwa selain hidup saleh, tiap orang Kristen (aras umat, jemaat, bukan hanya imam, gembala atau mhs teologi) pun harus bisa mempertanggungjawabkan keyakinan mereka kepada orang-orang yang mempertanyakannya. Bagi saya sungguh aneh jika umat/jemaat sampai dibiarkan tidak tahu membedakan mana yang benar dan mana yang sesat/palsu. Dampaknya akan terlalu besar, Mas.... | |
| | | epafras Bintara
Jumlah posting : 50 Join date : 11.09.11
| Subyek: Re: Doktrin Calvinist 12th September 2011, 00:11 | |
| - bruce wrote:
Allah mengetahui apa yang menjadi akhir kisah, tetapi Allah tidak menentukan akhir yang buruk...
Syalom Disini Mas sedang menghubungkan dua kata kunci sekaligus 'mengetahui' dan 'menentukan' yang dikaitkan dengan hasil 'akhir'. Bagaimana mungkin Allah mengetahui sesuatu yang belum terjadi ('akhir kisah') jika Dia tidak menentukannya lebih dahulu? Kalau Allah tidak menentukan akhir yang buruk, apakah DIA mengetahui bahwa sesuatu itu akan berakhir ('akhir kisah' yang) buruk? | |
| | | bruce Global Moderator
Jumlah posting : 9231 Join date : 27.01.11
| Subyek: Re: Doktrin Calvinist 12th September 2011, 00:23 | |
| Untuk mudahnya menjawab pertanyaan anda, saya beri kejadian nyata yang saya alami ya mas.
Pernah kira kira 3 tahun lalu datang ke rumah saya penganut saksi yehuwa, yang dianggap sesat oleh Kirsten ((Katolik, Orthodox dan Protestan). Dengan segala macam debat disertai tampilnya para penetua mereka. Saya tetap menghadapi mereka sebagai tamu yang layak dihormati. Saat gencar gencarnya mereka, mungkin dianggap saya adalah calon korban, mereka datang setiap minggu.
Ketika akhirnya mereka menyerah, kami tetap bersahabat. Saya hanya menganggap bahwa teman saya itu tersesat dan salah dalam melangkah. Dan karena dia juga berkeras bahwa keyakinannya yang paling benar, ya sudah, kami tidak pernah bicara soal iman dan kepercayaan lagi, tetapi kami tetap berhubungan baik, hingga sekarang.
Mereka pernah menyebut agama saya (dan seluruh agama lain) adalah agama sesat, babel besar. Saat itu saya hanya katakan, kalau menurut anda kami sesat, lantas apa sebutan bagi anda oleh kami, karena jangan lupakan bahwa agama anda baru ada pada abad 19, sedangkan agama Kristen sudah ada sejak awal abad.
Kita boleh mengetahui agama yang berbeda dan dimana perbedaannya, kita harus mengetahui perbedaan doktrin antar aliran, bahkan berhati hati terhadap penyimpangan dari aliran yang kita anggap sesat. Tetapi rasanya tidak layak kita menunjuk sesat kepada aliran lain. Karena apa yang kita anggap sesat mungkin juga menganggap sesat apa yang kita yakini, terlebih lagi oleh mereka yang 'netral' (diluar agama Kristen).
Begitu mas
| |
| | | bruce Global Moderator
Jumlah posting : 9231 Join date : 27.01.11
| Subyek: Re: Doktrin Calvinist 12th September 2011, 00:28 | |
| - Quote :
- Disini Mas sedang menghubungkan dua kata kunci sekaligus 'mengetahui' dan 'menentukan' yang dikaitkan dengan hasil 'akhir'.
Lho mas, menentukan dan mengetahui itu berbeda sekali. Jika ada orang ngebut di jalan tol yang menurun dengan kendaraan over capacity, dengan kecepatan tinggi secara ugal ugalan, saya bisa mengetahui apa yang akan menjadi 'akhir' kisahnya. Tetapi saya tidak menentukan apa yang akan terjadi. - Quote :
- Bagaimana mungkin Allah mengetahui sesuatu yang belum terjadi ('akhir kisah') jika Dia tidak menentukannya lebih dahulu?
Apakah anda tidak mempercayai kalau Allah itu Mahatahu? Mengapa harus menentukan hasil akhir untuk mengetahui apa akhirnya? - Quote :
- Kalau Allah tidak menentukan akhir yang buruk, apakah DIA mengetahui bahwa sesuatu itu akan berakhir ('akhir kisah' yang) buruk?
Ya, Dia tahu secara persis apa yang akan terjadi, entah baik ataupun buruk. | |
| | | samiaji Calon Perwira
Jumlah posting : 392 Join date : 26.02.11 Age : 46
| Subyek: Re: Doktrin Calvinist 12th September 2011, 00:40 | |
| @OomBruce Maksud saya, jika saja Allah hanya menjadi pengamat; Maka akan lebih mudah bagi nalar manusia menerapkan logikanya bahwa Allah tahu akhir sejarah karena sejarah tidak berubah oleh campur tangan Allah sendiri.. Tapi memang bukan seperti itu TuhanNya umat kristen..
Kalau Allah bukan hanya berpartisipasi, tetapi adalah yang mengatur setiap langkah kehidupan manusia (seperti ilustrasi Oom Bruce tentang koki yang mempersiapkan dan membuat resep yang sempurna) maka pertanyaan berikutnya adalah apabila hasil akhir tidak sesuai dengan yang diharapkan sang koki, artinya ada sesuatu yang salah, sejauh mana sang koki mau bertindak untuk memperbaiki saat pada proses (sebelum proses memasak berakhir) diketahui ada yang tidak beres.. ? Apakah sang koki mau bertindak diluar resep (misalnya mempercepat waktu memanggang di oven bila tercium sedikit bau gosong) demi menyelamatkan sisa masakannya ? Satu lagi, dalam ilustrasi seorang koki di atas apakah bila terjadi kegagalan pada produk akhir, apakah bisa dikatakan bahwa sang koki yang berbuat kesalahan atau ia tidak mampu / mau menanggulangi kesalahan yang terjadi .. Atau membiarkan begitu saja ?
Ngomong-ngomong kue lebaran nya sudah pada habis belum nih ?
Salam | |
| | | Sponsored content
| Subyek: Re: Doktrin Calvinist | |
| |
| | | | Doktrin Calvinist | |
|
| Permissions in this forum: | Anda tidak dapat menjawab topik
| |
| |
| |