Pendidikan di Indonesia

Andaikan Ki Hajar Dewantara bangkit dan mau mengajar lagi, mungkin beliau agak puyeng ngeliatin siswa pakai sarana komunikasi yang canggih.

Husada wrote:

Mungkin saja.

Namun kalo agak serius obrolannya, konon katanya, kenikmatan ato rasa nikmat yang dihasilkan dari nyabu itu hanya sementara. Ketika kenikmatan itu dirasakan, tidak ada beban. Melayang sampai ke langit.

Bila kenikmatan itu sudah berlalu, ya sama saja. Masalah belum terpecahkan, malah mengundang masalah baru, sebab merasakan ketergantungan yang makin dalam. Dilayani, tidak punya uang dan/atau tidak diperdagangkan bebas, tidak dilayani, selalu merasa gelisah.

Saya kebetulan termasuk orang yag 'menjunjung tinggi' otak manusia, om. Saya sangat kagum dan 'sedikit' bangga dengan otak saya. Jadi sedikitpun saya tidak mau main main dengan otak saya, kalau sedikit saja terganggu, maka rugilah saya sebagai pemiliknya.

Dulu, ketika jaman computer masih pakai PC, kemudian XT, ke AT, ada istilah Turbo. Yakni dengan mempercepat clock yang masuk ke processor, dengan demikian dihasilkan processor yang lebih cepat. Resikonya, processor menjadi jauh lebih panas. Bahkan untuk beberapa kejadian, jebol. Kemudian pabrik processor sengaja menciptakan processor yang mampu di overclock, yakni diberi input clock yang jauh lebih cepat, dan bisa diperoleh kecepatan computer yang meningkat beberapa kali lipat. Nah, saya termasuk yang menghindari penggunaan overclock ini, karena sadar bahwa dengan membebani processor di atas kemampuannya, akan berakibat usia pakainya turun.

Kembali ke narkoba, biarpun dikatakan narkoba bisa memberi hasil yang hebat ataupun menyenangkan, saya tetap pilih kemampuan otak saya yang sudah berkualitas baik seperti ini saja.

Apresiasi dari saya untuk GMB. Sekarang, bagaimana cara menularkan pikiran seperti itu kepada setiap orang?

Husada wrote:

Apresiasi dari saya untuk GMB. Sekarang, bagaimana cara menularkan pikiran seperti itu kepada setiap orang?

Tergantung processor apa yang terpasang, om, kalau processor nya memang sudah cenderung error, maka yang dicari memang yang error error terus.

Good

siip wrote:

Good

Apa yang 'Good' pak (bukan) pendeta Siip ?

bruce wrote:

Husada wrote:

Apresiasi dari saya untuk GMB. Sekarang, bagaimana cara menularkan pikiran seperti itu kepada setiap orang?

Tergantung processor apa yang terpasang, om, kalau processor nya memang sudah cenderung error, maka yang dicari memang yang error-error terus.

[You must be registered and logged in to see this image.]

Saya sependapat.

Namun, ada sudut pandang lain.

Bila dipandang secara holistik, orang yang memilih narkoba sebagai konsumsi, dan pada saat mengkonsumsi dia merasa mendapat penyelesaian, yang ternyata kemudian bukanlah penyelesaian sejati, yang kalau tidak dikontrol malah menjeratnya semakin dalam, dapat dikatakan bahwa 'processor' yang terpasang di kepala orang itu cenderung error. Tetapi, cara pandang orang berbeda-beda, kan? Banyak orang yang tidak mau memandangnya secara holistik, yaitu mereka hanya memandang secara sepotong-sepotong.

Pada peristiwa pengkonsumsian narkoba tadi itu, banyak orang yang hanya memandang saat kenikmatan yang dirasakannya, yaitu dia mampu merasa melupakan segala beban hidupnya. Padahal itu hanya perasaannya. Sebenarnya, narkoba yang dikonsumsinya bukan memecahkan masalah, tetapi hanya menggiring syarafnya melupakan masalah, hanya merasa ringan, melayang, enjoy, ingin bersenandung, dan hal-hal yang gembira lainnya. Nah, si pengkonsumsi narkoba tadi menginginkan selalu merasa seperti itu, gembira yang semu, maka dia selalu menambah dosis narkoba yang dikonsumsi.

Eh, justru itu yang kita kategorikan error tadi itu, ya? [You must be registered and logged in to see this image.]

Hehheehheee... iya, iya, dalam hal itu, saya sependapat dengan GMB. Kalau processor-nya memang sudah cenderung error, maka yang dicari memang yang error-error terus.

Jawaban anda semua keren-keren

siip wrote:

Jawaban anda semua keren-keren

Hehheehheee... tanpa bermaksud menggoda, maksud Siip, bagaimana? Sebab, pernyataan Siip ini bisa diartikan begini:
1. Jawaban Anda semua, keren-keren --> Saya artikan bahwa Siip menilai jawaban dari seluruh pasangan diskusi Siip, keren-keren. Atau,
2. Jawaban Anda, semua keren-keren --> Saya artikan bahwa ada seorang pasangan diskusi Siip yang menyajikan jawaban yang keren-keren.

Siip memaksudkan yang 1 atau yang 2?

Atau

3. Jawaban, Anda semua keren-keren ---> yg keren orang-orang yg mjawab

[You must be registered and logged in to see this image.]Horreeee.... Siip memang okke. [You must be registered and logged in to see this image.]

Siip memang SIP, setuju

bruce wrote:

Siip memang SIP, setuju
[You must be registered and logged in to see this image.]

Lhoh, maksud Siip ialah: Siip memang keren. Napa jadi: Siip memang SIP? [You must be registered and logged in to see this image.]