Teroris atau pejuang ?

nothingman wrote:

semua usaha dan pendekatan tsb sudah dilakukan bro, kan sebelumnya sy sudah katakan bahwa selama lebih dr 10thn kami beribadah di Gereja tsb tidak terdapat masalah dgn penduduk sekitar, nah Ormas Islam yg meneror dan akhirnya menutup paksa Gereja itu, sebenarnya bukan berasal dr sekitar daerah tempat Gereja tsb, tp mereka berdalih mewakili penduduk setempat walaupun tidak jelas siapa penduduk setempat yg mereka wakili itu..
mereka pun memaksa walikota/bupati yg dulunya sudah menetapkan/mengijinkan surat ijin pembangunan Gereja itu utk direvisi/dibatalkan.. Ya kasusnya mirip2 yg ada di Gereja Yasmin, atau Gereja yg lainnya lah bro...
bahkan dulu sewaktu Almarhum Gus Dur masih hidup, beliau jg telah berusaha utk mendiskusikan permasalahan tsb kpd Ormas yg menentang itu, malah akibatnya Gus Dur sendiri yg akhirnya mereka kecam, dgn menyebut bahwa dia (Gus Dur) adlh kafir..
jd sampai sekarang ya tidak ada penyelesaiannya bro..

Wah, sulit juga ya kalau begitu... bahkan Gus Dur pun dipandang sebelah mata.
Apakah sempat menghubungi pihak Muhammadiyah di sekitar Anda? Mungkin mereka bisa membantu?

nothingman wrote:

suatu sebab pasti menimbulkan akibat atau sebaliknya bro.. akan sangat sulit menentukan siapa yg jd penyebabnya terlebih dulu.. mungkin disini(forum ini), relasi antara Muslim dan Non, baik2 atau adem-ayem aj, tp kenyataannya didunia nyata tidaklah demikian, walaupun tidak ada peperangan yg timbul diantara keduanya..

Setuju bro... itu pun yang saya rasakan di beberapa forum yang sudah lama tidak saya kunjungi lagi.

nothingman wrote:

yah, itu mungkin hanya sedikit curhat dr sy mengenai keadaan tsb bro.. oh ya, jika sebelumya ada pernyataan dr sy yg bro anggap tidak sopan/kurang berkenan, sy mohon maaf yg sebesar2nya ya bro, atau jika ada kesalahan mohon koreksinya... :)

salam,

Sama2 bro... tolong koreksi saya juga kalau ada pertanyaan yang saya yang kurang berkenan/tidak sopan atau bahkan ngawur di kemudian hari (mudah2an sih nggak ada ya, hehehe).

Salam,

Silancah wrote:

Wah, sulit juga ya kalau begitu... bahkan Gus Dur pun dipandang sebelah mata.
Apakah sempat menghubungi pihak Muhammadiyah di sekitar Anda? Mungkin mereka bisa membantu?

dulu alm. Gus Dur bukan cm dipandang sebelah mata lg bro, tp terang2an beliau malah dihujat dan dicaci maki ol oknum Ormas yg menentang adanya Gereja sy disitu..
wah, klo mengubungi pihak Muhammadiyah sih sepertinya tidak ya bro, tp klo menghubungi ulama sekitar Gereja sih sudah pasti dilakukan sebelum pendirian Gereja tsb, kan sebelumnya sy sudah katakan Gereja yg itu sudah berdiri disitu lebih dr 10thn-an, jd klo misalkan ada penolakan dr warga sekitar pastinya akan terjadi sejak awal2 pembangunan Gereja itu, dan sebagai buktinya Gereja itu sudah dpt ijin pembangunan dr WaliKota yg terdahulu kok, hanya saja WaliKota yg baru didesak ol Ormas yg menentang tsb, utk membatalkan surat ijin Gereja yg terdahulu diberikan itu..

ya akhirnya sampe sekarang ini, sudah lebih dr 5thn kami tidak memiliki bangunan Gereja yg tetap, selalu pindah2 lokasi utk beribadah.. tp nda apa2 kok bro, itu cobaan yg harus dialami ol seluruh umat Gereja kami, masih untung tidak menimbulkan korban jiwa atau jd korban penganiayaan seperti yg dialami ol pengikut2 Yesus terdahulu, atau seperi saudara2 kami di Gereja2 yg lain.. :)

Silancah wrote:

nothingman wrote:

suatu sebab pasti menimbulkan akibat atau sebaliknya bro.. akan sangat sulit menentukan siapa yg jd penyebabnya terlebih dulu.. mungkin disini(forum ini), relasi antara Muslim dan Non, baik2 atau adem-ayem aj, tp kenyataannya didunia nyata tidaklah demikian, walaupun tidak ada peperangan yg timbul diantara keduanya..

Setuju bro... itu pun yang saya rasakan di beberapa forum yang sudah lama tidak saya kunjungi lagi.

nothingman wrote:

yah, itu mungkin hanya sedikit curhat dr sy mengenai keadaan tsb bro.. oh ya, jika sebelumya ada pernyataan dr sy yg bro anggap tidak sopan/kurang berkenan, sy mohon maaf yg sebesar2nya ya bro, atau jika ada kesalahan mohon koreksinya... :)

salam,

Sama2 bro... tolong koreksi saya juga kalau ada pertanyaan yang saya yang kurang berkenan/tidak sopan atau bahkan ngawur di kemudian hari (mudah2an sih nggak ada ya, hehehe).

Salam,

ok, kita sama2 saling koreksi jika terjadi kesalahan ya bro..
ooh iya sy baru tau klo anda pernah sekolah di sekolah yg dikelola ol yayasan Kristen/Katolik dr membaca postingan anda sebelumnya..

Silancah wrote:

bruce wrote:

Kira kira seperti itulah. Padahal anda sendiri secara pribadi, tentu bisa merasakan, bahwa sekolah di sekolah Katolik sekalipun tidak menjadikan seseorang murtad dari agamanya, betul kan kang?

Betul sekali bro...
Luar biasa dulu teman2 saya itu...

Saya pernah sholat di rumah teman saya yang Katolik.
Mereka dengan sabar menunggu saya sholat ketika sedang pelesir ke pangandaran.
Tidak pernah sekali pun kami berdebat/memengaruhi mengenai agama
Guru/pastur/bruder pun tidak pernah ada yang memprovokasi saya atau rekan2 Muslim yang bersekolah di sana

pantas saja bro memiliki sifat/pandangan yg jauh berbeda dgn penganut Muslim lainnya, krn bro pernah sekolah disekolah Kristen/Katolik toh ?!?
krn sy dulu jg bersekolah di sekolah Katolik, sy jg mengetahui keadaan tsb, dulu banyak jg kok teman2 sy yg beragama Muslim/Non Katolik, dan memang walaupun pelajaran agama yg diajarkan disekolah itu hanya agama Katolik, tp tidak ada tuh yg menyuruh mreka masuk jd penganut agama Katolik, ya ibaratnya itu cuma utk perkenalan/pengetahuan ttg ajarannya aja bro.. dan setelah lulus, sampai sekarang pun mereka tetap mjd penganut Muslim kok, hanya sj pandangan mereka terhadap penganut Kristen/Katolik tidak radikal.. ya sikapnya mirip2 anda lah bro... :)
seandainya saja ada banyak lg penganut Muslim yg bersekolah di sekolah tsb, pasti tidak akan ada lg tuh penganut Muslim yg mendemo atau meneror Gereja2 Kristen/Katolik... hehehe

Trimakasih atas pendapat dan komentar yg bro berikan, dan mohon maaf bila terdapat kekurangan..

salam,

nothingman wrote:

tp klo menghubungi ulama sekitar Gereja sih sudah pasti dilakukan sebelum pendirian Gereja tsb, kan sebelumnya sy sudah katakan Gereja yg itu sudah berdiri disitu lebih dr 10thn-an, jd klo misalkan ada penolakan dr warga sekitar pastinya akan terjadi sejak awal2 pembangunan Gereja itu,

Nah, itu maksud saya bro.
Kalau ulama terkait menyetujui pendirian Gereja 10 tahun yang lalu, pasti beliau sangat memahami kondis/kebutuhani umat Kristen/Katolik di tempat tersebut akan adanya rumah ibadah.
Seharusnya beliau bisa diajak untuk mengomunikasikan hal ini kepada Ormas2 tersebut.

Tetapi, anyway, saya turut mendoakan semoga semuanya berakhir dengan baik dan Anda dapat beribadah lagi di tempat ibadah Anda.

nothingman wrote:

ok, kita sama2 saling koreksi jika terjadi kesalahan ya bro..
ooh iya sy baru tau klo anda pernah sekolah di sekolah yg dikelola ol yayasan Kristen/Katolik dr membaca postingan anda sebelumnya..

Betul, saya enam tahun bersekolah di St. Aloysius di kota kelahiran saya di Kota Kembang.

Silancah wrote:

pantas saja bro memiliki sifat/pandangan yg jauh berbeda dgn penganut Muslim lainnya, krn bro pernah sekolah disekolah Kristen/Katolik toh ?!?
krn sy dulu jg bersekolah di sekolah Katolik, sy jg mengetahui keadaan tsb, dulu banyak jg kok teman2 sy yg beragama Muslim/Non Katolik, dan memang walaupun pelajaran agama yg diajarkan disekolah itu hanya agama Katolik, tp tidak ada tuh yg menyuruh mreka masuk jd penganut agama Katolik, ya ibaratnya itu cuma utk perkenalan/pengetahuan ttg ajarannya aja bro.. dan setelah lulus, sampai sekarang pun mereka tetap mjd penganut Muslim kok, hanya sj pandangan mereka terhadap penganut Kristen/Katolik tidak radikal.. ya sikapnya mirip2 anda lah bro... :)

Mungkin karena saya dari kecil banyak bergaul dengan rekan2 nonmuslim in a positive way, saya bisa merasakan bahwa ada sisi lain dari nonmuslim yang positif juga.
Tetapi kalau tidak pernah bergaul dengan nonmuslim dan tahu2 dibenturkan pada masalah pemurtadan atau membaca bentrokan antara agama di berbagai tempat yang kerap terjadi di negara kita... rasanya pandangan seseorang akan menjadi bias.

Terus terang, dulu saya pernah membenci Om dan istri sepupu yang saya pandang dengan sengaja membius Tante dan sepupu saya untuk masuk Kristen.
Tetapi saya melihat kembali ke belakang, pengalaman dengan teman2 non muslim di sekolah, lalu ajaran Katolik di SMP-SMA.
Ternyata memang ada dua sisi dari setiap permasalahan dan intinya jangan pernah menggeneralisasi.

Saya takutkan itulah yang terjadi pada sebagian ormas2... karena mereka selalu dihadapkan pada usaha permurtadan baik oleh nonmuslim maupun dari internal Islam sendiri sehingga sudut pandangnya mengerucut dan menganggap semua nonmuslim adalah pihak yang patut dicurigai bahkan dimusuhi.

Silancah wrote:

seandainya saja ada banyak lg penganut Muslim yg bersekolah di sekolah tsb, pasti tidak akan ada lg tuh penganut Muslim yg mendemo atau meneror Gereja2 Kristen/Katolik... hehehe

Intinya sih pembauran yang dihiasi toleransi dan perdamaian.
Indonesia dulu bisa adem ayem kan (dalam sisi pertikaian antar agama) ... sekarang aja yang banyak konflik gak jelas seperti ini.
Apa ya resepnya zaman dulu itu... mungkin Bang Bruce yang bisa sharing karena beliau produk zaman dulu *kaboooooor

Quote :

Apa ya resepnya zaman dulu itu... mungkin Bang Bruce yang bisa sharing karena beliau produk zaman dulu *kaboooooor

Produk jaman dulu, kang ... Astagafirullah......

Tapi, jika disebutkan jaman dulu adalah masa tahun 70an-80an, rasanya betul, bahwa memang masa Indonesia sangat toleran antar pemeluk agama. Sebabnya, mungkin bangsa ini masih memiliki musuh bersama, yakni komunisme.

Dan tentu saja, saat itu Indonesia memiliki pemimpin yang sangat berkuasa dan otoriter. Bibit intoleransi sudah dibasmi sejak masih berupa tunas. Seperti kisah Abdullah Sungkar yang harus melarikan diri dari Indonesia. Dan saat kekuasaan otoriter tumbang, dan mereka yang terusir kembali, mulailah berbagai persoalan dan gesekan, termasuk diantaranya tentu saja tindakan yag tergolong terorisme.

Begitu juga pembentukan berbagai ormas kedaerahan dan ormas keagamaan yang tidak berkiblat kepada organsasi agama seperti FPI, beda dengan NU dan Muhamadiyah yang jelas arah bimbingannya, ormas seperti FPI/MUI/JI dll tujuannya bukanlah demi perkembangan agama, tetapi kekuasaan. Sesuatu yang tidak mungkin bisa berdiri saat kekuasaan otoriter masih berkuasa di NKRI dulu.

Hal lain yang mungkin menjadi sumber berbagai gesekan horisontal di negara kita ini, adalah tidak adanya tokoh panutan yang dihormati bersama. Kalau seorang pemimpin tidak bisa dicontoh moralnya, tetapi punya ketegasan dan kemampuan memimpin, masih bisa menjadi perekat walau terpaksa. Tetapi kalau seorang pemimpin tidak mampu dan tidak kuat, maka kendurlah ikatan ikatan di berbagai komponen. Maka terjadilah berbagai pertikaian dengan segala dasar perbedaan. Mulai dari perbedaan agama, perbedaan kedaerahan, perbedaan kelas pekerja/pegusaha, dan berbagai perbedaan kecil kecil termasuk beda gang beda RT dan beda sekolah.

Silancah wrote:

Intinya sih pembauran yang dihiasi toleransi dan perdamaian.
Indonesia dulu bisa adem ayem kan (dalam sisi pertikaian antar agama) ... sekarang aja yang banyak konflik gak jelas seperti ini.
Apa ya resepnya zaman dulu itu... mungkin Bang Bruce yang bisa sharing karena beliau produk zaman dulu *kaboooooor

Yang merah itu sudah saya prediksi sejak lama .....


Ternyata dugaan saya benar ........

Apa yang diduga ternyata benar om?

bruce wrote:

Apa yang diduga ternyata benar om?

OOO.... enggak ..... enggak Mod.

Maksud saya, kita2 masih muda tapi dipraduga produk jaman dulu :)