Ada yang tahu agama Muhammad saat menikahi Khadijah? Part 2

Eh, sedikit lagi Nothingman, untuk tidak menjadi sumber salah persepsi di antara kita. Saya tidak mengatakan bahwa Nothingman mempelajari keislaman karena dendam. Karena sakit hati, memang saya katakan.

Saya mengatakan bahwa Nothingman mempelajari Islam karena sakit hati, sebab Nothingman mengatakan bahwa Nothingman tertarik mempelajari Islam sejak Gereja Nothingman disegel oleh FPI. Namanya disegel, menurut pikiran saya, pasti akan menimbulkan sakit hati bagi yang disakiti (disegel).

Kalau ketika penyegelan itu terjadi, dan Nothingman tidak menaruh dendam, Puji Jesus. Artinya, Nothingman sangat dapat menerapkan ajaran Tuhan Jesus, Bila ditampar pipi kirimu, berikan juga pipi kananmu, gitu. Bila kepada Gereja di mana saya melakukan ibadat penyegelan dilakukan, saya belum tahu apa yang harus saya kerjakan, apakah akan mendendam atau bagaimana.

Satu yang dapat saya pastikan, saya akan bertanya kepada pemerintah yang berdasarkan PANCASILA ini. Dan, karena mencermati kejadian-kejadian selama ini (belajar dari kasus GKI Yasmin dan HKBP Phildelfia), bila [ertanyaan saya tidak berjawab, yahhh... mau apa lagi?

Damai, damai, damai.

Ok deh bro, dimengerti dan sy pahami sekali dgn penjelasan yg bro Husada sampaikan..

sy mungkin merasa sedih dan kecewa dgn peristiwa penyegelan Gereja sy, tp perasaan itu dulu bro.. sekarang sih sy sudah tidak merasa sedih/kecewa, apa lg sampe memendam kebencian/dendam terhadap mereka yg dulu menyegel Gereja sy.. selain hal tsb tidak di ajarkan ol Yesus, lg pula tidak ada gunanya kita memendam kebencian dan rasa sakit hati terhadap orang/pihak lain krn hanya akan menyakiti perasaan dan diri kita sendiri bro.. :)

lg pula dgn adanya peristiwa penyegelan tsb, ada pula sisi positif yg didapat/diperoleh umat Gereja sy kok bro, yaitu jumlah umatnya semakin banyaak berkembang, melampaui ketika masa sebelum Gereja sy tsb disegel.. mungkin ini dikarenakan yg tdnya pusat ibadah hanya terpusat disatu tempat aj, dan sekarang jd dilakukan dibeberapa tempat sekaligus dimana pd masing2 wilayah sering diadakan Misa bergiliran ol romo Paroki.. jd segala sesuatu yg terjadi pasti ada sisi positif dan sisi negatifnya, tinggal bagaimana kita mau melihatnya aj bro..

klo cm masalah ada/tidaknya gedung Gereja yg permanen, itu sih bukan masalah yg berarti kok bro, dan sy pun menganggap masalah penyegelan, pengrusakan, atau aksi2 terror yg lain di negara kita adlh merupakan kejadian yg biasa aj, wajar bahkan sy anggap suatu kejadian yg harus terjadi.. bukankah dulu bangsa Israel jg harus menunggu dan mengalami percobaan selama lebih dr 40thn sebelum sampai pd tanah yg dijanjikan Allah.. dan dibandingkan dulu semasa Gereja2 perdana baru tumbuh, dimana banyak umatnya mengalami penganiayaan dan pembunuhan, apa yg dialami ol umat Gereja sy sih tidak ada apa2nya bro..
ibaratnya klo orang jawa bilang : "iseh bejo wis tibo ora ketiban tonggo gundule'.." hehehehe..

sy dan seluruh umat Gereja sy pun yakin jika memang Tuhan mengijinkan dan memberkati, suatu saat nti entah cepat atau lambat, kami pasti akan memiliki gedung Gereja kembali.. emang siapa yg mampu melawan kehedak Tuhan didunia ini..??
jd ya sampai saat ini kami tetap yakin, percaya, dan tentunya tetap selalu berusaha dan berdoa aj bro..


Syalom

Nah, sudah bisa kembali kepada judul thread ?

bruce wrote:

Nah, sudah bisa kembali kepada judul thread ?

Lhoh, apa belum nagkap bahwa pada saat menikahi Khadijah, Muhammad itu penganut berhala. Tetapi, karena Khadijah adalah penganut Ebyonit, maka pernikahan mereka mengikuti tata cara perkawinan menurut Ebyonit. Pernikahan mereka dikukuhkan oleh Wsraka bin Naufal, yang adalah pendeta Ebyonit.

Husada wrote:

bruce wrote:

Nah, sudah bisa kembali kepada judul thread ?

Lhoh, apa belum nagkap bahwa pada saat menikahi Khadijah, Muhammad itu penganut berhala. Tetapi, karena Khadijah adalah penganut Ebyonit, maka pernikahan mereka mengikuti tata cara perkawinan menurut Ebyonit. Pernikahan mereka dikukuhkan oleh Wsraka bin Naufal, yang adalah pendeta Ebyonit.

waduuh, sampe kena sempriit sm bro bruce...

pendapat sy jg cendrung seperti itu bro.. jd Muhammad itu sebelum mendapatkan 'wahyu' merupakan penganut ajaran Pagan/Polytheism.. namun Muhammad menggunakan konsep ke-Tuhannan dan konsep ke-Nabian/ke-Rasulan ajaran Yahudi dan Kristen, karena konsep ke-Nabian ini tidak kita temui dlm ajaran Pagan/Polytheism yg menyembah banyak Tuhan/Dewa itu, yg ada dlm ajaran Pagan hanya sebatas imam/pemimpin ibadah keagamaan aj, mereka tidak mengenal konsep perutusan melalui Nabi/Rasul..

dan konsep ke-Nabian inilah yg menurut sy paling penting ditekankan ol Muhammad dlm memberikan ajarannya, karena itu akan membuatnya lebih 'berkuasa' dibanding bila dia mengaku sebagai imam/pimpinan agama dlm ajaran Pagan yg dianut ol kaumnya itu.. banyak ayat2 di Al-quran atau Hadist yg menekankan pentingnya posisi Nabi/ke-Rasulan dr Muhammad, bahkan disertai 'ancaman2' tertentu, entah itu akan dibunuh/diperangi, atau akan dihukum di api neraka..
oleh karena alasan ini lah makanya Muhammad jg 'mencontek' dr ajaran2 Yahudi/Kristen, tp basic/dasarnya sih berdasarkan ajaran Pagan atau berdasar 'akal-akalan' Muhammad sendiri bro..

sy pun tidak yakin dgn pendapat bahwa setelah Muhammad menikah dgn Khadijah, dia menjadi penganut ajaran Ebyonit/Nestorian seperti yg dianut ol Waraqa sepupunya dr Khadijah bro..
alasannya adlh klo dia pernah menjadi penganut ajaran Ebyonit/Kristen Nestorian itu tentu dia akan banyak mempelajari/mengetahui ttg Kitab2 Yahudi/Alkitab, tp pd kenyataannya apa yg diajarkan ol Muhammad terhadap kisah2 yg ada dlm Taurat/Alkitab itu sangat sedikit dan cendrung ngawur dan amburadul.. bahkan kisah2 penting yg ada di Alkitab saja dia tidak tau secara mendetail, seperti dlm kisah Nabi Nuh, dia bilang ada salah satu anak dr Nabi Nuh yg tidak selamat, atau kisah pengorbanan anaknya Abraham, atau kisah ttg keluarnya bangsa Israel dr tanah Mesir dia tidak tau berapa dan detail tulah/kutukan yg dialami ol Firaun, semua itu adalah termasuk kisah2 yg penting di Alkitab/Taurat, dan masih banyaaak lg kisah2 di Alkitab yg tidak diketahui dgn jelas ol Muhammad sehingga apa yg tertulis di Al-quran isinya jauuh berbeda..
(nda tau ini salahnya Muhammad atau kesalahan para sahabatnya spt Usman, dkk sewaktu menyusun/membuat kitab Al-Quran tsb)

So, apakah bro Husada dan bro Bruce memiliki pendapat yg lain..?

Syalom,

Saya tidak punya informasi atau dokumen ato fakta untuk tidak menyetujui Nothingman. Wong saya menyimpulkan Muhammad sebagai penyembah berhala semata-mata karena ketika berumur sampai 12 tahun, dia dididik dan dibesarkan oleh orang-orang penyembah berhala. Kakeknya (Abdul Muthalib) adalah kuncen Ka'bah yang merupakan tempat penyimpanan berbagai atribut ato simbol keberhalaan. Pamannya (Abu Thalib), tidak dikisahkan pernah pindah anutan. Terus, tidak jelas sejak umur 12 sampai pernikahannya dengan Khadijah. Tidak pernah dikisahkan bahwa Muhammad pindah anutan. Jadi, karena orang-orang yang mendidik dan membesarkannya adalah penyembah berhala, maka saya simpulkan, dia juga penyembah berhala.

Quote :

dan masih banyaaak lg kisah2 di Alkitab yg tidak diketahui dgn jelas ol Muhammad sehingga apa yg tertulis di Al-quran isinya jauuh berbeda..
(nda tau ini salahnya Muhammad atau kesalahan para sahabatnya spt Usman, dkk sewaktu menyusun/membuat kitab Al-Quran tsb)

So, apakah bro Husada dan bro Bruce memiliki pendapat yg lain..?

Syalom,

Menurut logika saya pribadi, memang sepertinya pada awalnya Muhamad adalah penganut agama setempat (paganism) yang kemudian dari pergaulannya beliau mengetahui ajaran Yahudi dan Kristen. Tetapi entah karena kemampuannya kurang, atau karena pertimbangan politis kekuasaan, maka justru beliau memiliki pemahaman sendiri. Dugaan saya, memang ada pengaruh dari 'peristiwa' di goa Hira itu, bro. Dimana beliau merasa mendapatkan 'pencerahan' dari apa yang telah diterimanya selama ini.

Jadi, alih alih mempelajari ajaran Yahudi ataupun Kristen, beliau justru membuat ajaran yang mungkin dianggapnya lebih tepat dan benar. Walau untuk beberapa detail beliau masih mengharapkan para pengikutnya untuk membaca Taurat dan 'Injil', yang sayangnya justru kemudian 'terpaksa' harus di'kaburkan' dengan alasan Taurat dan Injil sudah dirubah ubah.

Jika sekarang terdapat perbedaan yang begitu besar antara Kristen dan Islam, itu adalah keniscayaan, karena sumbernya berbeda, belum lagi latar belakang dan lingkungan sangat berpengaruh. Sekedar pembanding, Katolik dan Protestan yang baru terpisah 600 tahun pun sudah terlihat 'berbeda', apalagi antara Islam dan Kristen.

Kira kira seperti itulah, dan karena ini murni hasil logika saya pribadi, tentu saja jauh dari kesempurnaan.

Syalom

bruce wrote:

Menurut logika saya pribadi, memang sepertinya pada awalnya Muhamad adalah penganut agama setempat (paganism) yang kemudian dari pergaulannya beliau mengetahui ajaran Yahudi dan Kristen. Tetapi entah karena kemampuannya kurang, atau karena pertimbangan politis kekuasaan, maka justru beliau memiliki pemahaman sendiri. Dugaan saya, memang ada pengaruh dari 'peristiwa' di goa Hira itu, bro. Dimana beliau merasa mendapatkan 'pencerahan' dari apa yang telah diterimanya selama ini.

Jadi, alih alih mempelajari ajaran Yahudi ataupun Kristen, beliau justru membuat ajaran yang mungkin dianggapnya lebih tepat dan benar. Walau untuk beberapa detail beliau masih mengharapkan para pengikutnya untuk membaca Taurat dan 'Injil', yang sayangnya justru kemudian 'terpaksa' harus di'kaburkan' dengan alasan Taurat dan Injil sudah dirubah ubah.

setuju sekali dgn pendapat yg bro bruce sampaikan diatas bhw Muhammad mengetahui ajaran Yahudi/Kristen dr 'pergaulannya' dulu sewaktu msh jd pedangang mengikuti pamannya.. jd dia tidak mempelajari sendiri dr Kitab2 Yahudi/Kristen.. gmn mau sinau membaca dan menulis aj dia ra saguh(sanggup)..
dan karena motif 'kekuasan'/otoritas yg dimiliki dr seorang Nabi lah akhirnya dia ikut2an mengunakan konsep perutusan Tuhan seperti yg ada pd ajaran Yahudi/Kristen.. karena konsep perutusan melalui Nabi itu cm ada dlm ajaran Yahudi/Kristen, tidak ada dlm ajaran agama lainnya bro..

bruce wrote:

Jika sekarang terdapat perbedaan yang begitu besar antara Kristen dan Islam, itu adalah keniscayaan, karena sumbernya berbeda, belum lagi latar belakang dan lingkungan sangat berpengaruh. Sekedar pembanding, Katolik dan Protestan yang baru terpisah 600 tahun pun sudah terlihat 'berbeda', apalagi antara Islam dan Kristen.

Kira kira seperti itulah, dan karena ini murni hasil logika saya pribadi, tentu saja jauh dari kesempurnaan.

Syalom

yupp benar sekali yg bro bruce sampaikan itu, bahwa terdapat perbedaan baik ajaran/penafsiran atau krn faktor latar belakang sejarah, kebudayaan dan lingkungan diantara Islam dan Kristen, bahkan pd tiap2 agama pun ada perbedaan2 tsb.. hanya saja bedanya klo perbedaan diantara Katolik dan Protestan itu disebabkan karena pengaruh orang/manusianya yg memiliki perbedaan dlm menafsirkan/memahami Kitab Sucinya.. sedangkan dlm Islam, mereka mengklaim bahwa yg membedakan itu krn adanya perintah/pernyataan dr Awloh yg mengatakan bahwa ajaran2 Yahudi/Kristen tsb telah dipalsukan, dan hanya ajaran Islam lah yg paling benar/lurus..
Itu yg membuat perbedaannya bro..

Dan, sepertinya juga menjadi sangat manusiawi jika kemudian, penganut Islam selalu berusaha 'meluruskan' penganut Kristen, dimana 'pelurusan' itu justru berupa pemaparan pemahaman Muslim terhadap Kekristenan yang sejatinya justru tidak mereka ketahui. Karena pada dasarnya mereka masih merasakan 'ada yang kurang lengkap' dari apa yang mereka ketahui, masih ada ruang ruang kosong yang tidak dapat diisi dari ajaran mereka sendiri.

Hanya sayangnya, kebanyakan mereka kemudian lebih banyak bersuara tanpa mau mendengar, lebih banyak menulis tanpa mau membaca. Celakanya lebih sering hasil copas dari para pendahulu mereka saja.

Seandainya, mereka mau belajar sungguh sunguh, mau bertanya untuk tahu, mereka bisa menjadi penganut Islam yang lengkap, tanpa perlu berganti pemahaman menjadi Kristen.

Sayang...

bruce wrote:

Dan, sepertinya juga menjadi sangat manusiawi jika kemudian, penganut Islam selalu berusaha 'meluruskan' penganut Kristen, dimana 'pelurusan' itu justru berupa pemaparan pemahaman Muslim terhadap Kekristenan yang sejatinya justru tidak mereka ketahui. Karena pada dasarnya mereka masih merasakan 'ada yang kurang lengkap' dari apa yang mereka ketahui, masih ada ruang ruang kosong yang tidak dapat diisi dari ajaran mereka sendiri.

Hanya sayangnya, kebanyakan mereka kemudian lebih banyak bersuara tanpa mau mendengar, lebih banyak menulis tanpa mau membaca. Celakanya lebih sering hasil copas dari para pendahulu mereka saja.

Seandainya, mereka mau belajar sungguh sunguh, mau bertanya untuk tahu, mereka bisa menjadi penganut Islam yang lengkap, tanpa perlu berganti pemahaman menjadi Kristen.

Sayang...

maksudnya "penganut Islam yg lengkap" itu gimana/seperti apa bro..??
apakah mereka harus mengisi 'kekosongan ajaran mereka' dgn mempelajari kitab Taurat/Alkitab seperti ajaran Kristen/Yahudi itu bro..? atau adakah hal yg lainnya yg bisa mereka lakukan..?

Quote :

maksudnya "penganut Islam yg lengkap" itu gimana/seperti apa bro..??
apakah mereka harus mengisi 'kekosongan ajaran mereka' dgn mempelajari kitab Taurat/Alkitab seperti ajaran Kristen/Yahudi itu bro..? atau adakah hal yg lainnya yg bisa mereka lakukan..?

Belajar dari Taurat dan Injil bukankah sudah dianjurkan dalam kitab mereka? Bukankah seharusnya mereka mematuhinya?

Nah, jika ada yang tidak mengerti, mereka toh bisa bertanya dengan tujuan belajar. Karena seperti juga anda mengetahui ajaran Islam, maka mengetahui ajaran agama lain tentulah selalu baik. Bahkan Kristen pun tetap dengan setia membaca Perjanjian Lama yang merupakan Kitab 'Yahudi'.

Pada sebuah tulisannya, Pope John Paul II, ketika ditanya, bagaimana pendapatnya dengan kecenderungan semakin berkurangnya penganut Kristen (Katolik)?
Beliau mengatakan, bahwa tujuan Kristus adalah menyampaikan ajaranNya, dan bila sseorang telah mengikuti ajaran Kristus, maka tujuan Kristus sudah tercapai.

Jadi bukn tujuan untuk menjadikan seseorang sebagai penganut Kristen, tetapi bagaimana seseorang menjalani kehidupan sesuai dengan ajaran Kristus.

Dan itu bisa dilakukan oleh siapapun, dan apapun agamanya. Seorang penganut Buddhist, seorang penganut Islam, bisa lebih 'Kristen' dibanding orang Kristen sendiri. Untuk ini pasti bisa kita lihat dalam contoh kehidupan sehari hari.

Oya, ini bukan pluralisme ya.

Syalom

waah, diskusinya jd menarik nih... tp sy ijin pulang dulu, nti sesampainya dirumah kita lanjutkan lg ya bro bruce...

Syalom,

Oke, bro

bruce wrote:

Belajar dari Taurat dan Injil bukankah sudah dianjurkan dalam kitab mereka? Bukankah seharusnya mereka mematuhinya?

iya bro bruce, hal tsb (belajar dr Taurat/Injil) memang benar dianjurkan dlm Al-Quran.. tp tolong diingat bahwa turunya ayat2 tsb sewaktu Muhammad msh di Mekah (sebelum Hijrah) bro.. dan setelah hijrah kemudian muncul ayat2 yg menyatakan bahwa Taurat dan Injil tsb telah dipalsukan, bahkan lebih dr itu semua orang Muslim wajib menjauhi dan memusuhi atau memerangi orang kafir(Non Muslim)..
dan pernah sy jelaskan jg dgn logika sy, bahwa perintah yg diturunkan paling akhir maka perintah tsb lah yg harus dijalankan walaupun itu bertentangan dgn perintah yg pertamakalinya.. jd sebenarnya anjuran utk belajar dr Taurat/Injil tsb sudah tidak berlaku lg bro.. ibarat Hukum Taurat tidak berlaku lg bagi penganut Kristen/Katolik..

makanya sy jg pernah bilang klo ada penganut Muslim yg baik, itu karena dia tidak mematuhi ajaran Nabinya..
(mungkin dlm hal ini sy bertentangan dgn pandangan anda bro)

bruce wrote:

Nah, jika ada yang tidak mengerti, mereka toh bisa bertanya dengan tujuan belajar. Karena seperti juga anda mengetahui ajaran Islam, maka mengetahui ajaran agama lain tentulah selalu baik. Bahkan Kristen pun tetap dengan setia membaca Perjanjian Lama yang merupakan Kitab 'Yahudi'.

setuju sekali dgn bro, bila belajar ttg agama lain itu bertujuan baik, seperti halnya sy yg mempelajari ttg ajaran Islam..
tp hal itu(belajar) akan sulit sekali bila tujuannya utk masalah keyakinan/keimanan kita bro.. bagaimana mungkin bagi sy utk mencari info ttg iman sy yg Katolik, tp menggunakan Al-Quran atau KS agama lainnya..??
apa lg jika dlm KS agama lain yg sy pelajari tsb, menjelaskan/terdapat info yg menyatakan kesalahan2 dlm KS atau ajaran agama yg sy imani itu bro..? so, it's not simple..

bruce wrote:

Pada sebuah tulisannya, Pope John Paul II, ketika ditanya, bagaimana pendapatnya dengan kecenderungan semakin berkurangnya penganut Kristen (Katolik)?
Beliau mengatakan, bahwa tujuan Kristus adalah menyampaikan ajaranNya, dan bila sseorang telah mengikuti ajaran Kristus, maka tujuan Kristus sudah tercapai.

Jadi bukn tujuan untuk menjadikan seseorang sebagai penganut Kristen, tetapi bagaimana seseorang menjalani kehidupan sesuai dengan ajaran Kristus.

Dan itu bisa dilakukan oleh siapapun, dan apapun agamanya. Seorang penganut Buddhist, seorang penganut Islam, bisa lebih 'Kristen' dibanding orang Kristen sendiri. Untuk ini pasti bisa kita lihat dalam contoh kehidupan sehari hari.

Oya, ini bukan pluralisme ya.

Syalom

setuju dgn pendapat bro bruce diatas.. sebagai tambahan sharing kita, sy akan menceritakan sedikit pengalaman hidup sy sendiri ya bro..
dulu sy pernah bekerja disebuah perusahaan dimana pemilik/dirutnya memiliki agama/keyakinan Kepercayaan (krn dia orang jawa dibilangnya "Kejawen").. beliau ini sangat dekat sekali hubungannya dgn seluruh karyawannya dr yg level pimpinan, sampai yg level bawah seperti sy, bahkan kpd cleaning servis pun dia tidak segan2 duduk 'kongkow' / makan bareng sambil membicarakan masalah apa pun, sehingga kami pun jg merasa sangat dekat sekali hubungannya dgn beliau.. jd kami seperti menganggap beliau ini seperti orang tua/bapak kami sendiri aj bro.. kita bebas bercengkrama/bersenda gurau dgnnya, termasuk sy..
sy kebetulan dulu jd staff sekretaris beliau, jd sy sering sekali ngobrol2 bareng, krn sy menganggap sudah akrab, maka sy pun tak segan2 menanyakan masalah pribadi termasuk masalah agama/keyakinannya beliau ini bro..

ketika sy tanya ttg masalah Tuhan yg dia sembah kpd beliau, dia mengatakan bahwa dia mengakui adanya Tuhan YME, hanya aj dia tidak menyembah/beribadah seperti ajarannya Yahudi, Kristen, Islam, dan agama2 yg lain dia beribadah menurut ajaran leluhurnya dulu yg orang jawa lakukan.. lalu ketika sy tanyakan ttg masalah KS apa yg jd panduannya dlm beribadah, dia hanya mengatakan bahwa dia tidak menggunakan buku panduan apapun dlm menjalankan ibadahnya..
dan ketika sy tanyakan, apa yg dijadikan panduan dlm berprilaku, atau ajaran moral & etika, atau panduan dlm menjalani kehidupannya, beliau mengatakan :
bahwa setiap manusia itu diberikan/dianugerahi ol Penciptanya akal, budi dan pekerti, selain itu itu Tuhan jg menganugrahkan kita Hati Nurani/perasaan.. karena semua ini merupakan pemberian dr Tuhan, maka sebenarnya akal, budi pekerti dan Nurani yg dimiliki ol manusia itu baik/luhur adanya..
hanya kemudian krn kesalahan manusia, semua anugrah Tuhan itu menjadi rusak/cacat..
utk memperbaiki kerusakan/cacat pd akal-budi manusia bisa belajar, entah dr orang yg lebih pandai, entah dr buku2, atau dr bahan2 yg lain.. kemudian utk memperbaiki kerusakan pd hati nurani/perasaan, manusia bisa bertirakat, berpuasa, berpantang diri, meditasi, dsb sehinga ntinya dpt memperbaiki kerusakan pd hati nurani/perasaannya itu..
sehingga sebenarnya manusia itu tidak butuh buku panduan atau panduan dr orang lain spy bisa menjalankan hidupnya dgn baik bagi hidupnya sendiri atau kpd sesamanya..

memang prinsip2 yg beliau gunakan ini berdasarkan prinsip ajaran/nasehat2nya orang jawa jaman dulu yg mungkin terkesan primitif dan terkesan 'animisme'.. tp utk urusan kebijaksanaan sih, bisa dibilang dia bsa mengalahkan kebijaksanaan yg diajarkan ol agama2 modern..
contohnya: dia sama sekali tidak pernah 'memecat'/mengeluarkan karyawan yg melakukan kesalahan apapun kesalahannya, termasuk korupsi/menggelapkan uang perusahaan, jangankan dipecat bro menuntut karyawan yg berbuat korupsi itu pun tidak padahal tuh karyawan udah kabur bawa duit perusahaan dan jumlahnya pun terbilang sangat banyaak..
ketika ada kejadian seperti ini beliau cm mengatakan; klo ada orang yg berbuat jahat sm sy seperti mencuri uang perusahaan, pd hal sy telah memberikan kepercayaan kpd dirinya, itu berarti yg salah bukan saya.. dan sy tidak mau membalasnya dgn mengambil hidup orang tsb dgn menuntutnya dipengadilan, karena bila sy berbuat hal tsb sy akan ikut mengambil kehidupan keluarganya termasuk kehidupan anak dan isterinya pdhal mereka tidak bersalah..
utk masalah keadilan, sy hanya akan menyerahkannya kpd Yang Maha Kuasa aj, sy biarkan Dia yg mengaturnya..

jd beliau ini tidak pernah 'memecat' karyawan, apapun kesalahannya bro, dia bilang setiap orang pasti pernah dan akan mungkin berbuat kesalahan termasuk diri kita, jd kita harus memberikan kesempatan kpd orang lain utk memperbaiki kesalahan tsb, sehingga orang lain jg ntinya akan memberikan kesempatan yg sama kepada kita..
dgn menghukum orang lain, seperti memecat karyawan itu akan menutup kemungkinan orang tsb menebus kesalahannya kpd kita, makanya sy tidak pernah melakukan hal tsb..

lihat bro, bukankah itu merupakan pandangan/pemikiran yg sangat bagus, bagi orang yg tidak memiliki Kitab Suci sebagai pegangan hidupnya..?? jd beliau ini hanya mengandalkan akal, budi pekerti dan hati nuraninya aj dlm menjalankan kehidupannya.. bener2 hebat..


Syalom,

Quote :

makanya sy jg pernah bilang klo ada penganut Muslim yg baik, itu karena dia tidak mematuhi ajaran Nabinya..
(mungkin dlm hal ini sy bertentangan dgn pandangan anda bro)

Mungkin tidak terlalu berbeda, bro. Karena kalau saya percaya pada beberapa tahapan, dan kadang kadang tahapan itu bisa berlawanan dengan tahapan sebelumnya.
Sebutlah, seseorang yang cuma tahu agamanya Islam, karena ortunya Islam, tidak pernah belajar ngaji, tidak pernah sholat, segala binatang disantap (seperti kebanyakan penganut kejawen dulu), maka bisa dipastikan sikapnya toleran, kepada agama apapun dia hormat.

Kemudian, meningkat, ortunya kejawen, sementara si anak sekolah di sekolah negeri yang diajar sholat, diajar baca Quran, bergaul dengan lingkungan dari Islam yang lebih 'kuat'. Maka sikapnya mulai meniru. Mulai merasa ortunya salah dan harus dibenahi, melihat orang yang bukan Islam sebagai musuh, melihat gereja sebagai tempat yang harus dihancurkan.

Tahap selanjutnya. Seorang anak yang mendapat ajaran agama Islam sejak dini. Tiap hari diajar sholat oleh ortunya. Guru mengaji mengajarnya membaca Quran. Si anak tahu bahwa orang di luar Islam adalah kafir, tetapi tetap harus dihormati. Ia juga memberi salam teman teman ayahnya yang non Muslim dengan cara Islam (salim).

Tahap di atasnya. Seorang anak yang sejak kecil diajar agama dengan cara spartan. Hafal ayat ayat sejak kecil. Hanya bergaul dengan anak dari golongan yang sama. Menganggap orang bukan dari golongannya adalah ancaman, bahkan sesama Islam tetapi lain mashab pun dianggapnya musuh.

Tahap tertinggi adalah orang yang sudah melihat bahwa urusan perbedaan agama adalah urusan pribadi antara manusia dan khaliknya. Baginya ayat ayat Kitabsuci walaupun dikuasainya, tetapi disadarinya memiliki 'waktu' dan 'masa berlaku' yang tertentu, dengan 'faktor' manusia pada masa tertentu. Pengetahuan agamanya membuat kedudukannya dihormati, sehingga berhubungan juga dengan pemuka agama lain, dan hubungannya dengan pemuka agama lain menghasilkan relasi yang membuatnya bisa memahami 'perbedaan' dan sekaligus bisa melihat terdapat 'persamaan'.

Nah periode periode di atas bisa terjadi pada satu orang, bisa juga berbeda orang, dan tentu saja juga berlaku bagi pnganut agama lain, termasuk Kristen. Pada semua tahapan itu, kita bisa lihat contoh realnya dalam dunia nyata, bro.

Quote :

setuju sekali dgn bro, bila belajar ttg agama lain itu bertujuan baik, seperti halnya sy yg mempelajari ttg ajaran Islam..
tp hal itu(belajar) akan sulit sekali bila tujuannya utk masalah keyakinan/keimanan kita bro.. bagaimana mungkin bagi sy utk mencari info ttg iman sy yg Katolik, tp menggunakan Al-Quran atau KS agama lainnya..??
apa lg jika dlm KS agama lain yg sy pelajari tsb, menjelaskan/terdapat info yg menyatakan kesalahan2 dlm KS atau ajaran agama yg sy imani itu bro..? so, it's not simple..

Betul, bro, memang tidak mudah. Karena kita perlu melihat dengan kacamata yang sangat jernih, sehingga tidak bias. Jika kita melihat suatu pandangan, yang menurut kita keliru, maka kita harus mencoba mencari apa yang menjadi landasan mengapa mereka berpendapat seperti itu, tanpa perlu mengimani apa yang menjadi kepercayaan mereka tentunya.

Misalnya, jika umat Islam mengimani bahwa ayat ayat Quran dibisikan oleh Jibril kepada Muhamad. Saya mencoba memahami cara pikir itu, se absurd apapun menurut logika saya. Karena kalau pada dasarnya sudah beriman, maka kalau dikatakan bahwa Muhamad adalah orang jujur, maka seharusnya bisa dipercaya apa yang dikatakannya adalah benar (secara iman Islam tentunya). Jika dikatakan tidak ada saksi mata, maka mungkin bisa dibandingkan dengan kehadiran Gabriel pada saat menyampaikan kabar sukacita kepada Maria ataupun Joseph. Yang kita yakini kebenarannya berdasarkan iman.

Kita, sebagai Kristen tentu tidak belajar dari Islam, tetapi kita bisa belajar dari agama Yahudi, kan?

Quote :

lihat bro, bukankah itu merupakan pandangan/pemikiran yg sangat bagus, bagi orang yg tidak memiliki Kitab Suci sebagai pegangan hidupnya..?? jd beliau ini hanya mengandalkan akal, budi pekerti dan hati nuraninya aj dlm menjalankan kehidupannya.. bener2 hebat..

Betul, saya juga bergaul dengan sangat beragam manusia dari berbagai agama, bahkan yang mengaku agnostic dan bahkan atheist. Saya tidak bisa mengatakan manusia dengan agama apa yang paling baik (secara manusia), bro. Karena selalu terdapat orang orang yang mengecewakan dari setiap agama, dan ada orang orang yang layak dipuji dari setiap agama.

Untuk kasus anda di atas, saya percaya bahwa kita memang punya nurani, tetapi nurani itu sejatinya masih kosong saat dilahirkan. Pengalaman, ajaran, lingkungan, dan belajar dari pengalaman yang akan mengisi dan memperkaya nurani itu, bukan karena agama.

Kira kira itu sekilas pandangan saya, bro.

Syalom

thanx to bro bruce, yg telah memberikan tanggapan...
sepertinya hanya tinggal bro bruce seorang aj nih yg masih selalu setia menemani sy dlm berdiskusi diforum ini..

penjelasan anda sangat bagus sekali dan sy setuju dgn pendapat yg bro bruce sampaikan diatas itu..

hanya yg satu ini saja yg ingin sy komentari :

bruce wrote:

Betul, bro, memang tidak mudah. Karena kita perlu melihat dengan kacamata yang sangat jernih, sehingga tidak bias. Jika kita melihat suatu pandangan, yang menurut kita keliru, maka kita harus mencoba mencari apa yang menjadi landasan mengapa mereka berpendapat seperti itu, tanpa perlu mengimani apa yang menjadi kepercayaan mereka tentunya.

Misalnya, jika umat Islam mengimani bahwa ayat ayat Quran dibisikan oleh Jibril kepada Muhamad. Saya mencoba memahami cara pikir itu, se absurd apapun menurut logika saya. Karena kalau pada dasarnya sudah beriman, maka kalau dikatakan bahwa Muhamad adalah orang jujur, maka seharusnya bisa dipercaya apa yang dikatakannya adalah benar (secara iman Islam tentunya). Jika dikatakan tidak ada saksi mata, maka mungkin bisa dibandingkan dengan kehadiran Gabriel pada saat menyampaikan kabar sukacita kepada Maria ataupun Joseph. Yang kita yakini kebenarannya berdasarkan iman.

kalau kita mencari landasan yg menyebabkan orang lain berbeda pendapat/pemahamannya dgn kita dan kemudian yg dijadikan dasar kebenaran dr landasannya itu 'hanya' berdasarkan iman saja.. maka akan sulit ditemukan titik temu / penyelesaiannya kan bro..?? bahkan cendrung tidak akan bisa sampai pd titik temu..
contoh: para terorist itu yakin dan percaya bahwa tindakannya membunuh orang2/mengebom tempat2 ibadah itu adlh suatu tindakan yg benar sesuai dgn ajaran keyakinan/imannya..
apakah kita akan bisa menyalahkan pandangan keyakinan/iman terorist tsb..?

makanya seperti yg boss sy bilang sebelumnya pd postingan diatas, kita ini dibekali ol akal, budi perkerti dan Hati Nurani ol Tuhan, kita bisa tau dgn menggunakan akal, budi pekerti dan Nurani tsb, bahwa apa yg kita imani itu benar atau salah.. jd klo ada yg mengajarkan kita utk membunuh, menjarah dan merampok orang lain apapun alasannya, dgn akal, budi pekerti dan nurani yg kita miliki itu tau, klo orang tsb mengajarkan ajaran yg salah kan bro..?
kecuali nih ya klo akal, budi perkerti kita tumpul dan hati nurani kita sudah mati, maka kita bsa anggap ajaran orang tsb adlh benar dan patut ditiru...


Syalom,

Quote :

kalau kita mencari landasan yg menyebabkan orang lain berbeda pendapat/pemahamannya dgn kita dan kemudian yg dijadikan dasar kebenaran dr landasannya itu 'hanya' berdasarkan iman saja.. maka akan sulit ditemukan titik temu / penyelesaiannya kan bro..?? bahkan cendrung tidak akan bisa sampai pd titik temu..
contoh: para terorist itu yakin dan percaya bahwa tindakannya membunuh orang2/mengebom tempat2 ibadah itu adlh suatu tindakan yg benar sesuai dgn ajaran keyakinan/imannya..
apakah kita akan bisa menyalahkan pandangan keyakinan/iman terorist tsb..?

Kita kan tidak pada posisi memberi penilaian terhadap apa yang orang lain imani, bro, tidak juga akan pernah terjadi titik temu. Tetapi, kalaupun kita mencoba mencari 'alasan' dibelakang tindak terorisme itu, mungkin kita bisa menerima bahwa itulah satu satunya tindakan perjuangan mereka. Ibaratnya saat mulai kalah perang, maka tentara jepang menabrakan pesawat zero mereka ke kapal sekutu. Jika dikatakan bahwa saat itu kan dalam kondisi perang. Maka para terorist itu juga akan mengatakan hal yang sama, bahwa saat ini mereka dalam kondisi perang.

Apakah kita bisa menyalahkan tindakan mereka? Ya, bisa saja, karena kita bukan mereka, dan kita katakan bahwa saat ini bukan saat perang, dan korban mereka bukanlah orang yang memusuhi mereka.

Dalam hal tindak terorisme, sebenarnya Islam tidaklah sendirian, hampir semua agama pernah melakukannya. Yang penting harus disadari secara kolektif, bahwa tindak terorisme itu salah dan keliru, serta tidak bisa diterima oleh masyarakat dunia.

Quote :

makanya seperti yg boss sy bilang sebelumnya pd postingan diatas, kita ini dibekali ol akal, budi perkerti dan Hati Nurani ol Tuhan, kita bisa tau dgn menggunakan akal, budi pekerti dan Nurani tsb, bahwa apa yg kita imani itu benar atau salah.. jd klo ada yg mengajarkan kita utk membunuh, menjarah dan merampok orang lain apapun alasannya, dgn akal, budi pekerti dan nurani yg kita miliki itu tau, klo orang tsb mengajarkan ajaran yg salah kan bro..?
kecuali nih ya klo akal, budi perkerti kita tumpul dan hati nurani kita sudah mati, maka kita bsa anggap ajaran orang tsb adlh benar dan patut ditiru...

Ada beberapa cara untuk menajamkan atau bahkan menumpulkan nurani kita, bro. Salah satu caranya adalah pengulangan, dan menutup/membungkam nurani. Dengan pengulangan dan terus menerus membungkam nurani, maka nurani kita akan tumpul bahkan mati.

Saya bisa dengan mudah mengangkat sendal saya, dan menggilas kecoa, karena didasari kebencian dan pengulangan tindakan, serta tentu saja didasari kesadaran bahwa itu bukanlah suatu tindak kesalahan. Sementara bagi seorang penganut Buddhist, tindakan saya bisa dianggap pembunuhan.

Saya pasti tidak akan berani menggorok leher seorang manusia, atau bahkan seekor kambing. Karena saya tidak pernah melakukannya. Tetapi, jika saya berada pada kondisi marah (entah dalam kondisi dikeroyok habis habisan, atau pernah tunggang langgang diseruduk kambing), maka mungkin leher manusia atau kambing bisa saya tebas. Walau itu hanya mungkin.

Tetapi lain dengan anak anak yang sejak kecil sudah melihat sang ayah melakukan penyembelihan, maka kegiatan penyembelihan kambing adalah wajar. Begitu juga seperti pada suku suku indian abad 16, melakukan pembunuhan dan menguliti kepala musuhnya adalah kegiatan yang sangat diharapkan.

Jadi, di mana nurani itu? Kemungkinan nurani diisi sejak manusia lahir dan mengamati lingkungannya, serta ajaran agama yang dianutnya. Agama yang mengajarkan kasih akan menghasilkan nurani penuh kasih, ajaran agama yang mengajarkan pembalasan dendam akan menghasilkan manusia peuh dendam.

nothingman wrote:

thanx to bro bruce, yg telah memberikan tanggapan...
sepertinya hanya tinggal bro bruce seorang aj nih yg masih selalu setia menemani sy dlm berdiskusi diforum ini..

Ah, terlalu hiperbolik nih Nothingman. Kerna saya tidak post, dikira tidak partisipasi. Yahh... tapi tidak apa-apa.

Namun, saya pikir, bahasan mengenai teroris, bukan di trit ini, deh.

Husada wrote:

nothingman wrote:

thanx to bro bruce, yg telah memberikan tanggapan...
sepertinya hanya tinggal bro bruce seorang aj nih yg masih selalu setia menemani sy dlm berdiskusi diforum ini..

Ah, terlalu hiperbolik nih Nothingman. Kerna saya tidak post, dikira tidak partisipasi. Yahh... tapi tidak apa-apa.

Namun, saya pikir, bahasan mengenai teroris, bukan di trit ini, deh.

wakakakakakaa....
kita (sy dan bro bruce) emg tidak sedang membahas mslh terorist, tp sedang membicarakan masalah ajaran yg dianggap salah/keliru.. contohnya ya seperti ajaran yg mungkin dianut ol orang2 terorist tsb, jd cm nyrempet2 doank kok teroristnya..
bro Husada bisa aj 'ngeles'nya deh... bilang aj terus terang klo sampeyan sudah nda 'cinta n sayang' lg sm saya, jd nti silahkan anda 'talak' sy aj deh... (emangnya kita merit kalee... hihihi)

Ok, buat bro bruce, thanx atas tanggapan yg anda berikan ya...
penjelasan yg anda berikan itu sangat bagus, dan sy setuju sekali dgn anda.. tp sepertinya ada satu hal yg masih agak 'mengganjal'/sy kurang jelas dgn penjelasan anda itu ya.. mungkin ini cm diakibatkan krn kemampuan daya tangkap sy yg agak lemah alias 'lemot' bro.. hehehe
penjelasan anda yg masih kurang sy pahami itu adlh yg ini:

Quote :

Tetapi lain dengan anak anak yang sejak kecil sudah melihat sang ayah melakukan penyembelihan, maka kegiatan penyembelihan kambing adalah wajar. Begitu juga seperti pada suku suku indian abad 16, melakukan pembunuhan dan menguliti kepala musuhnya adalah kegiatan yang sangat diharapkan.

dlm artian sy ttg penjelasan yg anda berikan itu adlh mengenai sesuatu yg dianggap 'normal'/sewajarnya ol kita..

dimana anda jg menggambarkan diri anda yg menginjak kecoa, hal itu anda anggap sesuatu yg normal/wajar ttp bagi penganut Bhuddis hal tsb tidak wajar krn itu mungkin bertentangan dgn ajaran Bhuddis itu.. atau ttg kebiasaan seorang anak yg dr kecil terbiasa melihat ayahnya menggorok leher kambing, maka setelah besarpun ia dpt melakukan/memandang tindakan tsb sebagai tindakan yg sewajarnya..

jd bro bruce ingin mengatakan bhw sesuatu yg dianggap 'normal'/sewajarnya itu anda katakan bisa dipengaruhi ol beberapa faktor; entah kondisi/situasinya, lingkungannya, atau yg berkaitan dgn adat/tradisi/kebudayaan tertentu.. betul begitukah bro bruce..? (mohon dikoreksi ya bro jika sy salah mengartikannya)

sy pun sebenarnya setuju dgn pendapat anda tsb diatas bro.. memang ada hal2/sesuatu tertentu itu yg sifatnya lokal atau tergantung waktu,kondisi, situasi, lingkungan, tradisi/budaya tertentu.. tp ada jg hal2 yg sifatnya universal tidak tergantung faktor2 tsb diatas.. contohnya misal : tindakan mencuri, dari dulu sampai sekarang yg namanya mencuri itu dinilai sebuah tindakan yg tidak baik, entah dlm kondisi, situasi, lingkungan dan budaya manapun bro.. selain itu pula dgn tindakan merampok, menjarah barang orang lain, atau membunuh pun sebenarnya dipandang sbg suatu tindakan yg tidak baik apapun alasannya, begitu pula tindakan mengambil isteri orang lain atau menikahi seorang anak kecil, dsb..

jd ada sesuatu hal itu yg dipandang/dinilai berdasarkan aturan/sifat/prinsip2 universal, dan karena dlm lingkungan kehidupan kita saat ini terdiri dr bermacam2 golongan, suku, dan perbedaan2 yg lain, maka prinsip2 universal itu lah yg harus ditekankan lebih dulu.. sehingga jika ada sebuah ajaran yg mengajarkan kita utk bertindak/berlaku utk menentang atau menyalahi aturan2 yg bersifat universal itu saat ini/di jaman ini bahkan dlm situasi dan kondisi apapun, itu harus kita pertanyakan bro.. ya contohnya peraturan2 Syariah yg diterapkan itu, dan banyak lah contoh2 lain yg pastinya jg anda ketahui.. hehehehe

Ok bro bruce, itu sedikit komentar sy ttg permasalahan ini, jika ada kekurangannya sy mohon maaf dan koreksi dr anda.. sebelumnya jg sy ucapkan banyak trimakasih kpd bro bruce yg telah menemani sy berdiskusi di forum ini, dan sy merasa senang sekali bisa bertukar pandangan/pengalaman dgn anda.. semoga sy dapat berdiskusi lg dgn anda diforum/trit2 yg lain..

Syalom,

Quote :

sy pun sebenarnya setuju dgn pendapat anda tsb diatas bro.. memang ada hal2/sesuatu tertentu itu yg sifatnya lokal atau tergantung waktu,kondisi, situasi, lingkungan, tradisi/budaya tertentu.. tp ada jg hal2 yg sifatnya universal tidak tergantung faktor2 tsb diatas.. contohnya misal : tindakan mencuri, dari dulu sampai sekarang yg namanya mencuri itu dinilai sebuah tindakan yg tidak baik, entah dlm kondisi, situasi, lingkungan dan budaya manapun bro.. selain itu pula dgn tindakan merampok, menjarah barang orang lain, atau membunuh pun sebenarnya dipandang sbg suatu tindakan yg tidak baik apapun alasannya, begitu pula tindakan mengambil isteri orang lain atau menikahi seorang anak kecil, dsb..

Mencuri yang terang terangan, misalnya motor tetangga, atau kambing tetangga, mungkin bersifat 'universal' bro, tetapi ada beberapa pencurian yang sering dilakukan yang dianggap bukan pencurian. misalnya menemukan suatu barang yang bukan miliknya. Nah dalam hal ini ajaran yang baik dan benar akan menjadi pagarnya.

Saya setuju dengan pendapat ada, bahwa yang bersifat 'universal' yang harus dipatuhi. Dan dalam hal ini, sepertinya yang disebut 'universal' adalah mayoritas. Betulkah, bro? Jadi, jika mayoritas masyarakat dunia menyatakan bahwa mencuri adalah salah dan tidak baik, maka kelompok minoritas yang menyatakan bawa mencuri boleh boleh saja kalau tidak ketahuan, harus patuh pada pendapat mayoritas. Setujukah anda dengan pendapat saya ini?

Nah kira kira itulah jawaban saya. Oiya, kita tidak perlu khawatir jika arah diskusi menjadi menyimpang, karena kalau memang arahnya sudah jelas, threadnya akan saya split dan akan menjadi thread dengan judul yang berbeda.

Syalom

siip deh bro bruce, sy setuju sekali dgn pendapat yg anda berikan diatas...
tp utk kasus dimana kita menemukan barang orang lain dipinggir jalan sih itu kasusnya bukan pencurian bro, tp 'penemuan'.. itu pun klo kita tidak mengetahui siapa pemilik barang yg kita temukan itu, klo kita tau dgn jelas siapa pemiliknya ya wajib kita kembalikan lah, krn klo tidak nti kita bs dituduh mencuri barang tsb...

ok bro bruce, sy puas atas jawaban yg anda berikan itu, sampai bertemu pd diskusi yg lain nya...
bravo.. bravoo.. segala hormat dan pujian yg sy haturkan buat bro bruce deh....

maaf bro, lebaynya sy lg kumat ketularan dr bro Husada... hihihi

Syalom,

Quote :

maaf bro, lebaynya sy lg kumat ketularan dr bro Husada... hihihi

Adooooooh, mengapa jadi pada lebay seperti ini ........

Dari posting yang ada di trit ini sejauh ini, saya melihat bahwa ada tiga pendapat mengenai agama Muhammad ketika mengawini Khadijah, yaitu:
(1) Islam [Pendapat ini tidak punya penjelasan lain selain ayat Al Qur'an yang diturunkan lebih dari 15 tahun setelah peristiwa pernikahan tersebut. Ayat tersebut juga tidak secara terang benderang menyatakan bahwa agama Muhammad ketika menikahi Khadijah adalah Islam];
(2) Pagan [Pandangan ini ditunjang atau didukung oleh penjelasan bahwa dari ayat Al Qur'an dan hadits memperlihatkan bahwa Muhammad menganut Paganisme];
(3) Penyembah berhala [Pendapat ini ditunjang atau didukung oleh penjelasan bahwa sejak lahir, Muhammad mendapatkan ajaran dari para penyembah berhala (kakek dan pamannya yang terbilang sebagai kuncen Ka'bah yang adalah tempat penyimpanan aksesoris keberhalaan)].

Sangat diharapkan, postingan berikutnya tidak perlu melenceng ke hal yang sangat berbeda dari agama Muhammad saat menikahi Khadijah. Salam damai.

Apa bedanya antara paganism dan penyembah berhala, om?

bruce wrote:

Apa bedanya antara paganism dan penyembah berhala, om?

Kayaknya glomod ini makin getol menggunakan tepok-jidat.com ya?
Saya juga kurang tahu. Wong saya bilang penyembah berhala dengan mengemukakan riwayat Muhammad yang saya baca dari situsnya si Haekal, kemudian Nothingman bilang bahwa agama Muhammad itu bila dicermati dari ayat-ayat Al Qur'an dab Hadits, termasuk paganisme.

Itu pula yang kemudian saya angkat ke kesimpulan dari saya. Kalo glomod mo nyimpulin menurut versi glomod, ya monggo