|
| Adam dan Hawa | |
| | |
Pengirim | Message |
---|
Husada Global Moderator
Jumlah posting : 4981 Join date : 07.05.11
| Subyek: Re: Adam dan Hawa 5th June 2013, 18:12 | |
| Hmmm... begitu.
Puji Tuhan. Ini hal baru bagi saya. Terima kasih Admin Yop. Diberkatilah engkau dan seluruh orang yang engkau kasihi. | |
| | | siip Perwira Pertama
Jumlah posting : 630 Join date : 27.01.11
| Subyek: Re: Adam dan Hawa 5th June 2013, 18:24 | |
| - bruce wrote:
- Kebetulan saya orang sains, jadi pembuktian dengan perhitungan matematis bisa lebih saya percaya dibanding 'kabar angin' pak (bukan) pendeta, he he he.
Tapi gimana ya...? Pak (bukan) pendeta Siip kan memang lebih beriman dibanding saya yang kurang iman.
He he he he
Mungkin maksudnya GMB bgini : Pak (bukan ) pendeta Siip kan memang lebih beriman (iman=LUGU) dibanding saya yang kurang iman (iman=LUGU). | |
| | | bruce Global Moderator
Jumlah posting : 9231 Join date : 27.01.11
| Subyek: Re: Adam dan Hawa 5th June 2013, 18:33 | |
| - siip wrote:
- bruce wrote:
- Kebetulan saya orang sains, jadi pembuktian dengan perhitungan matematis bisa lebih saya percaya dibanding 'kabar angin' pak (bukan) pendeta, he he he.
Tapi gimana ya...? Pak (bukan) pendeta Siip kan memang lebih beriman dibanding saya yang kurang iman.
He he he he
Mungkin maksudnya GMB bgini :
Pak (bukan) pendeta Siip kan memang lebih beriman (iman=LUGU) dibanding saya yang kurang iman (iman=LUGU). Aduuh, jangan nyindir gitu dong bukan pendeta Siip, saya mana berani? | |
| | | Husada Global Moderator
Jumlah posting : 4981 Join date : 07.05.11
| Subyek: Re: Adam dan Hawa 6th June 2013, 09:43 | |
| - St Yopi wrote:
- Ada didalam naskah-naskah kuno, ...
Semuanya didukung oleh para Rasul dan para Bapa Gereja, termasuk Eusebius (lahir tahun 260) dan Origen (lahir tahun 184) sampai pada St Jerome, St Cyrill bahkan sampai pada sumber Magisterium Gereja yaitu SUMMA THEOLOGICA: The passion of Christ (Tertia Pars, Q. 46).
Dalam beberapa sumber, yang tersisa hanyalah tengkorak Adam, karena tulang belulangnya sudah ikut dibakar dalam korban bakaran untuk persembahan, sedangkan dalam beberapa rumor, tengkorak Adam berada di Vatican, ada yang bilang ditangan kolektor kaya dll.
Intinya, Adam dan Hawa Literal adalah ajaran resmi Gereja Katolik!
Salam Setelah merenung-renung kembali, pikiran saya begini: Sosok yang disebut sebagai Adam dan Hawa itu memang ada. Itu pula yang sudah pernah saja kemukakan, bahwa Adam itu adalah yang terpilih dari sosok seangkatannya. Jadi, menurut pemahaman saya, saya tidak mengatakan bahwa Adam dan Hawa itu tidak ada. Melainkan, Adam dan Hawa itu berasal dari proses evolusi, dari tumbuhan, menjadi hewan, menjadi primata, kemudian dari antara primata yang ada, dipilhlah Adam dan Hawa. Sebab, yang menjadi permasalahan di benak saya ialah: Apakah benar, Tuhan dengan tanganNya mengambil tanah, membentuknya (seperti seorang pematung membentuk patung), kemudian setelah terbentuk sosok dari tanah itu, lalu Tuhan meniupkan nafas hidup kepada sosok itu, maka jadilah Adam. Sementara, saya haqqul yaqqin bahwa Tuhan itu adalah Roh, bukan fisik. Jadi, menurut saya, pemetaforaan dimana Tuhan mengambil tanah, membentuknya, kemudian meniupkan nafas hidup dan jadilah Adam, adalah merupakan ringkasan dari proses evolusi. Dengan demikian, kalau ada bukti, paling sedikit dari adanya keyakinan para Bapa Gereja yang meyakini bahwa Adam itu ada dan dimakamkan di Golgota, saya kira itu tidak saya sangsikan. Saya masih sulit menyakini bahwa Adam dan Hawa dicipta 'bersendirian', mengingat temuan-temuan arkelog yang dilatari metode ilmiah yang menyatakan bahwa usia fosil yang ditemukan sudah ratus ribuan bahkan jutaan tahun nan silam. Sementara kalau dihitung dari generasi-ke generasi dari Adam sampai ke Jesus Kristus, dengan mengambil rata-rata usia satu generasi adalah 1.000 tahun (pendekatan pada usia hidup Adam), maka usia bumi ini belum sampai sejuta tahun. Nah, saya tidak hendak menyangkal ajaran Gereja yang diturunkan melalui para Bapa Gereja (yang saya imani selalu disertai Roh Kudus). Menurut pemahaman saya, kalau dicermati dari links yang Yopi di atas, itu hanya membuktikkan bahwa Adam dan Hawa sebenarnya ADA. Links tersebut tidak bercerita tentang proses penciptaan Adam dan Hawa. Adakah dari partisipan yang dapat menyajikan penjelasan tambahan? Damai bagi LTBers sekalian. | |
| | | St Yopi Calon Perwira
Jumlah posting : 428 Join date : 24.10.12
| Subyek: Re: Adam dan Hawa 6th June 2013, 10:48 | |
| - Husada wrote:
- St Yopi wrote:
- Ada didalam naskah-naskah kuno, ...
Semuanya didukung oleh para Rasul dan para Bapa Gereja, termasuk Eusebius (lahir tahun 260) dan Origen (lahir tahun 184) sampai pada St Jerome, St Cyrill bahkan sampai pada sumber Magisterium Gereja yaitu SUMMA THEOLOGICA: The passion of Christ (Tertia Pars, Q. 46). Dalam beberapa sumber, yang tersisa hanyalah tengkorak Adam, karena tulang belulangnya sudah ikut dibakar dalam korban bakaran untuk persembahan, sedangkan dalam beberapa rumor, tengkorak Adam berada di Vatican, ada yang bilang ditangan kolektor kaya dll. Intinya, Adam dan Hawa Literal adalah ajaran resmi Gereja Katolik! Salam Setelah merenung-renung kembali, pikiran saya begini: Sosok yang disebut sebagai Adam dan Hawa itu memang ada. Itu pula yang sudah pernah saja kemukakan, bahwa Adam itu adalah yang terpilih dari sosok seangkatannya. Jadi, menurut pemahaman saya, saya tidak mengatakan bahwa Adam dan Hawa itu tidak ada. Melainkan, Adam dan Hawa itu berasal dari proses evolusi, dari tumbuhan, menjadi hewan, menjadi primata, kemudian dari antara primata yang ada, dipilhlah Adam dan Hawa. Sebab, yang menjadi permasalahan di benak saya ialah: Apakah benar, Tuhan dengan tanganNya mengambil tanah, membentuknya (seperti seorang pematung membentuk patung), kemudian setelah terbentuk sosok dari tanah itu, lalu Tuhan meniupkan nafas hidup kepada sosok itu, maka jadilah Adam. Sementara, saya haqqul yaqqin bahwa Tuhan itu adalah Roh, bukan fisik.
Jadi, menurut saya, pemetaforaan dimana Tuhan mengambil tanah, membentuknya, kemudian meniupkan nafas hidup dan jadilah Adam, adalah merupakan ringkasan dari proses evolusi. Dengan demikian, kalau ada bukti, paling sedikit dari adanya keyakinan para Bapa Gereja yang meyakini bahwa Adam itu ada dan dimakamkan di Golgota, saya kira itu tidak saya sangsikan.
Perhatikan bahwa: 1. Tuhan Allah turun dalam bentuk 3 Malaikat makan dirumahnya Abraham. 2. Tuhan Allah turun ke atas gunung untuk menuliskan 10 Perintah kedalam dua buah loh batu yang disimpan oleh Musa sampai dihancurkan. 3. Tuhan Allah turun kebumi berkelahi dengan Yakub dalam bentuk Malaikat. 4. Tuhan Allah turun kebumi dalam bentuk manusia bernama Yesus, dalam beberapa tradisi Gereja Katolik Orthodox, menciptakan burung Merpati dari tanah liat. Lalu, apa masalahnya dengan Tuhan Allah menciptakan Adam dan Hawa dari tanah liat? - Husada wrote:
Saya masih sulit menyakini bahwa Adam dan Hawa dicipta 'bersendirian', mengingat temuan-temuan arkelog yang dilatari metode ilmiah yang menyatakan bahwa usia fosil yang ditemukan sudah ratus ribuan bahkan jutaan tahun nan silam. Sementara kalau dihitung dari generasi-ke generasi dari Adam sampai ke Jesus Kristus, dengan mengambil rata-rata usia satu generasi adalah 1.000 tahun (pendekatan pada usia hidup Adam), maka usia bumi ini belum sampai sejuta tahun.
Usia bumi dengan semua penemuan fosil menurut Arkeolog menurut saya sama seperti penciptaam Adam dan Hawa, bumi juga diciptakan dalam keadaan TUA. - Husada wrote:
Nah, saya tidak hendak menyangkal ajaran Gereja yang diturunkan melalui para Bapa Gereja (yang saya imani selalu disertai Roh Kudus). Menurut pemahaman saya, kalau dicermati dari links yang Yopi di atas, itu hanya membuktikkan bahwa Adam dan Hawa sebenarnya ADA. Links tersebut tidak bercerita tentang proses penciptaan Adam dan Hawa.
Adakah dari partisipan yang dapat menyajikan penjelasan tambahan?
Damai bagi LTBers sekalian. Saran saya, bersandarlah pada ajaran Gereja. Salam | |
| | | Husada Global Moderator
Jumlah posting : 4981 Join date : 07.05.11
| Subyek: Re: Adam dan Hawa 6th June 2013, 11:30 | |
| - St Yopi wrote:
- Perhatikan bahwa:
1. Tuhan Allah turun dalam bentuk 3 Malaikat makan dirumahnya Abraham. 2. Tuhan Allah turun ke atas gunung untuk menuliskan 10 Perintah kedalam dua buah loh batu yang disimpan oleh Musa sampai dihancurkan. 3. Tuhan Allah turun kebumi berkelahi dengan Yakub dalam bentuk Malaikat. Pada ketiga hal tersebut di atas, Tuhan Allah Turun hanya beberapa saat menurut waktu bumi. Mengajarkan, datang turun beberapa saat, laksanakan misi, selesai. - Quote :
- 4. Tuhan Allah turun kebumi dalam bentuk manusia bernama Yesus,
pada peristiwa ini, tuhan sampai bertahun-tahun bersama-sama dengan manusia, dan fisik Jesus Kristus nyata ada, berdarah lagi. - Quote :
- dalam beberapa tradisi Gereja Katolik Orthodox, menciptakan burung Merpati dari tanah liat.
Wah... mungkin, hal ini pula yang sempat terbaca/terdengar oleh penulis Al Qur'an sehingga di Al Qur'an dikatakannya Isa menciptakan burung dari tanah liat, ya? Kalau Jesus Kristus yang memiliki fisik, mengambil tanah liat dan membentuk burung, kemudian membuat burung itu hidup, cukup berterima di akal saya. Tetapi kalau Roh, melakukan pekerjaan mengambil tanah, menurut saya, itu tidak akan terlihat oleh indra. Jadi, pemetaforaan penciptaan Adam dan Hawa, sampai saat ini, masih saya imani sebagai wahyu Roh Kudus kepada penulis Alkitab untuk menuliskannya seperti itu, dengan tujuan dapat dengan mudah dimengerti oleh pembaca Alkitab. - Quote :
- Lalu, apa masalahnya dengan Tuhan Allah menciptakan Adam dan Hawa dari tanah liat?
Tidak ada masalah sama sekali karena Tuhan adalah supra dari segala yang supra. Menjadi aneh ketika Roh dikatakan megambil tanah liat, seolah Roh itu tampak oleh indra, seperti memiliki anggota tubuh yang digunakan untuk mengambil tanah liat (setidaknya, menurut pemikiran saya). - Quote :
- Usia bumi dengan semua penemuan fosil menurut Arkeolog menurut saya sama seperti penciptaam Adam dan Hawa, bumi juga diciptakan dalam keadaan TUA.
Apanya yang sama menurut Yopi, proses penciptaannya, atau usia dari fosil itu sama dengan usia Adam dan Hawa? Sekali lagi, menurut pemahaman saya, links yang yang Yopi quote di atas, itu hanya membuktikkan bahwa Adam dan Hawa sebenarnya ADA. Links tersebut tidak bercerita tentang proses penciptaan Adam dan Hawa. - Quote :
- Saran saya, bersandarlah pada ajaran Gereja.
Terima kasih. Saran baik dan bagus sangat bermanfaat dilaksanakan. Namun, saya pikir, Gereja juga tidak mengajarkan bagaimana proses penciptaan Adam dan Hawa selain dari pemetaforaan, dimana Tuhan yang adalah Roh, dimetaforakan sebagai berwujud fisik, mengambil tanah, membentuknya, meniupkan nafas hidup kepada bentukan itu, maka jadilah Adam. Dan menurut saya, pemetaforaan itulah yang diringkaskan dari proses evolusi terbentuknya bumi dan segala isinya. - Quote :
- Salam
Damai, damai, damai. | |
| | | St Yopi Calon Perwira
Jumlah posting : 428 Join date : 24.10.12
| Subyek: Re: Adam dan Hawa 6th June 2013, 12:20 | |
| - Husada wrote:
- St Yopi wrote:
- Perhatikan bahwa:
1. Tuhan Allah turun dalam bentuk 3 Malaikat makan dirumahnya Abraham. 2. Tuhan Allah turun ke atas gunung untuk menuliskan 10 Perintah kedalam dua buah loh batu yang disimpan oleh Musa sampai dihancurkan. 3. Tuhan Allah turun kebumi berkelahi dengan Yakub dalam bentuk Malaikat. Pada ketiga hal tersebut di atas, Tuhan Allah Turun hanya beberapa saat menurut waktu bumi. Mengajarkan, datang turun beberapa saat, laksanakan misi, selesai.
Bukankah intinya tidak masalah dengan "ROH" yang Husada risaukan? Entah dalam Roh maupun dalam bentuk "lain", bukan masalah bagi Tuhan Allah untuk menciptakan manusia dari tanah liat bukan? - Husada wrote:
- Quote :
- 4. Tuhan Allah turun kebumi dalam bentuk manusia bernama Yesus,
pada peristiwa ini, tuhan sampai bertahun-tahun bersama-sama dengan manusia, dan fisik Jesus Kristus nyata ada, berdarah lagi. - Quote :
- dalam beberapa tradisi Gereja Katolik Orthodox, menciptakan burung Merpati dari tanah liat.
Wah... mungkin, hal ini pula yang sempat terbaca/terdengar oleh penulis Al Qur'an sehingga di Al Qur'an dikatakannya Isa menciptakan burung dari tanah liat, ya?
Kalau Jesus Kristus yang memiliki fisik, mengambil tanah liat dan membentuk burung, kemudian membuat burung itu hidup, cukup berterima di akal saya. Tetapi kalau Roh, melakukan pekerjaan mengambil tanah, menurut saya, itu tidak akan terlihat oleh indra. Jadi, pemetaforaan penciptaan Adam dan Hawa, sampai saat ini, masih saya imani sebagai wahyu Roh Kudus kepada penulis Alkitab untuk menuliskannya seperti itu, dengan tujuan dapat dengan mudah dimengerti oleh pembaca Alkitab.
Idem diatas, masalah Roh tidak usah dirisaukan - Husada wrote:
- Quote :
- Lalu, apa masalahnya dengan Tuhan Allah menciptakan Adam dan Hawa dari tanah liat?
Tidak ada masalah sama sekali karena Tuhan adalah supra dari segala yang supra. Menjadi aneh ketika Roh dikatakan megambil tanah liat, seolah Roh itu tampak oleh indra, seperti memiliki anggota tubuh yang digunakan untuk mengambil tanah liat (setidaknya, menurut pemikiran saya).
Hehehehe..... Malaikat adalah roh, dan mereka makan dan minum, kenapa menjadi aneh? Jangan dirisaukan... - Husada wrote:
- Quote :
- Usia bumi dengan semua penemuan fosil menurut Arkeolog menurut saya sama seperti penciptaam Adam dan Hawa, bumi juga diciptakan dalam keadaan TUA.
Apanya yang sama menurut Yopi, proses penciptaannya, atau usia dari fosil itu sama dengan usia Adam dan Hawa? Sekali lagi, menurut pemahaman saya, links yang yang Yopi quote di atas, itu hanya membuktikkan bahwa Adam dan Hawa sebenarnya ADA. Links tersebut tidak bercerita tentang proses penciptaan Adam dan Hawa.
Penciptaan Adam dan Hawa adalah Literal, silahkan lihat - Husada wrote:
- Quote :
- Saran saya, bersandarlah pada ajaran Gereja.
Terima kasih. Saran baik dan bagus sangat bermanfaat dilaksanakan. Namun, saya pikir, Gereja juga tidak mengajarkan bagaimana proses penciptaan Adam dan Hawa selain dari pemetaforaan, dimana Tuhan yang adalah Roh, dimetaforakan sebagai berwujud fisik, mengambil tanah, membentuknya, meniupkan nafas hidup kepada bentukan itu, maka jadilah Adam. Dan menurut saya, pemetaforaan itulah yang diringkaskan dari proses evolusi terbentuknya bumi dan segala isinya. - Quote :
- Salam
Damai, damai, damai. Perhatikan diatas, kemudian perhatikan ini: 1. Tahukah kamu bahwa ide mengenai evolusi pertama kali datang dari pihak gnostik? The Fathers and Doctors of the early Church in the East and West everywhere proclaim the same doctrine, confirming it by philosophical arguments in their controversies with Paganism, Gnosticism and Manichæism; while the early Roman symbols, that of Nicæa and those of Constantinople repeat, in practically unvarying phrase, the universal Christian belief "in God the Father Almighty, Creator of Heaven and earth, of all things visible and invisible". After the controversy with Paganism and the Oriental heresies had waned, and with the awakening of a new intellectual life through the introduction of Aristotle into the Western schools, the doctrine of creation was set forth in greater detail. The revival of Manichæism by the Cathari and the Albigenses called for a more explicit expression of the contents of the Church's belief regarding creation. 'This was formulated by the Fourth Lateran Council in 1215 [Denzinger, "Enchiridion", 428 (355)]. The council teaches the unicity of the creative principle — unus solus Deus; the fact of creation out of nothing (the nature of creation is here for the first time, doubtless through the influence of the schools, designated by the formula, condidit ex nihilo); its object (the visible and invisible, the spiritual and material world, and man); its temporal character (ab initio temporis); the origin of evil from the fact of free will. The conflict with the false dualism and the emanationism introduced into the schools by the Arabian philosophers, especially Avicenna (1036) and Averroes (1198), brought out the more philosophically elaborated doctrine of creation found in the works of the greater Scholastics, such as Blessed Albert, St. Thomas, and St. Bonaventure. The Aristotelean theory of causes is here made use of as a defining instrument in the synthesis which is suggested by the well-known distich: — Efficiens causa Deus est, formalis idea, Finalis bonitas, materialis hyle (Albertus Magnus, Summa, I, Tr. xiii; Q. liv, Vol. XXXI, p. 551 of Bosquet ed., Paris, 1895). On these lines the Schoolmen built their system, embracing the relation of the world to God as its efficient cause, the continuance of creation in God's conservation thereof and His concurrence with every phase of the creature's activity; the conception of the Divine idea as the archetypal cause of creation; the doctrine that God is moved to create (speaking by analogy with the finite will) by His own goodness, to which He gives expression in creation in order that the rational creature recognizing it may be led to love it and, by a corresponding mental and moral adjustment thereto in the present life, may attain to its complete fruition in the life to come; in other words that the Divine goodness and love is the source and final cause of creation both active and passive. Thus the application, by a constantly sustained analogy of the three causes — efficient, final, and formal (archetypal) — results in the Scholastic philosophy of creation. There being no previously existing material cause (hyle) of creation, the application of the fourth cause appears in the Scholastic theory on potency and materia prima, the radical and undifferentiated constituent of nature. The idea of creation developed by the Scholastics passed without substantial change along that current of modern thought which preserved the essential elements of the Theistic-Christian world-view — that of Descartes, Malebranche, Leibniz — and of course along the continuous stream of traditional teaching within the Catholic Church. In the opposing current it disappears with Spinoza, and gives way to realistic Pantheism; with Fichte, Schelling, and Hegel, its place is taken by some phase of varying idealistic Pantheism; while in our own day Agnosticism (Spencer), materialistic Monism (Hackel), and spiritualistic Monism (Neo-Hegelianism and the New Theology) have been put forward as substitutes. Amongst recent Catholic theologians there is a practically uniform tendency to interpret the traditional and Scriptural data as postulating the creative act to account for the origin of unembodied spirits (the angels), of the primordial matter of the universe, and of the human soul. The development of the universe, the introduction of plant and animal life, the formation of the first human bodies can be explained by the administrative or formative activity of God, an activity which is sometimes called second creation (secunda creatio), and does not demand the creative act as such. Catholic philosophers develop the purely rational arguments for these same positions, except for the origin of the angelic world, which of course lies beyond the sphere of philosophy. The remainder of this article will offer a summary of the aforesaid theological and philosophical positions and their bases. Arguments for creation: [You must be registered and logged in to see this link.]Salam | |
| | | St Yopi Calon Perwira
Jumlah posting : 428 Join date : 24.10.12
| Subyek: Re: Adam dan Hawa 6th June 2013, 12:59 | |
| Dasar Penciptaan termasuk Adam dan Hawa adalah LITERAL menurut Gereja Katolik Roma:
KGK 356 Dari segala ciptaan yang kelihatan, hanya manusia yang “mampu mengenal dan mencintai Penciptanya” (Gaudium et Spes/GS 12,3): ialah “yang di dunia merupakan satu-satunya makhluk, yang Allah kehendaki demi dirinya sendiri” (GS 24,3): hanya dialah yang dipanggil, supaya dalam pengertian dan cinta mengambil bagian dalam kehidupan Allah. Ia diciptakan untuk tujuan ini, dan itulah dasar utama bagi martabatnya…”
KGK 357 Karena ia diciptakan menurut citra Allah, manusia memiliki martabat sebagai pribadi: ia bukan hanya sesuatu, melainkan seorang. Ia mampu mengenal diri sendiri, menjadi tuan atas dirinya, mengabdikan diri dalam kebebasan dan hidup dalam kebersamaan dengan orang lain, dan karena rahmat ia sudah dipanggil ke dalam perjanjian dengan Penciptanya, untuk memberi kepada-Nya jawaban iman dan cinta, yang tidak dapat diberikan suatu makhluk lain sebagai penggantinya.
KGK 358 Tuhan menciptakan segala sesuatu untuk manusia (Bdk. GS 12,1; 24,2; 39,1), tetapi manusia itu sendiri diciptakan untuk melayani Allah, untuk mencintai-Nya dan untuk mempersembahkan seluruh ciptaan kepada-Nya: “Makhluk manakah yang diciptakan dengan martabat yang demikian itu? Itulah manusia, sosok yang agung, yang hidup dan patut dikagumi, yang dalam mata Allah lebih bernilai daripada segala makhluk. Itulah manusia; untuk dialah langit dan bumi dan lautan dan seluruh ciptaan. Allah sebegitu prihatin dengan keselamatannya, sehingga Ia tidak menyayangi Putera-Nya yang tunggal untuk dia. Allah malahan tidak ragu-ragu, melakukan segala sesuatu, supaya menaikkan manusia kepada diri-Nya dan memperkenankan ia duduk di sebelah kanan-Nya” (Yohanes Krisostomus, Serm. in Gen. 2,1).
KGK 359 “Sesungguhnya hanya dalam misteri Sabda yang menjelmalah misteri manusia benar-benar menjadi jelas” (GS 22,1). “Rasul Paulus berbicara mengenai dua manusia, yang merupakan asal-usul umat manusia: Adam dan Kristus… Paulus mengatakan: ‘Adam, manusia pertama, menjadi makhluk hidup duniawi. Adam terakhir menjadi Roh yang menghidupkan’. Yang pertama diciptakan oleh Yang terakhir, dan juga mendapat jiwa dari Dia, supaya ia menjadi hidup… Adam terakhir inilah, yang mengukir citra-Nya atas yang pertama waktu pembentukan. Karena itulah, maka ia menerima sosok tubuhnya dan menerimanya, supaya Ia tidak kehilangan, apa yang Ia jadikan menurut citra-Nya. Adam pertama, Adam terakhir: Yang pertama mempunyai awal, yang terakhir tidak mempunyai akhir, karena yang terakhir ini sebenarnya yang pertama. Dialah yang mengatakan ‘Aku adalah Alfa dan Omega’” (Petrus Krisologus, sermo 117).
KGK 360 Umat manusia merupakan satu kesatuan karena asal yang sama. Karena Allah “menjadikan dari satu orang saja semua bangsa dan umat manusia” (Kis 17:26) Bdk. Tob 8:6.. Pandangan yang menakjubkan, yang memperlihatkan kepada kita umat manusia dalam kesatuan asal yang sama dalam Allah… dalam kesatuan kodrat, bagi semua disusun sama dari badan jasmani dan jiwa rohani yang tidak dapat mati dalam kesatuan tujuan yang langsung dan tugasnya di dunia; dalam kesatuan pemukiman di bumi, dan menurut hukum kodrat semua manusia berhak menggunakan hasil-hasilnya, supaya dengan demikian bertahan dalam kehidupan dan berkembang; dalam kesatuan tujuan adikodrati: Allah sendiri, dan semua orang berkewajiban untuk mengusahakannya: dalam kesatuan daya upaya, untuk mencapai tujuan ini;… dalam kesatuan tebusan, yang telah dilaksanakan Kristus untuk semua orang” (Pius XII Ens. “Summi Pontificatus”) Bdk. NA 1.
KGK 361 “Hukum solidaritas dan cinta ini” (ibid.) menegaskan bagi kita, bahwa kendati keaneka-ragaman pribadi, kebudayaan dan bangsa, semua manusia adalah benar-benar saudara dan saudari.
KGK 362 Pribadi manusia yang diciptakan menurut citra Allah adalah wujud jasmani sekaligus rohani. Teks Kitab Suci mengungkapkan itu dalam bahasa kiasan, apabila ia mengatakan: “Allah membentuk manusia dari debu tanah dan menghembuskan napas hidup ke dalam hidungnya; demikianlah manusia itu menjadi makhluk yang hidup” (Kej 2:7). Manusia seutuhnya dikehendaki Allah.
KGK 380 “Engkau menjadikan manusia menurut gambaran-Mu, Engkau menyerahkan kepadanya tugas menguasai alam raya; agar dengan demikian dapat mengabdi kepada-Mu, satu-satunya Pencipta” (MR, Doa Syukur Agung IV 118).
KGK 1702 Citra Allah hadir dalam setiap manusia. Ia menjadi tampak dalam persekutuan manusia yang menyerupai kesatuan Pribadi-pribadi ilahi.
Paus Benediktus XVI Ekshortasi Apostoliknya Verbum Domini, mengajarkan demikian, “… Harus diingat bahwa pertama- tama dan yang utama, bahwa wahyu Kitab Suci berakar dalam sejarah…” (Verbum Domini, 42). Artinya kita sebagai umat Kristiani mengacu kepada prinsip bahwa Kitab Suci adalah kitab yang menyampaikan kebenaran yang sungguh terjadi dalam sejarah manusia. Dengan demikian, secara umum kita menerima bahwa apa yang disampaikan di dalam Kitab Suci adalah fakta yang sungguh terjadi secara historis, kecuali jika didukung oleh bukti- bukti/ argumen yang kuat yang membuktikan bahwa para penulis kitab bermaksud untuk menyampaikan perumpamaan atau alegori, ataupun arti lain yang berlainan dengan arti literal/ arti historis.
Secara khusus, Pontifical Biblical Commission di tahun 1909 mengajarkan bahwa ketiga bab pertama dalam Kitab Kejadian juga mempunyai nilai historis, artinya sungguh terjadi sehingga bukanlah hanya dongeng. Demikian terjemahannya:
Concerning the Historical Character of the First Three Chapters of Genesis Pontifical Biblical Commission, June 30, 1909 (AAS 1 [1909] 567ff; EB 332ff; Dz 2121ff) translated by E.F. Sutcliffe SJ
I: Do the various exegetical systems excogitated and defended under the guise of science to exclude the literal historical sense of the first three chapters of Genesis rest on a solid foundation? Answer: In the negative.
II: Notwithstanding the historical character and form of Genesis, the special connection of the first three chapters with one another and with the following chapters, the manifold testimonies of the Scriptures both of the Old and of the New Testaments, the almost unanimous opinion of the holy Fathers and the traditional view which the people of Israel also has handed on and the Church has always held, may it be taught that: the aforesaid three chapters of Genesis Contain not accounts of actual events, accounts, that is, which correspond to objective reality and historical truth, but, either fables derived from the mythologies and cosmogonies of ancient peoples and accommodated by the sacred writer to monotheistic doctrine after the expurgation of any polytheistic error; or allegories and symbols without any foundation in objective reality proposed under the form of history to inculcate religious and philosophical truths; or finally legends in part historical and in part fictitious freely composed with a view to instruction and edification?
Answer: In the negative to both parts.
III: In particular may the literal historical sense be called in doubt in the case of facts narrated in the same chapters which touch the foundations of the Christian religion: as are, among others, the creation of all things by God in the beginning of time; the special creation of man; the formation of the first woman from the first man; the unity of the human race; the original felicity of our first parents in the state of justice, integrity, and immortality; the command given by God to man to test his obedience; the transgression of the divine command at the instigation of the devil under the form of a serpent; the degradation of our first parents from that primeval state of innocence; and the promise of a future Redeemer?
Answer: In the negative.
IV: In the interpretation of those passages in these chapters which the Fathers and Doctors understood in different manners without proposing anything certain and definite, is it lawful, without prejudice to the judgement of the Church and with attention to the analogy of faith, to follow and defend the opinion that commends itself to each one?
Answer: In the affirmative.
V: Must each and every word and phrase occurring in the aforesaid chapters always and necessarily be understood in its literal sense, so that it is never lawful to deviate from it, even when it appears obvious that the diction is employed in an applied sense, either metaphorical or anthropomorphical, and either reason forbids the retention or necessity imposes the abandonment of the literal sense?
Answer: In the negative.
VI: Provided that the literal and historical sense is presupposed, may certain passages in the same chapters, in the light of the example of the holy Fathers and of the Church itself, be wisely and profitably interpreted in an allegorical and prophetic sense?
Answer: In the affirmative.
VII: As it was not the mind of the sacred author in the composition of the first chapter of Genesis to give scientific teaching about the internal Constitution of visible things and the entire order of creation, but rather to communicate to his people a popular notion in accord with the current speech of the time and suited to the understanding and capacity of men, must the exactness of scientific language be always meticulously sought for in the interpretation of these matters?
Answer: In the negative.
VIII : In the designation and distinction of the six days mentioned in the first chapter of Genesis may the word Yom (day) be taken either in the literal sense for the natural day or in an applied sense for a certain space of time, and may this question be the subject of free discussion among exegetes?
Answer: In the affirmative.
Tentang Sifat Historis dari ketiga Bab Pertama di Kitab Kejadian Komisi Kitab Suci Pontifikal, 30 Juni, 1909, (AAS 1 [1909] 567ff; EB 332ff; Dz 2121ff)
I. Apakah bermacam sistem eksegesis /telaah tekstual Kitab Suci yang mempelajari dan mempertahankan [argumen] dalam bentuk ilmu pengetahuan untuk mengabaikan arti literal historis dalam tiga bab pertama Kitab Kejadian, mempunyai dasar yang kuat? Jawab: Tidak.
II. Meskipun adanya sifat dan bentuk historis dari Kitab Kejadian, hubungan khusus di antara ketiga bab pertama (antara satu bab dan ke dua bab lainnya dan sebaliknya), dan dengan bab- bab berikutnya, banyaknya kesaksian dalam Kitab Suci baik Perjanjian Lama maupun Baru, pendapat para Bapa Gereja yang hampir sepakat dan pandangan tradisional yang telah dilestarikan oleh bangsa Israel dan yang selalu diyakini oleh Gereja, bolehkah diajarkan bahwa: (1) ketiga bab pertama Kitab Kejadian menceritakan bukan kejadian nyata yang sesuai dengan kenyataan obyektif dan kebenaran sejarah, tetapi entah dongeng yang diperoleh dari mitos dan kosmogoni dari bangsa- bangsa kuno dan diakomodasikan oleh pengarang suci menjadi ajaran monotheistik setelah dibersihkan dari kesalahan politheisme; atau perumpamaan, alegoris dan simbol- simbol tanpa dasar apapun dalam realita obyektif, yang disampaikan dalam bentuk sejarah untuk menanamkan kebenaran- kebenaran religius dan filosofis; atau (2) akhirnya [merupakan] legenda- legenda yang separuh historis dan separuh lagi fiksi yang disusun dengan bebas dengan pandangan untuk instruksi dan pengajaran?
Jawab: Tidak untuk keduanya[1]
III: Secara khusus, bolehkah meragukan arti historis literal dalam kasus kejadian- kejadian yang dikisahkan di bab- bab yang sama yang berkenaan dengan pondasi agama Kristiani: seperti antara lain, penciptaan segala sesuatu oleh Tuhan pada awal mula; penciptaan manusia secara khusus; pembentukan wanita pertama dari pria pertama; kesatuan seluruh umat manusia; kebaikan asal mula dari orang tua pertama (Adam dan Hawa) dalam tingkat keadilan, integritas, dan tidak dapat mati; perintah Tuhan diberikan untuk menguji ketaatannya; pelanggaran terhadap perintah ilahi karena bujukan setan dalam rupa ular, penurunan tingkat orang tua pertama (Adam dan Hawa) dari keadaan awalnya yang tidak berdosa; dan janji akan Sang Penebus di masa mendatang?
Jawab: Tidak
IV. Di dalam interpretasi perikop- perikop itu di dalam bab- bab ini di mana para Bapa Gereja dan Pujangga Gereja memahaminya dengan cara yang berbeda- beda tanpa merumuskan sesuatu yang tertentu dan definitif, apakah diperbolehkan, tanpa terpengaruh pandangan Gereja dan dengan perhatian kepada analogi iman, untuk mengikuti dan mempertahankan pendapat yang mempercayakan diri sendiri kepada masing- masing [interpretasi tersebut]?
Jawab: Ya.
V. Apakah setiap kata dan frasa yang ada di bab- bab tersebut selalu dan harus dimengerti dalam arti literal, sehingga tidak pernah bolehlah bergeser sedikitpun darinya, bahkan ketika itu nampak jelas bahwa gaya bahasa digunakan di dalam artian yang berkenaan dengan, entah metaforik (perumpamaan) ataupun antropomorfis (pembandingan dengan keadaan manusiawi) dan entah akal sehat melarang pengingatan atau kebutuhan menekankan pengabaian arti literal?
Jawaban: Tidak
VI. Asalkan arti literal dan historis diasumsikan terlebih dahulu, bolehkah perikop- perikop tertentu di dalam bab- bab yang sama, dengan terang contoh dari para Bapa Gereja yang suci dan dari Gereja sendiri, diinterpretasikan dengan bijak dan berguna, sebagai arti alegoris (perumpamaan) dan profetis (nubuat)?
Jawab: Ya, boleh.
VII. Oleh karena bukan maksud dari para pengarang suci dalam penyusunan bab pertama Kitab Kejadian untuk memberikan pengajaran ilmiah tentang Konsititusi/ penciptaan benda- benda yang kelihatan dan keseluruhan keteraturan penciptaan, tetapi lebih kepada menyampaikan kepada bangsanya gambaran popular sesuai dengan gaya bahasa pada saat itu dan cocok dengan pemahaman dan kemampuan manusia, haruskah ketepatan bahasa ilmu pengetahuan selalu dengan teliti dicari di dalam interpretasi hal- hal ini?
Jawab: Tidak
VIII. Dalam penentuan dan pembedaan enam hari yang disebutkan di dalam bab pertama kitab Kejadian, bolehkah kata Yom (hari) diartikan entah dalam arti literal sebagai hari yang natural atau di dalam arti untuk dikenakan kepada sejumlah rentang waktu, dan bolehkan pertanyaan ini menjadi subyek diskusi bebas di antara para ahli Kitab Suci?
Jawab: Ya, boleh
*diterjemahkan oleh Ingrid Listiati- katolisitas.org
Umat Kristiani mengimani bahwa Kitab Suci ditulis oleh pengarang kitab atas ilham Roh Kudus; artinya tidak harus ia sendiri mengalami atau menjadi saksi kejadian tersebut, sebab Roh Kudus-lah yang mengilhami dia untuk mencatat segala sesuatu yang terjadi sesuai dengan faktanya, seperti yang dikehendaki oleh Allah. Dengan prinsip ini tidak harus Adam dan Hawa atau para saksinya (sekitar 4000-an BC) yang mengarang Kitab Kejadian; dan Tradisi Gereja mengajarkan kepada kita bahwa kelima kitab Musa (Pentateuch) yaitu Kitab Kejadian, Keluaran, Imamat, Bilangan, Ulangan dikarang oleh Nabi Musa, yang hidup sampai sekitar 1406 BC; namun pengeditan naskah Pentateuch diselesaikan sekitar tahun 550 BC.
Dengan demikian, kisah Adam dan Hawa juga terjadi seperti adanya, yaitu bahwa ada sepasang manusia yang diciptakan Allah, dengan jiwa manusia yang diciptakan langsung oleh Allah. Kitab Suci mengatakan bahwa tubuh manusia dibentuk dari material yang sudah ada (debu tanah) namun jiwanya langsung dihembuskan oleh Tuhan. Dengan demikian, seandainya dapat dibuktikan bahwa ada mahluk lain yang konon menyerupai manusia (tapi bukan manusia) dan berevolusi menjadi semakin mirip dengan manusia, yang ada sebelum manusia Adam dan Hawa, hal itu tetap tidak menyalahi interpretasi dari Kitab Kejadian (dalam hal ini jika perikop tersebut diartikan secara allegoris. Namun untuk mengatakan demikian, tentu harus ada buktinya terlebih dahulu secara ilmiah bahwa memang terjadi proses evolusi tersebut. Kitab Kejadian mencatat tubuh manusia diciptakan dari materi yang sudah ada -dalam hal ini debu tanah, namun pada saat penciptaan Adam dan Hawa, Allah mengubah materi/ tubuh yang sudah ada tersebut menjadi tubuh yang layak untuk menerima jiwa manusia. Sedangkan jiwa manusia diciptakan langsung oleh Tuhan dari ketiadaan. Lebih lanjut tentang teori evolusi dan iman, silakan klik.
Kitab Suci mencatat bahwa Adam dan Hawa mempunyai lebih dari 2 anak (Kain dan Habel). Adam dan Hawa mempunyai anak laki- laki lain yang bernama Set (Kej 4:25), dan selanjutnya ia memperanakkan anak-anak laki- laki dan perempuan (lih. Kej 5:4) namun tidak disebutkan jumlahnya dan nama- namanya. Selanjutnya ada prinsip- prinsip lain yang perlu diketahui, yaitu:
1. Gereja Katolik percaya bahwa seluruh umat manusia diturunkan dari Adam dan Hawa, “Magisterium Gereja Katolik mengajarkan tentang dosa asal, yang berasal dari dosa yang dilakukan oleh seorang Adam [manusia pertama], dan yang diturunkan kepada semua orang….” (Paus Pius XII, Humani Generis 37). Artinya, Gereja Katolik mengajarkan monogenism dan menolak polygenism; sebab kita percaya bahwa semua manusia diturunkan dari sepasang manusia pertama, yaitu Adam dan Hawa. Kitab Suci mengajarkan bahwa semua manusia diturunkan dari Adam: “Dari satu orang saja Ia [Tuhan] telah menjadikan semua bangsa dan umat manusia untuk mendiami seluruh muka bumi …..” (Kis 17:26)
Hal ini penting, sehubungan dengan kebenaran yang lain, bahwa oleh satu orang manusia (Adam) seluruh umat manusia jatuh dalam dosa, dan oleh satu orang manusia yang lain (Kristus) seluruh umat manusia diselamatkan dari dosa. Hal ini jelas diajarkan oleh Rasul Paulus dalam perikop Adam dan Kristus, Rom 5:21-21.
2. Oleh karena itu, konsekuensinya, maka memang pada masa- masa awal sejarah manusia, terjadi ‘intermarry‘/ perkawinan sesama saudara atau incest. Walaupun memang kemudian, setelah jumlah manusia sudah mulai banyak, perkawinan sesama saudara tersebut dilarang oleh Tuhan (Im 18:6-18), demi kebaikan manusia itu sendiri. Ilmu pengetahuan pada saat ini menyatakan alasannya mengapa hal tersebut dapat menimbulkan/ mempunyai resiko besar akan ketidaknormalan pada keturunan pasangan dari perkawinan antar saudara tersebut.
3. Sedangkan bagaimana dari Adam dan Hawa dapat diturunkan berbagai macam ras dan bangsa dengan ciri khas yang berbeda, itu bentuk alami dari perubahan kulit akibat cuaca, hanya sekedar adaptasi, dan seperti halnya juga dengan bahasa yang berbeda dll.
Pandangan orang-orang yang menginginkan bahwa Tuhan Allah dan segala isi dunia HARUS dapat dijelaskan secara ilmiah telah dijawab dengan sangat baik oleh Gereja Katolik Roma melalui seorang Bapa Gereja yang merupakan seorang Doktor dan Ilmuwan yaitu St Agustinus bahwa sama seperti sebuah lubang sumur kecil yang tidak bisa menampung isi samudera, demikian juga dengan sebuah otak manusia tidak bisa menampung keagungan Tuhan dalam ilmu pengetahuannya!
Semoga kita semua disadarkan kembali dari semua kesombongan kita yang ingin menyamai Tuhan seperti Lucifer.
Amin.
* dari berbagai sumber
Salam | |
| | | Husada Global Moderator
Jumlah posting : 4981 Join date : 07.05.11
| Subyek: Re: Adam dan Hawa 6th June 2013, 13:59 | |
| Wah, serius.
Bagi saya, ini materi yang serius. Sayang, saya sedang konsentrasi pada pekerjaan. Suatu saat nanti, setelah saya punya waktu untuk ini, saya akan memberikan komentar dan pikiran.
Damai, damai, damai.
Terakhir diubah oleh Husada tanggal 8th June 2013, 17:18, total 1 kali diubah | |
| | | bruce Global Moderator
Jumlah posting : 9231 Join date : 27.01.11
| Subyek: Re: Adam dan Hawa 6th June 2013, 14:13 | |
| - Husada wrote:
- Wah, serius.
Bagi saya, ini materi yang serius. Sayang, saya sedang konsentrasi pada pekerjaan. Suatu saat nanti, setelah saya punya waktu untuk ini, saya akan memberikan koemntar dan pikiran.
Damai, damai, damai. Waah, kalau saya sih tidak mau campur aduk, kalau bicara Kitab Suci, kita bicara iman. Sementara kalau kita bicara science, maka ucapan Paus pun tidak saya anggap kalau tidak ada bukti. | |
| | | St Yopi Calon Perwira
Jumlah posting : 428 Join date : 24.10.12
| Subyek: Re: Adam dan Hawa 8th June 2013, 10:25 | |
| Seingat saya, disini board untuk Diskusi Kristen Trinitarian, bukan Board untuk Science atau Technology, kalau mau bahas Kitab Suci hanya dengan Iman, dan urusan Science Paus tidak dihiraukan, kok malah dicampur adukkan? Apakah supaya Paus tidak dihiraukan? | |
| | | Husada Global Moderator
Jumlah posting : 4981 Join date : 07.05.11
| Subyek: Re: Adam dan Hawa 8th June 2013, 17:23 | |
| - St Yopi wrote:
- Seingat saya, disini board untuk Diskusi Kristen Trinitarian, bukan Board untuk Science atau Technology, kalau mau bahas Kitab Suci hanya dengan Iman, dan urusan Science Paus tidak dihiraukan, kok malah dicampur adukkan?
Apakah supaya Paus tidak dihiraukan? [You must be registered and logged in to see this image.] Weisss... ini saya rasakan seperti sempritan halus dari Sang Admin. Batal deh memberikan pemikiran. Kalo sangat penyeruak dari pikiran, akan saya sampaikan melalui P.M. Okeh, Min. Siap, laksanakan. [You must be registered and logged in to see this image.] | |
| | | bruce Global Moderator
Jumlah posting : 9231 Join date : 27.01.11
| Subyek: Re: Adam dan Hawa 8th June 2013, 18:21 | |
| Board diskusi, bukan untuk pemaksaan doktrin, jika ada yang keberatan dengan cara pikir saya, termasuk Paus sekalipun, silahkan protes. Gampang toh? | |
| | | Husada Global Moderator
Jumlah posting : 4981 Join date : 07.05.11
| Subyek: Re: Adam dan Hawa 8th June 2013, 20:34 | |
| Paus, melalui twitter ato facebook-nya mendaftar jadi member LTB, kemudian mengajukan protes di LTB, nggih? [You must be registered and logged in to see this image.] | |
| | | bruce Global Moderator
Jumlah posting : 9231 Join date : 27.01.11
| Subyek: Re: Adam dan Hawa 8th June 2013, 20:39 | |
| - Husada wrote:
- Paus, melalui twitter ato facebook-nya mendaftar jadi member LTB, kemudian mengajukan protes di LTB, nggih?
[You must be registered and logged in to see this image.] Betul sekali, om GMH, he he he he, maklum memang saya terbiasa badung, maklumlah alumni PMKRI. | |
| | | Husada Global Moderator
Jumlah posting : 4981 Join date : 07.05.11
| Subyek: Re: Adam dan Hawa 9th June 2013, 14:06 | |
| Damai bagi LTBers sekalian. Ingin memberi komentar pada menggunakan waktu yang ada. Saya pikir, KGK 356, KGK 357, KGK 358, KGK 359, KGK 360, KGK 361, tidak membicarakan teknis penciptaan manusia. Justru pada yang bergaris bawah di - Quote :
- KGK 362 Pribadi manusia yang diciptakan menurut citra Allah adalah wujud jasmani sekaligus rohani. Teks Kitab Suci mengungkapkan itu dalam bahasa kiasan, apabila ia mengatakan: “Allah membentuk manusia dari debu tanah dan menghembuskan napas hidup ke dalam hidungnya; demikianlah manusia itu menjadi makhluk yang hidup” (Kej 2:7). Manusia seutuhnya dikehendaki Allah.
mengungkapkan bahwa kisah itu dalam bahasa kiasan, atau tidak dalam keadaan yang sebenarnya terjadi, melainkan hanya kiasan.Demikian juga, KGK 380, KGK 1702, juga tidak melukiskan teknis penciptaan manusia.Kemudian, yang bergaris bawah berikut ini, - Quote :
- Paus Benediktus XVI Ekshortasi Apostoliknya Verbum Domini, mengajarkan demikian, “… Harus diingat bahwa pertama- tama dan yang utama, bahwa wahyu Kitab Suci berakar dalam sejarah…” (Verbum Domini, 42). Artinya kita sebagai umat Kristiani mengacu kepada prinsip bahwa Kitab Suci adalah kitab yang menyampaikan kebenaran yang sungguh terjadi dalam sejarah manusia. Dengan demikian, secara umum kita menerima bahwa apa yang disampaikan di dalam Kitab Suci adalah fakta yang sungguh terjadi secara historis, kecuali jika didukung oleh bukti- bukti/ argumen yang kuat yang membuktikan bahwa para penulis kitab bermaksud untuk menyampaikan perumpamaan atau alegori, ataupun arti lain yang berlainan dengan arti literal/ arti historis.
mengungkapkan bahwa kisah-kisah yang diungkapkan di Alkitab, termasuk kisah penciptaan manusia, masih bisa ditafsir bila dilatarbelakangi oleh bukti yang kuat. Saya kira, penemuan fosil purba kala yang diuji dengan ilmu pengetahuan, dan disimpulkan berusia ratus ribu bahkan jutaan tahun silam, adalah bukti yang kuat. Sementara di sisi lain, dengan mengasumsikan usia satu generasi adalah 1.000 tahun (seumur Adam), menghitung dari Adam sampai Jesus Kristus, belum sampai ratusribuan tahun. - Quote :
- Secara khusus, Pontifical Biblical Commission di tahun 1909 mengajarkan bahwa ketiga bab pertama dalam Kitab Kejadian juga mempunyai nilai historis, artinya sungguh terjadi sehingga bukanlah hanya dongeng.
Saya kira, saya tidak mengatakan bahwa kisah penciptaan manusia dalam Alkitab itu adalah dongeng. Saya katakan, bahwa kisah itu adalah merupakan ringkasan dari evolusi. Bahwa bumi ini berasal dari ketiadaan, karena kuasa Allah menjadi ada. - Quote :
- I. Apakah bermacam sistem eksegesis /telaah tekstual Kitab Suci yang mempelajari dan mempertahankan [argumen] dalam bentuk ilmu pengetahuan untuk mengabaikan arti literal historis dalam tiga bab pertama Kitab Kejadian, mempunyai dasar yang kuat?
Jawab: Tidak. Dengan demikian, artinya, kita menafikan akurasi pengukuran oleh ilmu pengetahuan. - Quote :
- III: Secara khusus, bolehkah meragukan arti historis literal dalam kasus kejadian- kejadian yang dikisahkan di bab- bab yang sama yang berkenaan dengan pondasi agama Kristiani: seperti antara lain, penciptaan segala sesuatu oleh Tuhan pada awal mula; penciptaan manusia secara khusus; pembentukan wanita pertama dari pria pertama; kesatuan seluruh umat manusia; kebaikan asal mula dari orang tua pertama (Adam dan Hawa) dalam tingkat keadilan, integritas, dan tidak dapat mati; perintah Tuhan diberikan untuk menguji ketaatannya; pelanggaran terhadap perintah ilahi karena bujukan setan dalam rupa ular, penurunan tingkat orang tua pertama (Adam dan Hawa) dari keadaan awalnya yang tidak berdosa; dan janji akan Sang Penebus di masa mendatang?
Jawab: Tidak Saya sependapat. Bahwa mau mengimani kisah-kisah Alkitab sebagai sesuatu yang sebenarnya terjadi, maupun mengimaninya sebagai ringkasan kisah penciptaan, menurut saya, terlepas dari pengharapan akan kedatangan Penebus. Artinya, bahwa pemaknaan kisah-kisah Alkitab, berbeda kasus terhadap pengimanan akan hadirnya Penebus. - Quote :
- IV. Di dalam interpretasi perikop- perikop itu di dalam bab- bab ini di mana para Bapa Gereja dan Pujangga Gereja memahaminya dengan cara yang berbeda- beda tanpa merumuskan sesuatu yang tertentu dan definitif, apakah diperbolehkan, tanpa terpengaruh pandangan Gereja dan dengan perhatian kepada analogi iman, untuk mengikuti dan mempertahankan pendapat yang mempercayakan diri sendiri kepada masing- masing [interpretasi tersebut]?
Jawab: Ya. Nah, jelas sudah bahwa untuk mengartikan kisah-kisah Alkitab, bukan hanya satu tafsir saja. Diperbolehkan menafsirkan dengan berbagai metode, tergantung pada pendapat sendiri. - Quote :
- V. Apakah setiap kata dan frasa yang ada di bab- bab tersebut selalu dan harus dimengerti dalam arti literal, sehingga tidak pernah bolehlah bergeser sedikitpun darinya, bahkan ketika itu nampak jelas bahwa gaya bahasa digunakan di dalam artian yang berkenaan dengan, entah metaforik (perumpamaan) ataupun antropomorfis (pembandingan dengan keadaan manusiawi) dan entah akal sehat melarang pengingatan atau kebutuhan menekankan pengabaian arti literal?
Jawaban: Tidak Ini makin memperjelas bahwa kisah-kisah dalam Alkitab tidak seluruhnya didasarkan pada kejadian nyata yang seketika. - Quote :
- VI. Asalkan arti literal dan historis diasumsikan terlebih dahulu, bolehkah perikop- perikop tertentu di dalam bab- bab yang sama, dengan terang contoh dari para Bapa Gereja yang suci dan dari Gereja sendiri, diinterpretasikan dengan bijak dan berguna, sebagai arti alegoris (perumpamaan) dan profetis (nubuat)?
Jawab: Ya, boleh. Penjelasan ini mengungkapkan bahwa kesepakatan adalah dasar dari pemahaman-pemahaman yang muncul. - Quote :
- VII. Oleh karena bukan maksud dari para pengarang suci dalam penyusunan bab pertama Kitab Kejadian untuk memberikan pengajaran ilmiah tentang Konsititusi/ penciptaan benda- benda yang kelihatan dan keseluruhan keteraturan penciptaan, tetapi lebih kepada menyampaikan kepada bangsanya gambaran popular sesuai dengan gaya bahasa pada saat itu dan cocok dengan pemahaman dan kemampuan manusia, haruskah ketepatan bahasa ilmu pengetahuan selalu dengan teliti dicari di dalam interpretasi hal- hal ini?
Jawab: Tidak Tuh, kan? Boleh-boleh saja mengartikannya dengan mendasarkan pengertian pada ilmu pengetahuan. Jadi, mau memahaminya melalui pendekatan ilmu pengetahuan, monggo. Mau memahaminya seperti yang tertulis, monggo. - Quote :
- VIII. Dalam penentuan dan pembedaan enam hari yang disebutkan di dalam bab pertama kitab Kejadian, bolehkah kata Yom (hari) diartikan entah dalam arti literal sebagai hari yang natural atau di dalam arti untuk dikenakan kepada sejumlah rentang waktu, dan bolehkan pertanyaan ini menjadi subyek diskusi bebas di antara para ahli Kitab Suci?
Jawab: Ya, boleh Nah, kan? Hal-hal yang diketahui dari Alkitab, boleh-boleh saja didiskusikan. - Quote :
- Dengan demikian, kisah Adam dan Hawa juga terjadi seperti adanya, yaitu bahwa ada sepasang manusia yang diciptakan Allah, dengan jiwa manusia yang diciptakan langsung oleh Allah.
Mau diartikan begitu, okke. - Quote :
- Kitab Suci mengatakan bahwa tubuh manusia dibentuk dari material yang sudah ada (debu tanah)
Memaknai ini, saya mengartikannya, bahwa [b]tubuh manusia itu berasal dari berbagai makanan yang dimakan dan diminum oleh manusia. Artinya, daging saya ini, darah saya ini, tulang saya ini, semua berasal dari makanan dan minuman yang saya konsumsi, dan memang yang saya konsumsi itu berasal dari tanah (debu tanah = humus) yang sudah dikonversi oleh tumbuhan dan hewan (daging), kemudian saya konsumsi dan dikonversi oleh metabolisma saya menjadi daging, darah, tulang, dll, dll. - Quote :
- namun jiwanya langsung dihembuskan oleh Tuhan.
Sependapat, meskipun cara menghembuskannya bukan seperti manusia meniup. - Quote :
- Dengan demikian, seandainya dapat dibuktikan bahwa ada mahluk lain yang konon menyerupai manusia (tapi bukan manusia) dan berevolusi menjadi semakin mirip dengan manusia, yang ada sebelum manusia Adam dan Hawa, hal itu tetap tidak menyalahi interpretasi dari Kitab Kejadian
Nah, jelas bahwa interpretasi itu tidak bertentangan. - Quote :
- (dalam hal ini jika perikop tersebut diartikan secara allegoris. Namun untuk mengatakan demikian, tentu harus ada buktinya terlebih dahulu secara ilmiah bahwa memang terjadi proses evolusi tersebut.
Untuk ini yang sangat sulit mengetahuinya, sebab, proses evolusi itu sedemikian lambatnya, dan karena itu pula memerlukan waktu yang ribuan, ratusan, bahkan mungkin jutaan tahun. Sementara umur manusia hanya beberapa puluh tahun. - Quote :
- Pandangan orang-orang yang menginginkan bahwa Tuhan Allah dan segala isi dunia HARUS dapat dijelaskan secara ilmiah telah dijawab dengan sangat baik oleh Gereja Katolik Roma melalui seorang Bapa Gereja yang merupakan seorang Doktor dan Ilmuwan yaitu St Agustinus bahwa sama seperti sebuah lubang sumur kecil yang tidak bisa menampung isi samudera, demikian juga dengan sebuah otak manusia tidak bisa menampung keagungan Tuhan dalam ilmu pengetahuannya!
Saya sependapat. - Quote :
- Semoga kita semua disadarkan kembali dari semua kesombongan kita yang ingin menyamai Tuhan seperti Lucifer.
Mungkin saya pernah sombong, tetapi saya belum pernah ingin menyamai Tuhan. | |
| | | St Yopi Calon Perwira
Jumlah posting : 428 Join date : 24.10.12
| Subyek: Re: Adam dan Hawa 10th June 2013, 12:16 | |
| - Husada wrote:
- Damai bagi LTBers sekalian.
Ingin memberi komentar pada menggunakan waktu yang ada. Saya pikir, KGK 356, KGK 357, KGK 358, KGK 359, KGK 360, KGK 361, tidak membicarakan teknis penciptaan manusia. Justru pada yang bergaris bawah di - Quote :
- KGK 362 Pribadi manusia yang diciptakan menurut citra Allah adalah wujud jasmani sekaligus rohani. Teks Kitab Suci mengungkapkan itu dalam bahasa kiasan, apabila ia mengatakan: “Allah membentuk manusia dari debu tanah dan menghembuskan napas hidup ke dalam hidungnya; demikianlah manusia itu menjadi makhluk yang hidup” (Kej 2:7). Manusia seutuhnya dikehendaki Allah.
mengungkapkan bahwa kisah itu dalam bahasa kiasan, atau tidak dalam keadaan yang sebenarnya terjadi, melainkan hanya kiasan. Demikian juga, KGK 380, KGK 1702, juga tidak melukiskan teknis penciptaan manusia.
Sayangnya KGK dipisah-pisah, padahal diberikan cukup lengkap! Penjelasan tersebut bertentangan dengan KGK-KGK lain yang telah diberikan: KGK 357 Karena ia diciptakan menurut citra Allah, manusia memiliki martabat sebagai pribadi: ia bukan hanya sesuatu, melainkan seorang. Ia mampu mengenal diri sendiri, menjadi tuan atas dirinya, mengabdikan diri dalam kebebasan dan hidup dalam kebersamaan dengan orang lain, dan karena rahmat ia sudah dipanggil ke dalam perjanjian dengan Penciptanya, untuk memberi kepada-Nya jawaban iman dan cinta, yang tidak dapat diberikan suatu makhluk lain sebagai penggantinya.KGK 359 “Sesungguhnya hanya dalam misteri Sabda yang menjelmalah misteri manusia benar-benar menjadi jelas” (GS 22,1). “Rasul Paulus berbicara mengenai dua manusia, yang merupakan asal-usul umat manusia: Adam dan Kristus… Paulus mengatakan: ‘Adam, manusia pertama, menjadi makhluk hidup duniawi. Adam terakhir menjadi Roh yang menghidupkan’. Yang pertama diciptakan oleh Yang terakhir, dan juga mendapat jiwa dari Dia, supaya ia menjadi hidup… Adam terakhir inilah, yang mengukir citra-Nya atas yang pertama waktu pembentukan. Karena itulah, maka ia menerima sosok tubuhnya dan menerimanya, supaya Ia tidak kehilangan, apa yang Ia jadikan menurut citra-Nya. Adam pertama, Adam terakhir: Yang pertama mempunyai awal, yang terakhir tidak mempunyai akhir, karena yang terakhir ini sebenarnya yang pertama. Dialah yang mengatakan ‘Aku adalah Alfa dan Omega’” (Petrus Krisologus, sermo 117).KGK 380 “Engkau menjadikan manusia menurut gambaran-Mu, Engkau menyerahkan kepadanya tugas menguasai alam raya; agar dengan demikian dapat mengabdi kepada-Mu, satu-satunya Pencipta” (MR, Doa Syukur Agung IV 118).KGK 1702 Citra Allah hadir dalam setiap manusia. Ia menjadi tampak dalam persekutuan manusia yang menyerupai kesatuan Pribadi-pribadi ilahi. - Husada wrote:
Kemudian, yang bergaris bawah berikut ini, - Quote :
- Paus Benediktus XVI Ekshortasi Apostoliknya Verbum Domini, mengajarkan demikian, “… Harus diingat bahwa pertama- tama dan yang utama, bahwa wahyu Kitab Suci berakar dalam sejarah…” (Verbum Domini, 42). Artinya kita sebagai umat Kristiani mengacu kepada prinsip bahwa Kitab Suci adalah kitab yang menyampaikan kebenaran yang sungguh terjadi dalam sejarah manusia. Dengan demikian, secara umum kita menerima bahwa apa yang disampaikan di dalam Kitab Suci adalah fakta yang sungguh terjadi secara historis, kecuali jika didukung oleh bukti- bukti/ argumen yang kuat yang membuktikan bahwa para penulis kitab bermaksud untuk menyampaikan perumpamaan atau alegori, ataupun arti lain yang berlainan dengan arti literal/ arti historis.
mengungkapkan bahwa kisah-kisah yang diungkapkan di Alkitab, termasuk kisah penciptaan manusia, masih bisa ditafsir bila dilatarbelakangi oleh bukti yang kuat.
Saya kira, penemuan fosil purba kala yang diuji dengan ilmu pengetahuan, dan disimpulkan berusia ratus ribu bahkan jutaan tahun silam, adalah bukti yang kuat. Sementara di sisi lain, dengan mengasumsikan usia satu generasi adalah 1.000 tahun (seumur Adam), menghitung dari Adam sampai Jesus Kristus, belum sampai ratusribuan tahun.
Sungguh menggelikan, pernyataan Paus bahwa: "kita sebagai umat Kristiani mengacu kepada prinsip bahwa Kitab Suci adalah kitab yang menyampaikan kebenaran yang sungguh terjadi dalam sejarah manusia."Kebenaran tersebut coba dilawan dengan science, sungguh aneh, mencoba memutar balikkan Kitab Suci menjadi "dongeng" atau "kiasan", padahal jelas Paus mengatakannya sebagai "kitab yang menyampaikan kebenaran yang sungguh terjadi dalam sejarah manusia"!!! - Husada wrote:
- Quote :
- Secara khusus, Pontifical Biblical Commission di tahun 1909 mengajarkan bahwa ketiga bab pertama dalam Kitab Kejadian juga mempunyai nilai historis, artinya sungguh terjadi sehingga bukanlah hanya dongeng.
Saya kira, saya tidak mengatakan bahwa kisah penciptaan manusia dalam Alkitab itu adalah dongeng. Saya katakan, bahwa kisah itu adalah merupakan ringkasan dari evolusi. Bahwa bumi ini berasal dari ketiadaan, karena kuasa Allah menjadi ada.
Evolusi ditolak oleh Gereja, alasannya sederhana, Jiwa dan Roh tidak mungkin berevolusi, dengan demikian manusia tidak berevolusi!!! - Husada wrote:
- Quote :
- I. Apakah bermacam sistem eksegesis /telaah tekstual Kitab Suci yang mempelajari dan mempertahankan [argumen] dalam bentuk ilmu pengetahuan untuk mengabaikan arti literal historis dalam tiga bab pertama Kitab Kejadian, mempunyai dasar yang kuat?
Jawab: Tidak. Dengan demikian, artinya, kita menafikan akurasi pengukuran oleh ilmu pengetahuan.
Bentuk pembangkangan terhadap Gereja! - Husada wrote:
- Quote :
- III: Secara khusus, bolehkah meragukan arti historis literal dalam kasus kejadian- kejadian yang dikisahkan di bab- bab yang sama yang berkenaan dengan pondasi agama Kristiani: seperti antara lain, penciptaan segala sesuatu oleh Tuhan pada awal mula; penciptaan manusia secara khusus; pembentukan wanita pertama dari pria pertama; kesatuan seluruh umat manusia; kebaikan asal mula dari orang tua pertama (Adam dan Hawa) dalam tingkat keadilan, integritas, dan tidak dapat mati; perintah Tuhan diberikan untuk menguji ketaatannya; pelanggaran terhadap perintah ilahi karena bujukan setan dalam rupa ular, penurunan tingkat orang tua pertama (Adam dan Hawa) dari keadaan awalnya yang tidak berdosa; dan janji akan Sang Penebus di masa mendatang?
Jawab: Tidak Saya sependapat. Bahwa mau mengimani kisah-kisah Alkitab sebagai sesuatu yang sebenarnya terjadi, maupun mengimaninya sebagai ringkasan kisah penciptaan, menurut saya, terlepas dari pengharapan akan kedatangan Penebus. Artinya, bahwa pemaknaan kisah-kisah Alkitab, berbeda kasus terhadap pengimanan akan hadirnya Penebus.
Surat Ensiklik Paus - Husada wrote:
- Quote :
- IV. Di dalam interpretasi perikop- perikop itu di dalam bab- bab ini di mana para Bapa Gereja dan Pujangga Gereja memahaminya dengan cara yang berbeda- beda tanpa merumuskan sesuatu yang tertentu dan definitif, apakah diperbolehkan, tanpa terpengaruh pandangan Gereja dan dengan perhatian kepada analogi iman, untuk mengikuti dan mempertahankan pendapat yang mempercayakan diri sendiri kepada masing- masing [interpretasi tersebut]?
Jawab: Ya. Nah, jelas sudah bahwa untuk mengartikan kisah-kisah Alkitab, bukan hanya satu tafsir saja. Diperbolehkan menafsirkan dengan berbagai metode, tergantung pada pendapat sendiri.
Tidak boleh, karena Evolusi berhadapan dengan Surat Ensiklik Paus Pius XII yang menolak evolusi karena jiwa dan roh tidak berevolusi, tetapi diciptakan/diberikan!!! - Husada wrote:
- Quote :
- V. Apakah setiap kata dan frasa yang ada di bab- bab tersebut selalu dan harus dimengerti dalam arti literal, sehingga tidak pernah bolehlah bergeser sedikitpun darinya, bahkan ketika itu nampak jelas bahwa gaya bahasa digunakan di dalam artian yang berkenaan dengan, entah metaforik (perumpamaan) ataupun antropomorfis (pembandingan dengan keadaan manusiawi) dan entah akal sehat melarang pengingatan atau kebutuhan menekankan pengabaian arti literal?
Jawaban: Tidak Ini makin memperjelas bahwa kisah-kisah dalam Alkitab tidak seluruhnya didasarkan pada kejadian nyata yang seketika.
Surat Ensiklik Paus Pius XII - Husada wrote:
- Quote :
- VI. Asalkan arti literal dan historis diasumsikan terlebih dahulu, bolehkah perikop- perikop tertentu di dalam bab- bab yang sama, dengan terang contoh dari para Bapa Gereja yang suci dan dari Gereja sendiri, diinterpretasikan dengan bijak dan berguna, sebagai arti alegoris (perumpamaan) dan profetis (nubuat)?
Jawab: Ya, boleh. Penjelasan ini mengungkapkan bahwa kesepakatan adalah dasar dari pemahaman-pemahaman yang muncul. Surat Ensiklik Paus Pius XII - Husada wrote:
- Quote :
- VII. Oleh karena bukan maksud dari para pengarang suci dalam penyusunan bab pertama Kitab Kejadian untuk memberikan pengajaran ilmiah tentang Konsititusi/ penciptaan benda- benda yang kelihatan dan keseluruhan keteraturan penciptaan, tetapi lebih kepada menyampaikan kepada bangsanya gambaran popular sesuai dengan gaya bahasa pada saat itu dan cocok dengan pemahaman dan kemampuan manusia, haruskah ketepatan bahasa ilmu pengetahuan selalu dengan teliti dicari di dalam interpretasi hal- hal ini?
Jawab: Tidak Tuh, kan? Boleh-boleh saja mengartikannya dengan mendasarkan pengertian pada ilmu pengetahuan. Jadi, mau memahaminya melalui pendekatan ilmu pengetahuan, monggo. Mau memahaminya seperti yang tertulis, monggo. Surat Ensiklik Paus Pius XII - Husada wrote:
- Quote :
- VIII. Dalam penentuan dan pembedaan enam hari yang disebutkan di dalam bab pertama kitab Kejadian, bolehkah kata Yom (hari) diartikan entah dalam arti literal sebagai hari yang natural atau di dalam arti untuk dikenakan kepada sejumlah rentang waktu, dan bolehkan pertanyaan ini menjadi subyek diskusi bebas di antara para ahli Kitab Suci?
Jawab: Ya, boleh Nah, kan? Hal-hal yang diketahui dari Alkitab, boleh-boleh saja didiskusikan.
Dasar Kebenaran yang tidak dapat salah Gereja Katolik Roma terdiri dari Alkitab, Tradisi Suci dan Magisterium Gereja. Perhatikan Surat Ensiklik Paus Pius XII yang tidak dapat salah! - Husada wrote:
- Quote :
- Dengan demikian, kisah Adam dan Hawa juga terjadi seperti adanya, yaitu bahwa ada sepasang manusia yang diciptakan Allah, dengan jiwa manusia yang diciptakan langsung oleh Allah.
Mau diartikan begitu, okke. - Quote :
- Kitab Suci mengatakan bahwa tubuh manusia dibentuk dari material yang sudah ada (debu tanah)
Memaknai ini, saya mengartikannya, bahwa [b]tubuh manusia itu berasal dari berbagai makanan yang dimakan dan diminum oleh manusia. Artinya, daging saya ini, darah saya ini, tulang saya ini, semua berasal dari makanan dan minuman yang saya konsumsi, dan memang yang saya konsumsi itu berasal dari tanah (debu tanah = humus) yang sudah dikonversi oleh tumbuhan dan hewan (daging), kemudian saya konsumsi dan dikonversi oleh metabolisma saya menjadi daging, darah, tulang, dll, dll. - Quote :
- namun jiwanya langsung dihembuskan oleh Tuhan.
Sependapat, meskipun cara menghembuskannya bukan seperti manusia meniup. - Quote :
- Dengan demikian, seandainya dapat dibuktikan bahwa ada mahluk lain yang konon menyerupai manusia (tapi bukan manusia) dan berevolusi menjadi semakin mirip dengan manusia, yang ada sebelum manusia Adam dan Hawa, hal itu tetap tidak menyalahi interpretasi dari Kitab Kejadian
Nah, jelas bahwa interpretasi itu tidak bertentangan. - Quote :
- (dalam hal ini jika perikop tersebut diartikan secara allegoris. Namun untuk mengatakan demikian, tentu harus ada buktinya terlebih dahulu secara ilmiah bahwa memang terjadi proses evolusi tersebut.
Untuk ini yang sangat sulit mengetahuinya, sebab, proses evolusi itu sedemikian lambatnya, dan karena itu pula memerlukan waktu yang ribuan, ratusan, bahkan mungkin jutaan tahun. Sementara umur manusia hanya beberapa puluh tahun. - Quote :
- Pandangan orang-orang yang menginginkan bahwa Tuhan Allah dan segala isi dunia HARUS dapat dijelaskan secara ilmiah telah dijawab dengan sangat baik oleh Gereja Katolik Roma melalui seorang Bapa Gereja yang merupakan seorang Doktor dan Ilmuwan yaitu St Agustinus bahwa sama seperti sebuah lubang sumur kecil yang tidak bisa menampung isi samudera, demikian juga dengan sebuah otak manusia tidak bisa menampung keagungan Tuhan dalam ilmu pengetahuannya!
Saya sependapat.
Perhatikan Surat Ensiklik Paus Pius XII - Husada wrote:
- Quote :
- Semoga kita semua disadarkan kembali dari semua kesombongan kita yang ingin menyamai Tuhan seperti Lucifer.
Mungkin saya pernah sombong, tetapi saya belum pernah ingin menyamai Tuhan. Semoga demikian adanya. Pada tahun 1950, Paus Pius XII mengumumkan secara resmi Humani Generis, lima puluh tahun kemudian, Paus Yohanes Paulus II, sembari menyatakan bahwa bukti-bukti ilmiah saat ini tampak lebih mendukung teori evolusi, menegaskan kembali penjelasan Paus Pius XII mengenai jiwa manusia: "Bahkan apabila tubuh manusia berasal dari benda-benda hidup yang telah ada sebelumnya, jiwa spiritual tetap secara spontan diciptakan oleh Tuhan" "Surat Ensiklik Humani Generis (1950), Paus Pius XII" ENCYCLICAL HUMANI GENERIS OF THE HOLY FATHER PIUS XII TO OUR VENERABLE BRETHREN, PATRIARCHS, PRIMATES, ARCHBISHOPS, BISHIOPS, AND OTHER LOCAL ORDINARIES ENJOYING PEACE AND COMMUNION WITH THE HOLY SEE CONCERNING SOME FALSE OPINIONS THREATENING TO UNDERMINE THE FOUNDATIONS OF CATHOLIC DOCTRINE No 36. [You must be registered and logged in to see this link.]Semoga dicerahkan! Salam | |
| | | Husada Global Moderator
Jumlah posting : 4981 Join date : 07.05.11
| Subyek: Re: Adam dan Hawa 10th June 2013, 16:50 | |
| Ke2:7 ketika itulah TUHAN Allah membentuk manusia itu dari debu tanah dan menghembuskan nafas hidup ke dalam hidungnya; demikianlah manusia itu menjadi makhluk yang hidup. Saya kira, ayat ini tidak menunjukkan teknis penciptaan manusia. Saya sependapat bahwa jiwa dan roh manusia adalah pemberian Tuhan, yang pada ayat Kej2:7 itu digambarkan dengan yang vergaris bawah, menghembuskan nafas hidup ke dalam hidungnya. Artinya, pada ayat itu, teknis pembentukan sosok manusia tidak detil dikisahkan, tetapi pemberian roh dan jiwa dilukiskan pada menghembuskan nafas hidup ke dalam hidungnya. Karena itu pula maka saya memaknainya bahwa sosok manusia, tubuh manusia, adalah hasil evolusi.
Bukan untuk melawan ajaran Gereja, sebab, Gereja juga tidak serta merta mengajarkan bahwa proses penciptaan yang terjadi identik dengan kisah penciptaan di Kitab Kejadian. Itu tampak dari paragraf-paragraf KGK yang telah dikutipkan. KGK mengajarkan bahwa kisah penciptaan yang dikisahkan di Kitab Kejadian layak menjadi dasar iman. Dan saya mengimaninya tidak literal, melainkan ya seperti yang telah saya post.
Bahwa sosok (tubuh) manusia diambil (berasal) dari debu tanah yang telah dikonversi oleh metabolisma tubuh menjadi darah, daging, tulang, otak, dan segala fisik yang menjadi sosok (tubuh). Roh dan jiwa, dihembuskan oleh Tuhan ke dalam hidung. | |
| | | St Yopi Calon Perwira
Jumlah posting : 428 Join date : 24.10.12
| Subyek: Re: Adam dan Hawa 10th June 2013, 21:54 | |
| Bagi non Katolik, silahkan terjemahkan atau tafsirkan Alkitab sesuka hati, anda merdeka didalamnya. Bagi umat Katolik, tunduk pada ajaran Gereja!. Selesai! Jiwa dan Roh diciptakan! TIDAK BEREVOLUSI! Pada tahun 1950, Paus Pius XII mengumumkan secara resmi Humani Generis, lima puluh tahun kemudian, Paus Yohanes Paulus II, sembari menyatakan bahwa bukti-bukti ilmiah saat ini tampak lebih mendukung teori evolusi, menegaskan kembali penjelasan Paus Pius XII mengenai jiwa manusia: "Bahkan apabila tubuh manusia berasal dari benda-benda hidup yang telah ada sebelumnya, jiwa spiritual tetap secara spontan diciptakan oleh Tuhan""Surat Ensiklik Humani Generis (1950), Paus Pius XII" ENCYCLICAL HUMANI GENERIS OF THE HOLY FATHER PIUS XII TO OUR VENERABLE BRETHREN, PATRIARCHS, PRIMATES, ARCHBISHOPS, BISHIOPS, AND OTHER LOCAL ORDINARIES ENJOYING PEACE AND COMMUNION WITH THE HOLY SEE CONCERNING SOME FALSE OPINIONS THREATENING TO UNDERMINE THE FOUNDATIONS OF CATHOLIC DOCTRINE No 36. [You must be registered and logged in to see this link.]Semoga dicerahkan! Salam | |
| | | Husada Global Moderator
Jumlah posting : 4981 Join date : 07.05.11
| Subyek: Re: Adam dan Hawa 11th June 2013, 00:58 | |
| - St Yopi wrote:
- Jiwa dan Roh diciptakan! TIDAK BEREVOLUSI!
Pada tahun 1950, Paus Pius XII mengumumkan secara resmi Humani Generis, lima puluh tahun kemudian, Paus Yohanes Paulus II, sembari menyatakan bahwa bukti-bukti ilmiah saat ini tampak lebih mendukung teori evolusi, menegaskan kembali penjelasan Paus Pius XII mengenai jiwa manusia: "Bahkan apabila tubuh manusia berasal dari benda-benda hidup yang telah ada sebelumnya, jiwa spiritual tetap secara spontan diciptakan oleh Tuhan" Menurut pemahaman saya, dengan mencoba meyakini bahwa tubuh dengan segala bagiannya berasal dari debu tanah yang dimetabolisme, dan hal spirituil yang dimiliki tiap pribdi manusia adalah pemberian Sang Pencipta, adalah pemahaman yang tidak bertentangan dengan penjelasan Paus Pius XII itu. Adakah partisipan yang mau menunjukkan pertentangan pemahaman saya itu dengan penjelasan Paus Pius XII itu? Terima kasih. | |
| | | bruce Global Moderator
Jumlah posting : 9231 Join date : 27.01.11
| Subyek: Re: Adam dan Hawa 11th June 2013, 06:42 | |
| Saya sependapat dengan anda, om GMH. Tidak ada yang salah dengan pemahaman bahwa tubuh dan fisik manusia sekarang berasal dari perkembangan evolusi. Karena evolusi memang tidak berhubungan dengan jiwa dan roh. Syalom | |
| | | siip Perwira Pertama
Jumlah posting : 630 Join date : 27.01.11
| Subyek: Re: Adam dan Hawa 11th June 2013, 13:45 | |
| GMB dan GMH, Jika manusia itu tadinya dalam bentuk yg (condong) ke hewan, kmdn ber-evolusi ke arah manusia spt skrg ini, Maka konsekuensinya, akal budi, pikiran dan jiwa manusia pun tadinya (condong) ke hewani; sdgkn roh manusia (yg mbuatnya sadar akan ssuatu yg ilahi) juga akan (condong) ke hewan.
Ataukah ada asumsi (or malah bukti) bhw dahulu pernah ada (smacam) hewan yg pintarnya spt manusia dan rohnya bs mnyadari yg ilahi spt manusia?
****
Mksd saya, jika tubuh manusia ber-evolusi, maka roh dan jiwanya juga ber-evolusi.
| |
| | | St Yopi Calon Perwira
Jumlah posting : 428 Join date : 24.10.12
| Subyek: Re: Adam dan Hawa 11th June 2013, 13:48 | |
| Karena menurut science manusia berevolusi (berasal dari species lain), sedangkan jiwa dan roh tidak berevolusi, hal mana yang menyebabkan sampai saat ini science tidak mengakui adanya jiwa dan roh.
Science hanya mengakui tubuh manusia, dengan hidup berdasarkan "kemampuan berbagai senyawa kimiawi" didalam sebuah "organ biologis" yang diolah menjadi sebuah "sistem bioelektromagnetik" yang menghasilkan berbagai energi untuk "menggerakkan" seluruh unsur tubuh yang kemudian berinteraksi dan bereaksi terhadap semua hukum fisika didalam alam.
Jiwa dan Roh sama sekali tidak diakui oleh science, itulah sebabnya jiwa dan roh menjadi "batu sandungan" bagi "teori" evolusi.
Masalah terbesar adalah bahwa dalam ajaran iman dan moral (Gereja), 3 hal yaitu tubuh, jiwa dan roh adalah satu kesatuan utuh yang merupakan ciptaan Tuhan, bukanlah partial yang dapat berdiri sendiri.
Sedangkan bagi science, tubuh sama sekali tidak ada hubungannya dengan jiwa dan roh, karena jiwa dan roh itu tidak ada, hanyalah "khayalan" atau "ilusi" dari hal bernama iman dan atau agama.
Hal ini dikarenakan selama ribuan tahun, tidak ada bukti ilmiah mengenai jiwa dan roh dalam penelitian jutaan scientist yang masih hidup atau sudah mati!
Hal yang sama dimana science juga menolak adanya God atau Tuhan!
Inilah sebabnya teori evolusi sama sekali tidak mendapat tempat didalam ajaran iman dan moral Gereja, karena jelas bertentangan dengan kesatuan akan tubuh, jiwa dan roh, yang ketiganya adalah satu menurut St Paulus didalam Alkitab!
Dengan demikian, teori evolusi haruslah ditolak dengan iman yang penuh dan sadar oleh seluruh umat Kristen didalam Gereja Katolik Roma (umat Katolik), karena bertentangan dengan 3 pilar kebenaran yang tidak dapat salah, yaitu:
1. Alkitab. 2. Tradisi Suci. 3. Magisterium Gereja.
Semoga, semua umat Katolik tidak tergoda dengan bujuk rayu lucifer dengan "buah pengetahuan"nya yang ujung-ujungnya hanya untuk menyeret kita kelubang siksa abadi karena menolak adanya jiwa, roh bahkan Tuhan itu sendiri!!!
Kembalilah pada ajaran Gereja-Nya.
Salam | |
| | | bruce Global Moderator
Jumlah posting : 9231 Join date : 27.01.11
| Subyek: Re: Adam dan Hawa 11th June 2013, 14:13 | |
| - siip wrote:
- GMB dan GMH,
Jika manusia itu tadinya dalam bentuk yg (condong) ke hewan, kmdn ber-evolusi ke arah manusia spt skrg ini, Maka konsekuensinya, akal budi, pikiran dan jiwa manusia pun tadinya (condong) ke hewani; sdgkn roh manusia (yg mbuatnya sadar akan ssuatu yg ilahi) juga akan (condong) ke hewan.
Ataukah ada asumsi (or malah bukti) bhw dahulu pernah ada (smacam) hewan yg pintarnya spt manusia dan rohnya bs mnyadari yg ilahi spt manusia?
****
Mksd saya, jika tubuh manusia ber-evolusi, maka roh dan jiwanya juga ber-evolusi.
Di Alkitab tercatat, bahwa Tuhan menciptakan Manusia sebagai ciptaanNya yang terakhir, kan? Di Alkitab juga tercatat, bahwa manusialah yang diciptakanNya dengan 'khusus'. Selama manusia belum 'disentuh' dan 'ditiupkan' nyawa oleh Tuhan, wujud manusia tak lebih dari hewan. Dan ini memang terbukti secara ilmiah. Perhatikan orang yang sudah kehilangan 'kesadaran' nya, maka manusia itu berperilaku bagaikan hewan. 'Adam' adalah manusia yang pertama dari ribuan 'manusia lain' memiliki kemampuan berpikir, memiliki roh/jiwa, dan kemampuan untuk berinteraksi dengan Sang Pencipta. Begitu bro. | |
| | | St Yopi Calon Perwira
Jumlah posting : 428 Join date : 24.10.12
| Subyek: Re: Adam dan Hawa 11th June 2013, 14:44 | |
| Hal yang masih menjadi tanda tanya bagi saya adalah, orang-orang yang menyembah Tuhan dan mengakui kebenaran Gereja, disisi lain mereka mengakui kebenaran science yang TIDAK MENGAKUI TUHAN. Only God knows why! | |
| | | Sponsored content
| Subyek: Re: Adam dan Hawa | |
| |
| | | | Adam dan Hawa | |
|
Similar topics | |
|
| Permissions in this forum: | Anda tidak dapat menjawab topik
| |
| |
| |