Inilah yang terjadi kalau ajaran agama dinomorduakan...

Djo wrote:

lho, berati ada iman yg mati dong ? Ada. Alkitab bilang iman tanpa perbuatan hakekatnya adlah mati.

Jadi kalo seseorang disebut beriman kepada Yesus, maka tindakannya pasti mengikuti apa yg diimaninya itu. Itulah iman yg hidup. Itulah iman yg menyelamatkan.

Jadi iman dan perbuatan (baca : iman yg hidup) ini satu paket gak bisa dipisahkan, kecuali yg dia punya cuma bangkai iman.

Dengan begitu yang menyelamatkan seseorang adalah iman dan perbuatannya, bukan begitu?

Kalau perbuatannya itu tidak sesuai/melanggar ajaran Yesus maka dia tidak akan selamat ...

Silancah wrote:

Dengan begitu yang menyelamatkan seseorang adalah iman dan perbuatannya, bukan begitu?

Bukan

Silancah wrote:

Kalau perbuatannya itu tidak sesuai/melanggar ajaran Yesus maka dia tidak akan selamat ...

Kalau perbuatannya tidak sesuai ajaran Yesus, itu menandakan bahwa ia tidak memiliki iman.

Dan ketiadaan iman itulah yg mengakibatkan dia tidak selamat.

Djo wrote:

Kalau perbuatannya tidak sesuai ajaran Yesus, itu menandakan bahwa ia tidak memiliki iman.

Dan ketiadaan iman itulah yg mengakibatkan dia tidak selamat.

Contoh kasus:
Ada seseorang yang taat beribadah (pergi ke Gereja, mengikuti Misa, mengajar di Sekolah Minggu, menyetorkan perpuluhan dengan teratur, dsb) dan hubungannya dengan sesama manusia sangat baik dan sesuai ajaran Yesus (senang menolong tetangga kesusahan tanpa memandang agama, ikut lembaga nirlaba yang memberikan pendidikan untuk anak tak mampu, rendah hati, tidak pernah marah, dsb)

Tetapi jika masuk ke dunia maya (walapun cukup jarang ... mungkin sebulan sekali atau setahun sekali) maka sumpah serapah dan hasutan terhadap agama lain diumbarnya.

Apakah orang ini dapat dikatakan memiliki iman yang hidup atau iman yang mati?

Quote :

Tetapi jika masuk ke dunia maya (walapun cukup jarang ... mungkin sebulan sekali atau setahun sekali) maka sumpah serapah dan hasutan terhadap agama lain diumbarnya.

Wa ka ka kak ak ak ak a ka ka

Ini nyindir siapa ya?

bruce wrote:

Quote :

Tetapi jika masuk ke dunia maya (walapun cukup jarang ... mungkin sebulan sekali atau setahun sekali) maka sumpah serapah dan hasutan terhadap agama lain diumbarnya.

Wa ka ka kak ak ak ak a ka ka

Ini nyindir siapa ya?

Nggak merasa lagi nyindir siapa2 kok ...

Silancah wrote:

Djo wrote:

Kalau perbuatannya tidak sesuai ajaran Yesus, itu menandakan bahwa ia tidak memiliki iman.

Dan ketiadaan iman itulah yg mengakibatkan dia tidak selamat.

Contoh kasus:
Ada seseorang yang taat beribadah (pergi ke Gereja, mengikuti Misa, mengajar di Sekolah Minggu, menyetorkan perpuluhan dengan teratur, dsb) dan hubungannya dengan sesama manusia sangat baik dan sesuai ajaran Yesus (senang menolong tetangga kesusahan tanpa memandang agama, ikut lembaga nirlaba yang memberikan pendidikan untuk anak tak mampu, rendah hati, tidak pernah marah, dsb)

Tetapi jika masuk ke dunia maya (walapun cukup jarang ... mungkin sebulan sekali atau setahun sekali) maka sumpah serapah dan hasutan terhadap agama lain diumbarnya.

Apakah orang ini dapat dikatakan memiliki iman yang hidup atau iman yang mati?

Ini kasus yg aneh dan kontradiktif kang. Tidak mungkin satu pohon menghasilkan 2 buah yg berbeda.

---------------------------------------------------------

Namun satu hal, dlm hidup ini terkadang kita tak dapat menjaga iman kita dgn baik. Dalam arti kata, iman kita bisa begitu kuat dlm satu waktu, tetapi begitu lemah bahkan mati dlm waktu yg lain. Rasul Petrus contohnya.

Makanya waktu Yesus nanti datang kedua kali kang, yg ditanya masih adakah iman di dunia ini.

Luk 18 : 8 Aku berkata kepadamu: Ia akan segera membenarkan mereka. Akan tetapi, jika Anak Manusia itu datang, adakah Ia mendapati iman di bumi?"

Djo wrote:

Ini kasus yg aneh dan kontradiktif kang. Tidak mungkin satu pohon menghasilkan 2 buah yg berbeda.

Ada lho orang2 seperti ini ...

Djo wrote:

Namun satu hal, dlm hidup ini terkadang kita tak dapat menjaga iman kita dgn baik. Dalam arti kata, iman kita bisa begitu kuat dlm satu waktu, tetapi begitu lemah bahkan mati dlm waktu yg lain. Rasul Petrus contohnya.

Nah, contoh seperti Rasul Petrus ini ... apakah dia memiliki iman yang hidup atau iman yang mati, bro?

Silancah wrote:

Nah, contoh seperti Rasul Petrus ini ... apakah dia memiliki iman yang hidup atau iman yang mati, bro?

Saat kapan kang ?

Saat ia tenggelam ketika berjalan di atas air ? Atau saat ia menyangkal Yesus ? Ini adalah saat2 dimana Petrus tidak bisa menjaga imannya dgn benar. Ketakutan yg besar membuat imannya sirna dan mati seketika.

Tapi lihat ketika ia menggunakan kuasa Gurunya utk menyembuhkan orang lumpuh, ketika ia berkhotbah 3000 orang langsung bertobat. Atau pada saat ia disalib dgn kepala dibawah, kita tentu tahu kalau imannya mampu melampaui seluruh ketakutan yg ada.

Djo wrote:

Saat kapan kang ?

Saat ia tenggelam ketika berjalan di atas air ? Atau saat ia menyangkal Yesus ? Ini adalah saat2 dimana Petrus tidak bisa menjaga imannya dgn benar. Ketakutan yg besar membuat imannya sirna dan mati seketika.

Katakanlah saat menyangkal Yesus ... lalu beliau mati seketika.

Dalam contoh yang lebih konkrit ... seseorang yang taat beribadah dan beriman kepada Yesus seumur hidupnya.
Lalu suatu hari khlilaf dan pergi ke hotel bersama ... ehm ....
Lalu tiba2 sakit jantung dan meninggal ...

Apakah imannya hidup atau mati saat itu?
Apakah menjadi orang yang terpilih masuk surga atau tidak?

Silancah wrote:

Katakanlah saat menyangkal Yesus ... lalu beliau mati seketika.

maka masuk neraka

Silancah wrote:

Dalam contoh yang lebih konkrit ... seseorang yang taat beribadah dan beriman kepada Yesus seumur hidupnya.
Lalu suatu hari khlilaf dan pergi ke hotel bersama ... ehm ....
Lalu tiba2 sakit jantung dan meninggal ...

Lho ? pergi ke hotel doang masa dianggap khilaf sih ? emang salah ya pergi ke hotel ? hahaaha

Maksudnya berzinah ya ? Yg jelas dong hehehehe

masuk neraka kang.

Silancah wrote:

Dan yang menarik bang bruce akan menghukum qishosh (hukum mati atau potong tangan) jika beliau bertugas menjadi aparat di negara yang berlandaskan ajaran Islam dengan semangat sebagai aparat negara harus memberikan apa yang menjadi hak negara.

Om Bruce bukannya menentang hukum mati ?

Djo wrote:

Silancah wrote:

Dan yang menarik bang bruce akan menghukum qishosh (hukum mati atau potong tangan) jika beliau bertugas menjadi aparat di negara yang berlandaskan ajaran Islam dengan semangat sebagai aparat negara harus memberikan apa yang menjadi hak negara.

Om Bruce bukannya menentang hukum mati ?

Betul menentang ... tapi kalau beliau jadi aparat di negara berlandaskan syariah maka akan melaksanakan vonis itu (mengikuti semangat dalam signature Husada)

Silancah wrote:

Djo wrote:

Silancah wrote:

Dan yang menarik bang bruce akan menghukum qishosh (hukum mati atau potong tangan) jika beliau bertugas menjadi aparat di negara yang berlandaskan ajaran Islam dengan semangat sebagai aparat negara harus memberikan apa yang menjadi hak negara.

Om Bruce bukannya menentang hukum mati ?

Betul menentang ... tapi kalau beliau jadi aparat di negara berlandaskan syariah maka akan melaksanakan vonis itu (mengikuti semangat dalam signature Husada)

Ngga kang, saya sudah memberi contoh kepada bro Djo, bahwa saya akan pada posisi sebagai hakim yang berada pada dissenting opinion (berseberangan) dengan hukuman mati. Walau seandainya keputusannya kemudian saya kalah (1 lawan 2) ya ngga masalah, tetapi keputusan mati bukan dari saya.

Kalau dalam negara dengan syariah Islam, sepertinya ngga mungkin ada hakim dari non Islam kan?

Salam

Silancah wrote:

Kalau saya lebih sepaham dengan pandangan bang bruce, mas ... (dalam sudut pandang Kristiani ya)
Iman kepada Yesus saja tidak cukup untuk menyelamatkan seseorang .. tetapi perilaku dan tindakannya dalam dunia ini pun haruslah sesuai ajaran Kristen baru seseorang bisa selamat.

Pertanyaannya, " lalu bagaimana dengan anda? "
yang saat ini tidak beriman kepada Yesus tetapi anda tetap melakukan amal dan ibadah, apakah anda yakin anda juga akan selamat ?

Silancah wrote:

Djo wrote:

Kalau perbuatannya tidak sesuai ajaran Yesus, itu menandakan bahwa ia tidak memiliki iman.

Dan ketiadaan iman itulah yg mengakibatkan dia tidak selamat.

Contoh kasus:
Ada seseorang yang taat beribadah (pergi ke Gereja, mengikuti Misa, mengajar di Sekolah Minggu, menyetorkan perpuluhan dengan teratur, dsb) dan hubungannya dengan sesama manusia sangat baik dan sesuai ajaran Yesus (senang menolong tetangga kesusahan tanpa memandang agama, ikut lembaga nirlaba yang memberikan pendidikan untuk anak tak mampu, rendah hati, tidak pernah marah, dsb)

Tetapi jika masuk ke dunia maya (walapun cukup jarang ... mungkin sebulan sekali atau setahun sekali) maka sumpah serapah dan hasutan terhadap agama lain diumbarnya.

Apakah orang ini dapat dikatakan memiliki iman yang hidup atau iman yang mati?

Wah ...ini contoh kasus Haji Muhidin yang dibawa.

Silancah wrote:

Tetapi jika masuk ke dunia maya (walapun cukup jarang ... mungkin sebulan sekali atau setahun sekali) maka sumpah serapah dan hasutan terhadap agama lain diumbarnya.

Itu sih lumrah, siapa yang makan nangka..dia pasti kena getahnya.
itu sudah hukum tabur tuai....bro.

bruce wrote:

Ngga kang, saya sudah memberi contoh kepada bro Djo, bahwa saya akan pada posisi sebagai hakim yang berada pada dissenting opinion (berseberangan) dengan hukuman mati. Walau seandainya keputusannya kemudian saya kalah (1 lawan 2) ya ngga masalah, tetapi keputusan mati bukan dari saya.

Kalau dalam negara dengan syariah Islam, sepertinya ngga mungkin ada hakim dari non Islam kan?

Salam

Oooh ... begitu.
Saya pikir JIKA Anda jadi pejabat (bukan hgakim ya) di pemerintahan berlandaskan syariat Islam dan disuruh melaksanakan hukum pancung maka akan manut saja.
Tapi mungkin kasus yang Anda bicarakan bukan tentang masalah hukum pancung, ya, bang?

bruce wrote:

Tetapi, dalam hubungan saya dengan negara dan dengan sesama anak bangsa, saya tunduk pada Hukum tertinggi di negara kita ini.

Sebutlah, suatu saat kelak (mudah mudahan tidak) Indonesia menjadi NII, dan menerapkan hukum Islam di NII. Maka pilihan ada pada saya, apakah saya mau tunduk pada hukum Islam, atau saya mundur dari kewarganegaraan NII dan mencari negara yang bisa mengakomodir hak saya sebagai non-Islam.

Begitu kira kira kang. Jadi kalaupun saya (ini mudah mudahan, he he he) menjadi pemimpin daerah ataupun negara ini, maka saya akan menerapkan hukum negara yang berlaku. Kalau hukum positif ya saya berlakukan hukum positif, kalau hukum Islam yang berlaku, maka saya akan menerapkan hukum Islam.

Silancah wrote:

[
Oooh ... begitu.
Saya pikir JIKA Anda jadi pejabat (bukan hgakim ya) di pemerintahan berlandaskan syariat Islam dan disuruh melaksanakan hukum pancung maka akan manut saja.

gak mungkin orang "kafir" dijadiin pejabat, apalagi hakim dalam pemerintahan yang dilandasi hukum syariah.

T2Y wrote:

gak mungkin orang "kafir" dijadiin pejabat, apalagi hakim dalam pemerintahan yang dilandasi hukum syariah.

Sepengetahuan saya di zaman Sultan Sallahuddin al Ayubi ada pejabat/penasihat negara dari kaum Yahudi .. Maimonides kalau tidak salah.
Lalu di kekhalifahan Utsmani banyak pejabat militer yang diangkat dari non muslim.


Mengenai perwakilan dalam dewan syura ada pendapat seperti ini:

Lalu, apakah seorang wanita atau orang kafir dibolehkan menjadi anggota majelis umat?

Adapun orang-orang kafir, maka yang dimaksudkan di sini tentunya adalah orang-orang kafir ahlu dzimmah, yaitu orang-orang kafir yang menjadi warga negara Daulah Islamiyah, yang tunduk pada sistem hukum Islam dan Daulah Islamiyah, serta sanggup mengeluarkan jizyah sebagai kompensasi jaminan yang diberikan negara terhadap harta, kehormatan, dan darah mereka.

Setiap warga negara Daulah Islamiyah yang tergolong ahludz dzimmah berhak menunjuk wakil-wakilnya di majlis umat, baik wakil-wakil mereka itu adalah kaum wanita ataupun laki-laki, Muslim ataupun bukan Muslim. Sebab, akad wakalah tidak membeda-bedakan apakah wakil atau muwakkil-nya itu wanita atau laki-laki, Muslim atau non-Muslim. Di antara mereka bisa saling mewakilkan.

Hanya saja, warga negara Daulah Islamiyah yang tergolong ahludz dzimmah tidak berhak dan tidak dibolehkan terlibat di dalam musyawarah (syura) yang menyangkut perkara kaum Muslim.

Silancah wrote:

T2Y wrote:

gak mungkin orang "kafir" dijadiin pejabat, apalagi hakim dalam pemerintahan yang dilandasi hukum syariah.

Sepengetahuan saya di zaman Sultan Sallahuddin al Ayubi ada pejabat/penasihat negara dari kaum Yahudi .. Maimonides kalau tidak salah.
Lalu di kekhalifahan Utsmani banyak pejabat militer yang diangkat dari non muslim.

[You must be registered and logged in to see this link.] yang ini ?
jabatannya apa ? dokter istana ?

Quote :

Mengenai perwakilan dalam dewan syura ada pendapat seperti ini:

Lalu, apakah seorang wanita atau orang kafir dibolehkan menjadi anggota majelis umat?

Adapun orang-orang kafir, maka yang dimaksudkan di sini tentunya adalah orang-orang kafir ahlu dzimmah, yaitu orang-orang kafir yang menjadi warga negara Daulah Islamiyah, yang tunduk pada sistem hukum Islam dan Daulah Islamiyah, serta sanggup mengeluarkan jizyah sebagai kompensasi jaminan yang diberikan negara terhadap harta, kehormatan, dan darah mereka.

Setiap warga negara Daulah Islamiyah yang tergolong ahludz dzimmah berhak menunjuk wakil-wakilnya di majlis umat, baik wakil-wakil mereka itu adalah kaum wanita ataupun laki-laki, Muslim ataupun bukan Muslim. Sebab, akad wakalah tidak membeda-bedakan apakah wakil atau muwakkil-nya itu wanita atau laki-laki, Muslim atau non-Muslim. Di antara mereka bisa saling mewakilkan.

Hanya saja, warga negara Daulah Islamiyah yang tergolong ahludz dzimmah tidak berhak dan tidak dibolehkan terlibat di dalam musyawarah (syura) yang menyangkut perkara kaum Muslim.

ada contoh "kafir" ini yang dijadikan pejabat di zaman sekarang ?
mungkin di oman ?

T2Y wrote:

[You must be registered and logged in to see this link.] yang ini ?
jabatannya apa ? dokter istana ?

Yap, betul.
Dia terkenal sebagai dokter sultan Salahuddin tetapi menurut penelitian Kamran Pasha dia pun advisor sang Sultan.

Yes, Maimonides is Jewish. Living well and happily in Jerusalem under Muslim rule you ask? Yes, in fact he is both physician and advisor to Saladin – the Muslim leader himself. While some would look askance at this relationship it is a very real reflection of life and the social order during Saladin’s reign.

Tapi wallahu a'lam ya ...

Pada zaman kekhalifahan Utsmaniyah ada beberapa contoh lagi
Abdülhamid II (1876-1908)

The Sultan did not refrain to chose Christians in his government. Alexandros Karatheodori Pasha was minister of Foreign Affairs in 1879-1880; his successor was another Greek, Sava Pasha. Vahan Dadian Effendi was under-secretary in the ministry of Justice; Michael Portakalian Pasha was minister of Finances. Several Christians received high positions of diplomats, for instance Hirant Duz Bey, ambassador in Rome from 1900 to 1907; and Kostakis Musurus Pasha, ambassador in London in 1902-1907. The private physicians of Abdulhamid II were Greeks and Armenians (Michael Khorassandjian; Antranik Kritshikian; Spiridonos Mavroyenis; Tikran Pechtilmadjian). The two successive chiefs of the censorship during Abdulhamid’s reign were Armenians: the father then the son. The Sultan chosen also an Armenian, Hakob Effendi, as minister of the Civil List, i.e. the personal domains and incomes of the Sultan. The Greek Yeoryison Zarifis was the personal banker of Abdülhamid.

T2Y wrote:

ada contoh "kafir" ini yang dijadikan pejabat di zaman sekarang ?
mungkin di oman ?

Kurang tahu kalau di Oman ... saya tidak sempat masuk ke lingkungan kerajaan atau pemerintahan di Oman.
Tapi yang pasti Minister Oil & Gas-nya sih Muslim ya

bruce wrote:

Ngga kang, saya sudah memberi contoh kepada bro Djo, bahwa saya akan pada posisi sebagai hakim yang berada pada dissenting opinion (berseberangan) dengan hukuman mati. Walau seandainya keputusannya kemudian saya kalah (1 lawan 2) ya ngga masalah, tetapi keputusan mati bukan dari saya.

Kalau kasusnya menembak penjajah gimana om ? :?:

Djo wrote:

bruce wrote:

Ngga kang, saya sudah memberi contoh kepada bro Djo, bahwa saya akan pada posisi sebagai hakim yang berada pada dissenting opinion (berseberangan) dengan hukuman mati. Walau seandainya keputusannya kemudian saya kalah (1 lawan 2) ya ngga masalah, tetapi keputusan mati bukan dari saya.

Kalau kasusnya menembak penjajah gimana om ? :?:

Membunuh adalah suatu dosa, betul?
Menjajah hak milik orang lain adalah suatu dosa, betul?
Membela hak agar tidak terjajah, bukan suatu dosa.
Menembak penjajah dalam rangka bela diri agar tidak dijajah, bukan suatu dosa.
Jika, akibat tindakan membela diri agar tidak terjajah, berakibat si penjajah meninggal, itu bukanlah tujuan dari tindakan kita.

Sehingga dalam hal ini, seluruh akibat dari terbunuhnya si penjajah, adalah sepenuhnya resiko yang dipilih oleh si penjajah, bukan lagi tanggung jawab kita.

Begitu, bro.

Syalom

bruce wrote:

Membunuh adalah suatu dosa, betul?
Menjajah hak milik orang lain adalah suatu dosa, betul?
Membela hak agar tidak terjajah, bukan suatu dosa.
Menembak penjajah dalam rangka bela diri agar tidak dijajah, bukan suatu dosa.
Jika, akibat tindakan membela diri agar tidak terjajah, berakibat si penjajah meninggal, itu bukanlah tujuan dari tindakan kita.

Sehingga dalam hal ini, seluruh akibat dari terbunuhnya si penjajah, adalah sepenuhnya resiko yang dipilih oleh si penjajah, bukan lagi tanggung jawab kita.

Begitu, bro.

Syalom

Setuju 100% dengan pemahaman bang bruce di atas.

Silancah wrote:

bruce wrote:

Membunuh adalah suatu dosa, betul?
Menjajah hak milik orang lain adalah suatu dosa, betul?
Membela hak agar tidak terjajah, bukan suatu dosa.
Menembak penjajah dalam rangka bela diri agar tidak dijajah, bukan suatu dosa.
Jika, akibat tindakan membela diri agar tidak terjajah, berakibat si penjajah meninggal, itu bukanlah tujuan dari tindakan kita.

Sehingga dalam hal ini, seluruh akibat dari terbunuhnya si penjajah, adalah sepenuhnya resiko yang dipilih oleh si penjajah, bukan lagi tanggung jawab kita.

Begitu, bro.

Syalom

Setuju 100% dengan pemahaman bang bruce di atas.

Siiiiip, lah, he he he

kalo yang nutup gereja dengan berbagai macam dalih atw alasan dosa, gak ?

disisi lain mereka kan sedang menjaga supaya jangan ada orang yang dikrestenkan.