Tanya ke muslim: Dosa dan akhirat

Quote :

24. Shalat Jumat
"Dari Salman Al-Farisi r.a., dia berkata, "Rasulallah Saw. bersabda, 'Apabila seseorang pada hari Jumat mandi dan bersuci sebisa mungkin, meminyaki badannya dengan minyak wangi atau menyentuh minyak wangi di rumahnya, kemudian dia keluar dari rumahnya (menuju mesjid), (sesampainya di mesjid) dia tidak memisahkan antara dua orang (yang sedang duduk), kemudian dia mengerjakan shalat yang ditetapkan baginya (shalat sunnah dua rakaat), kemudian dia mendengarkan ceramah imam dengan saksama, niscaya diampuni dosanya antara jumat yang satu dengan jumat yang lainnya.'" (HR Al-Bukhari)

Yakni, Allah Swt. mengampuni dosanya yang telah dia kerjakan antara Jumat tersebut dengan Jumat sebelumnya. Akan tetapi, hal itu (pengampunan dosa) hanyalah dicapai setelah dia melaksanakan semua syarat yang disebutkan dalam hadist tersebut, yaitu : mandi, bersuci, memakai minyak wangi (pengharum), memakai pakaian yang terbaik, berjalan dengan tenang, tidak memisahkan antara dua orang yang tengah duduk, tidak mengganggu orang lain serta bercakap-cakap, dan mendengarkan ceramah imam dengan saksama.

Ibn Majah menambahkan dalam hadist tersebut di riwayat lain dari Abu Hurairah, "Selama dia tidak melakukan dosa besar"

Imam Ibn Hajar Al-Asqalani mengatakan di dalam syarahnya pada Shaih Al-Bukhari, "Hadist ini menunjukkan adanya persyaratan (di dalam pengampunan dosa itu, yaitu dengan tidak melakukan dosa besar. Yakni, jika dia melakukan dosa besar, maka dosa-dosanya tidak diampuni. Dan bukanlah maksudnya bahwasannya penghapusan dosa-dosa kecil itu disyaratkan dengan menjauhi dosa-dosa besar. Sebab, pada dasarnya dengan meninggalkan dosa-dosa besar itu sendirinya menghapuskan dosa-dosa kecil, sebagaimana Alquran mengatakan hal itu.

QS 4:31 wrote:

Jika kamu menjauhi dosa-dosa besar di antara dosa-dosa yang dilarang kamu mengerjakannya, niscaya Kami hapus kesalahan-kesalahanmu (dosa-dosamu yang kecil) dan Kami masukkan kamu ke tempat yang mulia (surga)

Dan jika seseorang tidak ada padanya dosa-dosa kecil yang hendak dihapuskan, maka diharapkan dihapuskan baginya seukuran itu dosa-dosa besarnya, atau diberikan kepadanya pahala seukuran itu.

Apakah benar-benar harus memakai baju yang terbaik sebagai syarat mutlak seperti yang dicantumkan di atas? ataukah cukup baju yang bersih dan rapi ? Kesan yang saya dapatkan, syarat-syarat tersebut harus diartikan literal...

Apakah kalimat yang di bold bisa diartikan bahwa, dosa-dosa seorang muslim akan terus menerus berkurang (secara otomatis) dan bisa terhapuskan dengan cara tidak melakukan dosa besar ?


Salam

samiaji wrote:

Quote :

24. Shalat Jumat
"Dari Salman Al-Farisi r.a., dia berkata, "Rasulallah Saw. bersabda, 'Apabila seseorang pada hari Jumat mandi dan bersuci sebisa mungkin, meminyaki badannya dengan minyak wangi atau menyentuh minyak wangi di rumahnya, kemudian dia keluar dari rumahnya (menuju mesjid), (sesampainya di mesjid) dia tidak memisahkan antara dua orang (yang sedang duduk), kemudian dia mengerjakan shalat yang ditetapkan baginya (shalat sunnah dua rakaat), kemudian dia mendengarkan ceramah imam dengan saksama, niscaya diampuni dosanya antara jumat yang satu dengan jumat yang lainnya.'" (HR Al-Bukhari)

Yakni, Allah Swt. mengampuni dosanya yang telah dia kerjakan antara Jumat tersebut dengan Jumat sebelumnya. Akan tetapi, hal itu (pengampunan dosa) hanyalah dicapai setelah dia melaksanakan semua syarat yang disebutkan dalam hadist tersebut, yaitu : mandi, bersuci, memakai minyak wangi (pengharum), memakai pakaian yang terbaik, berjalan dengan tenang, tidak memisahkan antara dua orang yang tengah duduk, tidak mengganggu orang lain serta bercakap-cakap, dan mendengarkan ceramah imam dengan saksama.

Ibn Majah menambahkan dalam hadist tersebut di riwayat lain dari Abu Hurairah, "Selama dia tidak melakukan dosa besar"

Imam Ibn Hajar Al-Asqalani mengatakan di dalam syarahnya pada Shaih Al-Bukhari, "Hadist ini menunjukkan adanya persyaratan (di dalam pengampunan dosa itu, yaitu dengan tidak melakukan dosa besar. Yakni, jika dia melakukan dosa besar, maka dosa-dosanya tidak diampuni. Dan bukanlah maksudnya bahwasannya penghapusan dosa-dosa kecil itu disyaratkan dengan menjauhi dosa-dosa besar. Sebab, pada dasarnya dengan meninggalkan dosa-dosa besar itu sendirinya menghapuskan dosa-dosa kecil, sebagaimana Alquran mengatakan hal itu.

QS 4:31 wrote:

Jika kamu menjauhi dosa-dosa besar di antara dosa-dosa yang dilarang kamu mengerjakannya, niscaya Kami hapus kesalahan-kesalahanmu (dosa-dosamu yang kecil) dan Kami masukkan kamu ke tempat yang mulia (surga)

Dan jika seseorang tidak ada padanya dosa-dosa kecil yang hendak dihapuskan, maka diharapkan dihapuskan baginya seukuran itu dosa-dosa besarnya, atau diberikan kepadanya pahala seukuran itu.

Apakah benar-benar harus memakai baju yang terbaik sebagai syarat mutlak seperti yang dicantumkan di atas? ataukah cukup baju yang bersih dan rapi ? Kesan yang saya dapatkan, syarat-syarat tersebut harus diartikan literal...

Apakah kalimat yang di bold bisa diartikan bahwa, dosa-dosa seorang muslim akan terus menerus berkurang (secara otomatis) dan bisa terhapuskan dengan cara tidak melakukan dosa besar ?


Salam

Damai bagimu di dunia ini mas samiaji,

Saya rasa utk pakian dikatakan yg terbaik, tentu saja dlm artian bersih dan rapi, bukan harus baru :)
Ibaratlah kita menghadap presiden, bukankah kita menyiapkan pakaian yg paling pantas tuk kita menghadap beliau, tidak dengan pakaian yg sembarangan to, apalagi kita mau menghadap Allah yg menciptakan kita.
Sebenarnya sih bukan hanya tuk sholat Jum'at saja kita seharusnya berpakain bersih dan rapi, tapi juga utk sholat2 yg lain, tapi Allah menjanjikan keutamakan dlm sholat Jum'at tersebut mas.

Sama halnya ketika mas samiaji ke gereja, tentunya akan memakai pakain terbaik yg mas punya tuk menghadap Tuhan kan?

Masalah berkurangnya dosa2 Muslim tentu saja dipengaruhi dari cara hidup dan ibadahnya, kalau hari ini lebih baik dari hari kemarin dan seterusnya, dan selalu memohon ampun kepada Allah maka niscaya Insya Allah akan mengampuni dosa2nya.

samiaji wrote:

Salam Damai,

saya membaca hampir di semua topik yang lagi aktif terkesan hangat dengan sedikit percikan di sana sini.. [Walau cuma segelintir "oknum" atau "posting"]

Saya merasa agak miris membaca posting-posting yang ada. Bayangkan bila kita-kita saja yang (menurut saya) memiliki pemahaman keyakinan yang di atas rata-rata masyarakat pada umumnya, bisa berdebat dan posting komentar-komentar yang saling menjatuhkan - terkesan saling mencurigai, bagaimana kira-kira gambaran di masyarakat awam bila komentar yang sama terjadi face to face (bukannya lagi debat tulisan tapi bisa mengarah ke debat fisik)...

Kembali lagi, saya mengangkat topik 35 cara penghapus dosa, karena saya mengetahui bahwa umat Islam menganut keyakinan bahwa tidak ada yang namanya penebusan dosa.. tetapi pengampunan dosa . Dulu saya kira pengampunan dosa hanya terjadi bila seseorang menjadi mualaf atau bertobat dari dosa-dosanya... Setelah membaca buku ini ternyata ada lebih banyak cara untuk menghapuskan dosa. Dan beberapa hal saya rasa masih sedikit membingungkan, karenanya saya meminta tanggapan dari rekan muslim.

Soalnya bagi umat Kristen tidak ada pekerjaan baik yang bisa dipakai untuk menghapus dosa, melainkan oleh iman kepada Sang Penebus.

Semoga posting-posting yang hangat tidak mengurangi rasa hormat dan toleransi kita kepada umat lain yang berbeda keyakinan.... Keep the good thought to others


Salam

Terima kasih mau mengingatkan mas.

Saya mohon maaf jikalau keterlaluan dan berlebihan dlm berdiskusi.

Salam

Mengenai hal berikut ini:

dengan meninggalkan dosa-dosa besar itu sendirinya menghapuskan dosa-dosa kecil, sebagaimana Alquran mengatakan hal itu.
QS 4:31, Jika kamu menjauhi dosa-dosa besar di antara dosa-dosa yang dilarang kamu mengerjakannya, niscaya Kami hapus kesalahan-kesalahanmu (dosa-dosamu yang kecil) dan Kami masukkan kamu ke tempat yang mulia (surga)

Maha Benar Allah dengan segala Firman-Nya.

Jikalau manusia mampu meningalkan dosa2 besar, Insya Allah dia juga akan mampu menjaga dirinya dari dosa2 kecil.

Jikalau dia khilaf dan melakukan dosa kecil (mungkin karena tdk sengaja), maka seperti janji Allah, bahwa dengan dia menjauhi dosa2 besar, Insya Allah niscaya Allah akan mengampuninya.
Manusia yg mampu menjaga dirinya dari berbuat dosa2 besar, Insya Allah dia akan selalu teringat akan Allah, jikalau dia khilaf dan melakukan dosa kecil, dia akan selalu beristighfar memohon ampun kepada Allah.

mungkin begitu mas penjelasannya :)

salam

@striker

Apa kemudian jika tadinya merampok, kemudian bisa meninggalkan kebiasaannya merampok, maka kalau si manusia itu menjadi preman tukang palak, maka dosanya itu bisa dihilangkan ya mas, begitu maksudnya?

bruce wrote:

@striker

Apa kemudian jika tadinya merampok, kemudian bisa meninggalkan kebiasaannya merampok, maka kalau si manusia itu menjadi preman tukang palak, maka dosanya itu bisa dihilangkan ya mas, begitu maksudnya?

saya rasa merampok dengan tukang palak adalah sama2 dosa besar, karena berdampak merugikan dan merampas hak orang lain.

berikut saya syaring macam2 dosa dlm Islam:
Macam-Macam Dosa,

1. Dosa2 besar itu :

4 macam di hati, yaitu:
1. Syirik.
2. Terus menerus berbuat maksiat.
3. Putus asa.
4. Merasa aman dari siksa Allah.

4 macam pada lisan, yaitu:
1. Kesaksian palsu.
2. Menuduh berbuat zina pada wanita baik-baik.
3. Sumpah palsu.
4. mengamalkan sihir.

4 macam di perut. yaitu :
1. Minum Khamer.
2. memakan harta anak yatim.
3. memakan riba.
4. Memakan yg diharamkan

2 macam di kemaluan. yaitu :
1. zina.
2. Homo seksual.

2 macam di tangan. yaitu :
1. membunuh.
2. mencuri.

1 di kaki, yaitu :
lari dalam peperangan

1 di seluruh badan, yaitu :
durhaka terhadap orang tua.

2. Dosa kecil.
Yaitu dosa-dosa yang tidak tersebut diatas

3. Dosa kecil yang menjadi besar
3.1. Yaitu dosa kecil yang dilakukan terus menerus.
Rasulullah bersabda: tidak ada dosa kecil apabila dilakukan dengan terus menerus dan tidak ada dosa besar apabila disertai dengan istighfar. Allah juga berfirman: “Dan (juga) orang-orang yang apabila mengerjakan perbuatan keji atau menganiaya diri sendiri, mereka ingat akan Allah, lalu memohon ampun terhadap dosa-dosa mereka dan siapa lagi yang dapat mengampuni dosa selain daripada Allah? Dan mereka tidak meneruskan perbuatan kejinya itu, sedang mereka mengetahui.” (QS. Ali Imran [3]: 135)

3.2. Menganggap remeh akan dosa.
Rasulullah bersabda: “Sesungguhnya seorang mu’min dalam melihat dosanya, bagaikan seorang yang berada di puncak gunung, yang selalu khawatir tergelincir jatuh. Adapun orang fasik dalam melihat dosanya, bagaikan seseorang yang dihinggapi lalat dihidungnya, maka dia usir begitu saja.” (HR. Bukhori Muslim)

3.3. Bergembira dengan dosanya.
Allah berfirman: “Dan apabila dikatakan kepadanya: “Bertakwalah kepada Allah”, bangkitlah kesombongannya yang menyebabkannya berbuat dosa. Maka cukuplah (balasannya) neraka Jahannam. Dan sungguh neraka Jahannam itu tempat tinggal yang seburuk-buruknya.” (QS. Al Baqarah [2]: 206)

3.4. Merasa aman dari makar Allah.
Allah berfirman: “Apakah tiada kamu perhatikan orang-orang yang telah dilarang mengadakan pembicaraan rahasia, kemudian mereka kembali (mengerjakan) larangan itu dan mereka mengadakan pembicaraan rahasia untuk berbuat dosa, permusuhan dan durhaka kepada Rasul. Dan apabila mereka datang kepadamu, mereka mengucapkan salam kepadamu dengan memberi salam yang bukan sebagai yang ditentukan Allah untukmu. Dan mereka mengatakan pada diri mereka sendiri: “Mengapa Allah tiada menyiksa kita disebabkan apa yang kita katakan itu?” Cukuplah bagi mereka neraka Jahannam yang akan mereka masuki. Dan neraka itu adalah seburuk-buruk tempat kembali.” (QS. Al Mujadilah [58]: 7)

3.5. Terang-terangan dalam berbuat maksiat.
Rasulullah bersabda: “Semua ummatku akan diampunkan dosanya kecuali orang yang mujaharah (terang-terangan dalam berbuat dosa) dan yang termasuk mujaharah adalah: Seorang yang melakukan perbuatan dosa di malam hari, kemudian hingga pagi hari Allah telah menutupi dosa tersebut, kemudian dia berkata: wahai fulan semalam saya berbuat ini dan berbuat itu. Padahal Allah telah menutupi dosa tersebut semalaman, tapi di pagi hari dia buka tutup Allah tersebut.” (HR. Bukhori Muslim)

3.6. Yang melakukan perbuatan dosa itu adalah seorang yang menjadi teladan.
Rasulullah bersabda: “Barangsiapa yang memberi contoh di dalam Islam dengan contoh yang jelek, dia akan mendapat dosanya dan dosa orang yang mengikutinya setelah dia tanpa dikurangi dosa tersebut sedikitpun.” (HR. Muslim)

semoga bermanfaat, mohon maaf kalau ada yg kurang :)

Thanks atas penjelasan anda mas, jadi sesuai dengan penjelasan anda maka merampok dan memalak masuk dalam dosa berat ya. Tetapi bukankah kalau dalam KUHP merampok adalah mengancam dengan pembunuhan (curat/curas) sedangkan memalak masuk dalam tindakan tidak menyenangkan terhadap orang lain (meminta dengan paksa). Mungkin bisa dijelaskan lebih detilnya mas?

Thanks

Terima kasih banyak mas...
Posting nya benar-benar menambah pengetahuan....

striker wrote:

...
4 macam di hati, yaitu:
1. Syirik.
2. Terus menerus berbuat maksiat.
3. Putus asa.
4. Merasa aman dari siksa Allah.

...

3.4. Merasa aman dari makar Allah.
Allah berfirman: “Apakah tiada kamu perhatikan orang-orang yang telah dilarang mengadakan pembicaraan rahasia, kemudian mereka kembali (mengerjakan) larangan itu dan mereka mengadakan pembicaraan rahasia untuk berbuat dosa, permusuhan dan durhaka kepada Rasul. Dan apabila mereka datang kepadamu, mereka mengucapkan salam kepadamu dengan memberi salam yang bukan sebagai yang ditentukan Allah untukmu. Dan mereka mengatakan pada diri mereka sendiri: “Mengapa Allah tiada menyiksa kita disebabkan apa yang kita katakan itu?” Cukuplah bagi mereka neraka Jahannam yang akan mereka masuki. Dan neraka itu adalah seburuk-buruk tempat kembali.” (QS. Al Mujadilah [58]: 7)

Tentang point 4. Merasa aman dari siksa Allah..
Apakah itu berarti setiap muslim harus selalu merasa takut akan mendapat siksaan dari Allah ?
Saya kira yang salah adalah MERASA AMAN PADA SAAT dia berbuat dosa,.. Tetapi pada saat ia tidak berbuat dosa, apakah dia harus tetap merasa tidak aman ?

Kalau saya baca satu ayat surat di atas, saya harus bilang saya tidak dapat mencerna nya...
Apakah pembicaraan rahasia yang dimaksudkan, berbuat dosa bagaimana dengan melakukan pembicaraan, dll.. Terutama saya lihat kejadian di atas spesifik terjadi pada zaman nabi... begitukah ?


Salam

samiaji wrote:

Terima kasih banyak mas...
Posting nya benar-benar menambah pengetahuan....

striker wrote:

...
4 macam di hati, yaitu:
1. Syirik.
2. Terus menerus berbuat maksiat.
3. Putus asa.
4. Merasa aman dari siksa Allah.

...

3.4. Merasa aman dari makar Allah.
Allah berfirman: “Apakah tiada kamu perhatikan orang-orang yang telah dilarang mengadakan pembicaraan rahasia, kemudian mereka kembali (mengerjakan) larangan itu dan mereka mengadakan pembicaraan rahasia untuk berbuat dosa, permusuhan dan durhaka kepada Rasul. Dan apabila mereka datang kepadamu, mereka mengucapkan salam kepadamu dengan memberi salam yang bukan sebagai yang ditentukan Allah untukmu. Dan mereka mengatakan pada diri mereka sendiri: “Mengapa Allah tiada menyiksa kita disebabkan apa yang kita katakan itu?” Cukuplah bagi mereka neraka Jahannam yang akan mereka masuki. Dan neraka itu adalah seburuk-buruk tempat kembali.” (QS. Al Mujadilah [58]: 7)

Tentang point 4. Merasa aman dari siksa Allah..
Apakah itu berarti setiap muslim harus selalu merasa takut akan mendapat siksaan dari Allah ?
Saya kira yang salah adalah MERASA AMAN PADA SAAT dia berbuat dosa,.. Tetapi pada saat ia tidak berbuat dosa, apakah dia harus tetap merasa tidak aman ?

Kalau saya baca satu ayat surat di atas, saya harus bilang saya tidak dapat mencerna nya...
Apakah pembicaraan rahasia yang dimaksudkan, berbuat dosa bagaimana dengan melakukan pembicaraan, dll.. Terutama saya lihat kejadian di atas spesifik terjadi pada zaman nabi... begitukah ?


Salam

Jika manusia sdh merasa aman dari siksa Allah, maka dia cenderung merasa yakin akan masuk surga, sehingga kesombongan akan ada dlm dirinya.
dengan merasa takut akan siksa Allah, maka manusia akan selalu berhati2 dlm hidupnya, sehingga selalu berusaha mendekatkan dirinya kepada Allah dan berusaha tuk menjauhi segala apa yg dilarang oleh Allah..

utk pembicaraan rahasia saya kira sdh dijelaskan pada kalimat selanjutnya: mereka mengadakan pembicaraan rahasia untuk berbuat dosa, permusuhan dan durhaka kepada Rasul.

Jadi artinyapembicaraan rahasia ini adalah bersekongkol atau bersekutu dlm merencanakan kejahatan dan maksiat.

mungkin seperti itu mas kurang lebihnya.

salam.

bruce wrote:

Thanks atas penjelasan anda mas, jadi sesuai dengan penjelasan anda maka merampok dan memalak masuk dalam dosa berat ya. Tetapi bukankah kalau dalam KUHP merampok adalah mengancam dengan pembunuhan (curat/curas) sedangkan memalak masuk dalam tindakan tidak menyenangkan terhadap orang lain (meminta dengan paksa). Mungkin bisa dijelaskan lebih detilnya mas?

Thanks

saya rasa sudah jelas mas, kalau merampok dan memalak itu sama2 mengambil yg bukannya haknya, jadi bisa juga dikategorikan dengan mencuri, dan itu termasuk dosa besar.

Quote :

Jika manusia sdh merasa aman dari siksa Allah, maka dia cenderung merasa yakin akan masuk surga, sehingga kesombongan akan ada dlm dirinya.
dengan merasa takut akan siksa Allah, maka manusia akan selalu berhati2 dlm hidupnya, sehingga selalu berusaha mendekatkan dirinya kepada Allah dan berusaha tuk menjauhi segala apa yg dilarang oleh Allah..

Mana yang lebih 'bagus' untuk dilakukan :

1. Takut untuk berbuat salah karena takut pada hukuman.

2. Tidak mau berbuat salah karena cinta pada sang Kuasa.

Quote :

saya rasa sudah jelas mas, kalau merampok dan memalak itu sama2 mengambil yg bukannya haknya, jadi bisa juga dikategorikan dengan mencuri, dan itu termasuk dosa besar.

Betul, sama sama mengambil sesuatu yang bukan miliknya, yang saya tuliskan itu mengenai perbandingan dengan hukum KUHP mas.

striker wrote:

bruce wrote:

Thanks atas penjelasan anda mas, jadi sesuai dengan penjelasan anda maka merampok dan memalak masuk dalam dosa berat ya. Tetapi bukankah kalau dalam KUHP merampok adalah mengancam dengan pembunuhan (curat/curas) sedangkan memalak masuk dalam tindakan tidak menyenangkan terhadap orang lain (meminta dengan paksa). Mungkin bisa dijelaskan lebih detilnya mas?

Thanks

saya rasa sudah jelas mas, kalau merampok dan memalak itu sama2 mengambil yg bukannya haknya, jadi bisa juga dikategorikan dengan mencuri, dan itu termasuk dosa besar.

kalau nuker sandal waktu jum'at an ?

Quote :

kalau nuker sandal waktu jum'at an ?

Itu sih ngga 'sengaja' kali bro, he he he.

Walau pernah ada teman saya yang ketika main ke rumah saya, dan sempat jumatan ke seberang, pulangnya dari sandal bermerek menjadi sendal jepit, dan ketika saya tanya, dia hanya senyum kecut, dan berakhir dengan tawa terbahak bahak kami berdua, ha ha ha ha.

he..he..he...

rada bingung sama dosa besar dan dosa kecil.

Ada dalilnya ngga ya di AlQuran mengenai dosa besar dan dosa kecil itu?
Mungkin mas striker bisa memberi pencerahan?

bruce wrote:

Quote :

Jika manusia sdh merasa aman dari siksa Allah, maka dia cenderung merasa yakin akan masuk surga, sehingga kesombongan akan ada dlm dirinya.
dengan merasa takut akan siksa Allah, maka manusia akan selalu berhati2 dlm hidupnya, sehingga selalu berusaha mendekatkan dirinya kepada Allah dan berusaha tuk menjauhi segala apa yg dilarang oleh Allah..

Mana yang lebih 'bagus' untuk dilakukan :

1. Takut untuk berbuat salah karena takut pada hukuman.

2. Tidak mau berbuat salah karena cinta pada sang Kuasa.

Quote :

saya rasa sudah jelas mas, kalau merampok dan memalak itu sama2 mengambil yg bukannya haknya, jadi bisa juga dikategorikan dengan mencuri, dan itu termasuk dosa besar.

Betul, sama sama mengambil sesuatu yang bukan miliknya, yang saya tuliskan itu mengenai perbandingan dengan hukum KUHP mas.

seperti yg pernah saya postingkan kepada mas djo dulu, bahwa ada 3 macam orang beribadah kepada Allah.
1. Beribadah karena takut kepada siksa Allah (neraka).
2. beribadah karena mengharapkan surga.
3. beribadah karena cintanya kepada Allah.

saya rasa semuanya sah2 saja sih, kalau saya termasuk ketiga2nya.. hehe
ya takut neraka, ya mengharapkan surga, ya juga karena cinta dan pengabdianku kepada Allah :)

bruce wrote:

Ada dalilnya ngga ya di AlQuran mengenai dosa besar dan dosa kecil itu?
Mungkin mas striker bisa memberi pencerahan?

berikut sedikit yg bisa saya berikan:

4:93. Dan barangsiapa yang membunuh seorang mukmin dengan sengaja maka balasannya ialah Jahannam, kekal ia di dalamnya dan Allah murka kepadanya, dan mengutukinya serta menyediakan azab yang besar baginya.
2:278. Hai orang-orang yang beriman, bertakwalah kepada Allah dan tinggalkan sisa riba (yang belum dipungut) jika kamu orang-orang yang beriman
8:15. Hai orang-orang yang beriman, apabila kamu bertemu dengan orang-orang yang kafir yang sedang menyerangmu, maka janganlah kamu membelakangi mereka (mundur).

Anas r.a. berkata: Ketika Nabi saw. ditanya tentang dosa-dosa besar, maka jawabnya: Syirik mempersekutukan Allah, dan durhaka terhadap kedua ayah bunda, membunuh jiwa (manusia), dan saksi palsu. (Bukhari, Muslim).
Abu Hurairah ra menuturkan bahwa Rasulullah saw bersabda :"Jauhilah tujuh dosa yang dapat menghapus amal kebajikan, yakni mempersekutukan Allah, sihir, membunuh jiwa yang telah diharamkan oleh Allah kecuali dengan alasan yang benar, memakan riba, memakan harta anak yatim, berpaling dari barisan perang, dan menuduh berzina wanita-wanita menjaga kehormatan yang lengah lagi beriman." (HR. al-Bukhari dan Muslim.)

mengenai Dosa Kecil (Shaghirah)
Yaitu segala dosa yang tidak mempunyai had di dunia. Ada pula yang berpendapat bahwa dosa kecil adalah setiap kemaksiatan yang dilakukan karena alpa atau lalai dan tidak henti-hentinya orang itu menyesali perbuatannya, sehingga rasa kenikmatannya dengan maksiat tersebut terus memudar.

Contoh dosa kecil adalah apa yang diriwayatkan oleh Abu Hurairah Radhiallaahu anhu bahwasanya Rasulullah Shalallaahu alaihi wasalam bersabda: "Dicatat atas bani Adam bagiannya dari zina, pasti dia mendapatkannya tidak mungkin tidak; maka dua mata zinanya adalah memandang, dua telinga zinanya adalah mendengar, lisan zinanya adalah berbicara, tangan zinanya adalah memegang, dua kaki zinanya adalah melangkah, dan hati adalah menginginkan dan mendambakan, hal itu dibenarkan oleh kemaluan atau didusta-kanya." (HR. Muslim, no. 2657)

Quote :

Abu Hurairah ra menuturkan bahwa Rasulullah saw bersabda :"Jauhilah tujuh dosa yang dapat menghapus amal kebajikan, yakni mempersekutukan Allah, sihir, membunuh jiwa yang telah diharamkan oleh Allah kecuali dengan alasan yang benar, memakan riba, memakan harta anak yatim, berpaling dari barisan perang, dan menuduh berzina wanita-wanita menjaga kehormatan yang lengah lagi beriman." (HR. al-Bukhari dan Muslim.)

Kok ngga ada yang tentang mengambil yang bukan miliknya (merampok / mencuri), selain memakan harta anak yatim, masih ada yang kurang kali mas.

bruce wrote:

Quote :

Abu Hurairah ra menuturkan bahwa Rasulullah saw bersabda :"Jauhilah tujuh dosa yang dapat menghapus amal kebajikan, yakni mempersekutukan Allah, sihir, membunuh jiwa yang telah diharamkan oleh Allah kecuali dengan alasan yang benar, memakan riba, memakan harta anak yatim, berpaling dari barisan perang, dan menuduh berzina wanita-wanita menjaga kehormatan yang lengah lagi beriman." (HR. al-Bukhari dan Muslim.)

Kok ngga ada yang tentang mengambil yang bukan miliknya (merampok / mencuri), selain memakan harta anak yatim, masih ada yang kurang kali mas.

kalau begitu biar saya kompliti :)

60:12. Hai Nabi, apabila datang kepadamu perempuan-perempuan yang beriman untuk mengadakan janji setia, bahwa mereka tiada akan menyekutukan Allah, tidak akan mencuri, tidak akan berzina, tidak akan membunuh anak-anaknya, tidak akan berbuat dusta yang mereka ada-adakan antara tangan dan kaki mereka[1472] dan tidak akan mendurhakaimu dalam urusan yang baik, maka terimalah janji setia mereka dan mohonkanlah ampunan kepada Allah untuk mereka. Sesungguhnya Allah maha Pengampun lagi Maha Penyayang.

5:38. Laki-laki yang mencuri dan perempuan yang mencuri, potonglah tangan keduanya (sebagai) pembalasan bagi apa yang mereka kerjakan dan sebagai siksaan dari Allah. Dan Allah Maha Perkasa lagi Maha Bijaksana.

Quote :

60:12. Hai Nabi, apabila datang kepadamu perempuan-perempuan yang beriman untuk mengadakan janji setia, bahwa mereka tiada akan menyekutukan Allah, tidak akan mencuri, tidak akan berzina, tidak akan membunuh anak-anaknya, tidak akan berbuat dusta yang mereka ada-adakan antara tangan dan kaki mereka[1472] dan tidak akan mendurhakaimu dalam urusan yang baik, maka terimalah janji setia mereka dan mohonkanlah ampunan kepada Allah untuk mereka. Sesungguhnya Allah maha Pengampun lagi Maha Penyayang.

Kalau di ayat di atas laki laki ngga termasuk ya mas?

Quote :

5:38. Laki-laki yang mencuri dan perempuan yang mencuri, potonglah tangan keduanya (sebagai) pembalasan bagi apa yang mereka kerjakan dan sebagai siksaan dari Allah. Dan Allah Maha Perkasa lagi Maha Bijaksana.

Justru terdapatnya di ayat lain ya mas?

bruce wrote:

Quote :

60:12. Hai Nabi, apabila datang kepadamu perempuan-perempuan yang beriman untuk mengadakan janji setia, bahwa mereka tiada akan menyekutukan Allah, tidak akan mencuri, tidak akan berzina, tidak akan membunuh anak-anaknya, tidak akan berbuat dusta yang mereka ada-adakan antara tangan dan kaki mereka[1472] dan tidak akan mendurhakaimu dalam urusan yang baik, maka terimalah janji setia mereka dan mohonkanlah ampunan kepada Allah untuk mereka. Sesungguhnya Allah maha Pengampun lagi Maha Penyayang.

Kalau di ayat di atas laki laki ngga termasuk ya mas?

Quote :

5:38. Laki-laki yang mencuri dan perempuan yang mencuri, potonglah tangan keduanya (sebagai) pembalasan bagi apa yang mereka kerjakan dan sebagai siksaan dari Allah. Dan Allah Maha Perkasa lagi Maha Bijaksana.

Justru terdapatnya di ayat lain ya mas?

Karena surah ke 60 Dinamai Al Mumtahanah yg artinya wanita yang diuji :)

striker wrote:

samiaji wrote:

...
Tentang point 4. Merasa aman dari siksa Allah..
Apakah itu berarti setiap muslim harus selalu merasa takut akan mendapat siksaan dari Allah ?
Saya kira yang salah adalah MERASA AMAN PADA SAAT dia berbuat dosa,.. Tetapi pada saat ia tidak berbuat dosa, apakah dia harus tetap merasa tidak aman ?

Jika manusia sdh merasa aman dari siksa Allah, maka dia cenderung merasa yakin akan masuk surga, sehingga kesombongan akan ada dlm dirinya.
dengan merasa takut akan siksa Allah, maka manusia akan selalu berhati2 dlm hidupnya, sehingga selalu berusaha mendekatkan dirinya kepada Allah dan berusaha tuk menjauhi segala apa yg dilarang oleh Allah..

Jadi karena merasa aman dari siksa Allah adalah Dosa Besar, maka kesimpulannya seorang muslim harus merasa takut (setiap saat) terhadap siksa Allah... Apakah benar begitu mas ?


Salam

Subhanallah ....

Luar biasa mas Striker ini.
Saya mendapatkan banyak ilmu dengan membaca postingan antum.

Jazakallah khair katsiiro ...

Silancah wrote:

Subhanallah ....

Luar biasa mas Striker ini.
Saya mendapatkan banyak ilmu dengan membaca postingan antum.

Jazakallah khair katsiiro ...

Itulah manfaat forum seperti ini kang, kita semua bisa saling menambah ilmu, baik yang Kristen maupun yang Islam, kita masing masing bisa menambah pengetahuan, saling kenal dan seharusnya juga bisa saling menghargai.

Semoga

Betul betul betul :)