|
| Tanya ke muslim: Dosa dan akhirat | |
|
+3striker Raihan Danielsan samiaji 7 posters | |
Pengirim | Message |
---|
Tamu Tamu
| Subyek: Re: Tanya ke muslim: Dosa dan akhirat 7th April 2011, 16:33 | |
| - Quote :
- Kalau yang saya dengar sih, orang-orang kafir atau musyrik itu setelah meninggal tidak boleh di doa kan.. Benar tidak yang saya dengar ini ?
benar bro... :) “Tiadalah sepatutnya bagi Nabi dan orang-orang yang beriman memintakan ampun (kepada Allah) bagi orang-orang musyrik, walaupun orang-orang musyrik itu adalah kaum kerabat (nya), sesudah jelas bagi mereka, bahwasanya orang-orang musyrik itu, adalah penghuni neraka Jahanam.” (QS. Al-Taubah: 113) jelas nabi saja gak boleh berdoa buat ayah dan ibunya yang musyrik dan kafir. dan berada di neraka jahanam (nerakanya orang kafir). |
| | | Silancah Perwira Menengah
Jumlah posting : 1492 Join date : 29.01.11 Lokasi : Bandung Barat
| Subyek: Re: Tanya ke muslim: Dosa dan akhirat 8th April 2011, 08:25 | |
| - T2Y wrote:
- benar bro... :)
“Tiadalah sepatutnya bagi Nabi dan orang-orang yang beriman memintakan ampun (kepada Allah) bagi orang-orang musyrik, walaupun orang-orang musyrik itu adalah kaum kerabat (nya), sesudah jelas bagi mereka, bahwasanya orang-orang musyrik itu, adalah penghuni neraka Jahanam.” (QS. Al-Taubah: 113)
jelas nabi saja gak boleh berdoa buat ayah dan ibunya yang musyrik dan kafir. dan berada di neraka jahanam (nerakanya orang kafir). Kalau mendoakan orang2 kafir di masa hidupnya agar kembali ke jalan yang lurus, tentu saja diperbolehkan. Tetapi saat ybs sudah meninggal dan tidak bisa lagi melakukan pertobatan atau beramal saleh ... maka nasibnya sudah jelas ... nasib bagi orang2 yang menyekutukan Allah al Wahid dan tidak bertobat sampai akhir hayatnya sudah jelas. Jadi sia2 saja saat seseorang mendoakan orang seperti ini karena dia pun tidak menyadari dan mengakui dosa yang telah dibuat olehnya. Bahkan mungkin orang ini sesungguhnya sampai sudah dikubur pun tidak mau didoakan oleh orang muslim. Bukan begitu? | |
| | | Silancah Perwira Menengah
Jumlah posting : 1492 Join date : 29.01.11 Lokasi : Bandung Barat
| Subyek: Re: Tanya ke muslim: Dosa dan akhirat 8th April 2011, 10:48 | |
| - samiaji wrote:
- Raihan Danielsan wrote:
- @mas samiaji
- Memang dibolehkan dalam ajaran Islam untuk mendokan kepada yg telah mati agar diampuni segala dosa perbuatannya selama dia hidup di dunia dan juga agar terhindar dari siksa api neraka. Namun namanya doa, bisa dikabulkan dan bisa juga tidak dikabulkan oleh Allah SWT.
Salam @rekan-rekan muslim Kalau boleh tau ayat yang memperkuat hal di atas ? Ini salah satu contoh doa yang dianjurkan untuk mendoakan diri sendiri dan umat Muslim yang sudah meninggal dunia - QS Ibrahim 14:41 "Ya Tuhan kami, beri ampunlah aku dan kedua ibu bapakku dan sekalian orang-orang mukmin pada hari terjadinya hisab (hari kiamat)" Tapi masalah dikabulkan atau tidak ... semuanya dikembalikan kepada Allah SWT. | |
| | | Tamu Tamu
| Subyek: Re: Tanya ke muslim: Dosa dan akhirat 8th April 2011, 14:47 | |
| - Silancah wrote:
Kalau mendoakan orang2 kafir di masa hidupnya agar kembali ke jalan yang lurus, tentu saja diperbolehkan. Tetapi saat ybs sudah meninggal dan tidak bisa lagi melakukan pertobatan atau beramal saleh ... maka nasibnya sudah jelas ... nasib bagi orang2 yang menyekutukan Allah al Wahid dan tidak bertobat sampai akhir hayatnya sudah jelas. yup, sekedar membantu menjelaskan apa yang ditanyakan Bro Samiaji kang. kalau menurut saya sih mau kristen atw non kristen sesudah meninggal ya sudah selesai. - Quote :
Jadi sia2 saja saat seseorang mendoakan orang seperti ini karena dia pun tidak menyadari dan mengakui dosa yang telah dibuat olehnya. Bahkan mungkin orang ini sesungguhnya sampai sudah dikubur pun tidak mau didoakan oleh orang muslim. Bukan begitu? kalau menurut saya doa yang memohon sesuatu yang baik buat orang lain tidak sia2. kalau doa yang memohon agar Allah melaknat atw memohon yang jahat terjadi pada orang lain itu yang salah... :) |
| | | Silancah Perwira Menengah
Jumlah posting : 1492 Join date : 29.01.11 Lokasi : Bandung Barat
| Subyek: Re: Tanya ke muslim: Dosa dan akhirat 8th April 2011, 14:55 | |
| - T2Y wrote:
- yup, sekedar membantu menjelaskan apa yang ditanyakan Bro Samiaji kang.
kalau menurut saya sih mau kristen atw non kristen sesudah meninggal ya sudah selesai. Kalau menurut sebagian umat Islam dan umat Katolik sepertinya sedikit berbeda, ya bro? Orang2 yang sudah meninggal itu masih bisa ditolong/ditambah pahalanya atau dimintakan ampunan ... atau bahkan mendoakan orang lain. CMIIW - T2Y wrote:
- kalau menurut saya doa yang memohon sesuatu yang baik buat orang lain tidak sia2.
kalau doa yang memohon agar Allah melaknat atw memohon yang jahat terjadi pada orang lain itu yang salah... :) Kalau orang itu sudah jelas2 tidak bisa menolong dirinya sendiri (tidak bisa bertobat karena sudah meninggal) ... jadinya sia2 sih bro. | |
| | | samiaji Calon Perwira
Jumlah posting : 392 Join date : 26.02.11 Age : 46
| Subyek: Re: Tanya ke muslim: Dosa dan akhirat 8th April 2011, 16:10 | |
| - T2Y wrote:
-
- Quote :
- Kalau yang saya dengar sih, orang-orang kafir atau musyrik itu setelah meninggal tidak boleh di doa kan.. Benar tidak yang saya dengar ini ?
benar bro... :)
“Tiadalah sepatutnya bagi Nabi dan orang-orang yang beriman memintakan ampun (kepada Allah) bagi orang-orang musyrik, walaupun orang-orang musyrik itu adalah kaum kerabat (nya), sesudah jelas bagi mereka, bahwasanya orang-orang musyrik itu, adalah penghuni neraka Jahanam.” (QS. Al-Taubah: 113)
jelas nabi saja gak boleh berdoa buat ayah dan ibunya yang musyrik dan kafir. dan berada di neraka jahanam (nerakanya orang kafir). Maaf mau tanya.. yang dimaksudkan kerabat nabi yang disebutkan di atas siapa ? Soalnya saya sering dengar bahwa orang tua "Nabi" Muhammad adalah muslim kecuali pamannya, bukankah begitu ? Salam | |
| | | Tamu Tamu
| Subyek: Re: Tanya ke muslim: Dosa dan akhirat 8th April 2011, 17:07 | |
| - samiaji wrote:
- T2Y wrote:
-
- Quote :
- Kalau yang saya dengar sih, orang-orang kafir atau musyrik itu setelah meninggal tidak boleh di doa kan.. Benar tidak yang saya dengar ini ?
benar bro... :)
“Tiadalah sepatutnya bagi Nabi dan orang-orang yang beriman memintakan ampun (kepada Allah) bagi orang-orang musyrik, walaupun orang-orang musyrik itu adalah kaum kerabat (nya), sesudah jelas bagi mereka, bahwasanya orang-orang musyrik itu, adalah penghuni neraka Jahanam.” (QS. Al-Taubah: 113)
jelas nabi saja gak boleh berdoa buat ayah dan ibunya yang musyrik dan kafir. dan berada di neraka jahanam (nerakanya orang kafir). Maaf mau tanya.. yang dimaksudkan kerabat nabi yang disebutkan di atas siapa ? Soalnya saya sering dengar bahwa orang tua "Nabi" Muhammad adalah muslim kecuali pamannya, bukankah begitu ?
Salam bapa dan ibu nabi kapan muslimnya ? coba ntar tanyain sama member yang muslim. |
| | | Tamu Tamu
| Subyek: Re: Tanya ke muslim: Dosa dan akhirat 8th April 2011, 17:33 | |
| - Silancah wrote:
Kalau menurut sebagian umat Islam dan umat Katolik sepertinya sedikit berbeda, ya bro? Orang2 yang sudah meninggal itu masih bisa ditolong/ditambah pahalanya atau dimintakan ampunan ... atau bahkan mendoakan orang lain. CMIIW ditolong yang bagaimana ? ditambah pahalanya ? kalau Katolik kayaknya gak ada deh konsep yang demikian, kang... :) coba nanti tanya sama Om Bruce. - Quote :
- T2Y wrote:
- kalau menurut saya doa yang memohon sesuatu yang baik buat orang lain tidak sia2.
kalau doa yang memohon agar Allah melaknat atw memohon yang jahat terjadi pada orang lain itu yang salah... :) Kalau orang itu sudah jelas2 tidak bisa menolong dirinya sendiri (tidak bisa bertobat karena sudah meninggal) ... jadinya sia2 sih bro. begitu pula dengan orang yang sudah bertobat lalu meninggal menurut saya gak ada hubungan lagi, kalau ditilik sepintas lalu pendapat anda tentang mengirim sesuatu sama loh kayak yang diyakini warga China keturunan. sesuai tradisi kalau setiap tanggal 15 pada bulan yang ketujuh (CMIIW) ada sembahyang rebutan yang menyajikan makanan2 dan membakar uang2an kertas untuk arwah leluhur, nenek moyang dan arwah2 yang lain. hanya saja bedanya yang satu mengirimkan hal berupa materi yang terlihat sedang yang satu berupa sesuatu yang tidak nyata. |
| | | striker Perwira Menengah
Jumlah posting : 1393 Join date : 03.02.11
| Subyek: Re: Tanya ke muslim: Dosa dan akhirat 8th April 2011, 17:38 | |
| - T2Y wrote:
- samiaji wrote:
- T2Y wrote:
-
- Quote :
- Kalau yang saya dengar sih, orang-orang kafir atau musyrik itu setelah meninggal tidak boleh di doa kan.. Benar tidak yang saya dengar ini ?
benar bro... :)
“Tiadalah sepatutnya bagi Nabi dan orang-orang yang beriman memintakan ampun (kepada Allah) bagi orang-orang musyrik, walaupun orang-orang musyrik itu adalah kaum kerabat (nya), sesudah jelas bagi mereka, bahwasanya orang-orang musyrik itu, adalah penghuni neraka Jahanam.” (QS. Al-Taubah: 113)
jelas nabi saja gak boleh berdoa buat ayah dan ibunya yang musyrik dan kafir. dan berada di neraka jahanam (nerakanya orang kafir). Maaf mau tanya.. yang dimaksudkan kerabat nabi yang disebutkan di atas siapa ? Soalnya saya sering dengar bahwa orang tua "Nabi" Muhammad adalah muslim kecuali pamannya, bukankah begitu ?
Salam bapa dan ibu nabi kapan muslimnya ? coba ntar tanyain sama member yang muslim. Mereka adalah orang2 yg berserah diri kepada Allah, mereka beragama dengan agama suci (hanif) Nabi Ibrahim, dan pemuka mereka adalah keluarga Abdul Muthallib, termasuk di dalamnya hidup Abu Thalib, Sayyidina Abdullah, bapaknya Nabi Saw, serta ibunda Sayyidatuna Aminah. Mereka menyembah dan mengesakan Allah, menjauh dari beribadah kepada patung-patung yang dianut agama jahiliyah Arab saat itu. Mereka melakukan ibadah kepada Allah di tengah-tengan penduduk Mekkah atau di kaki-kaki gunung. Dan berikut ini dua riwayat saya kutipkan untuk mas bro sebagai bukti atasnya: Dari Ashbag bin Nabtah, ia berkata, Saya pernah mendengar Ali bin Abi Thalib berkata, Demi Allah, Ayahku dan kakekku Abdul Muthallib sama sekali tidak pernah beribadah pada berhala, tidak juga Hsyim, dan tidak pula Abdi Man Ditanyakan (kepadanya), Maka pada apa mereka menyembah? Beliau menjawab, Mereka shalat ke rumah (al-Bait) berdasarkan agama Ibrahim dimana mereka senantiasa- berpegangan kepadanya. Rasulallah Saw berabda: Wahai Ali, sesungguhnya Abdul Muthallib tidak bersumpah dengan dan tidak pernah pula menyembah berhala-berhala. Ia pun tidak pernah memakan sembelihan untuk persembahan (berhala), dan ia berkata, Saya ada pada agamanya Ibrahim Sebagaimana disebutkan Imam Ahmad dalam Musnad-nya, juga Ibn Sa`ad dalam Thabaqt-nya, bahwa Abu Dzar Al Ghifri r.a termasuk orang-orang yang mengesakan Allah (muwahhidiin) dan menjauh dari beribadah kepada patung-patung pada masa jahiliah. #Tentang apakah masuk neraka (karena tdk / belum bersyahadat) atau tidak, kita serahkan kepada Allah saja, sebab Allah juga berfirman وَمَا كُنَّا مُعَذِّبِينَ حَتَّى نَبْعَثَ رَسُولا dan Kami tidak akan meng’azab sebelum Kami mengutus seorang rasul. (al-Isra’:15) #semoga mas bro silancah ataupun mas bro raihan memiliki jawaban yg lebih bagus :) | |
| | | striker Perwira Menengah
Jumlah posting : 1393 Join date : 03.02.11
| Subyek: Re: Tanya ke muslim: Dosa dan akhirat 8th April 2011, 17:45 | |
| - T2Y wrote:
- samiaji wrote:
- T2Y wrote:
-
- Quote :
- Kalau yang saya dengar sih, orang-orang kafir atau musyrik itu setelah meninggal tidak boleh di doa kan.. Benar tidak yang saya dengar ini ?
benar bro... :)
“Tiadalah sepatutnya bagi Nabi dan orang-orang yang beriman memintakan ampun (kepada Allah) bagi orang-orang musyrik, walaupun orang-orang musyrik itu adalah kaum kerabat (nya), sesudah jelas bagi mereka, bahwasanya orang-orang musyrik itu, adalah penghuni neraka Jahanam.” (QS. Al-Taubah: 113)
jelas nabi saja gak boleh berdoa buat ayah dan ibunya yang musyrik dan kafir. dan berada di neraka jahanam (nerakanya orang kafir). Maaf mau tanya.. yang dimaksudkan kerabat nabi yang disebutkan di atas siapa ? Soalnya saya sering dengar bahwa orang tua "Nabi" Muhammad adalah muslim kecuali pamannya, bukankah begitu ?
Salam bapa dan ibu nabi kapan muslimnya ? coba ntar tanyain sama member yang muslim. pertanyaan yg sama mas tong T2Y: Kapan kakek dan nenek yesus itu kristen? apakah mereka masuk neraka karena tidak atau belum mendapat anugrah penebusan dosa? ataukah orang2 sebelum yesus lahir juga ditebus dosanya oleh Yesus? mohon diberikan juga referensinya tuk tambahan ilmu, monggo mas tong :) | |
| | | striker Perwira Menengah
Jumlah posting : 1393 Join date : 03.02.11
| Subyek: Re: Tanya ke muslim: Dosa dan akhirat 8th April 2011, 17:54 | |
| - T2Y wrote:
-
- Quote :
- Kalau yang saya dengar sih, orang-orang kafir atau musyrik itu setelah meninggal tidak boleh di doa kan.. Benar tidak yang saya dengar ini ?
benar bro... :)
“Tiadalah sepatutnya bagi Nabi dan orang-orang yang beriman memintakan ampun (kepada Allah) bagi orang-orang musyrik, walaupun orang-orang musyrik itu adalah kaum kerabat (nya), sesudah jelas bagi mereka, bahwasanya orang-orang musyrik itu, adalah penghuni neraka Jahanam.” (QS. Al-Taubah: 113)
jelas nabi saja gak boleh berdoa buat ayah dan ibunya yang musyrik dan kafir. dan berada di neraka jahanam (nerakanya orang kafir). Apakah Ayah Ibu Nabi masuk neraka atau tidak, kita serahkan kepada Allah saja, sebab Allah juga berfirman وَمَا كُنَّا مُعَذِّبِينَ حَتَّى نَبْعَثَ رَسُولا dan Kami tidak akan meng’azab sebelum Kami mengutus seorang rasul. (al-Isra’:15) | |
| | | Tamu Tamu
| Subyek: Re: Tanya ke muslim: Dosa dan akhirat 8th April 2011, 18:00 | |
| - striker wrote:
Mereka adalah orang2 yg berserah diri kepada Allah, mereka beragama dengan agama suci (hanif) Nabi Ibrahim, dan pemuka mereka adalah keluarga Abdul Muthallib, termasuk di dalamnya hidup Abu Thalib, Sayyidina Abdullah, bapaknya Nabi Saw, serta ibunda Sayyidatuna Aminah. Mereka menyembah dan mengesakan Allah, menjauh dari beribadah kepada patung-patung yang dianut agama jahiliyah Arab saat itu. Mereka melakukan ibadah kepada Allah di tengah-tengan penduduk Mekkah atau di kaki-kaki gunung. Dan berikut ini dua riwayat saya kutipkan untuk mas bro sebagai bukti atasnya:
Dari Ashbag bin Nabtah, ia berkata, Saya pernah mendengar Ali bin Abi Thalib berkata, Demi Allah, Ayahku dan kakekku Abdul Muthallib sama sekali tidak pernah beribadah pada berhala, tidak juga Hsyim, dan tidak pula Abdi Man Ditanyakan (kepadanya), Maka pada apa mereka menyembah? Beliau menjawab, Mereka shalat ke rumah (al-Bait) berdasarkan agama Ibrahim dimana mereka senantiasa- berpegangan kepadanya.
Rasulallah Saw berabda: Wahai Ali, sesungguhnya Abdul Muthallib tidak bersumpah dengan dan tidak pernah pula menyembah berhala-berhala. Ia pun tidak pernah memakan sembelihan untuk persembahan (berhala), dan ia berkata, Saya ada pada agamanya Ibrahim
Sebagaimana disebutkan Imam Ahmad dalam Musnad-nya, juga Ibn Sa`ad dalam Thabaqt-nya, bahwa Abu Dzar Al Ghifri r.a termasuk orang-orang yang mengesakan Allah (muwahhidiin) dan menjauh dari beribadah kepada patung-patung pada masa jahiliah.
#Tentang apakah masuk neraka (karena tdk / belum bersyahadat) atau tidak, kita serahkan kepada Allah saja, sebab Allah juga berfirman
وَمَا كُنَّا مُعَذِّبِينَ حَتَّى نَبْعَثَ رَسُولا
dan Kami tidak akan meng’azab sebelum Kami mengutus seorang rasul. (al-Isra’:15)
#semoga mas bro silancah ataupun mas bro raihan memiliki jawaban yg lebih bagus :)
ternyata ada pertentangan dalam hal ini yah... ada juga yang berpendapat lain sama anda, tong. dan dengan didasari hadist2 sahih dan tafsir ayat QS. Al-Taubah: 113 diatas. |
| | | Tamu Tamu
| Subyek: Re: Tanya ke muslim: Dosa dan akhirat 8th April 2011, 18:05 | |
| - striker wrote:
pertanyaan yg sama mas tong T2Y:
Kapan kakek dan nenek yesus itu kristen? apakah mereka masuk neraka karena tidak atau belum mendapat anugrah penebusan dosa? ataukah orang2 sebelum yesus lahir juga ditebus dosanya oleh Yesus? mohon diberikan juga referensinya tuk tambahan ilmu, monggo mas tong :)
sudah ditebus saat Yesus berada di alam maut selama 3 hari. :) Yesus kan Tuhan bukan cuma Nabi biasa. apakah dalam islam juga demikian ? |
| | | striker Perwira Menengah
Jumlah posting : 1393 Join date : 03.02.11
| Subyek: Re: Tanya ke muslim: Dosa dan akhirat 8th April 2011, 18:56 | |
| - T2Y wrote:
- striker wrote:
Mereka adalah orang2 yg berserah diri kepada Allah, mereka beragama dengan agama suci (hanif) Nabi Ibrahim, dan pemuka mereka adalah keluarga Abdul Muthallib, termasuk di dalamnya hidup Abu Thalib, Sayyidina Abdullah, bapaknya Nabi Saw, serta ibunda Sayyidatuna Aminah. Mereka menyembah dan mengesakan Allah, menjauh dari beribadah kepada patung-patung yang dianut agama jahiliyah Arab saat itu. Mereka melakukan ibadah kepada Allah di tengah-tengan penduduk Mekkah atau di kaki-kaki gunung. Dan berikut ini dua riwayat saya kutipkan untuk mas bro sebagai bukti atasnya:
Dari Ashbag bin Nabtah, ia berkata, Saya pernah mendengar Ali bin Abi Thalib berkata, Demi Allah, Ayahku dan kakekku Abdul Muthallib sama sekali tidak pernah beribadah pada berhala, tidak juga Hsyim, dan tidak pula Abdi Man Ditanyakan (kepadanya), Maka pada apa mereka menyembah? Beliau menjawab, Mereka shalat ke rumah (al-Bait) berdasarkan agama Ibrahim dimana mereka senantiasa- berpegangan kepadanya.
Rasulallah Saw berabda: Wahai Ali, sesungguhnya Abdul Muthallib tidak bersumpah dengan dan tidak pernah pula menyembah berhala-berhala. Ia pun tidak pernah memakan sembelihan untuk persembahan (berhala), dan ia berkata, Saya ada pada agamanya Ibrahim
Sebagaimana disebutkan Imam Ahmad dalam Musnad-nya, juga Ibn Sa`ad dalam Thabaqt-nya, bahwa Abu Dzar Al Ghifri r.a termasuk orang-orang yang mengesakan Allah (muwahhidiin) dan menjauh dari beribadah kepada patung-patung pada masa jahiliah.
#Tentang apakah masuk neraka (karena tdk / belum bersyahadat) atau tidak, kita serahkan kepada Allah saja, sebab Allah juga berfirman
وَمَا كُنَّا مُعَذِّبِينَ حَتَّى نَبْعَثَ رَسُولا
dan Kami tidak akan meng’azab sebelum Kami mengutus seorang rasul. (al-Isra’:15)
#semoga mas bro silancah ataupun mas bro raihan memiliki jawaban yg lebih bagus :)
ternyata ada pertentangan dalam hal ini yah... ada juga yang berpendapat lain sama anda, tong. dan dengan didasari hadist2 sahih dan tafsir ayat QS. Al-Taubah: 113 diatas.
Apakah orang tua Nabi termasuk orang2 musrik seperti ditulis dlm QS. Al-Taubah: 113? tentu tdk mas tong :) kan sdh saya terangkan bahwa: 1. mereka beragama dengan agama suci (hanif) Nabi Ibrahim 2. Mereka menyembah dan mengesakan Allah, menjauh dari beribadah kepada patung-patung yang dianut agama jahiliyah Arab saat itu 3. Mereka adalah orang2 yg berserah diri kepada Allah QS. Al-Taubah: 113, ditujukan kepada paman nabi yg tetap kafir sampai akhir hidupnya, dan tdk mau mengikuti nabi ketika beliau sdh menjadi rasul. | |
| | | striker Perwira Menengah
Jumlah posting : 1393 Join date : 03.02.11
| Subyek: Re: Tanya ke muslim: Dosa dan akhirat 8th April 2011, 18:59 | |
| - T2Y wrote:
- striker wrote:
pertanyaan yg sama mas tong T2Y:
Kapan kakek dan nenek yesus itu kristen? apakah mereka masuk neraka karena tidak atau belum mendapat anugrah penebusan dosa? ataukah orang2 sebelum yesus lahir juga ditebus dosanya oleh Yesus? mohon diberikan juga referensinya tuk tambahan ilmu, monggo mas tong :)
sudah ditebus saat Yesus berada di alam maut selama 3 hari. :) Yesus kan Tuhan bukan cuma Nabi biasa.
apakah dalam islam juga demikian ?
Oo jadi meskipun mati sebelum yesus disalib juga sdh ikut ditebus oleh Yesus ya mas tong? hehe mulai jaman kapan dosa manusia itu ditebus oleh yesus? apakah artinya orang2 yg mati sebelum yesus disalib itu dipastikan masuk surga karena juga mendapat bonus anugrah penebusan dosa oleh yesus? juga | |
| | | striker Perwira Menengah
Jumlah posting : 1393 Join date : 03.02.11
| Subyek: Re: Tanya ke muslim: Dosa dan akhirat 8th April 2011, 19:05 | |
| - T2Y wrote:
- striker wrote:
Mereka adalah orang2 yg berserah diri kepada Allah, mereka beragama dengan agama suci (hanif) Nabi Ibrahim, dan pemuka mereka adalah keluarga Abdul Muthallib, termasuk di dalamnya hidup Abu Thalib, Sayyidina Abdullah, bapaknya Nabi Saw, serta ibunda Sayyidatuna Aminah. Mereka menyembah dan mengesakan Allah, menjauh dari beribadah kepada patung-patung yang dianut agama jahiliyah Arab saat itu. Mereka melakukan ibadah kepada Allah di tengah-tengan penduduk Mekkah atau di kaki-kaki gunung. Dan berikut ini dua riwayat saya kutipkan untuk mas bro sebagai bukti atasnya:
Dari Ashbag bin Nabtah, ia berkata, Saya pernah mendengar Ali bin Abi Thalib berkata, Demi Allah, Ayahku dan kakekku Abdul Muthallib sama sekali tidak pernah beribadah pada berhala, tidak juga Hsyim, dan tidak pula Abdi Man Ditanyakan (kepadanya), Maka pada apa mereka menyembah? Beliau menjawab, Mereka shalat ke rumah (al-Bait) berdasarkan agama Ibrahim dimana mereka senantiasa- berpegangan kepadanya.
Rasulallah Saw berabda: Wahai Ali, sesungguhnya Abdul Muthallib tidak bersumpah dengan dan tidak pernah pula menyembah berhala-berhala. Ia pun tidak pernah memakan sembelihan untuk persembahan (berhala), dan ia berkata, Saya ada pada agamanya Ibrahim
Sebagaimana disebutkan Imam Ahmad dalam Musnad-nya, juga Ibn Sa`ad dalam Thabaqt-nya, bahwa Abu Dzar Al Ghifri r.a termasuk orang-orang yang mengesakan Allah (muwahhidiin) dan menjauh dari beribadah kepada patung-patung pada masa jahiliah.
#Tentang apakah masuk neraka (karena tdk / belum bersyahadat) atau tidak, kita serahkan kepada Allah saja, sebab Allah juga berfirman
وَمَا كُنَّا مُعَذِّبِينَ حَتَّى نَبْعَثَ رَسُولا
dan Kami tidak akan meng’azab sebelum Kami mengutus seorang rasul. (al-Isra’:15)
#semoga mas bro silancah ataupun mas bro raihan memiliki jawaban yg lebih bagus :)
ternyata ada pertentangan dalam hal ini yah... ada juga yang berpendapat lain sama anda, tong. dan dengan didasari hadist2 sahih dan tafsir ayat QS. Al-Taubah: 113 diatas.
saya sanggah sekalian ya mas tong, maksud mas tong pasti hadist berikut: Dari Ibn Anas, Ada seseorang bertanya, Wahai Rasulullah, di manakah bapakku? Beliau bersabda, Di neraka. Maka ketika ia datang (lagi), beliau memanggilnya dan bersabda, Ayahku dan ayahmu di neraka. Dari Abu Hurairah, ia berkata, Nabi saw berziarah ke kuburan ibunya, beliau menangis dan aku pun menangis di dekatnya. Lantas beliau bersabda, Saya memohon izin kepada Tuhanku untuk meminta maaf buatnya, dan Ia tidak mengizinkanku. Aku meminta izin untuk menziarahi kuburnya dan Ia mengizinkanku. Maka beziarahlah ke kuburan, karena itu akan mengingatkan pada kematian. Di sana terdapat berbagai tanda dan bukti akan kedhaifan dan kedustaan hadis ini, para pembuat hadis ini berkepentingan agar dapat keluar dari lembaran-lembaran kelam masa lalunya, dan terutama masa lalu para orang tuanya yang meninggal sebelum datangnya Islam, atau bahkan sebagian mereka meninggal lantara berperang menentang misi kenabian Muhammad Saw. Mereka adalah barisan kelompok sakit hati (BKS) atas meninggalnya bapak-bapak mereka ditangan jawara-jawara Islam, seperti sang singa Allah, Hamzah dan Ali bin Abhi Thalib. Kebencian yang sangat kepada Hamzah ditunjukkan oleh mereka dengan memakan hati dan jantung beliau, dan kebenciannya yang sangat kepada Ali bin Abi Thalib, termasuk juga kebencian kepada Nabi Muhammad Saw, mereka tunjukkan dengan upaya mencari-cari celah kesalahan dan kekurangannya, dan sayangnya mereka tidak berhasil menemukan hal itu pada kedua pribadi agung ini. Satu-satunya celah untuk menghancurkan reputasi dan keagungan beliau adalah dengan mengorek masa lalu kehidupan orang tuanya. Mereka dan juga orang tua mereka merasa malu dengan masa lalunya yang dikenal dalam sejarah memerangi dan memusuhi Rasulallah Saw, serta pembantaian mereka terhadap generasi-generasi muda Islam yang agung. Mereka sebenarnya masuk Islam secara terpaksa pada masa penaklukan kota Makah (Fath Makah) dan kemudian mereka pun keluar darinya dengan sukarela. Kebencian mereka terhadap Islam, terhadap pembawanya Rosulullah Saw, dan juga terhadap para jawara Islam (mujahid) tidaklah pernah padam dalam dada-dada mereka. Setelah Islam memegang kekuasaan, nyaris tidak ada upaya penentangan yang dapat mereka lakukan selain berperan menuduh Rasul Islam yang mulia Saw melalui kedua orang tuanya, dan menganggapnya sebagai orang-orang musyrik seperti halnya ayah-ayah mereka. Hadist tersebut diragukan kesahihannya mas tong!! | |
| | | Tamu Tamu
| Subyek: Re: Tanya ke muslim: Dosa dan akhirat 9th April 2011, 09:45 | |
| - striker wrote:
Oo jadi meskipun mati sebelum yesus disalib juga sdh ikut ditebus oleh Yesus ya mas tong? hehe mulai jaman kapan dosa manusia itu ditebus oleh yesus? apakah artinya orang2 yg mati sebelum yesus disalib itu dipastikan masuk surga karena juga mendapat bonus anugrah penebusan dosa oleh yesus? juga yah, buat yang mau menerima saja. kalau yang gak mau menerima ya silahkan saja mencari pahala sebanyak2nya. |
| | | Tamu Tamu
| Subyek: Re: Tanya ke muslim: Dosa dan akhirat 9th April 2011, 10:04 | |
| - striker wrote:
Apakah orang tua Nabi termasuk orang2 musrik seperti ditulis dlm QS. Al-Taubah: 113? tentu tdk mas tong :)
kan sdh saya terangkan bahwa: 1. mereka beragama dengan agama suci (hanif) Nabi Ibrahim dari mana anda mengambil kesimpulan seperti itu ? - Quote :
2. Mereka menyembah dan mengesakan Allah, menjauh dari beribadah kepada patung-patung yang dianut agama jahiliyah Arab saat itu ada ayat dan hadist yang mengatakan hal tersebut ? (awas jangan hadist palsu ) - Quote :
3. Mereka adalah orang2 yg berserah diri kepada Allah masak sih ??? saya juyga berserah diri sama Tuhan, tapi menurut anda saya kan kafir. - Quote :
QS. Al-Taubah: 113, ditujukan kepada paman nabi yg tetap kafir sampai akhir hidupnya, dan tdk mau mengikuti nabi ketika beliau sdh menjadi rasul.
tafsir dari ahli Al Quran pleaseeeee... coba anda ke gugel dan cari dengan kata kunci bapa dan ibu nabi muslim atau kafir ? |
| | | Tamu Tamu
| Subyek: Re: Tanya ke muslim: Dosa dan akhirat 9th April 2011, 10:09 | |
| - striker wrote:
saya sanggah sekalian ya mas tong, maksud mas tong pasti hadist berikut:
Dari Ibn Anas, Ada seseorang bertanya, Wahai Rasulullah, di manakah bapakku? Beliau bersabda, Di neraka. Maka ketika ia datang (lagi), beliau memanggilnya dan bersabda, Ayahku dan ayahmu di neraka.
Dari Abu Hurairah, ia berkata, Nabi saw berziarah ke kuburan ibunya, beliau menangis dan aku pun menangis di dekatnya. Lantas beliau bersabda, Saya memohon izin kepada Tuhanku untuk meminta maaf buatnya, dan Ia tidak mengizinkanku. Aku meminta izin untuk menziarahi kuburnya dan Ia mengizinkanku. Maka beziarahlah ke kuburan, karena itu akan mengingatkan pada kematian.
Di sana terdapat berbagai tanda dan bukti akan kedhaifan dan kedustaan hadis ini, para pembuat hadis ini berkepentingan agar dapat keluar dari lembaran-lembaran kelam masa lalunya, dan terutama masa lalu para orang tuanya yang meninggal sebelum datangnya Islam, atau bahkan sebagian mereka meninggal lantara berperang menentang misi kenabian Muhammad Saw.
Mereka adalah barisan kelompok sakit hati (BKS) atas meninggalnya bapak-bapak mereka ditangan jawara-jawara Islam, seperti sang singa Allah, Hamzah dan Ali bin Abhi Thalib. Kebencian yang sangat kepada Hamzah ditunjukkan oleh mereka dengan memakan hati dan jantung beliau, dan kebenciannya yang sangat kepada Ali bin Abi Thalib, termasuk juga kebencian kepada Nabi Muhammad Saw, mereka tunjukkan dengan upaya mencari-cari celah kesalahan dan kekurangannya, dan sayangnya mereka tidak berhasil menemukan hal itu pada kedua pribadi agung ini. Satu-satunya celah untuk menghancurkan reputasi dan keagungan beliau adalah dengan mengorek masa lalu kehidupan orang tuanya.
Mereka dan juga orang tua mereka merasa malu dengan masa lalunya yang dikenal dalam sejarah memerangi dan memusuhi Rasulallah Saw, serta pembantaian mereka terhadap generasi-generasi muda Islam yang agung. Mereka sebenarnya masuk Islam secara terpaksa pada masa penaklukan kota Makah (Fath Makah) dan kemudian mereka pun keluar darinya dengan sukarela.
Kebencian mereka terhadap Islam, terhadap pembawanya Rosulullah Saw, dan juga terhadap para jawara Islam (mujahid) tidaklah pernah padam dalam dada-dada mereka. Setelah Islam memegang kekuasaan, nyaris tidak ada upaya penentangan yang dapat mereka lakukan selain berperan menuduh Rasul Islam yang mulia Saw melalui kedua orang tuanya, dan menganggapnya sebagai orang-orang musyrik seperti halnya ayah-ayah mereka.
Hadist tersebut diragukan kesahihannya mas tong!! saya copasin sedikit dari kesimpulan seorang bernama Ustadz Badrul Taman, SPd,I (Redaktur voa-islam) Penutup Dari uraian di atas, ada beberapa point yang bisa kami simpulkan, sebagai berikut: 1. Larangan Allah terhadap Rasul-Nya shallallahu ‘alaihi wasallam untuk memintakan ampun bagi ibunya, karena ibunya meninggal di atas kekufuran sehingga jelas tempat tinggalnya di neraka. Begitu juga beliau dilarang memintakan ampun untuk bapaknya, karena dia juga meninggal di atas kekafiran dan bertempat di neraka. 2. Status keduanya yang kafir dan musyrik disandarkan kepada riwayat-rriwayat yang shahih, salah satunya yang disebutkan Imam Muslim dalam Shahihnya. 3. Pendapat orang yang mengatakan bahwa bapak-ibu Nabi shallallahu ‘alaihi wasallam yang berada di neraka dinasakh (dihapus) dengan hadits ‘Aisah yang diriwayatkan al-Khatib, tidak dapat diterima. Karena hadits tersebut dhaif dan juga bertentangan dengan hadits shahih lainnya. 4. Pendapat yang mengatakan bahwa ayah-ibu Nabi shallallahu ‘alaihi wasallam berada di surga bertentangan dengan sunnah shahihah yang sangat jelas dan gamlang yang menerangkan keduanya berada di neraka dan tidak boleh dimohonkan ampun untuk keduanya. Wallahu Ta’ala a’lam. 5. Karena itu, siapa yang mengatakan bahwa keduanya sebagai orang kafir atau musyrik sehingga tempat tinggal mereka di neraka telah sesuai dengan dalil-dalil shahih. Maka orang yang menuduh orang yang memiliki keyakinan seperti ini sebagai orang yang lancang terhadap Nabi shallallahu ‘alaihi wasallam dan akidahnya terancam batal adalah orang bodoh dan jahil. Ucapannya tidak perlu diperhitungkan karena bertentangan dengan hadits shahih. 6. Kami sarankan kepada orang yang memiliki keyakinan bahwa kedua orang tua Nabi shallallahu ‘alaihi wasallam adalah orang mukmin agar segera bertaubat, karena pendapatnya bertentangan dengan dalil-dalil shahih dan berlawanan dengan pendapat para ulama. silahkan disanggah langsung sama yang buat tulisan tong... :lol |
| | | samiaji Calon Perwira
Jumlah posting : 392 Join date : 26.02.11 Age : 46
| Subyek: Re: Tanya ke muslim: Dosa dan akhirat 9th April 2011, 11:13 | |
| - striker wrote:
saya sanggah sekalian ya mas tong, maksud mas tong pasti hadist berikut:
Dari Ibn Anas, Ada seseorang bertanya, Wahai Rasulullah, di manakah bapakku? Beliau bersabda, Di neraka. Maka ketika ia datang (lagi), beliau memanggilnya dan bersabda, Ayahku dan ayahmu di neraka.
Dari Abu Hurairah, ia berkata, Nabi saw berziarah ke kuburan ibunya, beliau menangis dan aku pun menangis di dekatnya. Lantas beliau bersabda, Saya memohon izin kepada Tuhanku untuk meminta maaf buatnya, dan Ia tidak mengizinkanku. Aku meminta izin untuk menziarahi kuburnya dan Ia mengizinkanku. Maka beziarahlah ke kuburan, karena itu akan mengingatkan pada kematian.
Di sana terdapat berbagai tanda dan bukti akan kedhaifan dan kedustaan hadis ini, para pembuat hadis ini berkepentingan agar dapat keluar dari lembaran-lembaran kelam masa lalunya, dan terutama masa lalu para orang tuanya yang meninggal sebelum datangnya Islam, atau bahkan sebagian mereka meninggal lantara berperang menentang misi kenabian Muhammad Saw.
Hadist tersebut diragukan kesahihannya mas tong!! sebenarnya yang menulis Hadist-hadist dan yang menjadi sumber hadist tersebut muslim bukan mas ? Terus terang saya sering sekali menemukan perkataan ini : Hadist tersebut diragukan kesahihannya .. Saya juga pernah membaca cerita di atas di salah satu toko buku di deretan Agama Islam. Kalau penulis buku tersebut tidak mempercayai ke-sahih-an hadist tersebut, pasti ia tidak menuliskannya... Dan saya yakin itu bukan satu-satunya buku yang menuliskan hadist tersebut. Salam | |
| | | striker Perwira Menengah
Jumlah posting : 1393 Join date : 03.02.11
| Subyek: Re: Tanya ke muslim: Dosa dan akhirat 9th April 2011, 12:04 | |
| - samiaji wrote:
- striker wrote:
saya sanggah sekalian ya mas tong, maksud mas tong pasti hadist berikut:
Dari Ibn Anas, Ada seseorang bertanya, Wahai Rasulullah, di manakah bapakku? Beliau bersabda, Di neraka. Maka ketika ia datang (lagi), beliau memanggilnya dan bersabda, Ayahku dan ayahmu di neraka.
Dari Abu Hurairah, ia berkata, Nabi saw berziarah ke kuburan ibunya, beliau menangis dan aku pun menangis di dekatnya. Lantas beliau bersabda, Saya memohon izin kepada Tuhanku untuk meminta maaf buatnya, dan Ia tidak mengizinkanku. Aku meminta izin untuk menziarahi kuburnya dan Ia mengizinkanku. Maka beziarahlah ke kuburan, karena itu akan mengingatkan pada kematian.
Di sana terdapat berbagai tanda dan bukti akan kedhaifan dan kedustaan hadis ini, para pembuat hadis ini berkepentingan agar dapat keluar dari lembaran-lembaran kelam masa lalunya, dan terutama masa lalu para orang tuanya yang meninggal sebelum datangnya Islam, atau bahkan sebagian mereka meninggal lantara berperang menentang misi kenabian Muhammad Saw.
Hadist tersebut diragukan kesahihannya mas tong!! sebenarnya yang menulis Hadist-hadist dan yang menjadi sumber hadist tersebut muslim bukan mas ? Terus terang saya sering sekali menemukan perkataan ini : Hadist tersebut diragukan kesahihannya .. Saya juga pernah membaca cerita di atas di salah satu toko buku di deretan Agama Islam. Kalau penulis buku tersebut tidak mempercayai ke-sahih-an hadist tersebut, pasti ia tidak menuliskannya... Dan saya yakin itu bukan satu-satunya buku yang menuliskan hadist tersebut.
Salam ada 2 versi jawaban mas bro, silahkan anda percaya yg mana: Agama orang tua nabi Muhammad saw adalah agama jahiliyah. Ini bisa dipastikan sebab Arab khususnya Qurays saat itu adalah penganut penyembah berhala. Tidak ada riwayat yang menyebutkan bahwa orang tua nabi Muhammad saw tidak menyembah berhala. Bahkan yag paling shahih, kakek Nabi Muhammad adalah tokoh pemelihara ka’bah yang penuh dengan berhala. Karena itulah ketika rasulullah meminta izin kepada Allah untuk memohonkan ampunan untuk ibunya Allah tidak mengizinkan. عَنْ أَبِى هُرَيْرَةَ قَالَ زَارَ النَّبِىُّ صلى الله عليه وسلم قَبْرَ أُمِّهِ فَبَكَى وَأَبْكَى مَنْ حَوْلَهُ فَقَالَ اسْتَأْذَنْتُ رَبِّى فِى أَنْ أَسْتَغْفِرَ لَهَا فَلَمْ يُؤْذَنْ لِى وَاسْتَأْذَنْتُهُ فِى أَنْ أَزُورَ قَبْرَهَا فَأُذِنَ لِى فَزُورُوا الْقُبُورَ فَإِنَّهَا تُذَكِّرُ الْمَوْتَ Dari Abu Hurairah, ia berkat. Nabi saw berziarah ke kubur ibunya, lalu beliau menangis dan membuat orang-orang yang ada di sekitar beliau ikut manangis. Lalu beliau berkata, ”Aku telah meminta izin kepada Rabbku untuk memintakan ampunan buat ibuku tetapi Dia tidak mengizinkanku. Dan aku meminta izin untuk mengunjungi kuburnya lalu dia izinkan aku. Maka berziarahlah (kunjungilah) kuburan, karena ziarah ini akan mengingatkan kematian (HR Muslim) Tidak adanya izin ini menunjukkan bahwa ibunda nabi Muhammad saw bukan beragama islam, agama tauhid, sebagaimana firman Allah مَا كَانَ لِلنَّبِيِّ وَالَّذِينَ آَمَنُوا أَنْ يَسْتَغْفِرُوا لِلْمُشْرِكِينَ وَلَوْ كَانُوا أُولِي قُرْبَى مِنْ بَعْدِ مَا تَبَيَّنَ لَهُمْ أَنَّهُمْ أَصْحَابُ الْجَحِيمِ Tiadalah sepatutnya bagi Nabi dan orang-orang yang beriman memintakan ampun (kepada Allah) bagi orang-orang musyrik, walaupun orang-orang musyrik itu adalah kaum kerabat (nya), sesudah jelas bagi mereka, bahwasanya orang-orang musyrik itu adalah penghuni neraka jahanam. (at-Taubah:113) Meskipun beliau telah melahirkan seorang tokoh besar dan berjasa besar terhadap umat manusia, masing-masing orang akan mempertangungjawabkan amal masing-masing, sebagaimana firman Allah وَلاَ تَزِرُ وَازِرَةٌ وِزْرَ أُخْرَى ثُمَّ إِلَى رَبِّكُم مَّرْجِعُكُمْ فَيُنَبِّئُكُم بِمَا كُنتُمْ فِيهِ تَخْتَلِفُونَ Dan seorang yang berdosa tidak akan memikul dosa orang lain . Kemudian kepada Tuhanmulah kamu kembali, dan akan diberitakan-Nya kepadamu apa yang kamu perselisihkan.” (al-An’am:164) Demikianlah, agama orang tua rasulullah adalah agama berhala jahiliyah. Mereka meninggal dalam keadaan musyrik, sehingga rasulullah pun tidak diizinkan memintakan ampunan untuk orang tuanya. Tentang apakah masuk neraka atau tidak, kita serahkan kepada Allah saja, sebab Allah juga berfirman وَمَا كُنَّا مُعَذِّبِينَ حَتَّى نَبْعَثَ رَسُولا dan Kami tidak akan meng’azab sebelum Kami mengutus seorang rasul. (al-Isra’:15) SATU lagi yg saya postingkan diatas,: Mereka adalah orang2 yg berserah diri kepada Allah, mereka beragama dengan agama suci (hanif) Nabi Ibrahim, dan pemuka mereka adalah keluarga Abdul Muthallib, termasuk di dalamnya hidup Abu Thalib, Sayyidina Abdullah, bapaknya Nabi Saw, serta ibunda Sayyidatuna Aminah. Mereka menyembah dan mengesakan Allah, menjauh dari beribadah kepada patung-patung yang dianut agama jahiliyah Arab saat itu. Mereka melakukan ibadah kepada Allah di tengah-tengan penduduk Mekkah atau di kaki-kaki gunung. Dan berikut ini dua riwayat saya kutipkan untuk mas bro sebagai bukti atasnya: Dari Ashbag bin Nabtah, ia berkata, Saya pernah mendengar Ali bin Abi Thalib berkata, Demi Allah, Ayahku dan kakekku Abdul Muthallib sama sekali tidak pernah beribadah pada berhala, tidak juga Hsyim, dan tidak pula Abdi Man Ditanyakan (kepadanya), Maka pada apa mereka menyembah? Beliau menjawab, Mereka shalat ke rumah (al-Bait) berdasarkan agama Ibrahim dimana mereka senantiasa- berpegangan kepadanya. Rasulallah Saw berabda: Wahai Ali, sesungguhnya Abdul Muthallib tidak bersumpah dengan dan tidak pernah pula menyembah berhala-berhala. Ia pun tidak pernah memakan sembelihan untuk persembahan (berhala), dan ia berkata, Saya ada pada agamanya Ibrahim Sebagaimana disebutkan Imam Ahmad dalam Musnad-nya, juga Ibn Sa`ad dalam Thabaqt-nya, bahwa Abu Dzar Al Ghifri r.a termasuk orang-orang yang mengesakan Allah (muwahhidiin) dan menjauh dari beribadah kepada patung-patung pada masa jahiliah. #Tentang apakah masuk neraka (karena tdk / belum bersyahadat) atau tidak, kita serahkan kepada Allah saja, sebab Allah juga berfirman وَمَا كُنَّا مُعَذِّبِينَ حَتَّى نَبْعَثَ رَسُولا dan Kami tidak akan meng’azab sebelum Kami mengutus seorang rasul. (al-Isra’:15) SILAHKAN ANDA MAU AMBIL YG MANA!! kalau sy percaya pada jawaban yg ke - 2, kalau anda memilih jawaban yg 1 ya monggo :) Salam :) | |
| | | Tamu Tamu
| Subyek: Re: Tanya ke muslim: Dosa dan akhirat 9th April 2011, 12:30 | |
| tuh, yang tadinya berapi2 pengen menyanggah malah jadi suruh memilih. aneh sekali otong striker ini. @Striker saya sekalian deh mau nanya tafsir QS. Al-Taubah: 113 (yang dari Tafsir Ath-Thabari atw Ibnu Katsir kalau ada). juga Asbabun Nuzul diturunkannya ayat tersebut. |
| | | Tamu Tamu
| Subyek: Re: Tanya ke muslim: Dosa dan akhirat 9th April 2011, 12:34 | |
| - samiaji wrote:
sebenarnya yang menulis Hadist-hadist dan yang menjadi sumber hadist tersebut muslim bukan mas ? Terus terang saya sering sekali menemukan perkataan ini : Hadist tersebut diragukan kesahihannya .. Saya juga pernah membaca cerita di atas di salah satu toko buku di deretan Agama Islam. Kalau penulis buku tersebut tidak mempercayai ke-sahih-an hadist tersebut, pasti ia tidak menuliskannya... Dan saya yakin itu bukan satu-satunya buku yang menuliskan hadist tersebut.
Salam mungkin perlu dibuat standarisasi antara yang mana yang palsu dan yang sahih seperti jaman usman menstandarisasi Al Quran... |
| | | striker Perwira Menengah
Jumlah posting : 1393 Join date : 03.02.11
| Subyek: Re: Tanya ke muslim: Dosa dan akhirat 9th April 2011, 17:57 | |
| - T2Y wrote:
- tuh, yang tadinya berapi2 pengen menyanggah malah jadi suruh memilih.
aneh sekali otong striker ini.
@Striker saya sekalian deh mau nanya tafsir QS. Al-Taubah: 113 (yang dari Tafsir Ath-Thabari atw Ibnu Katsir kalau ada). juga Asbabun Nuzul diturunkannya ayat tersebut. lho saya sdh memberikan penjelasan tapi anda tdk menerimanya, jadis ekalian saya kasih opsi yg anda suka, kan malah komplet hehe :) berikut tafsirnya: Tafsir At Taubah 113 مَا كَانَ لِلنَّبِيِّ وَالَّذِينَ آمَنُوا أَنْ يَسْتَغْفِرُوا لِلْمُشْرِكِينَ وَلَوْ كَانُوا أُولِي قُرْبَى مِنْ بَعْدِ مَا تَبَيَّنَ لَهُمْ أَنَّهُمْ أَصْحَابُ الْجَحِيمِ (113) Allah swt. menjelaskan dalam ayat ini, bahwa tidaklah sepatutnya bagi Nabi dan orang-orang mukmin untuk mengajukan permohonan kepada Allah agar Dia memberikan ampun kepada orang yang musyrik walaupun mereka adalah kerabat Nabi atau kerabat dari orang-orang mukmin. Lebih-lebih apabila Nabi dan orang-orang mukmin telah mendapatkan bukti yang jelas, bahwa mereka yang dimohonkan ampunan itu adalah calon-calon penghuni neraka karena perbuatan dan tindak-tanduk mereka telah menunjukkan keingkaran mereka kepada Allah swt. Pada ayat ke 80 surat At-Taubah ini juga, Allah swt. telah menerangkan bahwa Dia tidak akan memberikan ampunan bagi orang-orang munafik, karena mereka telah kafir kepada Allah dan Rasul-Nya sehingga sama saja halnya, apakah Rasulullah memintakan ampun untuk mereka atau pun tidak. Dan dalam ayat ke 48 dan 116 surat An-Nisa Allah telah menegaskan pula, bahwa Dia tidak akan memberikan ampun kepada siapa saja yang menjadi musyrik, yaitu mempersekutukan Allah dengan yang lain. Orang-orang yang mempersekutukan Allah walaupun mereka mengaku beriman dan menyembah kepada Allah, namun di samping itu mereka beriman dan menyembah selain Allah. Hal ini menunjukkan bahwa mereka tidak mempunyai iman tentang kesempurnaan dan kekuasaan Allah swt. Oleh sebab itu dalam ayat lain Allah menegaskan bahwa kemusyrikan itu adalah suatu kelaliman yang besar, dan merupakan dosa yang tak diampuni. Itulah sebabnya, maka Lukman Al-Hakim memberikan pelajaran kepada putranya, beliau berkata: لَا تُشْرِكْ بِاللَّهِ إِنَّ الشِّرْكَ لَظُلْمٌ عَظِيمٌ Artinya: Janganlah kamu mempersekutukan Allah, sesungguhnya mempersekutukan (Allah) adalah benar-benar kelaliman yang besar. (Q.S. Lukman: 13) Dalam riwayat yang menjelaskan sebab turunnya ayat ini yang diriwayatkan oleh Bukhari, Muslim, Ibnu Jarir dan lain-lain dari Said Ibnu Musayyab, dari ayahnya, diterangkan bahwa ketika paman Nabi Muhammad, Abu Talib, akan meninggal dunia maka Nabi datang mengunjunginya, dan ketika itu Abu Jahal dan Abdullah Ibnu Abu Umayyah berada pula di sampingnya, Nabi lalu berkata kepada pamannya: "Hai Paman, ucapkanlah kalimat "la ilaha illallah" dengan kalimat itu kelak di hari kiamat aku akan mempunyai alasan untuk memintakan ampunan bagimu kepada Allah swt." Mendengar ucapan Nabi kepada pamannya itu, maka Abu Jahal dan Abdullah segera pula berkata kepada Abu Talib: "Apakah engkau tidak senang kepada agama Abdul Muttalib?" Kemudian Nabi senantiasa mengulangi permintaannya itu kepada Abu Talib, tetapi kedua pemuka kaum kafir Quraisy itu segera pula mengulangi ucapan mereka seperti tersebut di atas, sehingga akhirnya Abu Talib mengucapkan kata-katanya yang terakhir kepada mereka: "Aku tetap dalam agama Abdul Muttalib." Ia enggan mengucapkan kalimat "la ilaha illallah". Maka Rasulullah saw. bersabda: "Demi Allah, aku akan memohonkan ampun untukmu kepada Allah selama aku tidak dilarang untuk berbuat demikian." Maka turunlah ayat ini yang dengan tegas melarang Nabi dan kaum muslimin untuk memohonkan ampun kepada Allah bagi orang-orang musyrik, walaupun mereka termasuk keluarga terdekat. Dan khusus mengenai Abu Talib, maka Allah swt. telah berfirman kepada Rasulullah sebagai berikut: إِنَّكَ لَا تَهْدِي مَنْ أَحْبَبْتَ وَلَكِنَّ اللَّهَ يَهْدِي مَنْ يَشَاءُ Artinya: Sesungguhnya kamu tidak akan dapat memberi petunjuk kepada orang yang kamu kasihi, tetapi Allah yang memberi petunjuk kepada orang yang dikehendaki-Nya. (Q.S. Al-Qasas: 56) Abu Talib ini meninggal dunia di kota Mekah kira-kira tiga tahun sebelum Rasulullah berhijrah ke Madinah. Oleh sebab itu sebagian ulama menganggap tidak benar turunnya ayat ini mengenai Abu Talib sebab ayat ini terdapat dalam surat At-Taubah yang termasuk kelompok surat-surat Madaniah. Akan tetapi ulama-ulama lain mengatakan bahwa mengenai turunnya ayat ini ada dua macam kemungkinan, yaitu: Pertama: ayat ini turun tak lama sesudah meninggalnya Abu Talib, kemudian ayat tersebut digabungkan kepada surat Bara`ah (At-Taubah), akibat ada kesamaannya mengenai hukum-hukum yang khusus tentang ketidakbolehan orang-orang mukmin mendoakan ampunan bagi orang-orang kafir, di samping persamaan mengenai celaan terhadap orang-orang musyrik. Kedua: Mungkin juga ayat tersebut turun bersamaan ayat-ayat lainnya dalam surat Bara'ah (At-Taubah) ini yang menjelaskan bahwa tentang permintaan ampunan oleh Rasulullah saw. untuk Abu Talib semenjak wafatnya Abu Talib sampai pada saat turunnya ayat tersebut Rasulullah senantiasa memohonkan ampun kepada Allah untuk pamannya itu, sebab sikap yang keras terhadap orang-orang kafir, dan melepaskan hubungan dari mereka hanyalah terdapat dalam ayat-ayat surat At-Taubah ini. Dalam ayat di atas terdapat isyarat bahwa mendoakan orang-orang yang telah mati dalam kekafirannya agar mereka memperoleh ampunan dan rahmat Allah adalah terlarang. Dan larangan ini mencakup segala macam dan cara berdoa, baik doa-doa yang biasa dilakukan sesudah salat dan dalam upacara tertentu maupun doa yang hanya berupa sebutan "almarhum" atau "almagfur lahu" di samping nama seseorang. Yang sebenarnya kata-kata tersebut hanya boleh dihubungkan kepada orang-orang mukmin, dan tidak boleh dihubungkan kepada orang-orang yang telah mati dalam kekafiran. Tetapi ini sering kali kurang disadari oleh sebagian kaum muslim, baik di kalangan orang-orang awam maupun kalangan terpelajar. Diriwayatkan oleh Imam Ahmad, Imam Muslim dan Abu Daud dari Abu Hurairah, ia mengatakan: Bahwa Rasulullah saw. pernah mengunjungi makam lalu beliau menangis sehingga menyebabkan orang-orang yang berada di sekitarnya pun menangis pula, kemudian beliau bersabda: "Aku telah meminta izin kepada Allah untuk memohonkan ampun untuk ibuku tetapi Allah tidak mengizinkan, dan aku meminta izin untuk mengunjungi makam ibuku, maka Allah telah mengizinkan. Oleh sebab itu kamu boleh mengunjungi makam, karena hal itu akan mengingatkan kamu kepada kematian." Dengan adanya larangan Allah dalam ayat ini kepada Nabi dan orang-orang mukmin untuk memintakan ampun bagi orang-orang musyrik, dapatlah diambil kesimpulan bahwa kenabian dan keimanan yang sejati tidak membolehkan seseorang untuk memanjatkan doa ke hadirat Allah swt. untuk mengampuni orang-orang musyrik itu dalam keadaan bagaimana juga walaupun mereka adalah termasuk kaum kerabat yang dicintai. Hal itu disebabkan karena bagi Nabi dan orang-orang mukmin sudah cukup jelas dari berbagai bukti kenyataan, bahwa orang-orang musyrik itu telah mati dalam kekafiran sehingga dengan demikian mereka adalah merupakan calon-calon penghuni neraka, maka tidaklah selayaknya untuk dimintakan ampun kepada Allah, karena perbuatan mereka tidak diridai-Nya. Ayat AT TAUBAH 113 ini diturunkan berkenaan dengan permohonan ampunan Nabi saw. buat pamannya, yaitu Abu Thalib dan sekaligus berkenaan pula dengan permohonan ampunan sebagian para sahabat terhadap kedua orang-orang tua mereka masing-masing yang musyrik. (Tiadalah sepatutnya bagi Nabi dan orang-orang yang beriman memintakan ampun kepada Allah bagi orang-orang musyrik walaupun orang-orang musyrik itu kaum kerabat)nya, yakni familinya sendiri (sesudah jelas bagi mereka bahwasanya orang-orang yang musyrik itu adalah penghuni-penghuni Jahim) yakni neraka, lantaran mereka mati dalam keadaan kafir. Monggo silahkan mencari2 kesalahannya lagi mas tong :) | |
| | | samiaji Calon Perwira
Jumlah posting : 392 Join date : 26.02.11 Age : 46
| Subyek: Re: Tanya ke muslim: Dosa dan akhirat 10th April 2011, 21:50 | |
| - striker wrote:
(Q.S. Lukman: 13) Dalam riwayat yang menjelaskan sebab turunnya ayat ini yang diriwayatkan oleh Bukhari, Muslim, Ibnu Jarir dan lain-lain dari Said Ibnu Musayyab, dari ayahnya, diterangkan bahwa ketika paman Nabi Muhammad, Abu Talib, akan meninggal dunia maka Nabi datang mengunjunginya, dan ketika itu Abu Jahal dan Abdullah Ibnu Abu Umayyah berada pula di sampingnya, Nabi lalu berkata kepada pamannya: "Hai Paman, ucapkanlah kalimat "la ilaha illallah" dengan kalimat itu kelak di hari kiamat aku akan mempunyai alasan untuk memintakan ampunan bagimu kepada Allah swt." Mendengar ucapan Nabi kepada pamannya itu, maka Abu Jahal dan Abdullah segera pula berkata kepada Abu Talib: "Apakah engkau tidak senang kepada agama Abdul Muttalib?" Kemudian Nabi senantiasa mengulangi permintaannya itu kepada Abu Talib, tetapi kedua pemuka kaum kafir Quraisy itu segera pula mengulangi ucapan mereka seperti tersebut di atas, sehingga akhirnya Abu Talib mengucapkan kata-katanya yang terakhir kepada mereka: "Aku tetap dalam agama Abdul Muttalib." Ia enggan mengucapkan kalimat "la ilaha illallah". Maka Rasulullah saw. bersabda: "Demi Allah, aku akan memohonkan ampun untukmu kepada Allah selama aku tidak dilarang untuk berbuat demikian." Maka turunlah ayat ini yang dengan tegas melarang Nabi dan kaum muslimin untuk memohonkan ampun kepada Allah bagi orang-orang musyrik, walaupun mereka termasuk keluarga terdekat.
Diriwayatkan oleh Imam Ahmad, Imam Muslim dan Abu Daud dari Abu Hurairah, ia mengatakan: Bahwa Rasulullah saw. pernah mengunjungi makam lalu beliau menangis sehingga menyebabkan orang-orang yang berada di sekitarnya pun menangis pula, kemudian beliau bersabda: "Aku telah meminta izin kepada Allah untuk memohonkan ampun untuk ibuku tetapi Allah tidak mengizinkan, dan aku meminta izin untuk mengunjungi makam ibuku, maka Allah telah mengizinkan. Oleh sebab itu kamu boleh mengunjungi makam, karena hal itu akan mengingatkan kamu kepada kematian." Dengan adanya larangan Allah dalam ayat ini kepada Nabi dan orang-orang mukmin untuk memintakan ampun bagi orang-orang musyrik, dapatlah diambil kesimpulan bahwa kenabian dan keimanan yang sejati tidak membolehkan seseorang untuk memanjatkan doa ke hadirat Allah swt. untuk mengampuni orang-orang musyrik itu dalam keadaan bagaimana juga walaupun mereka adalah termasuk kaum kerabat yang dicintai. Hal itu disebabkan karena bagi Nabi dan orang-orang mukmin sudah cukup jelas dari berbagai bukti kenyataan, bahwa orang-orang musyrik itu telah mati dalam kekafiran sehingga dengan demikian mereka adalah merupakan calon-calon penghuni neraka, maka tidaklah selayaknya untuk dimintakan ampun kepada Allah, karena perbuatan mereka tidak diridai-Nya.
mas striker, dari kedua hadist ini, yang mana yang sahih ? Atokah kedua-duanya tidak sahih ? atau yang mana yang menurut mas yang benar ? Salam | |
| | | Sponsored content
| Subyek: Re: Tanya ke muslim: Dosa dan akhirat | |
| |
| | | | Tanya ke muslim: Dosa dan akhirat | |
|
Similar topics | |
|
| Permissions in this forum: | Anda tidak dapat menjawab topik
| |
| |
| |