kedatangan Yesus yg ke 2

bruce wrote:

Quote :

Rasanya tidak aneh kalau yg bertugas menyiksa adalah Malaikat (seperti yg dipercayai Islam), tentu lebih masuk akal to mas, karena seperti halnya penjara, juga memiliki sipir dan penjaga (yg tentu saja mereka bukan orang2 yg termasuk dlm hukuman bukan?)

Yah, apa anda anggap sipir ikut tidur dalam bui, makan makanan penjara, tidak boleh keluar penjara? Atau justru anda anggap malaikat penyiksa di neraka juga ada shift nya, sehingga bisa istirahat di sorga? :)

Quote :

saya pernah mendapatkan brosur bahkan CD tentang penglihatan seorang kristen yg bernama YOSHUA di Jawa Timur tentang neraka, disana dikatakan bahwa yg menguasai neraka adalah iblis (iblis bahkan memiliki singgasana di neraka), dan yg menyiksa manusia adalah iblis dan pengikut2nya, bahkan juga digambarkan ada bayi yg diperas darahnya dan dijadikan minuman para penduduk neraka.
Saya juga heran seperti njenengan, ini benar2 penglihatan ataukah hanya bohong2an.

Kalau anda tanya saya, maka saya jelas akan berkata bahwa itu adalah BOHONG bin PENIPU.

Saya rasa kalau sipir malaikat tidak membutuhkan tidur, tdk butuh makanan, mapun shift utk istirahat mas. dan saya rasa juga tdk butuh keluar dari neraka kalau tdk diperintahkan oleh Allah.
Seperti yg mas silancah katakan, bahwa malaikat itu ibarat robot yg tdk kenal lelah dan selalu menuruti perintah Allah.

Nah Kalau bukan malaikat lalu siapa yg bakal menyiksa manusia kelak di neraka, menurut njenengan mas?
gak mungkin dong manusia menyiksa dirinya sendiri :)

bruce wrote:

erusi7 wrote:

@bruce

Begitu juga dengan lapisan-lapisan langit yang mana dalam Islam ianya juga melibatkan urusan keimanan, kerana itu yang dinyatakan dalam Al-Quran. Justeru dalam Islam ianya tiada beza dengan syurga dan neraka.

Saya sih tidak mengurusi iman anda mas. Tetapi kalau anda katakan langit itu berlapis lapis, silahkan buktikan saja secara ilmiah, kita bicara ilmiah dalam hal ini, karena langit itu jelas terlihat, tetapi bukan benda nyata.

Quote :

Al-Baqarah:29 Dia lah (Allah) yang menjadikan untuk kamu segala yang ada di bumi, kemudian Ia menuju dengan kehendakNya ke arah (bahan-bahan) langit, lalu dijadikannya tujuh langit dengan sempurna; dan Ia Maha Mengetahui akan tiap-tiap sesuatu.

Kelompok krstian ingin menyentuh berkenaan dengan peristiwa pertemuan Nabi Muhammad dengan para rasul dalam israk mikraj. Justeru keimanan yang digunapakai adalah keimanan Islam kerana ianya melibatkan peristiwa dalam kepercayaan Islam. Justeru saya memperbetulkan tanggapan yang salah berkenaan peristiwa israk mikraj pada diri mana-mana individu yang menyangka Nabi Muhammad bertemu para rasul di syurga, pada hal dalam kepercayaan Islam Nabi Muhammad bukan bertemu dengan para rasul di syurga, tetapi di lapisan-lapisan langit tertentu.

Saya tidak bisa menangkap bahasa yang anda pergunakan ini, maafkan saya. Tetapi jika anda maksudkan adalah peristiwa isra miraj, maka disertai permohonan maaf, itu saya katakan adalah mimpi sang Nabi saja, bukan kejadian sebenaranya.

Salam

Saya rasa masalah ini (percaya dan tidak percaya) akan terseleseikan dan terjawab setelah kematian kita nanti :)

@bruce

bruce wrote:

Saya sih tidak mengurusi iman anda mas. Tetapi kalau anda katakan langit itu berlapis lapis, silahkan buktikan saja secara ilmiah, kita bicara ilmiah dalam hal ini, karena langit itu jelas terlihat, tetapi bukan benda nyata.

Syurga dan neraka itu pun kita tidak dapat buktikan secara ilmiah. Bagaimana rupa syurga? Bagaimana rupa neraka? Di mana syurga? Di mana neraka? Kita percaya hanya berdasarkan kitab agama masing-masing. Apabila bible kamu menyebut syurga dan neraka, then kamu percaya.
Begitu juga dengan lapisan-lapisan langit. Saya percaya berdasarkan Al-Quran. Jika Al-Quran menyebut terbentuknya lapisan-lapisan langit, then atas dasar apa saya tidak boleh percaya?
Seperti kata Striker, masalah ini hanya terjawab setelah kita mati nanti, kerana ketika itu barulah kita dapat buktikan sama ada syurga dan neraka itu benar atau tidak. Begitu juga dengan lapisan-lapisan langit.

Justeru status bukti terhadap lapisan-lapisan langit itu sama dengan status bukti terhadap syurga dan neraka. Semuanya bergantung kepada kitab agama masing-masing.

bruce wrote:

Saya tidak bisa menangkap bahasa yang anda pergunakan ini, maafkan saya. Tetapi jika anda maksudkan adalah peristiwa isra miraj, maka disertai permohonan maaf, itu saya katakan adalah mimpi sang Nabi saja, bukan kejadian sebenaranya.

Salam

Saya maksudkan adalah seseorg menyentuh berkenaan dengan suatu peristiwa yang berlaku di dalam Israk Mikraj iaitu pertemuan Nabi Muhammad dengan Nabi Musa dan Nabi Isa. Peristiwa Israk Mikraj itu melibatkan hanya keimanan Islam. Justeru saya perbetulkan tanggapan yang salah bila mana mendakwa Nabi Muhammad bertemu Nabi Musa dan Nabi Isa di syurga, pada hal sebenarnya Nabi Muhammad bertemu Nabi Musa dan Nabi Isa di lapisan-lapisan langit tertentu. Ingat! Kita membicarakan sesuatu yang hanya melibatkan keimanan Islam. Justeru segalanya harus merujuk kepada apa yang ada dalam keimanan Islam.
Jika dalam keimanan kamu tidak wujud lapisan-lapisan langit, tetapi dalam keimanan Islam, lapisan-lapisan langit itu wujud. Justeru jika di dalam keimanan Islam, lapisan-lapisan langit itu wujud, then apa permasalahannya jika pernyataan saya adalah Nabi Muhammad itu bertemu Nabi Musa dan Nabi Isa di lapisan-lapisan langit tersebut? Ianya adalah suatu pernyataan dalam keimanan Islam sahaja yang berkenaan dengan suatu peristiwa yang juga dalam keimanan Islam sahaja. So apa masalahnya dengan pernyataan saya itu yang bersifat sedemikian itu??

Semoga kamu dapat memahami apa yang saya cuba sampaikan.

@erusi7

Quote :

Justeru status bukti terhadap lapisan-lapisan langit itu sama dengan status bukti terhadap syurga dan neraka. Semuanya bergantung kepada kitab agama masing-masing.

Sorga dan neraka memang urusan iman, tetapi langit itu urusan ilmiah.

Quote :

Saya maksudkan adalah seseorg menyentuh berkenaan dengan suatu peristiwa yang berlaku di dalam Israk Mikraj iaitu pertemuan Nabi Muhammad dengan Nabi Musa dan Nabi Isa. Peristiwa Israk Mikraj itu melibatkan hanya keimanan Islam. Justeru saya perbetulkan tanggapan yang salah bila mana mendakwa Nabi Muhammad bertemu Nabi Musa dan Nabi Isa di syurga, pada hal sebenarnya Nabi Muhammad bertemu Nabi Musa dan Nabi Isa di lapisan-lapisan langit tertentu. Ingat! Kita membicarakan sesuatu yang hanya melibatkan keimanan Islam. Justeru segalanya harus merujuk kepada apa yang ada dalam keimanan Islam.

Sekli lagi saya katakan, saya tidak mengurusi iman kamu, mau percaya isra miraj ke planet mars ataupun ke andromeda, bagi saya bukan masalah. Tetapi kalau kita bicara lapisan langit, maka mari kita bicara ilmiah. Bagaimana langit bisa berlapis lapis, sedangkan satu lapis saja tidak ada?

@striker

Quote :

Nah Kalau bukan malaikat lalu siapa yg bakal menyiksa manusia kelak di neraka, menurut njenengan mas?
gak mungkin dong manusia menyiksa dirinya sendiri

Sepertinya dulu pernah sekilas kita bahas masalah sorga dan neraka, mas.

Dimana saya katakan bahwa di sorga itu adalah tempat atau keadaan dimana manusia berada dalam kondisi bersama Allah, sang sumber kebahagiaan. Jadi, tidak ada kebahagiaan lain yang bisa melebihi keberadaan bersama Allah.

Neraka, adalah kondisi atau keadaan dimana tidak terdapat kasih, sehingga segala penderitaan dan siksa fisik maupun bathin terasakan secara maksimal.

Salam

Salam Damai semuanya..

Berikut ada kutipan dari

[You must be registered and logged in to see this link.] wrote:

Para pembaca al huda yang budiman, diantara mukjizat besar yang diberikan Allah kepada Nabi Muhammad shallallahu 'alayhi wasallam adalah Isra' dan Mi'raj , sebuah peristiwa luar biasa yang terjadi sepanjang sejarah peradaban manusia, peristiwa nyata yang telah terjadi dan kita wajib mempercayainya.
Tepatnya tanggal 27 Rajab, atas perintah Allah ta'ala Malaikat Jibril datang dengan membawa kendaraan yang disebut dengan Buraq. Kendaraan yang mempunyai kecepatan yang luar biasa; sejauh mata Buraq memandang sejauh itu pulalah Buraq melangkah.
Dengan tanpa meninggalkan jejak sang malaikat membuka atap rumah tempat Rasulullah tidur, perlahan-lahan Jibril membangunkan Rasulullah dan mengajaknya keluar untuk menyaksikan tanda-tanda kekuasaan Allah, baik yang berada di bumi maupun yang berada di langit.
Dari masjid al Haram Rasulullah memulai perjalanannya ( Isra' ) dengan melewati beberapa tempat bersejarah hingga akhirnya beliau sampai di masjid al Aqsha, di masjid inilah Rasulullah dipertemukan dengan semua para nabi dan melakukan shalat dua raka'at dengan para nabi dan sekaligus menjadi imam mereka, ini juga merupakan dalil bahwa Nabi Muhammad adalah nabi yang termulia di antara para nabi.
Setelah Isra', Rasulullah yang ditemani Malaikat Jibril melanjutkan perjalanannya menuju Sidrat al Muntah . Perjalanan ini disebut dengan Mi'raj; perjalanan yang dimulai dari masjid al Aqsha hingga ke atas sidrat al Muntaha, ke atas langit ketujuh.
Hanya dalam waktu sepertiga malam saja Rasulullah sudah kembali ke tempat tidurnya dari perjalanan Isra' dan Mi'raj nya.
Sungguh menakjubkan, namun itulah bukti kekuasaan Allah yang sempurna dan tidak ada bandingannya dan inilah yang disebut dengan Mukjizat; bukti kebenaran akan kenabian dan kerasulan Muhammad Shallallahu 'alayhi Wasallam.
Lebih jelasnya tentang hikmah isra' dan mi'raj, mari kita baca ulasan ringkas al Huda kaliini. Semoga kita mendapat ilmu yang bermanfaat amin ya Rabbal 'alamin
...
Isra' Bukanlah Mimpi
Telah menjadi ijma' (konsensus) paraulama salaf , khalaf , ahli hadits, ahli kalam, ahlitafsir dan ahli fiqh bahwa Rasulullah di-isra'-kandengan jasad dan ruhnya serta dalam keadaan sadar (bukan mimpi)
...
Mi'raj adalah perjalanan yang dimulai dari Masjid al Aqsha hingga ke atas langit ke tujuh dengan menaiki tangga yang terpaut di antara langit dan bumi, dengan anak tangga yang terbuat dari emas dan perak .
Kisah Mi'raj ini secara terperinci diriwayatkan dalam hadits yang shahih riwayat Imam Muslim. Disebutkan dalam hadits tersebut bahwa ketika Rasulullah bersama Jibril sampai pada langit yang pertama, dibukalah pintu langit tersebut setelah terjadi percakapan antar aJibril dan penjaga pintu. Hal ini terjadi setiap kali Rasulullah dan Jibril hendak memasuki tiap-tiap langit yang tujuh.
Di langit pertama, Rasulullah bertemu dengan Nabi Adam, di langit kedua bertemu dengan Nabi Isa, di langit ketiga bertemu dengan Nabi Yusuf, di langit keempat bertemu dengan Nabi Idris, di langit kelima bertemu dengan Nabi Harun, di langit keenam bertemu dengan Nabi Musa, di langit ketujuh bertemu dengan NabiI brahim shallallahu 'alayhim wasallam.
Keajaiban-keajaiban Mi'raj Ketika Rasulullah berada di suatu tempat yang berada di atas (suatu tempat yang lebih tinggi dari langit ke tujuh), beliau diperlihatkan oleh Allah beberapa keajaiban ciptaan-Nya. Antara lain :
1. al Bait al Ma'mur, yaitu rumah yang dimuliakan, yang berada di langit ke tujuh.
2. Sidrat al Muntaha, yaitu sebuah pohon yang amat besar dan indah, tak seorangpun dari makhluk yang dapat menyifatinya.
3. Surga, yaitu tempat kenikmatan yang disediakan oleh Allah bagi hamba-hamba-Nya yang beriman. Surga berada di atas langit yang ke tujuh dan sekarang sudah ada.
...
Wahyu yang diterima Rasulullah pada saat Isra' dan Mi'raj Dalam hadits shahih yang sangat panjang riwayat Imam Muslim, Rasulullah menjelaskan mengenai peristiwa Isra' dan Mi'raj .
Dalam hadits tersebut diriwayatkan bahwa ketika Nabi berada diatas Sidratul Muntaha beliau mendengar kalam Allah di antaranya berisi kewajiban sholat 50 kali dalam sehari semalam bagi umatnya.
Kemudian terjadilah dialog dengan Nabi Musa 'alayhissalam yang menganjurkan agar Nabi meminta keringanan kepada Allah dan akhirnya diwajibkan bagi ummat Islam hanya lima kali sholat dalam sehari semalam. Namun nilai sekali sholat tersebut sebanding dengan sepuluh kali sholat sehingga lima kali sholat sebanding dengan lima puluh kali sholat.
Adapun proses penerimaan wahyu tersebut adalah bahwa Nabi mendengar kalam Allah yang Dzati , bukan berupa huruf, suara dan bahasa sebab kalam-Nya azali (ada tanpa permulaan). Pada malam yang mulia dan penuh berkah itu Allah membuka hijab dari Rasulullah; hal yang dapat menghalanginya dari mendengar kalam Allah yang azali .
Allah memperdengarkan kalam-Nya dengan Qudrah-Nya pada saat Rasulullah berada di suatu tempat di atas Sidratul Muntaha; suatu tempat yang tidak pernah dikotori dengan perbuatan maksiat dan bukan tempat di mana Allah berada seperti dugaan sebagian orang sebab Allah ada tanpa tempat.
...

Salam Damai

@bruce

bruce wrote:

Sorga dan neraka memang urusan iman, tetapi langit itu urusan ilmiah.

Ianya tidak dalam Islam. Urusan lapisan-lapisan langit, syurga, neraka, dunia akhirat, sidratul muntaha, arasy dsb semuanya urusan keimanan.

bruce wrote:

Sekli lagi saya katakan, saya tidak mengurusi iman kamu, mau percaya isra miraj ke planet mars ataupun ke andromeda, bagi saya bukan masalah. Tetapi kalau kita bicara lapisan langit, maka mari kita bicara ilmiah. Bagaimana langit bisa berlapis lapis, sedangkan satu lapis saja tidak ada?

Ianya ada dalam keimanan Islam.

@Samiaji

Thanks atas posting kamu. Begitulah, sekurang-kurangnya kita telah berusaha untuk mencari maklumat yang tepat.

@erusi7
Saya hanya ingin menyamakan persepsi tentang hal yang sedang didiskusikan ..


Boleh bertanya mengenai hal di bawah ini (terlebih dahulu) :

erusi7 wrote:

Silancah sudah memberikan jawapannya, dan saya rasa ianya jelas. Cumanya saya ingin menyatakan sesuatu perkara berkenaan dengan pemahaman dan tanggapan bahawa Nabi Muhammad bertemu Nabi Musa dan Nabi Isa di syurga. Nabi Muhammad sebenarnya tidak bertemu dengan Nabi Musa dan Nabi Isa di syurga, tetapi Nabi Muhammad bertemu dengan beberapa para Rasul (termasuk Musa dan Isa) di lapisan-lapisan langit yang tertentu. Contohnya beliau menemui Nabi brahim di lapisan langit ke 7, bukannya di syurga.

Situs yang sama saya kutip mengatakan bahwa para nabi yang sudah meninggal tersebut dihidupkan oleh Allah (kecuali nabi Isa yang dikatakan belum meninggal) untuk shalat bersama di Masjidil Aqsa.. Jadi menurut pemahaman umat Islam, apakah nabi Isa masih hidup di langit [Salah satu lapisan langit] ? Kalau tidak salah ada ayat Al Quran yang menyebutkan hal tersebut ?

erusi7 wrote:

Yang kekal d dalam neraka adalah kelompok non muslim dan bukannya kelompok muslim. Kelompok muslim, pada akhirnya akan dimasukkan juga ke dalam syurga walaupun sebelumnya mereka dihukum terlebih dahulu di dalam neraka atas perbuatan dosa yang melebihi perbuatan pahala mereka.

Seperti pertanyaan saya kepada mas Striker, hukuman di neraka kan sifatnya menghapuskan dosa, benarkah? Lalu apabila dosanya sudah berkurang hingga sedikit di bawah pahalanya, apakah ia sudah dapat ke surga ? Ataukah harus seluruh dosanya hilang dulu baru ia boleh ke surga ?


Salam Damai

@samiaji

samiaji wrote:

Situs yang sama saya kutip mengatakan bahwa para nabi yang sudah meninggal tersebut dihidupkan oleh Allah (kecuali nabi Isa yang dikatakan belum meninggal) untuk shalat bersama di Masjidil Aqsa.. Jadi menurut pemahaman umat Islam, apakah nabi Isa masih hidup di langit [Salah satu lapisan langit] ? Kalau tidak salah ada ayat Al Quran yang menyebutkan hal tersebut ?

Berkenaan dengan ini, pihak Islam sendiri tidak sama pendapat. Ada yang mengatakan para rasul dan nabi yang bersolat di Masjidil Agsa dengan Nabi Muhammad menjadi imamnya adalah roh-roh para nabi kecuali Nabi Isa dan dan Nabi Idris. Tentang Nabi Isa, yes, saya menyakini beliau masih hidup kerana beliau diangkatkan oleh Allah ke hadratNya bagi menyelamatkan Nabi Isa daripada di bunuh oleh kaum Yahudi. Itu ketentuan Allah. Tetapi di mana dia ditempatkan selepas diangkat itu, tidaklah di ketahui, cumanya di dalam peristiwa Mikraj itu, Nabi Muhammad bertemu dengannya di langit ke 2. Justeru kemungkinan beliau diangkatkan ke lapisan langit tersebut.
Jika menurut riwayat, terdapat 2 nabi yang masih hidup sekarang ini iaitu Nabi Idris dan Nabi Isa. Justeru adalah kemungkinan yang ditemui oleh Nabi Muhammad itu sememangnya Nabi Idris dan Nab Isa yang masih hidup, manakala yang lain-lain adalah roh nabi berkenaan sahaja. Namun pihak Islam pun ada yang berbeza pendapat berkenaan hal ini. Mereka mempunyai hujah mereka sendiri. Apa-apa pun bagi saya, jika Allah itu ingin melakukan sesuatu, maka tiada yang mustahil bagiNya.

Mungkin ada yang tertanya-tanya, bagaimana mungkin Nabi Muhammad bersolat dengan para nabi dan rasul di Masjidil Aqsa, pada hal peristiwa itu berlaku sebelum Nabi Muhammad di Mikrajkan daripada Masjidil Aqsa ke Sidratul Muntaha yang mana di sana beliau menerima perintah solat 5 waktu? Sebelumnya saya harap kamu faham apakah peristiwa Israk dan apakah pula peristiwa Mikraj. Terdapat riwayat yang mengatakan bahawa selepas Nabi Muhammad kembali ke Masjidil Haram subuhnya itu, maka Jibril turun menemui beliau untuk mengajarkan beliau cara-cara solat 5 waktu. Then solat di Masjidil Aqsa denpan para nabi itu bagaimana? Sebenarnya solat di Masjidil Aqsa dengan para nabi itu adalah solat yang diamalkan dalam agama yang dibawa oleh Nabi Ibrahim.

Kisah Nabi Idris yang pernah mati dan dihidupkan semula dan seterusnya pernah masuk ke dalam syurga namun akhirnya ditempatkan Allah di langit ke 4, maybe kamu boleh mecarikannya sendiri kisah riwayat tersebut.
Berkenaan dengan ayat al-Quran berkenaan, saya sendiri masih tidak pasti sama ada atau tidak. Namun jika saya menemuinya, maka saya akan kemukakan di sini. atau jika ada teman muslim yang lain menemuinya, dipersilakan untuk kemukakan di sni kelak.

samiaji wrote:

Seperti pertanyaan saya kepada mas Striker, hukuman di neraka kan sifatnya menghapuskan dosa, benarkah? Lalu apabila dosanya sudah berkurang hingga sedikit di bawah pahalanya, apakah ia sudah dapat ke surga ? Ataukah harus seluruh dosanya hilang dulu baru ia boleh ke surga ?

Semasa di padang masyar, setiap manusia akan diadili. Bagi yang beriman dengan agama tauhid, maksud saya adalah agama tauhid yang sebenar-benarnya iaitu yang benar-benar mengimani hanya Allah sebagai Tuhan yang disembah dan seterusnya tidak menyekutukannya atau mensyirikkannya dengan segala sesuatu, jika amalan baiknya melebihi amalan dosanya, maka beliau akan memperolehi keselamatan, iaitu syurga. Bagi amalan dosanya lebih banyak dari amalan baiknya, maka perhitungan akan dilakukan iaitu sejumlah amalan dosanya akan ditolak mengikut jumlah amalan baiknya yang ada. Selepas itu, makanya hanya sejumlah amalan dosa baki yang masih tinggal. Contohnya seperti ini,
Amalan dosa 10. Amalan baiknya ada 8. Then 10-8=2.
Then disebabkan masih ada baki amalan dosanya, maka beliau akan menerima hukuman di neraka berdasarkan jumlah dosanya yang ada 2 itu. Then selepas beliau menerima hukuman setimpal dengan jumlah dosa bakinya itu, then selepas itu beliau akan dikeluarkan daripada neraka dan dimasukkan ke dalam syurga.
Hukuman di neraka untuk menghapuskan dosa adalah hanya untuk yang beriman dengan agama tauhid sahaja. Bagi kelompok yang tidak beriman dengan agama tauhid, maka mereka akan kekal dengan siksaan di dalam neraka. Tiada istilah keluar dari neraka untuk kelompok ini.

Semoga penerangan saya ini dapat kamu fahami.

bruce wrote:

@striker

Quote :

Nah Kalau bukan malaikat lalu siapa yg bakal menyiksa manusia kelak di neraka, menurut njenengan mas?
gak mungkin dong manusia menyiksa dirinya sendiri

Sepertinya dulu pernah sekilas kita bahas masalah sorga dan neraka, mas.

Dimana saya katakan bahwa di sorga itu adalah tempat atau keadaan dimana manusia berada dalam kondisi bersama Allah, sang sumber kebahagiaan. Jadi, tidak ada kebahagiaan lain yang bisa melebihi keberadaan bersama Allah.

Neraka, adalah kondisi atau keadaan dimana tidak terdapat kasih, sehingga segala penderitaan dan siksa fisik maupun bathin terasakan secara maksimal.

Salam

Nah kalau ada siksaan fisik di dlm neraka, lalu siapa yg menyiksa mas?
Apakah manusia akan saling menyiksa sendiri2? :)

Quote :

Nah kalau ada siksaan fisik di dlm neraka, lalu siapa yg menyiksa mas?
Apakah manusia akan saling menyiksa sendiri2?

Saya sih ngga percaya semacam api, cambuk, potong, gergaji, dsb, ngga akan ada seperti itu mas, itu cuma untuk nakut-nakuti anak anak supaya jangan nakal.

bruce wrote:

Quote :

Nah kalau ada siksaan fisik di dlm neraka, lalu siapa yg menyiksa mas?
Apakah manusia akan saling menyiksa sendiri2?

Saya sih ngga percaya semacam api, cambuk, potong, gergaji, dsb, ngga akan ada seperti itu mas, itu cuma untuk nakut-nakuti anak anak supaya jangan nakal.

Kalau tidak ada api, lha menurut yg njenengan percayai itu neraka seperti apa mas? dan siksaan seperti apa yg njenegan percayai akan diterima manusia kelak ketika berada di neraka?

striker wrote:

bruce wrote:

Quote :

Nah kalau ada siksaan fisik di dlm neraka, lalu siapa yg menyiksa mas?
Apakah manusia akan saling menyiksa sendiri2?

Saya sih ngga percaya semacam api, cambuk, potong, gergaji, dsb, ngga akan ada seperti itu mas, itu cuma untuk nakut-nakuti anak anak supaya jangan nakal.

Kalau tidak ada api, lha menurut yg njenengan percayai itu neraka seperti apa mas? dan siksaan seperti apa yg njenegan percayai akan diterima manusia kelak ketika berada di neraka?

Jangan tanya saya mas, wong kesana aja belum pernah koq, ngga minat juga nengok ke sana, he he he. Nanti sampeyan kalo udah sampe sana kan tahu sendiri, kalo bisa email ke saya, atau posting di LTB, gimana suasananya mas, he he he.

Mungkin suasananya seperti kambing guling gini ?

[You must be registered and logged in to see this image.]

Klu membicarakan hal yg ghaib (surga & neraka) dg akal pikiran sampai kapanpun tdk akan pernah selesai ... Sebagai umat beragama (Islam) mengimani bahwa keduanya disediakan kelak di hari pembalasan. Yang beriman dan beramal saleh ditempatkan oleh Allah swt di tempat yg penuh kesenangan dan kebahagiaan (surga), dan bagi mereka yg bergelimang dosa disediakan tempat yg amat panas dan penuh siksaan ... Apa panas api di neraka itu seperti halnya api di dunia? ... Wallahu a'lam ... manusia tdk diberi pengetahuan ttg hal yg ghaib (surga & neraka) oleh Allah swt, kecuali sedikit. :)

“Maka aku peringatkan kalian dengan api neraka yang menyala-nyala.” (Qs. al-Lail: 14)

“Sekali-kali tidak, sesungguhnya neraka itu adalah api yang bergejolak, yang mengupas kulit kepala.” (Qs. al-Ma’arij: 15-16)

Salam

striker wrote:

Kalau tidak ada api, lha menurut yg njenengan percayai itu neraka seperti apa mas? dan siksaan seperti apa yg njenegan percayai akan diterima manusia kelak ketika berada di neraka?

Klu g' salah di Alkitab juga menerangkan tentang api yg menyala, mas bro? .. (apa g' salah alamatl klu saya nanyanya ke panjenengan? .. hehe)

@raihan

Betul, mas, di Alkitab juga dipercaya bahwa ada apir neraka, atau ada api di neraka. Kalau mau percaya seperti itu tentu bisa saja, sementara saya sih tidak mengartikannya secara literal.

Salam

@erusi
Setelah saya baca-baca mengenai kenaikan Isa, ternyata ada beberapa pendapat, yang semuanya mengatakan punya alasan yang kuat . Diantaranya :
# Yang menyatakan Isa disalib tetapi tidak sampai mati
# Yang menyatakan Isa tidak dibunuh / disalib, tapi diangkat kepada Allah dalam keadaan hidup
# Yang menyatakan Isa tidak dibunuh / disalib, tapi mati wajar dan yang diangkat hanya derajatnya

pendapat terakhir menyatakan bahwa mereka memiliki dasar penafsiran dari Al Quran, dan juga bahwa; walaupun pendapat kedua (Isa masih hidup) tidak menyalahi akidah tetapi penafsirannya tidaklah tepat, dan juga karena semua hadits yang berkenaan dgn kedatangan Isa dihari kiamat semuanya bersumber pada mualaf yang dulunya beragama nasrani [dengan kata lain mereka meragukan hadits tsb].
Pertanyaan saya, apakah peristiwa kiamat [kedatangan Isa, dajjal, Imam Mahdi] hanya terdapat pada hadits dan tidak ada keterangan dari Alquran ?
Apakah benar bahwa seluruh hadits yang berkenaan peristiwa kiamat bersumber dari (kalau tidak salah wahab bin munabir dan kaab bin al'ahbar) mualaf yang katanya dulu beragama nasrani ?
Terima kasih kalau sudi menjawab pertanyaan saya..



Salam Damai

Raihan Danielsan wrote:

Klu membicarakan hal yg ghaib (surga & neraka) dg akal pikiran sampai kapanpun tdk akan pernah selesai ... Sebagai umat beragama (Islam) mengimani bahwa keduanya disediakan kelak di hari pembalasan. Yang beriman dan beramal saleh ditempatkan oleh Allah swt di tempat yg penuh kesenangan dan kebahagiaan (surga), dan bagi mereka yg bergelimang dosa disediakan tempat yg amat panas dan penuh siksaan ... Apa panas api di neraka itu seperti halnya api di dunia? ... Wallahu a'lam ... manusia tdk diberi pengetahuan ttg hal yg ghaib (surga & neraka) oleh Allah swt, kecuali sedikit. :)

“Maka aku peringatkan kalian dengan api neraka yang menyala-nyala.” (Qs. al-Lail: 14)

“Sekali-kali tidak, sesungguhnya neraka itu adalah api yang bergejolak, yang mengupas kulit kepala.” (Qs. al-Ma’arij: 15-16)

Salam

Setuju bro raihan ...

Saya pribadi mengimani (memercayai) adanya hal ghaib yang antara lain meliputi surga dan neraka.
Tetapi adapun mengenai hal2 detil mengenai surga atau neraka .. saya memilih untuk tidak terlalu mendalaminya.
Saya lebih memilih untuk mendalami hal2 dan aspek2 lain dalam kehidupan ini dan apa yang diajarkan Allah al Hadi melalui Al Quran yang insya Allah akan mengantarkan saya ke surga (amin) dan membuat dunia ini menjadi lebih baik sebagai pengalaman/pembuktian Islam adalah rahmatan lil alamiin.

samiaji wrote:

@erusi
Setelah saya baca-baca mengenai kenaikan Isa, ternyata ada beberapa pendapat, yang semuanya mengatakan punya alasan yang kuat . Diantaranya :
# Yang menyatakan Isa disalib tetapi tidak sampai mati
# Yang menyatakan Isa tidak dibunuh / disalib, tapi diangkat kepada Allah dalam keadaan hidup
# Yang menyatakan Isa tidak dibunuh / disalib, tapi mati wajar dan yang diangkat hanya derajatnya

pendapat terakhir menyatakan bahwa mereka memiliki dasar penafsiran dari Al Quran, dan juga bahwa; walaupun pendapat kedua (Isa masih hidup) tidak menyalahi akidah tetapi penafsirannya tidaklah tepat, dan juga karena semua hadits yang berkenaan dgn kedatangan Isa dihari kiamat semuanya bersumber pada mualaf yang dulunya beragama nasrani [dengan kata lain mereka meragukan hadits tsb].
Pertanyaan saya, apakah peristiwa kiamat [kedatangan Isa, dajjal, Imam Mahdi] hanya terdapat pada hadits dan tidak ada keterangan dari Alquran ?
Apakah benar bahwa seluruh hadits yang berkenaan peristiwa kiamat bersumber dari (kalau tidak salah wahab bin munabir dan kaab bin al'ahbar) mualaf yang katanya dulu beragama nasrani ?
Terima kasih kalau sudi menjawab pertanyaan saya..

Salam Damai

Guru saya semasa di Jakarta adalah salah satu yang meyakini hal tersebut ... dalam artian beliau tidak meyakini Nabi Isa as akan turun dan dajjal serta Imam Mahdi itu adalah sosok yang berwujud fisik.
Tetapi semua itu hanyalah tanda2 akhir zaman yang jangan dipercayai secara harfiah.

Wallahu a'alm

samiaji wrote:

@erusi
Setelah saya baca-baca mengenai kenaikan Isa, ternyata ada beberapa pendapat, yang semuanya mengatakan punya alasan yang kuat . Diantaranya :
# Yang menyatakan Isa disalib tetapi tidak sampai mati
# Yang menyatakan Isa tidak dibunuh / disalib, tapi diangkat kepada Allah dalam keadaan hidup
# Yang menyatakan Isa tidak dibunuh / disalib, tapi mati wajar dan yang diangkat hanya derajatnya

pendapat terakhir menyatakan bahwa mereka memiliki dasar penafsiran dari Al Quran, dan juga bahwa; walaupun pendapat kedua (Isa masih hidup) tidak menyalahi akidah tetapi penafsirannya tidaklah tepat, dan juga karena semua hadits yang berkenaan dgn kedatangan Isa dihari kiamat semuanya bersumber pada mualaf yang dulunya beragama nasrani [dengan kata lain mereka meragukan hadits tsb].
Pertanyaan saya, apakah peristiwa kiamat [kedatangan Isa, dajjal, Imam Mahdi] hanya terdapat pada hadits dan tidak ada keterangan dari Alquran ?
Apakah benar bahwa seluruh hadits yang berkenaan peristiwa kiamat bersumber dari (kalau tidak salah wahab bin munabir dan kaab bin al'ahbar) mualaf yang katanya dulu beragama nasrani ?
Terima kasih kalau sudi menjawab pertanyaan saya..



Salam Damai

@mas samiaji

Wah, mas samiaji banyak sekali tahu tentang Islam.

Mengenai kelak turunnya kembali Nabi Isa, betul apa yg diterangkan mas samiaji bahwa ada beberapa ulama yg mempertanyakan kebenarannya ... Mereka beralasan bahwa walaupun hadist mengenai turunnya kembali Nabi Isa ke dunia disampaiakan dari banyak riwayat, ternyata semuanya hanya bersumber dari dua orang mualaf Nasrani (seperti yg mas samiaji sebutkan), tidak ada para sahabat lainnya yg meriwayatkannya .... Namun sebagai umat Muhammad saw, terjadinya perselisihan pendapat tentang Nabi terdahulu (Isa) sedikitpun tidak akan merusak akidah dan keimanan kaum muslimin. :)

Silancah wrote:

Raihan Danielsan wrote:

Klu membicarakan hal yg ghaib (surga & neraka) dg akal pikiran sampai kapanpun tdk akan pernah selesai ... Sebagai umat beragama (Islam) mengimani bahwa keduanya disediakan kelak di hari pembalasan. Yang beriman dan beramal saleh ditempatkan oleh Allah swt di tempat yg penuh kesenangan dan kebahagiaan (surga), dan bagi mereka yg bergelimang dosa disediakan tempat yg amat panas dan penuh siksaan ... Apa panas api di neraka itu seperti halnya api di dunia? ... Wallahu a'lam ... manusia tdk diberi pengetahuan ttg hal yg ghaib (surga & neraka) oleh Allah swt, kecuali sedikit. :)

“Maka aku peringatkan kalian dengan api neraka yang menyala-nyala.” (Qs. al-Lail: 14)

“Sekali-kali tidak, sesungguhnya neraka itu adalah api yang bergejolak, yang mengupas kulit kepala.” (Qs. al-Ma’arij: 15-16)

Salam

Setuju bro raihan ...

Saya pribadi mengimani (memercayai) adanya hal ghaib yang antara lain meliputi surga dan neraka.
Tetapi adapun mengenai hal2 detil mengenai surga atau neraka .. saya memilih untuk tidak terlalu mendalaminya.
Saya lebih memilih untuk mendalami hal2 dan aspek2 lain dalam kehidupan ini dan apa yang diajarkan Allah al Hadi melalui Al Quran yang insya Allah akan mengantarkan saya ke surga (amin) dan membuat dunia ini menjadi lebih baik sebagai pengalaman/pembuktian Islam adalah rahmatan lil alamiin.

Sepakat brader ...

bruce wrote:

@raihan

Betul, mas, di Alkitab juga dipercaya bahwa ada apir neraka, atau ada api di neraka. Kalau mau percaya seperti itu tentu bisa saja, sementara saya sih tidak mengartikannya secara literal.

Salam

Mantab ... :)

Mungkin klu dalam Islam pendapat bang bruce ini dinamakan dg ijtihad ... ... tapi dalam Islam ttg surga & neraka ini, al-Quran sudah terang dan tegas menjelaskan tujuan keberadaannya, jdi tdk perlu lagi ada ijtihad mengenai keduanya.

Raihan Danielsan wrote:

bruce wrote:

@raihan

Betul, mas, di Alkitab juga dipercaya bahwa ada apir neraka, atau ada api di neraka. Kalau mau percaya seperti itu tentu bisa saja, sementara saya sih tidak mengartikannya secara literal.

Salam

Mantab ... :)

Mungkin klu dalam Islam pendapat bang bruce ini dinamakan dg ijtihad ... ... tapi dalam Islam ttg surga & neraka ini, al-Quran sudah terang dan tegas menjelaskan tujuan keberadaannya, jdi tdk perlu lagi ada ijtihad mengenai keduanya.

Lho, kalau keberadaannya saya sih percya mas, tetapi kalau bentuknya bagaimana dan isinya bagaimana, saya ngga melihatnya secara literal.

Salam

Terima kasih kepada rekan-rekan muslim yang sudah menjawab pertanyaan saya..

Jadi memang benar bahwa hadits yang berhubungan dengan kedatanyan Imam Mahdi, turunnya Isa, dan peristiwa atau tanda kiamat memang bersumber dari dua orang tersebut ya...



Salam Damai

Sebenarnya kedatangan Nabi Isa semula ke dunia ada tercatat di dalam Al-Quran, cumanya pemberitahuan itu bukannya secara direct kerana penurunan semula Nabi Isa ke dunia ada kaitannya dengan peristiwa kiamat kerana penurunan semula Nabi Isa ke dunia termasuk sebagai salah satu tanda-tanda hari kiamat.

Nabi Isa akan diturunkan semula pada akhir zaman sebagai isyarat akan hampirnya hari kiamat. Firman Allah Subhanahu wa Ta’ala:

“Dan sesungguhnya Nabi ‘Isa menjadi tanda kedatangan Hari Kiamat, maka janganlah kamu ragu-ragu tentang (Hari Kiamat) itu, dan turutlah (petunjuk-Ku); inilah jalan yang lurus.” (al-Zukhruf (43):61)

Ayat itu cukup jelas dan menyakinkan bahawa peristiwa kedatangan semula Nabi Isa pasti akan berlaku yang mana Alah memaklumkan bahawa peristiwa itu menjadi tanda kepada hari kiamat. Kita semua tidak mengetahui bila hari kiamat. tetapi Allah memaklumkan tanda-tandanya yang mana penurunan Nabi isa itu boleh dijadikan pengukur akan hari kiamat yang telah hampir.