Poligami dlm pandangan Kristen dan Islam

@ Akhi Silancah

Ass...

Sungguh menarik membaca ulasan akhi yg menunjukan wawasan yg luas tentang poligami.

Kalau boleh sedikit menambahkan mengenai surat an-Nisaa': 3 di atas.....
Walaupun al-Quran membolehkan poligami, tapi bunyi ayatnya tidak berhenti hanya membolehkan saja, melainkan kelanjutan ayatnya adalah sebuah warning dari Allah bagi yg hendak melakukan poligami, yaitu pada an-Nisaa': 3 yg telah disebutkan oleh akhi Silancah.

Kemudian jika kamu takut tidak akan dapat berlaku adil, maka (kawinilah) seorang saja, ..."

Para ulama berpendapat bahwa apabila warning Allah itu diterjang, yaitu melakukan poligami hanya berlandas hawa nafsu saja, maka hukumnya jelas haram, karena sama halnya dg menentang perintah Allah pada surat an-Nisaa': 3 tsb.
Artinya, bagi orang yg hendak berpoligami berkewajiban untuk berfikir yg matang dan hati-hati dalam mengukur kemampuannya untuk bersikap adil terhadap para istrinya kelak. Karena pada dasarnya agama Islam mengatur kehidupan umat manusia agar lebih baik, bukan malah kebalikannya.

Wass.....

Silancah wrote:

Dalam poligami kemudharatan terjadi karena manusia tidak melakukan ajaran Allah al Hadi (untuk bersikap adil)

QS An Nisaa 4:3 "...Kemudian jika kamu takut tidak akan dapat berlaku adil, maka (kawinilah) seorang saja, ..."

Niscaya bila dia bisa (sudah berusaha keras) untuk berbuat adil dengan hati ikhlas dan diterima oleh istri2nya dengan ikhlas pula ... maka manfaat yang didapatkan .. bukan kemudharatan.

Ya itulah kang. Pada akhirnya kita akan kembali mentok disini, Karena definisi adil diserahkan kpd manusia2 yg menjalankannya.

Banyak orang yg merasa mampu dan sudah adil ketika berpoligami, padahal ia sedang melakukan kemudharatan.

Banyak orang yg merasa sdg menjalankan salah satu ajaran Allah dan berharap pahala, padahal laknat Allah yg akan ia terima kelak.

Silancah wrote:

T2Y wrote:

kira2 kapan terjadinya dan gara2 apa Aisyah berkata seperti itu, kang ?
apakah itu merupakan ketidak puasan Aisah atw ada sebab yang lain ?

Kapan terjadinya dan gara2 apa Aisyah ra berkata seperti itu? Wallahu a'lam
Apakah gara2 ketidakpuasan? Mungkin
Apakah gara2 cemburu? Mungkin
Wallahu a'lam ...

Semua itu sifat alamiah manusia ...

Yang penting hal2 seperti itu bisa di-manage oleh kedua belah pihak sehingga tidak menimbulkan pertikaian dan keretakan dalam rumah tangga.

yah, setidaknya anda bisa lihat kalau pernikahan nabi pun tidak sedamai dan seindah yang kita bayangkan.
itu yang nabi, punya kekuasaan, berkecukupan gimana kalau orang biasa ?
Wallahu a'lam ...

Silancah wrote:

Dalam poligami kemudharatan terjadi karena manusia tidak melakukan ajaran Allah al Hadi (untuk bersikap adil)

QS An Nisaa 4:3 "...Kemudian jika kamu takut tidak akan dapat berlaku adil, maka (kawinilah) seorang saja, ..."

Dan kamu sekali-kali tidak akan dapat berlaku adil di antara isteri-isterimu, walaupun kamu sangat ingin berbuat demikian, karena itu janganlah kamu terlalu cenderung (kepada yang kamu cintai), sehingga kamu biarkan yang lain terkatung-katung. Dan jika kamu mengadakan perbaikan dan memelihara diri (dari kecurangan), maka sesungguhnya Allah Maha Pengampun lagi Maha Penyayang. (QS Annisa 129)

Quote :

Niscaya bila dia bisa (sudah berusaha keras) untuk berbuat adil dengan hati ikhlas dan diterima oleh istri2nya dengan ikhlas pula ... maka manfaat yang didapatkan .. bukan kemudharatan.

berarti patokan adil tidaknya tergantung dari sudut pandang suami kan ?
kalau gak adil si istri juga harus ikhlas ???

Djo wrote:

Ya itulah kang. Pada akhirnya kita akan kembali mentok disini, Karena definisi adil diserahkan kpd manusia2 yg menjalankannya.

Kalau dipikir2 mirip dengan definisi adil di dunia ini ya ... hukuman mati untuk koruptor di Cina mungkin dianggap adil/sesuai dengan HAM tetapi di Amerika tidak adil/tidak sesuai dengan HAM.
Hukuman 5 tahun penjara untuk mengedarkan narkoba di Indonesia mungkin dianggap adil/sesuai dengan HAM tetapi di Malaysia dianggap tidak adil ... di sana hukuman yang adil adalah dicambuk 50 kali.

Untuk poligami ini memang tidak diberikan definisi adil yang jelas ... mungkin di sini Allah al Hakim memberikan keleluasaan bagi manusia untuk bersikap bijak dalam menafsirkan ayat ini?

Wallahu a'lam ...

Djo wrote:

Banyak orang yg merasa mampu dan sudah adil ketika berpoligami, padahal ia sedang melakukan kemudharatan.

Banyak orang yg merasa sdg menjalankan salah satu ajaran Allah dan berharap pahala, padahal laknat Allah yg akan ia terima kelak.

Wallahu a'lam

T2Y wrote:

yah, setidaknya anda bisa lihat kalau pernikahan nabi pun tidak sedamai dan seindah yang kita bayangkan.
itu yang nabi, punya kekuasaan, berkecukupan gimana kalau orang biasa ?
Wallahu a'lam ...

Hehehe... saya sih tidak pernah bilang bahwa keluarga Nabi Muhammad SAW itu lurus2 dan bahagia2 saja ... tidak ada gejolak rumah tangga lho.
Bahkan di Al Quran ada ayat yang isinya menegur Nabi Muhammad SAW terkait dengan keluarga beliau.

Tetapi keributan atau gejolak itu tidak sampai menimbulkan pertikaian berat apalagi perceraian.
Itu yang saya ketahui.

Menurut saya, kita tidak bisa menggeneralisasi apakah poligami itu akan selalu berhasil atau selalu gagal. Kalau diminta contoh poligami yang berhasil dari tokoh masyarakat atau yang diberitakan di media ... saya pun tidak (belum) bisa karena tidak pernah sengaja mencari2 kisah2 para pelaku poligami.

Tetapi kalau di keluarga sendiri ... ada juga yang berpoligami dan, alhamdulillah, anak cucu beliau kini rukun dan damai. Kalau ada reuni keluarga, semua datang dan bersilaturahmi ... tidak ada yang bersikap memusuhi.

T2Y wrote:

berarti patokan adil tidaknya tergantung dari sudut pandang suami kan ?
kalau gak adil si istri juga harus ikhlas ???

Benar ....
Patokan adil itu tidak hanya diserahkan kepada sudut pandang suami karena pernikahan itu tidak disetir oleh satu orang saja ...
Pandangan istri pun diperlukan ...

Dan keikhlasan dalam menjalani harus datang dari kedua2nya ... kalau salah satu tidak ikhlas walaupun yang satu sudah (merasa) adil pasti ujungnya membawa kemudharatan. Mending gak usah poligami saja, menurut saya ...

Silancah wrote:

Tetapi kalau di keluarga sendiri ... ada juga yang berpoligami dan, alhamdulillah, anak cucu beliau kini rukun dan damai. Kalau ada reuni keluarga, semua datang dan bersilaturahmi ... tidak ada yang bersikap memusuhi.

Kalau boleh tahu, dulu alasannya apa kang ketika beliau (saudara akang) berpoligami ?

Pernah nanya2 nggak ?

Silancah wrote:

Bahkan di Al Quran ada ayat yang isinya menegur Nabi Muhammad SAW terkait dengan keluarga beliau.

Boleh tau bunyi ayatnya kang ?
Sekalian dengan latar belakang cerita nya kalau ada...


Salam

Djo wrote:

Kalau boleh tahu, dulu alasannya apa kang ketika beliau (saudara akang) berpoligami ?

Pernah nanya2 nggak ?

Wah, yang berpoligami adalak kakek saya dan beliau sudah meninggal semasa ibu saya masih remaja.
Jadi tidak pernah ada kesempatan untuk tanya langsung ...

samiaji wrote:

Boleh tau bunyi ayatnya kang ?
Sekalian dengan latar belakang cerita nya kalau ada...

Salam

Contohnya ... coba buka surat At Tahrim (surat ke 66).

Secara singkat ini berhubungan dengan Rasulullah SAW mengharamkan minum madu karena merasa malu urusan rumah tangga dengan salah satu istrinya telah menjadi pembahasan istri2 yang lain.

Pada intinya sih menurut saya begini:

Dari dulu sebenarnya poligami TIDAK DILARANG oleh Allah, karena Allah tdk pernah mengeluarkan larangan atas hal tersebut, bahkan Musa membbuat aturan dan hak2 bagi yg berpoligami ataupun yg dipoligami.

kemudian tiba2 poligami dilarang pada masa kekristenan, dan Islam datang tuk meluruskan apa yg dihalalkan dan apa yg dilarang oleh Allah.

itu saja menurut saya :)

yg saya heran mengapa yg dulu (PL) dihalalkan menjadi haram (PB) dan yg dulu haram (PL) malah menjadi haram (PB)? jadi bingung :?: :?: :?:

@silancah

Maaf kang, terus terang saya agak kesulitan mencerna kalimat pada ayat-ayat surat tersebut..
Apabila tidak ada keterangan dalam kurung () ataupun tambahan keterangan dari kang Silancah, hampir dapat dipastikan saya tidak akan mengetahui apa yang sedang dimaksudkan dalam surat tersebut...

Yang saya dapat dari keterangan tambahan Sepertinya sedikit berbeda dengan kang Silancah...

alquran-indonesia.com wrote:

[1486] Bukhari dan Muslim meriwayatkan bahwa Nabi Muhammad saw pernah mengharamkan dirinya minum madu untuk menyenangkan hati isteri-isterinya. Maka turunlah ayat teguran ini kepada Nabi.

Yang saya tanggap dengan jelas justru kecaman kepada isteri Nabi (hafsah)..

Ayat 1:2 Sepertinya firman Allah khusus untuk Nabi
Ayat 3 Sepertinya firman Allah kepada orang lain yang menceritakan perkataan Nabi yang meneruskan firman Allah yang menceritakan mengenai kelakuan istri Nabi.. Ayat yang paling sulit dicerna kalau menurut saya...
Ayat 4 Sepertinya firman Allah yang ditujukan kepada Hafsah dan Aisyah (mungkin lewat perkataan Nabi), menyatakan Allah (beserta mailikat-malaikat) sebagai pelindung Nabi
Ayat 5 Ancaman kepada istri Nabi, kemungkinan diceraikan
Ayat 6:12 Peringatan kepada umum dan menunjukkan contoh-contoh perempuan di kisah nabi-nabi sebelumnya

Silancah wrote:

Tetapi keributan atau gejolak itu tidak sampai menimbulkan pertikaian berat apalagi perceraian.

Dapat dibayangkan kang, bagaimana perasaan istri-istri Nabi yang dikecam langsung oleh Allah lewat perkataan Nabi ??

Tentu saja pemahaman kang Silancah lebih baik dari saya...


Salam

samiaji wrote:

@silancah

Maaf kang, terus terang saya agak kesulitan mencerna kalimat pada ayat-ayat surat tersebut..
Apabila tidak ada keterangan dalam kurung () ataupun tambahan keterangan dari kang Silancah, hampir dapat dipastikan saya tidak akan mengetahui apa yang sedang dimaksudkan dalam surat tersebut...

Yang saya dapat dari keterangan tambahan Sepertinya sedikit berbeda dengan kang Silancah...

alquran-indonesia.com wrote:

[1486] Bukhari dan Muslim meriwayatkan bahwa Nabi Muhammad saw pernah mengharamkan dirinya minum madu untuk menyenangkan hati isteri-isterinya. Maka turunlah ayat teguran ini kepada Nabi.

Yang saya tanggap dengan jelas justru kecaman kepada isteri Nabi (hafsah)..

Ayat 1:2 Sepertinya firman Allah khusus untuk Nabi
Ayat 3 Sepertinya firman Allah kepada orang lain yang menceritakan perkataan Nabi yang meneruskan firman Allah yang menceritakan mengenai kelakuan istri Nabi.. Ayat yang paling sulit dicerna kalau menurut saya...
Ayat 4 Sepertinya firman Allah yang ditujukan kepada Hafsah dan Aisyah (mungkin lewat perkataan Nabi), menyatakan Allah (beserta mailikat-malaikat) sebagai pelindung Nabi
Ayat 5 Ancaman kepada istri Nabi, kemungkinan diceraikan
Ayat 6:12 Peringatan kepada umum dan menunjukkan contoh-contoh perempuan di kisah nabi-nabi sebelumnya

Silancah wrote:

Tetapi keributan atau gejolak itu tidak sampai menimbulkan pertikaian berat apalagi perceraian.

Dapat dibayangkan kang, bagaimana perasaan istri-istri Nabi yang dikecam langsung oleh Allah lewat perkataan Nabi ??

Tentu saja pemahaman kang Silancah lebih baik dari saya...

Salam

Mungkin kisah jelasnya bisa dilihat di tafsir berikut ini --> [You must be registered and logged in to see this link.]

Insya Allah anda akan bisa mendapatkan pemahaman yang lebih baik tentang ayat2 di awal Surat at Tahrim tersebut.

@atas

maaf, tulisan [Only mods are allowed to see this link] yang saya dapatkan...
tapi berbicara tentang tafsir... tidak bisakah seseorang memahami surat tersebut tanpa harus membaca tafsir ?
Maaf kang, coba akang bayangkan posisi atau kondisi seseorang yang belum pernah membaca tafsir berkenaan surat tersebut.. Kira-kira apa yang didapat oleh orang tersebut ?

Salam

samiaji wrote:

@atas

maaf, tulisan [Only mods are allowed to see this link] yang saya dapatkan...
tapi berbicara tentang tafsir... tidak bisakah seseorang memahami surat tersebut tanpa harus membaca tafsir ?
Maaf kang, coba akang bayangkan posisi atau kondisi seseorang yang belum pernah membaca tafsir berkenaan surat tersebut.. Kira-kira apa yang didapat oleh orang tersebut ?

Salam

Wah ... tidak bisa dibaca link-nya?
Nanti kalau ada waktu luang saya coba jabarkan isi tafsir dan asababun nuzul (sebab diturunkannya) ayat tersebut.

Memang, tidak saya pungkiri, bahwa tanpa adanya tafsir atau setidaknya orang yang membimbing dalam membaca Al Quran maka ada kemungkinan (saya tidak bilang pasti, ya) seseorang akan salah memahami isi Al Quran tersebut.

Oleh karenanya memang disarankan setelah membaca Al Quran sendiri maka pemahaman yang didapatkan diseragamkan dengan tafsir atau asbabun nuzul (untuk hal ini bisa meminta pertolongan seorang ustad).

Karena tafsir atau asbabun nuzul yang dipaparkan itu seharusnya konsisten dengan tafsir yang dilakukan oleh Rasulullah SAW pada jamannya karena tafsir dan asbabun nuzul ini, setahu saya, biasanya diambil dari hadits2 beliau.

Tetapi saya rasa itu wajar ... hal yang sama bisa kita temui dalam membaca Alkitab .. bukan begitu?

Mungkin saya bisa bantu copaskan dikit, apakah tafsir ayat ini yg dimaksud (tdk bisa dilihat)?

Tafsir Surah At Tahriim 1
يَا أَيُّهَا النَّبِيُّ لِمَ تُحَرِّمُ مَا أَحَلَّ اللَّهُ لَكَ تَبْتَغِي مَرْضَاةَ أَزْوَاجِكَ وَاللَّهُ غَفُورٌ رَحِيمٌ (1)
Pada ayat ini Allah SWT menegur Nabi SAW. karena dia bersumpah tidak akan meminum lagi madu, padahal madu itu adalah minuman halal. Sebabnya hanyalah karena menghendaki kesenangan hati istri-istrinya.
Diriwayatkan oleh Bukhari dan Muslim dari `Aisyah. Ia berkata: "Rasulullah SAW. itu suka yang manis-manis dan senang madu. Di kala ia kembali pada waktu Asar, ia pergi ke rumah istrinya. Waktu itu ia tinggal pada Zainab binti Jahasy dan minum madu di sana. Maka bersepakatlah `Aisyah dengan Hafsah bahwa siapa saja di antara mereka berdua didatangi Nabi SAW. hendaklah ia berkata kepadanya: Saya mencium dari engkau ya Rasulullah bau magafis (yaitu buah karet yang rasanya manis tetapi baunya busuk). Apakah engkau memakan magafis? "Nabi menjawab: "Tidak, tetapi saya hanya meminum madu di rumah Zaenab binti Jahasy. Kalau begitu, saya tidak akan mengulangi lagi dan saya telah bersumpah. Hal ini, ditegaskan di muka Hafsah karena kebetulan Hafsahlah yang didatangi. Maka Hafsah memberitahukan kepada Aisyah kejadian itu. Padahal Nabi SAW. Sangat merahasiakannya.
Ayat ini ditutup dengan satu ketegasan bahwa Allah SWT, Maha Pengampun atas dosa hamba-Nya yang bertobat, dan Dia telah mengampuni kesalahan Nabi SAW. yang telah bersumpah tidak mau lagi meminum madu. Padahal madu itu adalah minuman yang halal.

Tafsir Surah At Tahriim 5:
عَسَى رَبُّهُ إِنْ طَلَّقَكُنَّ أَنْ يُبْدِلَهُ أَزْوَاجًا خَيْرًا مِنْكُنَّ مُسْلِمَاتٍ مُؤْمِنَاتٍ قَانِتَاتٍ تَائِبَاتٍ عَابِدَاتٍ سَائِحَاتٍ ثَيِّبَاتٍ وَأَبْكَارًا (5)
Ayat ini berisi ancaman dari Allah SWT terhadap istri-istri yang menyakiti hati Nabi saw bahwa jika Nabi saw menceraikan istri-istrinya itu, boleh jadi Allah menggantinya dengan istri-istri baru yang lebih baik dari mereka, baik keislamannya maupun keimanannya. Istri-istri yang tekun kepada ibadat, bertobat kepada Allah, patuh kepada perintah-perintah Rasul, yang sebagian janda dan sebagian yang lain masih perawan.
Diriwayatkan dari Anas R.A. dari Umar R.A. ia berkata: Telah sampai kepadaku bahwa sebagian istri-istri Nabi bersikap keras kepada Nabi dan menyakiti hati beliau. Maka saya selidiki hal ini. Saya menasihatinya satu persatu dan melarangnya menyakiti hati Nabi SAW., saya berkata: "Jika kalian tetap tidak mau taat maka boleh jadi Allah memberikan kepada Nabi, istri-istri baru yang lebih baik dari kalian. Dan setelah saya menemui Zaenab ia berkata: Wahai Ibnu Khattab! Apakah tidak ada Rasulullah usaha untuk menasihati istri-istrinya? Maka nasihatilah mereka itu sampai mereka itu, tidak diceraikan, maka turunlah ayat ini.

striker wrote:

Mungkin saya bisa bantu copaskan dikit, apakah tafsir ayat ini yg dimaksud (tdk bisa dilihat)?

Tafsir Surah At Tahriim 1
يَا أَيُّهَا النَّبِيُّ لِمَ تُحَرِّمُ مَا أَحَلَّ اللَّهُ لَكَ تَبْتَغِي مَرْضَاةَ أَزْوَاجِكَ وَاللَّهُ غَفُورٌ رَحِيمٌ (1)
Pada ayat ini Allah SWT menegur Nabi SAW. karena dia bersumpah tidak akan meminum lagi madu, padahal madu itu adalah minuman halal. Sebabnya hanyalah karena menghendaki kesenangan hati istri-istrinya.
Diriwayatkan oleh Bukhari dan Muslim dari `Aisyah. Ia berkata: "Rasulullah SAW. itu suka yang manis-manis dan senang madu. Di kala ia kembali pada waktu Asar, ia pergi ke rumah istrinya. Waktu itu ia tinggal pada Zainab binti Jahasy dan minum madu di sana. Maka bersepakatlah `Aisyah dengan Hafsah bahwa siapa saja di antara mereka berdua didatangi Nabi SAW. hendaklah ia berkata kepadanya: Saya mencium dari engkau ya Rasulullah bau magafis (yaitu buah karet yang rasanya manis tetapi baunya busuk). Apakah engkau memakan magafis? "Nabi menjawab: "Tidak, tetapi saya hanya meminum madu di rumah Zaenab binti Jahasy. Kalau begitu, saya tidak akan mengulangi lagi dan saya telah bersumpah. Hal ini, ditegaskan di muka Hafsah karena kebetulan Hafsahlah yang didatangi. Maka Hafsah memberitahukan kepada Aisyah kejadian itu. Padahal Nabi SAW. Sangat merahasiakannya.
Ayat ini ditutup dengan satu ketegasan bahwa Allah SWT, Maha Pengampun atas dosa hamba-Nya yang bertobat, dan Dia telah mengampuni kesalahan Nabi SAW. yang telah bersumpah tidak mau lagi meminum madu. Padahal madu itu adalah minuman yang halal.

Terima kasih atas keterangannya..
Kalau boleh tau, apa maksud "sangat merahasiakannya" di atas. Apanya yang tidak ingin diketahui orang lain?

Salam

Quote :

Diriwayatkan dari Anas R.A. dari Umar R.A. ia berkata: Telah sampai kepadaku bahwa sebagian istri-istri Nabi bersikap keras kepada Nabi dan menyakiti hati beliau. Maka saya selidiki hal ini. Saya menasihatinya satu persatu dan melarangnya menyakiti hati Nabi SAW., saya berkata: "Jika kalian tetap tidak mau taat maka boleh jadi Allah memberikan kepada Nabi, istri-istri baru yang lebih baik dari kalian. Dan setelah saya menemui Zaenab ia berkata: Wahai Ibnu Khattab! Apakah tidak ada Rasulullah usaha untuk menasihati istri-istrinya? Maka nasihatilah mereka itu sampai mereka itu, tidak diceraikan, maka turunlah ayat ini.

kenapa sebagian istri2 nabi bersikap keras kepada nabi ?
mungkin saja karena ke-tidak-adilan atw hal2 lain makanya mereka memberontak.
mungkin gara2 maria koptik yang melahirkan putra nabi ?

samiaji wrote:

striker wrote:

Mungkin saya bisa bantu copaskan dikit, apakah tafsir ayat ini yg dimaksud (tdk bisa dilihat)?

Tafsir Surah At Tahriim 1
يَا أَيُّهَا النَّبِيُّ لِمَ تُحَرِّمُ مَا أَحَلَّ اللَّهُ لَكَ تَبْتَغِي مَرْضَاةَ أَزْوَاجِكَ وَاللَّهُ غَفُورٌ رَحِيمٌ (1)
Pada ayat ini Allah SWT menegur Nabi SAW. karena dia bersumpah tidak akan meminum lagi madu, padahal madu itu adalah minuman halal. Sebabnya hanyalah karena menghendaki kesenangan hati istri-istrinya.
Diriwayatkan oleh Bukhari dan Muslim dari `Aisyah. Ia berkata: "Rasulullah SAW. itu suka yang manis-manis dan senang madu. Di kala ia kembali pada waktu Asar, ia pergi ke rumah istrinya. Waktu itu ia tinggal pada Zainab binti Jahasy dan minum madu di sana. Maka bersepakatlah `Aisyah dengan Hafsah bahwa siapa saja di antara mereka berdua didatangi Nabi SAW. hendaklah ia berkata kepadanya: Saya mencium dari engkau ya Rasulullah bau magafis (yaitu buah karet yang rasanya manis tetapi baunya busuk). Apakah engkau memakan magafis? "Nabi menjawab: "Tidak, tetapi saya hanya meminum madu di rumah Zaenab binti Jahasy. Kalau begitu, saya tidak akan mengulangi lagi dan saya telah bersumpah. Hal ini, ditegaskan di muka Hafsah karena kebetulan Hafsahlah yang didatangi. Maka Hafsah memberitahukan kepada Aisyah kejadian itu. Padahal Nabi SAW. Sangat merahasiakannya.
Ayat ini ditutup dengan satu ketegasan bahwa Allah SWT, Maha Pengampun atas dosa hamba-Nya yang bertobat, dan Dia telah mengampuni kesalahan Nabi SAW. yang telah bersumpah tidak mau lagi meminum madu. Padahal madu itu adalah minuman yang halal.

Terima kasih atas keterangannya..
Kalau boleh tau, apa maksud "sangat merahasiakannya" di atas. Apanya yang tidak ingin diketahui orang lain?

Salam

Rasul memerintahkan istrinya hafsah tuk tidak bercerita kepada istri yg lain yaitu Aisyah tentang sumpah minum madu tersebut (itulah yg dimaksud merahasiakannya), tapi hafsah tdk menuruti perintah Rasul tsb, dan tetap bercerita kepada Aisyah :)

mungkin seperti itu maknanya mas bro :)

T2Y wrote:

Quote :

Diriwayatkan dari Anas R.A. dari Umar R.A. ia berkata: Telah sampai kepadaku bahwa sebagian istri-istri Nabi bersikap keras kepada Nabi dan menyakiti hati beliau. Maka saya selidiki hal ini. Saya menasihatinya satu persatu dan melarangnya menyakiti hati Nabi SAW., saya berkata: "Jika kalian tetap tidak mau taat maka boleh jadi Allah memberikan kepada Nabi, istri-istri baru yang lebih baik dari kalian. Dan setelah saya menemui Zaenab ia berkata: Wahai Ibnu Khattab! Apakah tidak ada Rasulullah usaha untuk menasihati istri-istrinya? Maka nasihatilah mereka itu sampai mereka itu, tidak diceraikan, maka turunlah ayat ini.

kenapa sebagian istri2 nabi bersikap keras kepada nabi ?
mungkin saja karena ke-tidak-adilan atw hal2 lain makanya mereka memberontak.
mungkin gara2 maria koptik yang melahirkan putra nabi ?

kalau bicara masalah 'MUNGKIN' maka akan banyak sekali KEMUNGKINAN berdasar apa yg ada dipikiran kita masing2 mas tong :)

striker wrote:

kalau bicara masalah 'MUNGKIN' maka akan banyak sekali KEMUNGKINAN berdasar apa yg ada dipikiran kita masing2 mas tong :)

tapi mungkin yang saya maksud itu dasarnya dari hadist juga.
atw hadistnya yang palsu barangkali.
atw gimana kalau anda dan rekan2 muslim lainnya bertindak melakukan sortir mana hadist yang palsu dan yang sahih (seperti yang pernah dilakukan usman dulu terhadap mushaf2 Al Quran dulu) ?
supaya kelak anak cucu anda tidak keserimpet sama hadist2 yang tidak sesuai sama apa yang anda pikirkan ?
saya rasa pahalanya sangat besar loh, tong...

T2Y wrote:

striker wrote:

kalau bicara masalah 'MUNGKIN' maka akan banyak sekali KEMUNGKINAN berdasar apa yg ada dipikiran kita masing2 mas tong :)

tapi mungkin yang saya maksud itu dasarnya dari hadist juga.
atw hadistnya yang palsu barangkali.
atw gimana kalau anda dan rekan2 muslim lainnya bertindak melakukan sortir mana hadist yang palsu dan yang sahih (seperti yang pernah dilakukan usman dulu terhadap mushaf2 Al Quran dulu) ?
supaya kelak anak cucu anda tidak keserimpet sama hadist2 yang tidak sesuai sama apa yang anda pikirkan ?
saya rasa pahalanya sangat besar loh, tong...

MONNGO SILAHKAN MAS TONG POSTINGKAN DASAR HADIST YG MAS TONG PUNYA, kalau kemungkinan Nabi TIDAK ADIL kepada istri2 beliau.
Dan juga hadist tentang Maria Koptik seperti kemungkinan mas tong yg ke-2, biar saudara2 muslim disini khususnya mas bro silancah menilai kesahihan hadist tsb.
MONGGO SAYA TUNGGU HADISTNYA..

striker wrote:

samiaji wrote:

Terima kasih atas keterangannya..
Kalau boleh tau, apa maksud "sangat merahasiakannya" di atas. Apanya yang tidak ingin diketahui orang lain?

Rasul memerintahkan istrinya hafsah tuk tidak bercerita kepada istri yg lain yaitu Aisyah tentang sumpah minum madu tersebut (itulah yg dimaksud merahasiakannya), tapi hafsah tdk menuruti perintah Rasul tsb, dan tetap bercerita kepada Aisyah :)

mungkin seperti itu maknanya mas bro :)

Saya masih belum kepikiran mas, apanya dari sumpah tersebut yang sampai harus dirahasiakan ?
Maksudnya, mengapa tidak ingin ada orang lain tahu, bahwa nabi telah bersumpah untuk tidak meminum madu ?
Apakah berkaitan dengan kebudayaan setempat di waktu itu ?


Maaf untuk semuanya, saya merasa agak terganggu dengan istilah "tong".. kalau bisa saya mohon dengan panggilan mas atau kang atau oom aja ya... <peace>

Salam

@samiaji

Thanks atas permohonan anda bro, saya setuju, dan tampaknya memang kadar sopan santun mas striker perlu diperbaiki, beliau selalu bermain main dengan panggilan orang, entah itu mas, bro, kang, atau apapun. Saya terus terang jadi bertanya tanya, apakah ybs diajarkan sopan santun dalam keluarganya? Mudah mudahan mas striker bisa memperbaiki diri.

Thanks