Halal dan Haram

kalau belalang saya berani makan. :)

Saya membayangkan kaki kecoak yang berduri, merayap rayap di comberan, di tempat kotoran, sementara makanan kecoak juga kotoran. Sehingga baunya sungguh menyengat, badannya berisi kotoran yang hitam membusuk.

Aduh ngga bisa bayangin binatang sekotor dan sejorok itu bisa masuk mulut dan tecerna di tenggorokan. Karena baunya pasti akan langsung terhirup, membuat perut mual dan mendorong semua yang udah dalam lambung naik ke atas.

Heeeeeeeeek

wkwkwkwkwk...
udah... udah...
ntar ditegor lagi sama TS nya loh...

Silancah wrote:

Saya rasa di kedua agama tidak ada sejarahnya Iblis diciptakan oleh Sang Khalik.

Yang ada adalah :
1. Islam: Sang Khalik menciptakan jin dari api lalu salah satu jin membangkang sehingga disebut sebagai iblis krn sifatnya itu
2. Kristen: Sang Khalik menciptakan malaikat lalu salah satu di antaranya, Lucifer, memberontak dan menjadi jahat sehingga menjadi Iblis
CMIIW ...

Pertanyaan yang mungkin pantas diajukan oleh kita semua sehubungan dengan diskusi di atas (masalah kenapa ada makanan yang diciptakan haram atau tidak thayyib) ... kenapa Sang Khalik mengijinkan Iblis untuk menggoda manusia?

saya rasa utk yg ini saya memiliki pendangan yg berbeda mas, semoga perbedaan yg ada bisa tuk tambahan wacana saja :)

Kalau demikian adanya iblis hanyalah sebutan bagi jin yg membangkang, jin yg membangkang disebut iblis, kalau manusia yg membangkang kepada Allah disebut kafir, jadi apakah kafir itu bukan ciptaan Allah?

semua yg ada di dunia ini pastilah ciptaan Allah, yg buruk maupun yg baik, sifat baik maupun sifat buruk.

mengapa Allah menciptakan sifat buruk dlm manusia, saya rasa itu guna menguji manusia, apakah dia bisa menguasai/mengendalikan sifat buruk yg ada ataukah sifat buruk yg akan menguasai dirinya.

Kalau Allah hanya menciptakan sifat baik saja, utk apa juga Allah menciptakan neraka? iya to?

demikian pendapat saya mas silancah.

bruce wrote:

Quote :

1. Islam: Sang Khalik menciptakan jin dari api lalu salah satu jin membangkang sehingga disebut sebagai iblis krn sifatnya itu
2. Kristen: Sang Khalik menciptakan malaikat lalu salah satu di antaranya, Lucifer, memberontak dan menjadi jahat sehingga menjadi Iblis

Nah, setahu saya juga sepeti itu kang, mungkin mas striker punya pendapat yang lain lagi/berbeda dengan pengetahuan saya atau anda.

Quote :

Pertanyaan yang mungkin pantas diajukan oleh kita semua sehubungan dengan diskusi di atas (masalah kenapa ada makanan yang diciptakan haram atau tidak thayyib) ... kenapa Sang Khalik mengijinkan Iblis untuk menggoda manusia?

Sebenarnya yang saya kemudian ingin tahu adalah mengapa Allah menciptakan mahluk yang dianggapNya menjijikan (sesuai dari jawaban mas striker), karena setahu saya yang bisa menganggap jijik adalah manusia, sedangkan bagi Tuhan, semua ciptaanNya seharusnya sempurna (tidak ada yang menjijikan, tidak ada yang buruk/jelek). Mungkin saya salah mengerti, jadi mohon pencerahannya, thanks.

utk yg satu ini, mungkin mas silancah bisa menjelaskan mengapa Allah mengharamkan babi? apakah dasar pengaharaman buta binatang tersebut? bukankah semua ciptaan Allah itu seharusnya sempurna (tdk ada yg menjijikan, tidak ada yg buruk/jelek).

Quote :

saya rasa utk yg ini saya memiliki pendangan yg berbeda mas, semoga perbedaan yg ada bisa tuk tambahan wacana saja

Kalau demikian adanya iblis hanyalah sebutan bagi jin yg membangkang, jin yg membangkang disebut iblis, kalau manusia yg membangkang kepada Allah disebut kafir, jadi apakah kafir itu bukan ciptaan Allah?

semua yg ada di dunia ini pastilah ciptaan Allah, yg buruk maupun yg baik, sifat baik maupun sifat buruk.

mengapa Allah menciptakan sifat buruk dlm manusia, saya rasa itu guna menguji manusia, apakah dia bisa menguasai/mengendalikan sifat buruk yg ada ataukah sifat buruk yg akan menguasai dirinya.

Kalau Allah hanya menciptakan sifat baik saja, utk apa juga Allah menciptakan neraka? iya to?

Ok mas, ini termasuk bidang yang saya suka, dan kita bisa berdiskusi tanpa embel embel agama, karena Ketuhanan adalah universal.

Tuhan hanya menciptakan yang baik.
Segala kejahatan bukanlah dari Tuhan.

Sifat buruk manusia bukanlah ciptaan Tuhan, karena manusia pada dasarnya diciptakan baik.

Tuhan hanya menciptakan Malaikat (Kristen)/Malaikat dan Jin (Islam).

Tuhan dengan kasihNya menganugrahkan kehendak bebas kepada manusia untuk menentukan jalan mana yang akan dipilihnya, jalan yang ditunjukanNya ataupun jalan yang dilarangNya.

Jadi, iblis (Kristen dan Islam), manusia kafir (Islam), manusia yang menolak jalan keselamatan (Kristen), awalnya diciptakan baik.

Begitupun neraka tidak diciptakan Allah (Kristen sajakah?), untuk apa Allah menciptakan tempat yang dibenciNya? Tetapi neraka adalah tempat/kondisi dimana tidak terdapat kasih Tuhan.

Silancah wrote:

bruce wrote:

Nah, setahu saya juga sepeti itu kang, mungkin mas striker punya pendapat yang lain lagi/berbeda dengan pengetahuan saya atau anda.

Mungkin juga ....

bruce wrote:

Sebenarnya yang saya kemudian ingin tahu adalah mengapa Allah menciptakan mahluk yang dianggapNya menjijikan (sesuai dari jawaban mas striker), karena setahu saya yang bisa menganggap jijik adalah manusia, sedangkan bagi Tuhan, semua ciptaanNya seharusnya sempurna (tidak ada yang menjijikan, tidak ada yang buruk/jelek). Mungkin saya salah mengerti, jadi mohon pencerahannya, thanks.

Kalau saya lihat masalah jijik atau tidak ... itu tergantung pada persepsi dan perasaan seseorang/manusia.
Apa yang dianggap kita jijik belum tentu dirasakan jijik oleh orang di Afrika sana
Begitu pula dengan najis ... itu dilihat dari sisi/sudut pandang manusia.

Bukan dari sisi/sudut pandang Sang Khalik.

Wallahu a'lam ...

Mas silancah, bisa disyaring sedikit, apakah dasar Allah mengharamkan babi? mengapa Allah mengharamkan babi?

terima kasih atas penjelasannya :)

Quote :

utk yg satu ini, mungkin mas silancah bisa menjelaskan mengapa Allah mengharamkan babi? apakah dasar pengaharaman buta binatang tersebut? bukankah semua ciptaan Allah itu seharusnya sempurna (tdk ada yg menjijikan, tidak ada yg buruk/jelek).

Mendahului kang lancah, mungkin boleh kalau ditambahkan bahwa kang lancah juga menekankan masalah Thoyib. Jadi, mungkin (ini pendapat saya) kalau makanan yang ada tetapi tidak ada nilai kebaikannya sama sekali, maka janganlah dimakan, maka ya diharamkan saja. Ini pemikiran saya dengan meminjam cara pikir Muslim mas.

Atau bisa juga anda pakai alasan lain, misalkan ujian, apakah umat Islam yang dilarang makan daging babi, patuh atau tidak. Ini sehubungan dengan fakta di lapangan bahwa selain Muslim (dan Yahudi), babi adalah termasuk daging yang sangat digemari karena enak.

Salam

bruce wrote:

Quote :

saya rasa utk yg ini saya memiliki pendangan yg berbeda mas, semoga perbedaan yg ada bisa tuk tambahan wacana saja

Kalau demikian adanya iblis hanyalah sebutan bagi jin yg membangkang, jin yg membangkang disebut iblis, kalau manusia yg membangkang kepada Allah disebut kafir, jadi apakah kafir itu bukan ciptaan Allah?

semua yg ada di dunia ini pastilah ciptaan Allah, yg buruk maupun yg baik, sifat baik maupun sifat buruk.

mengapa Allah menciptakan sifat buruk dlm manusia, saya rasa itu guna menguji manusia, apakah dia bisa menguasai/mengendalikan sifat buruk yg ada ataukah sifat buruk yg akan menguasai dirinya.

Kalau Allah hanya menciptakan sifat baik saja, utk apa juga Allah menciptakan neraka? iya to?

Ok mas, ini termasuk bidang yang saya suka, dan kita bisa berdiskusi tanpa embel embel agama, karena Ketuhanan adalah universal.

Tuhan hanya menciptakan yang baik.
Segala kejahatan bukanlah dari Tuhan.

Sifat buruk manusia bukanlah ciptaan Tuhan, karena manusia pada dasarnya diciptakan baik.

Tuhan hanya menciptakan Malaikat (Kristen)/Malaikat dan Jin (Islam).

Tuhan dengan kasihNya menganugrahkan kehendak bebas kepada manusia untuk menentukan jalan mana yang akan dipilihnya, jalan yang ditunjukanNya ataupun jalan yang dilarangNya.

Jadi, iblis (Kristen dan Islam), manusia kafir (Islam), manusia yang menolak jalan keselamatan (Kristen), awalnya diciptakan baik.

Begitupun neraka tidak diciptakan Allah (Kristen sajakah?), untuk apa Allah menciptakan tempat yang dibenciNya? Tetapi neraka adalah tempat/kondisi dimana tidak terdapat kasih Tuhan.

mas bruce memberikan pandangannya, dan saya dengan pandangan saya, tanpa maksud menyalahkan pandangan masing2, itulah diskusi yg saya suka mas :)

Dlm Islam, manusia diciptakan sempurna dengan nafsu yg ada di dlm diri manusia, itulah yg membedakan manusia dengan malaikat.
Dlm Islam, malaikat itu diciptkan tanpa nafsu, sehingga tdk ada kemungkinan malaikat itu akn mendurhakai Allah.
sebenarnya Jin itu diciptakan lebih sempurna dari malaikat, karena Jin masih diberikan nafsu, dan dengan nafsu tersebutlah timbul sifat sombong dari diri jin yg kemudian menjadi/disebut iblis.

jadi pada dasarnya nafsu itu adalah ciptaan Allah, benar kata mas bruce, tinggal manusia menentukan bagaimana dia mengendalikan nafsunya tersebut, apakah akan menjadi baik ataukah mejadi buruk.

mengenai neraka, dlm Islam, neraka adalah ciptaan Allah juga, karena semua yg ada di dunia ini sepeprti yg saya katakan adalah ciptaan Allah.
kalau dlm kristen neraka bukan ciptaan Allah lalu siapakah yg menciptakannya? apakah neraka ada dengan sendirinya? ataukah iblis yg menciptakan neraka? karena saya sering mendengar cerita dlm kristen bahwa iblislah nanti yg menjadi raja di neraka, sampai2 iblis memiliki singgasananya di neraka nanti, benarkah demikian?

bruce wrote:

Quote :

utk yg satu ini, mungkin mas silancah bisa menjelaskan mengapa Allah mengharamkan babi? apakah dasar pengaharaman buta binatang tersebut? bukankah semua ciptaan Allah itu seharusnya sempurna (tdk ada yg menjijikan, tidak ada yg buruk/jelek).

Mendahului kang lancah, mungkin boleh kalau ditambahkan bahwa kang lancah juga menekankan masalah Thoyib. Jadi, mungkin (ini pendapat saya) kalau makanan yang ada tetapi tidak ada nilai kebaikannya sama sekali, maka janganlah dimakan, maka ya diharamkan saja. Ini pemikiran saya dengan meminjam cara pikir Muslim mas.

Atau bisa juga anda pakai alasan lain, misalkan ujian, apakah umat Islam yang dilarang makan daging babi, patuh atau tidak. Ini sehubungan dengan fakta di lapangan bahwa selain Muslim (dan Yahudi), babi adalah termasuk daging yang sangat digemari karena enak.

Salam

Dlm Islam adap perkara yg kelas2 haram, halal dan diantaranya ada perkara lain yg disebut syubhat, jadi utk yg terakhir ini, mungkin bisa diambil dengan dalil thoyib, atau tdk thoyib seperti yg dimaksud mas silancah.

Dari Abu Abdillah An-Nu’man bin Basyir ra berkata, saya telah mendengar Rasulullah saw bersabda: “Sesungguhnya yang halal itu telah jelas dan yang haram pun telah jelas. Sedangkan diantara keduanya terdapat perkara yang samar-samar (syubhat) yang kebanyakan manusia tidak mengetahui (hukum)-nya. Barang siapa menghindari yang samar-samar, maka ia telah membersihkan agama dan kehormatannya. Barang siapa yang jatuh kedalam yang samar-samar, maka ia telah jatuh kedalam perkara yang haram. Seperti seorang penggembala yang berada di dekat pagar (milik orang lain); dikhawatirkan ia akan masuk kedalamnya.

kalau sesuatu sdh ada hukum haram dan halalnya, maka tidak perduli apakah makanan itu thoyib buat seseorang dan tidak thoyib buat orang lain, maka hukumnya akan tetap jelas.

Ketahuilah bahwa setiap raja memiliki pagar (aturan). Ketahuilah, bahwa pagar Allah adalah larangan-larangan-Nya. Ketahuilah, bahwa di dalam jasad manusia terdapat segumpal daging. Jika ia baik, maka baik pula seluruh jasadnya, dan jika ia rusak, maka rusak pula seluruh jasadnya. Ketahuilah, bahwa segumpal daging itu adalah hati”. (HR. Bukhari dan Muslim)

Quote :

mengenai neraka, dlm Islam, neraka adalah ciptaan Allah juga, karena semua yg ada di dunia ini sepeprti yg saya katakan adalah ciptaan Allah.
kalau dlm kristen neraka bukan ciptaan Allah lalu siapakah yg menciptakannya? apakah neraka ada dengan sendirinya? ataukah iblis yg menciptakan neraka? karena saya sering mendengar cerita dlm kristen bahwa iblislah nanti yg menjadi raja di neraka, sampai2 iblis memiliki singgasananya di neraka nanti, benarkah demikian?

Tentu sebagai Yang Mahakuasa dan Mahapencipta, segala sesuatu adalah ciptaan Allah, tetapi apakah Allah yang Mahasempurna dan Mahabaik juga menciptakan neraka yang sangat tidak sempurna dan sangat kejam? Kita tidak bisa menjawab dengan pasti mas, karena belum seorangpun yang pernah ke sana dan melaporkannya untuk kita, kita hanya bisa mengira ngira seperti apa neraka itu.

Tetapi, dengan menggunakan dalil yang sama seperti pada manusia yang menjadi jahat atas kehendaknya sendiri, maka neraka yang sebenarnya juga adalah tempat yang nyaman, dengan kehendak jahat dari si Iblis dan manusia jahat penghuninya, dapat berubah menjadi tempat yang penuh dengan penderitaan. Mungkin analoginya seperti tempat pelacuran yang adalah juga kampung biasa, tetapi dengan keberadaan preman dan para pelacur serta maksiat, menjadi tempat yang dijauhi oleh kebanyakan manusia baik baik, Dan tentu saja di tempat pelacuran itu, yang berlaku adalah hukum preman, dimana kejahatan berkuasa.

Quote :

kalau sesuatu sdh ada hukum haram dan halalnya, maka tidak perduli apakah makanan itu thoyib buat seseorang dan tidak thoyib buat orang lain, maka hukumnya akan tetap jelas.

Ketahuilah bahwa setiap raja memiliki pagar (aturan). Ketahuilah, bahwa pagar Allah adalah larangan-larangan-Nya. Ketahuilah, bahwa di dalam jasad manusia terdapat segumpal daging. Jika ia baik, maka baik pula seluruh jasadnya, dan jika ia rusak, maka rusak pula seluruh jasadnya. Ketahuilah, bahwa segumpal daging itu adalah hati”. (HR. Bukhari dan Muslim)

Nah, kalau dengan posting anda di atas, maka sepertinya jawaban saya yang ini :

Quote :

Atau bisa juga anda pakai alasan lain, misalkan ujian, apakah umat Islam yang dilarang makan daging babi, patuh atau tidak. Ini sehubungan dengan fakta di lapangan bahwa selain Muslim (dan Yahudi), babi adalah termasuk daging yang sangat digemari karena enak.

sepertinya bisa dipakai, dimana daging babi menjadi batu ujian oleh Allah (Islam) dalam menguji umatnya, apakah patuh ataupun ingkar.

bruce wrote:

Quote :

mengenai neraka, dlm Islam, neraka adalah ciptaan Allah juga, karena semua yg ada di dunia ini sepeprti yg saya katakan adalah ciptaan Allah.
kalau dlm kristen neraka bukan ciptaan Allah lalu siapakah yg menciptakannya? apakah neraka ada dengan sendirinya? ataukah iblis yg menciptakan neraka? karena saya sering mendengar cerita dlm kristen bahwa iblislah nanti yg menjadi raja di neraka, sampai2 iblis memiliki singgasananya di neraka nanti, benarkah demikian?

Tentu sebagai Yang Mahakuasa dan Mahapencipta, segala sesuatu adalah ciptaan Allah, tetapi apakah Allah yang Mahasempurna dan Mahabaik juga menciptakan neraka yang sangat tidak sempurna dan sangat kejam? Kita tidak bisa menjawab dengan pasti mas, karena belum seorangpun yang pernah ke sana dan melaporkannya untuk kita, kita hanya bisa mengira ngira seperti apa neraka itu.

Tetapi, dengan menggunakan dalil yang sama seperti pada manusia yang menjadi jahat atas kehendaknya sendiri, maka neraka yang sebenarnya juga adalah tempat yang nyaman, dengan kehendak jahat dari si Iblis dan manusia jahat penghuninya, dapat berubah menjadi tempat yang penuh dengan penderitaan. Mungkin analoginya seperti tempat pelacuran yang adalah juga kampung biasa, tetapi dengan keberadaan preman dan para pelacur serta maksiat, menjadi tempat yang dijauhi oleh kebanyakan manusia baik baik, Dan tentu saja di tempat pelacuran itu, yang berlaku adalah hukum preman, dimana kejahatan berkuasa.

Quote :

kalau sesuatu sdh ada hukum haram dan halalnya, maka tidak perduli apakah makanan itu thoyib buat seseorang dan tidak thoyib buat orang lain, maka hukumnya akan tetap jelas.

Ketahuilah bahwa setiap raja memiliki pagar (aturan). Ketahuilah, bahwa pagar Allah adalah larangan-larangan-Nya. Ketahuilah, bahwa di dalam jasad manusia terdapat segumpal daging. Jika ia baik, maka baik pula seluruh jasadnya, dan jika ia rusak, maka rusak pula seluruh jasadnya. Ketahuilah, bahwa segumpal daging itu adalah hati”. (HR. Bukhari dan Muslim)

Nah, kalau dengan posting anda di atas, maka sepertinya jawaban saya yang ini :

Quote :

Atau bisa juga anda pakai alasan lain, misalkan ujian, apakah umat Islam yang dilarang makan daging babi, patuh atau tidak. Ini sehubungan dengan fakta di lapangan bahwa selain Muslim (dan Yahudi), babi adalah termasuk daging yang sangat digemari karena enak.

sepertinya bisa dipakai, dimana daging babi menjadi batu ujian oleh Allah (Islam) dalam menguji umatnya, apakah patuh ataupun ingkar.

mungkin itulah perbedaan yg diajarkan dlm Islam dan kristen mas.
dlm islam jelas bahwa surga dan neraka adalah hak benar adanya sebagai ciptaan Allah:

“Dan bersegeralah kamu kepada ampunan dari Tuhanmu dan kepada surga yang luasnya seluas langit dan bumi yang telah disediakan untuk orang-orang yang bertakwa” (QS. Ali Imran:133)

“Dan peliharalah dirimu dari api neraka, yang telah disediakan untuk orang-orang yang kafir” (QS. Ali Imran:131)

“Sesungguhnya orang-orang yang banyak berbakti benar-benar berada dalam syurga yang penuh keni’matan. dan sesungguhnya orang-orang yang durhaka benar-benar berada dalam neraka” (Al Infithaar:13-14)

“Dan sesungguhnya Kami jadikan untuk (isi neraka Jahannam) kebanyakan dari jin dan manusia … ”(QS. Al A’raf: 179)

seperti halnya pemerintah ataupun Raja yg mengharapkan semua rakyatnya menjadi baik semua, tapi karena mengetahui bahwa sebagian rakyatnya ada yg jahat, maka dibangunlah penjara tuk menghukum mereka.

Apakah dlm alkitab tdk dijelaskan tentang neraka, atau gambaran tentang neraka mas?

# mengenai babi, selain sebagai batu ujian keimanan, saya rasa pasti ada alasan mendasar mengapa Allah mengharamkan binatang tersebut.
mungkin mas silancah lebih tahu akan hal ini.

Quote :

Apakah dlm alkitab tdk dijelaskan tentang neraka, atau gambaran tentang neraka mas?

Mungkin ada dikisahkan mas, tetapi terus terang saya termasuk yang 'tidak mau' ngurusin mengenai Surga dan Neraka, bagaimana bentuknya, dimana, dan seperti apa. Mengapa? Apa saya tidak percaya? Saya tentu saja percaya, tetapi saya percaya bahwa surga dan neraka tidak seperti yang digambarkan oleh segala kitab-suci itu. Karena Kitab suci menggunakan bahasa manusia, dengan pola pikir manusia, maka apa yang berada di atas kemampuan manusia tidak akan mungkin digambarkan dengan bahasa manusia yang terbatas.

Jadi kalau anda ingat di LT lama, saya termasuk yang 'menyerang' orang orang yang percaya secara literal tentang surga dan neraka itu, ngga peduli berdasarkan agama apa, he he he.

Anda pasti tidak akan bisa menjawab lebih banyak, kalau saya tanya tentang surga dan neraka itu kan? He he he

bruce wrote:

Quote :

Apakah dlm alkitab tdk dijelaskan tentang neraka, atau gambaran tentang neraka mas?

Mungkin ada dikisahkan mas, tetapi terus terang saya termasuk yang 'tidak mau' ngurusin mengenai Surga dan Neraka, bagaimana bentuknya, dimana, dan seperti apa. Mengapa? Apa saya tidak percaya? Saya tentu saja percaya, tetapi saya percaya bahwa surga dan neraka tidak seperti yang digambarkan oleh segala kitab-suci itu. Karena Kitab suci menggunakan bahasa manusia, dengan pola pikir manusia, maka apa yang berada di atas kemampuan manusia tidak akan mungkin digambarkan dengan bahasa manusia yang terbatas.

Jadi kalau anda ingat di LT lama, saya termasuk yang 'menyerang' orang orang yang percaya secara literal tentang surga dan neraka itu, ngga peduli berdasarkan agama apa, he he he.

Anda pasti tidak akan bisa menjawab lebih banyak, kalau saya tanya tentang surga dan neraka itu kan? He he he

tentu saja saya akan menjawab sebisa saya berdasarkan Al Qur'an kitab suci saya.

karena menurut saya gambaran dlm kitab suci adalah Firman Allah, dan tentu saja Allah pastilah maha mengetahui keterbatsan manusia, dan tdk akan mempersulit manusia dlm memahaminya :)

Quote :

tentu saja saya akan menjawab sebisa saya berdasarkan Al Qur'an kitab suci saya.

karena menurut saya gambaran dlm kitab suci adalah Firman Allah, dan tentu saja Allah pastilah maha mengetahui keterbatsan manusia, dan tdk akan mempersulit manusia dlm memahaminya

Itu yang selalu dipercaya oleh orang yang menganggap apa yang tertulis di kitab suci bisa diartikan sepenuhnya secara literal.

Memang, Tuhan memberi wahyu kepada manusia, tetapi keterbatasan manusia dalam menerima wahyu itulah yang membuat manusia tidak sanggup menangkap sepenuhnya apa yang diwahyukan.

Analoginya adalah seorang Professor, sebutlah Stephen Hawking, yang harus menjelaskan kepada kita bagaimana menentukan keberadaan sebuah bintang di tatasurya tanpa melihatnya. Dan baru kemudian, setelah belasan tahun, barulah kita bisa membuktikan kebenaran teorinya itu dengan melihat bintang itu melalui teleskop.

Atau katakanlah anda harus menjelaskan kepada anak anda yang baru berusia 4 tahun, ketika si kecil bertanya bagaimana dan darimana si anak itu ada dan lahir. Apakah anda akan menceritakan tentang teori bersatunya dua sel dan segala teori pembelahan sel, atau anda sampaikan bahwa Allah yang meletakannya dalam rahim ibunya untuk kemudian dilahirkan di rumah bersalin?

:)

striker wrote:

saya rasa utk yg ini saya memiliki pendangan yg berbeda mas, semoga perbedaan yg ada bisa tuk tambahan wacana saja :)

Silahkan berbeda mas .. saya senang kalau kita bisa saling menggali ilmu dan pemahaman yang insya Allah akan mendatangtkan manfaat kepada kita bersama.

striker wrote:

Kalau demikian adanya iblis hanyalah sebutan bagi jin yg membangkang, jin yg membangkang disebut iblis, kalau manusia yg membangkang kepada Allah disebut kafir, jadi apakah kafir itu bukan ciptaan Allah?

Iblis sebagaimana syaithon itu merupakan sifat (iblis:membangkang, syaithon:menyesatkan) bisa ditujukan kepada jin ataupun manusia.
Hanya memang seiring berjalannya waktu, Iblis ini menjadi julukan kepada sosok jin yang membangkan perintah Allah al Wahid untuk bersujud kepada Nabi Adam as.

Itu pemahaman yang saya miliki

striker wrote:

semua yg ada di dunia ini pastilah ciptaan Allah, yg buruk maupun yg baik, sifat baik maupun sifat buruk.

mengapa Allah menciptakan sifat buruk dlm manusia, saya rasa itu guna menguji manusia, apakah dia bisa menguasai/mengendalikan sifat buruk yg ada ataukah sifat buruk yg akan menguasai dirinya.

Kalau Allah hanya menciptakan sifat baik saja, utk apa juga Allah menciptakan neraka? iya to?

demikian pendapat saya mas silancah.

Kalau saya pahami memang manusia diciptakan dengan nafsu ... berbeda dengan iblis.

striker wrote:

utk yg satu ini, mungkin mas silancah bisa menjelaskan mengapa Allah mengharamkan babi? apakah dasar pengaharaman buta binatang tersebut? bukankah semua ciptaan Allah itu seharusnya sempurna (tdk ada yg menjijikan, tidak ada yg buruk/jelek).

Jawabannya sama dengan Bang Bruce.
Untuk tepatnya saya sajikan ayat ini yang saya yakini menjelaskan pengharaman babi oleh Allah al Hayy -> QS Al Ankaabut 29:2 "Apakah manusia itu mengira bahwa mereka dibiarkan (saja) mengatakan: "Kami telah beriman", sedang mereka tidak diuji lagi?"

Silancah wrote:

striker wrote:

utk yg satu ini, mungkin mas silancah bisa menjelaskan mengapa Allah mengharamkan babi? apakah dasar pengaharaman buta binatang tersebut? bukankah semua ciptaan Allah itu seharusnya sempurna (tdk ada yg menjijikan, tidak ada yg buruk/jelek).

Jawabannya sama dengan Bang Bruce.
Untuk tepatnya saya sajikan ayat ini yang saya yakini menjelaskan pengharaman babi oleh Allah al Hayy -> QS Al Ankaabut 29:2 "Apakah manusia itu mengira bahwa mereka dibiarkan (saja) mengatakan: "Kami telah beriman", sedang mereka tidak diuji lagi?"

sesuatu yg dijadikan batu ujian oleh Allah kepada manusia tentunya meiliki dasar dan alasan mas, karena tdklah mungkin Allah menjadikan sesuatu sebagai batu ujian hanya asal2an saja, bukan begitu mas? :)

Quote :

sesuatu yg dijadikan batu ujian oleh Allah kepada manusia tentunya meiliki dasar dan alasan mas, karena tdklah mungkin Allah menjadikan sesuatu sebagai batu ujian hanya asal2an saja, bukan begitu mas?

Mas, saya coba menggunakan nalar dan kacamata Muslim nih ya.

Ujian kepatuhan, seharusnya adalah sesuatu yang cukup menggoda, bukan sesuatu yang mudah dihindari. Jika ujian sangat mudah diatasi, tentulah itu bukan ujian.

Dalam hal daging babi, bisa dikatakan bahwa babi adalah daging yang sangat digemari oleh seluruh manusia (kecuali Islam dan Yahudi). Dagingnya berlemak dan gurih dan empuk.

Dan, babi sebagai batu ujian kepatuhan, menurut saya sangat tepat, lain jika yang dijadikan batu ujian adalah daging cacing atau daging gajah. Karena sesuatu yang menjijikan dan tidak enak, tentulah bukan ujian, karena tanpa dilarangpun orang sudah tidak mau menyentuhnya.

Itu jawaban yang berdasarkan logika Muslim yang saya pergunakan, mas. Kalau anda tanya lebih lanjut tentang nalar umum, maka mungkin bisa anda tanyakan kepada orang Yahudi, mengapa mereka melarang makan babi, karena itulah kebiasaan Yahudi yang dilanjutkan oleh kaum Muslim.

:)

bruce wrote:

Quote :

sesuatu yg dijadikan batu ujian oleh Allah kepada manusia tentunya meiliki dasar dan alasan mas, karena tdklah mungkin Allah menjadikan sesuatu sebagai batu ujian hanya asal2an saja, bukan begitu mas?

Mas, saya coba menggunakan nalar dan kacamata Muslim nih ya.

Ujian kepatuhan, seharusnya adalah sesuatu yang cukup menggoda, bukan sesuatu yang mudah dihindari. Jika ujian sangat mudah diatasi, tentulah itu bukan ujian.

Dalam hal daging babi, bisa dikatakan bahwa babi adalah daging yang sangat digemari oleh seluruh manusia (kecuali Islam dan Yahudi). Dagingnya berlemak dan gurih dan empuk.

Dan, babi sebagai batu ujian kepatuhan, menurut saya sangat tepat, lain jika yang dijadikan batu ujian adalah daging cacing atau daging gajah. Karena sesuatu yang menjijikan dan tidak enak, tentulah bukan ujian, karena tanpa dilarangpun orang sudah tidak mau menyentuhnya.

Itu jawaban yang berdasarkan logika Muslim yang saya pergunakan, mas. Kalau anda tanya lebih lanjut tentang nalar umum, maka mungkin bisa anda tanyakan kepada orang Yahudi, mengapa mereka melarang makan babi, karena itulah kebiasaan Yahudi yang dilanjutkan oleh kaum Muslim.

:)

kalau boleh mengkoreksi mas :)

Islam menghalalkan semua makanan yang halal, suci, baik, dan tidak mengandung mudhorot, demikian pula sebaliknya Islam mengharamkan semua makanan yang haram, najis atau ternajisi, khobits (jelek), dan yang mengandung mudhorot”.

Manhaj ini ditunjukkan dalam beberapa ayat, di antaranya:

يَاأَيُّهَا النَّاسُ كُلُوا مِمَّا فِي الْأَرْضِ حَلَالًا طَيِّبًا

“Hai sekalian manusia, makanlah yang halal lagi baik dari apa yang terdapat di bumi”. (QS. Al-Baqarah: 168)

Dan Allah mensifatkan Nabi Muhammad dalam firman-Nya:

وَيُحِلُّ لَهُمُ الطَّيِّبَاتِ وَيُحَرِّمُ عَلَيْهِمُ الْخَبَائِثَ

“Dan menghalalkan bagi mereka segala yang baik dan mengharamkan bagi mereka segala yang buruk”. (QS. Al-A’raf: 157)

-------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------

Tapi mengenai daging yg enak saya mendapatkan lelucon segar ini mas, (just intermeso):

Suatu hari yang cerah seorang ulama yang baru saja selesai menghadiri dialog antar pemeluk agama bergegas ingin segera pulang,begitu hendak menaiki kendaraannya ia disapa oleh seorang pastor,”Apakah anda selalu membaca bismilah apabila hendak melakukan sesuatu”?
Pak haji menjawab”IYA”. Pak Pastur lalu berkata “Sebenarnya agama anda sangat mulia,anda selalu menghormati Tuhan,Tapi saya heran mengapa anda tidak mau makan daging babi padahal dagingnya sangatlah enak”. Pak haji menjawab “Sebenarnya saya sangat ingin makan daging babi tapi agama saya melarang”. Pak pastur berkata lagi “Sayang daging enak diharamkan”. Mendengar kata terakhir ini pak haji agak emosi lalu bertanya kepada pak Pastur “Pak Pastur mengapa anda tidak menikah” pak Pastur lalu menjawab “Ah Itu larangan agama saya.Sambil bergegas pergi pak haji berkata,
“Sayang sekali pak Pastur DAGING ENAK KOK MALAH DIHARAMKAN”.

hehehe

striker wrote:

kalau boleh mengkoreksi mas :)

Islam menghalalkan semua makanan yang halal, suci, baik, dan tidak mengandung mudhorot, demikian pula sebaliknya Islam mengharamkan semua makanan yang haram, najis atau ternajisi, khobits (jelek), dan yang mengandung mudhorot”.

Manhaj ini ditunjukkan dalam beberapa ayat, di antaranya:

يَاأَيُّهَا النَّاسُ كُلُوا مِمَّا فِي الْأَرْضِ حَلَالًا طَيِّبًا

“Hai sekalian manusia, makanlah yang halal lagi baik dari apa yang terdapat di bumi”. (QS. Al-Baqarah: 168)

Dan Allah mensifatkan Nabi Muhammad dalam firman-Nya:

وَيُحِلُّ لَهُمُ الطَّيِّبَاتِ وَيُحَرِّمُ عَلَيْهِمُ الْخَبَائِثَ

“Dan menghalalkan bagi mereka segala yang baik dan mengharamkan bagi mereka segala yang buruk”. (QS. Al-A’raf: 157)

kalau kencing unta ?
btw, mudharat apa sih yang ada dalam daging babi mas ?

Quote :

Tapi mengenai daging yg enak saya mendapatkan lelucon segar ini mas, (just intermeso):

Suatu hari yang cerah seorang ulama yang baru saja selesai menghadiri dialog antar pemeluk agama bergegas ingin segera pulang,begitu hendak menaiki kendaraannya ia disapa oleh seorang pastor,”Apakah anda selalu membaca bismilah apabila hendak melakukan sesuatu”?
Pak haji menjawab”IYA”. Pak Pastur lalu berkata “Sebenarnya agama anda sangat mulia,anda selalu menghormati Tuhan,Tapi saya heran mengapa anda tidak mau makan daging babi padahal dagingnya sangatlah enak”. Pak haji menjawab “Sebenarnya saya sangat ingin makan daging babi tapi agama saya melarang”. Pak pastur berkata lagi “Sayang daging enak diharamkan”. Mendengar kata terakhir ini pak haji agak emosi lalu bertanya kepada pak Pastur “Pak Pastur mengapa anda tidak menikah” pak Pastur lalu menjawab “Ah Itu larangan agama saya.Sambil bergegas pergi pak haji berkata,
“Sayang sekali pak Pastur DAGING ENAK KOK MALAH DIHARAMKAN”.

hehehe

jadi yang satu fokus ke makanan, yang satu fokusnya ke selangkangan yah ?
xi..xi..xi..xi...
mantap jokesnya...

Quote :

kalau boleh mengkoreksi mas

Islam menghalalkan semua makanan yang halal, suci, baik, dan tidak mengandung mudhorot, demikian pula sebaliknya Islam mengharamkan semua makanan yang haram, najis atau ternajisi, khobits (jelek), dan yang mengandung mudhorot”.

Lha yang dikoreksi apanya mas? Dimana mudhorot nya daging babi?

bruce wrote:

Dimana mudhorot nya daging babi?

cacing pita ?
padahal di daging sapi juga ada cacing pita.

Cacing pita, cholesterol, dan segala macam penyakit, terdapat pada semua jenis makanan yang kita santap, betul itu bro.

Jadi, satu satunya alasan umat Muslim mengharamkan babi, kalau sebagai Muslim ya cuma karena sebagai batu ujian saja, sementara kalau secara nalar, maka kita harus bertanya dari sumber utamanya, yakni umat Yahudi, yang pertama kali mengharamkan daging babi. Karena mau dibantah sekalipun, tetap saja tidak bisa disangkal, bahwa Yahudi adalah awal agama monotheist. Karena semua nabi agama monotheist juga adalah Yahudi, dan hanya satu yang bukan, itupun tidak dianggap nabi oleh dua agama yang lain.

nah, kalau menurut agama yahudi kira2 kenapa ya TUHAN mengharamkan babi ? :?: