Setujukah anda?

samiaji wrote:

Djo wrote:

Silancah wrote:

Akhi striker ...

Pengertian/pemahaman kata "Injil" bagi umat Kristiani dan Muslim memang berbeda.
Sebagaimana halnya pemahaman untuk kata "beriman."

Jadi jika ada rekan Kristiani yang mengucapkan kata "Injil" atau "beriman" ... saya sarankan jangan memahaminya dengan pemahaman kita, akhi.
Ntar gak akan nyambung2 ... hehehe

Saya jadi teringat waktu di SD negeri dulu.

Pada akhir jam pelajaran, guru saya (muslim) memberi pertanyaan umum kepada murid2, yg bisa jawab boleh pulang duluan.

Guru : "Sebutkan nama kitab suci umat kristen...!"
Saya : (Dgn cepat dan spontan langsung tunjuk tangan) "Saya bu, jawabannya Alkitab"
Guru : "Salah !! Kamu bagaimana sih ? masa kitab suci sendiri aja tidak tahu ?" Ayo coba yg lain, siapa yg tahu ?"
Teman saya (muslim) tunjuk tangan : "saya tahu bu, jawabannya Injil !"
Guru : "Ya kamu benar ! Boleh pulang duluan."
Saya : "????"

Ya, memang karena sekolah SD yang serba terbatas, dulu waktu kecil juga saya selalu ikut pelajaran agama (Islam) dan duduk di pojok belakang kelas. Satu-satunya yang beragama non-muslim..
Mungkin baru mulai kelas 3 atau 4, saya mendapat kompensasi untuk keluar kelas sewaktu pelajaran agama Islam :).



Salam Damai

Waktu SD kelas 1, karena Ayah notabene beragama kristen. Jadi ketika pelajaran agama Islam, teman2 yg non muslim (kristen) saya lihat meninggalkan kelas, tak pikir wah enak jadi kristen bisa maen diluar, jadi saya ikut keluar.
Eh ternyata saya dipanggil lagi masuk kelas ama bu guru.. aku jadi malu...

samiaji wrote:

Djo wrote:

Silancah wrote:

Akhi striker ...

Pengertian/pemahaman kata "Injil" bagi umat Kristiani dan Muslim memang berbeda.
Sebagaimana halnya pemahaman untuk kata "beriman."

Jadi jika ada rekan Kristiani yang mengucapkan kata "Injil" atau "beriman" ... saya sarankan jangan memahaminya dengan pemahaman kita, akhi.
Ntar gak akan nyambung2 ... hehehe

Saya jadi teringat waktu di SD negeri dulu.

Pada akhir jam pelajaran, guru saya (muslim) memberi pertanyaan umum kepada murid2, yg bisa jawab boleh pulang duluan.

Guru : "Sebutkan nama kitab suci umat kristen...!"
Saya : (Dgn cepat dan spontan langsung tunjuk tangan) "Saya bu, jawabannya Alkitab"
Guru : "Salah !! Kamu bagaimana sih ? masa kitab suci sendiri aja tidak tahu ?" Ayo coba yg lain, siapa yg tahu ?"
Teman saya (muslim) tunjuk tangan : "saya tahu bu, jawabannya Injil !"
Guru : "Ya kamu benar ! Boleh pulang duluan."
Saya : "????"

Ya, memang karena sekolah SD yang serba terbatas, dulu waktu kecil juga saya selalu ikut pelajaran agama (Islam) dan duduk di pojok belakang kelas. Satu-satunya yang beragama non-muslim..
Mungkin baru mulai kelas 3 atau 4, saya mendapat kompensasi untuk keluar kelas sewaktu pelajaran agama Islam :).



Salam Damai

Ya begitulah bro....,

Rasa-rasanya saya juga masih hafal Surat Al-fatihah

Masa sih Al-Fatiha sampai lupa ?
Setiap mulai belajar dan mau pulang sekolah kan harus membaca doa tersebut...
Kalo yang itu berlangsung sampai kelas 6 SD.. nggak ada kemungkinan kita ke luar ruangan bro.

Good old days, masa sekolah SD, masa kecil yang tanpa beban


Salam Damai

Djo wrote:

samiaji wrote:

Djo wrote:

Silancah wrote:

Akhi striker ...

Pengertian/pemahaman kata "Injil" bagi umat Kristiani dan Muslim memang berbeda.
Sebagaimana halnya pemahaman untuk kata "beriman."

Jadi jika ada rekan Kristiani yang mengucapkan kata "Injil" atau "beriman" ... saya sarankan jangan memahaminya dengan pemahaman kita, akhi.
Ntar gak akan nyambung2 ... hehehe

Saya jadi teringat waktu di SD negeri dulu.

Pada akhir jam pelajaran, guru saya (muslim) memberi pertanyaan umum kepada murid2, yg bisa jawab boleh pulang duluan.

Guru : "Sebutkan nama kitab suci umat kristen...!"
Saya : (Dgn cepat dan spontan langsung tunjuk tangan) "Saya bu, jawabannya Alkitab"
Guru : "Salah !! Kamu bagaimana sih ? masa kitab suci sendiri aja tidak tahu ?" Ayo coba yg lain, siapa yg tahu ?"
Teman saya (muslim) tunjuk tangan : "saya tahu bu, jawabannya Injil !"
Guru : "Ya kamu benar ! Boleh pulang duluan."
Saya : "????"

Ya, memang karena sekolah SD yang serba terbatas, dulu waktu kecil juga saya selalu ikut pelajaran agama (Islam) dan duduk di pojok belakang kelas. Satu-satunya yang beragama non-muslim..
Mungkin baru mulai kelas 3 atau 4, saya mendapat kompensasi untuk keluar kelas sewaktu pelajaran agama Islam :).



Salam Damai

Ya begitulah bro....,

Rasa-rasanya saya juga masih hafal Surat Al-fatihah

Memang ayat2 dlm Al Qur'an (khususnya Al Fatihah) akan selalu melekat dlm hati dan fikiran, sehingga tdk mudah utk dilupakan :)

striker wrote:

Memang ayat2 dlm Al Qur'an (khususnya Al Fatihah) akan selalu melekat dlm hati dan fikiran, sehingga tdk mudah utk dilupakan :)

Bukan bro..., bisa karena biasa....

Djo wrote:

striker wrote:

Memang ayat2 dlm Al Qur'an (khususnya Al Fatihah) akan selalu melekat dlm hati dan fikiran, sehingga tdk mudah utk dilupakan :)

Bukan bro..., bisa karena biasa....

Bukan 'bisa karena biasa ' bro..., tetapi merupakan keharusan.
Jika Al Fatihah tidak dihafalkan maka sholat 5 waktu dan sholat lainnya juga tidak sah.

Menurutku, urusan agama atau ketuhanan, adalah berbeda dengan urusan negara atau kemanusiaan. Jadi, saya tidak setuju dengan pengkhususan sesuatu lembaga di Indonesia ini yang terlepas dari negara. Kekhasan suatu agama, atau suku, atau apapun, adalah pernik-pernik pemberi warna bagi negara ini, yang keseluruhannya dihimpun dalam Negara Kesatuan Republik Indonesia.

Silancah wrote:

heinskle wrote:

Well ...well...well...
Ini suatu gejala ketepurukan moral. Makanya diwajibkan pandai baca tulis Alquran, bukannya 'iman' kepada sang Khalik.
Dan hal tersebut tidak hanya berlaku di Sumatra Barat, ditempat saya sudah berlaku beberapa tahun yang lalu.(2005)
salah satu syarat utk masuk SMP dan SMU, harus memiliki Sertifikat Tamatan pandai baca dan tulis ALquran.
Pandai baca dan tulis arab melayu dan berpakaian koko, diharuskan tanpa terkecuali baik muslim maupun non muslim, swasta maupun negeri.
dengan harapan banyak yang akan menjadi mualaf dikemudian hari ( insyallah ).
well...well..well...

Itu syarat masuk sekolah SMP dan SMU umum atau SMP/SMU Islam, bro?
Kalau masuk SMP dan SMU umum sih keterlaluan ya ...
Daerah mana tukh, bro?

Ini kejahatan terhadap Pancasila

St Yopi wrote:

Ini kejahatan terhadap Pancasila

Layak dibubarkan, ato mengandemen AD/ART-nya menyelaraskan dengan Pancasila, UUD 1945, Bhinneka Tunggal Ika, dan NKRI.

Husada wrote:

St Yopi wrote:

Ini kejahatan terhadap Pancasila

Layak dibubarkan, ato mengandemen AD/ART-nya menyelaraskan dengan Pancasila, UUD 1945, Bhinneka Tunggal Ika, dan NKRI.

Ya, betul sekali

St Yopi wrote:

Husada wrote:

St Yopi wrote:

Ini kejahatan terhadap Pancasila

Layak dibubarkan, ato mengandemen AD/ART-nya menyelaraskan dengan Pancasila, UUD 1945, Bhinneka Tunggal Ika, dan NKRI.

Ya, betul sekali

Gejalanya memang selalu seperti itu, bahkan di negara Muslim sekalipun.

bruce wrote:

St Yopi wrote:

Husada wrote:

St Yopi wrote:

Ini kejahatan terhadap Pancasila

Layak dibubarkan, ato mengandemen AD/ART-nya menyelaraskan dengan Pancasila, UUD 1945, Bhinneka Tunggal Ika, dan NKRI.

Ya, betul sekali

Gejalanya memang selalu seperti itu, bahkan di negara Muslim sekalipun.

Negara dengan mayoritas muslim memang tidak bisa berdemokrasi

St Yopi wrote:

bruce wrote:

St Yopi wrote:

Husada wrote:

St Yopi wrote:

Ini kejahatan terhadap Pancasila

Layak dibubarkan, ato mengandemen AD/ART-nya menyelaraskan dengan Pancasila, UUD 1945, Bhinneka Tunggal Ika, dan NKRI.

Ya, betul sekali

Gejalanya memang selalu seperti itu, bahkan di negara Muslim sekalipun.

Negara dengan mayoritas muslim memang tidak bisa berdemokrasi

Setahu saya memang dalam ajaran Islam tidak pernah ada demokrasi. Bahkan pernah ada ucapan bahwa demokrasi dan komunisme (mengapa komunis?) adalah dari iblis. Dari diskusi dengan beberapa member Muslim di forum ini, juga disebutkan, bahwa negara mayoritas Islam sekarang ini juga bukanlah negara Islam, karena sejak kejatuhan kekalifahan Ottoman, sejatinya sudah tidak ada lagi (belum ada) negara yang menganut syariah Islam yang benar.

bruce wrote:

St Yopi wrote:

bruce wrote:

St Yopi wrote:

Husada wrote:

St Yopi wrote:

Ini kejahatan terhadap Pancasila

Layak dibubarkan, ato mengandemen AD/ART-nya menyelaraskan dengan Pancasila, UUD 1945, Bhinneka Tunggal Ika, dan NKRI.

Ya, betul sekali

Gejalanya memang selalu seperti itu, bahkan di negara Muslim sekalipun.

Negara dengan mayoritas muslim memang tidak bisa berdemokrasi

Setahu saya memang dalam ajaran Islam tidak pernah ada demokrasi. Bahkan pernah ada ucapan bahwa demokrasi dan komunisme (mengapa komunis?) adalah dari iblis. Dari diskusi dengan beberapa member Muslim di forum ini, juga disebutkan, bahwa negara mayoritas Islam sekarang ini juga bukanlah negara Islam, karena sejak kejatuhan kekalifahan Ottoman, sejatinya sudah tidak ada lagi (belum ada) negara yang menganut syariah Islam yang benar.

Benar juga ya.... :)

St Yopi wrote:

bruce wrote:

Setahu saya memang dalam ajaran Islam tidak pernah ada demokrasi. Bahkan pernah ada ucapan bahwa demokrasi dan komunisme (mengapa komunis?) adalah dari iblis. Dari diskusi dengan beberapa member Muslim di forum ini, juga disebutkan, bahwa negara mayoritas Islam sekarang ini juga bukanlah negara Islam, karena sejak kejatuhan kekalifahan Ottoman, sejatinya sudah tidak ada lagi (belum ada) negara yang menganut syariah Islam yang benar.

Benar juga ya.... :)

Artinya, dewasa ini, apabila masih ada orang yang menginginkan penerapan Syariah Islam di suatu teritorial tertentu, layak dicurigai bahwa Syariah Islam yang akan diterapkan itu bukan Syariah Islam yang benar?

Husada wrote:

St Yopi wrote:

bruce wrote:

Setahu saya memang dalam ajaran Islam tidak pernah ada demokrasi. Bahkan pernah ada ucapan bahwa demokrasi dan komunisme (mengapa komunis?) adalah dari iblis. Dari diskusi dengan beberapa member Muslim di forum ini, juga disebutkan, bahwa negara mayoritas Islam sekarang ini juga bukanlah negara Islam, karena sejak kejatuhan kekalifahan Ottoman, sejatinya sudah tidak ada lagi (belum ada) negara yang menganut syariah Islam yang benar.

Benar juga ya.... :)

Artinya, dewasa ini, apabila masih ada orang yang menginginkan penerapan Syariah Islam di suatu teritorial tertentu, layak dicurigai bahwa Syariah Islam yang akan diterapkan itu bukan Syariah Islam yang benar?

Bisa jadi begitu

St Yopi wrote:

Husada wrote:

St Yopi wrote:

bruce wrote:

Setahu saya memang dalam ajaran Islam tidak pernah ada demokrasi. Bahkan pernah ada ucapan bahwa demokrasi dan komunisme (mengapa komunis?) adalah dari iblis. Dari diskusi dengan beberapa member Muslim di forum ini, juga disebutkan, bahwa negara mayoritas Islam sekarang ini juga bukanlah negara Islam, karena sejak kejatuhan kekalifahan Ottoman, sejatinya sudah tidak ada lagi (belum ada) negara yang menganut syariah Islam yang benar.

Benar juga ya.... :)

Artinya, dewasa ini, apabila masih ada orang yang menginginkan penerapan Syariah Islam di suatu teritorial tertentu, layak dicurigai bahwa Syariah Islam yang akan diterapkan itu bukan Syariah Islam yang benar?

Bisa jadi begitu

Kalau dengan cara cara yang beradab sepertinya sah sah saja berusaha mewujudkan syariah agama mereka sendiri. Tetapi kalau sudah dilakukan dengan cara cara yang bertentangan dengan azas kemanusiaan, dengan mengorbankan manusia lain, tentu seharusnya menjadi bertentangan dengan tujuan pendirian syariah Islam itu sendiri. Mungkin itu pula sebabnya, tujuan sempit seperti ini mendapat tentangan justru dari umat Islam sendiri.

bruce wrote:

St Yopi wrote:

Husada wrote:

St Yopi wrote:

bruce wrote:

Setahu saya memang dalam ajaran Islam tidak pernah ada demokrasi. Bahkan pernah ada ucapan bahwa demokrasi dan komunisme (mengapa komunis?) adalah dari iblis. Dari diskusi dengan beberapa member Muslim di forum ini, juga disebutkan, bahwa negara mayoritas Islam sekarang ini juga bukanlah negara Islam, karena sejak kejatuhan kekalifahan Ottoman, sejatinya sudah tidak ada lagi (belum ada) negara yang menganut syariah Islam yang benar.

Benar juga ya.... :)

Artinya, dewasa ini, apabila masih ada orang yang menginginkan penerapan Syariah Islam di suatu teritorial tertentu, layak dicurigai bahwa Syariah Islam yang akan diterapkan itu bukan Syariah Islam yang benar?

Bisa jadi begitu

Kalau dengan cara cara yang beradab sepertinya sah sah saja berusaha mewujudkan syariah agama mereka sendiri. Tetapi kalau sudah dilakukan dengan cara cara yang bertentangan dengan azas kemanusiaan, dengan mengorbankan manusia lain, tentu seharusnya menjadi bertentangan dengan tujuan pendirian syariah Islam itu sendiri. Mungkin itu pula sebabnya, tujuan sempit seperti ini mendapat tentangan justru dari umat Islam sendiri.

Benar bro, namun mereka rata2 juga setuju gayanya FPI dkk, mengingat mereka juga menginginkan jumlah semakin banyak :)

St Yopi wrote:

Benar bro, namun mereka rata2 juga setuju gayanya FPI dkk, mengingat mereka juga menginginkan jumlah semakin banyak :)

Betul, menjadi seperti lirik lagu lama, lain di bibir lain di hati. Di bibir bilang tidak setuju dengan gaya-gaya FPI, tetapi di hati tidak melarang. Ya gitu deh.

Husada wrote:

St Yopi wrote:

Benar bro, namun mereka rata2 juga setuju gayanya FPI dkk, mengingat mereka juga menginginkan jumlah semakin banyak :)

Betul, menjadi seperti lirik lagu lama, lain di bibir lain di hati. Di bibir bilang tidak setuju dengan gaya-gaya FPI, tetapi di hati tidak melarang. Ya gitu deh.

Atau mereka sendiri sebenarnya takut dengan FPI?
Karena dalam beberapa hal, FPI lebih garang kepada kaum muslim yang dianggap menentang atau bertentangan dengan FPI lho.

bruce wrote:

Atau mereka sendiri sebenarnya takut dengan FPI?
Karena dalam beberapa hal, FPI lebih garang kepada kaum muslim yang dianggap menentang atau bertentangan dengan FPI lho.

Bisa jadi. Jangankan muslim awam, polisi yang berseragam saja sering keder pada FPI.

Husada wrote:

bruce wrote:

Atau mereka sendiri sebenarnya takut dengan FPI?
Karena dalam beberapa hal, FPI lebih garang kepada kaum muslim yang dianggap menentang atau bertentangan dengan FPI lho.

Bisa jadi. Jangankan muslim awam, polisi yang berseragam saja sering keder pada FPI.

Kalau polisi berseragam bukan takut terhadap FPI, tetapi takut pada 'citra' yang 'rusak' karena dianggap sebagai musuh umat Islam.

Citra? Mmm... semoga.

Tetapi, justru dengan keder ke FPI, citra polisi sudah melorot di mata masyarakat domestik, walau tidak berani 'teriak'. Di mata masyarakat internasional, perlu penelitian tuh.

Benar juga ya.... Hmmm.... Kacaulah negara inI...

berita di media seringkali tidak lengkap dan membawa kepentingan politik tertentu.
jadi kita tunggu saja perkembangan selanjutnya............