Kisah Nabi Nabi

Djo wrote:

Soal ranah iman tentu gak bisa diganggu gugat ya. kita berhenti di lakum diinukum waliyadiin.

Kita main di ranah logika aja.

Kita tahu gunung tangkuban perahu asalnya dari cerita perahu yg ditendang dan posisinya terbalik.

Tiba2 ada orang dari pedalaman afrika muncul, dan bilang kalo cerita kita itu salah. Yg benar itu tong sampah ditendang lalu terbalik, bukan perahu.

Lantas siapa yg mau kita percayai ?

Orang indonesia kah (khususnya jawa barat) ? atau orang dr afrika itu ?

Para nabi itu orang israel. Yg lebih mengetahuinya ya jelas orang israel jg.

Kira2 begitu kang.

Contoh yang anda sampaikan saya setuju sekali.

Bila anda mendengar dua versi itu saat ini ... maka versi mana yang anda percayai tentang terciptanya Gunung Tangkuban Parahu itu ... kisah versi orang Jawa Barat atau orang Afrika?

Setelah menjawabnya lalu anda renungkan dengan menggunakan logika dan akal sehat yang Anda miliki, apakah versi orang Jawa Barat itu memang benar2 apa yang terjadi di masa lalu atau hanya dongeng semata?

Djo wrote:

Lha iya dong. Pelajaran apa yg kita bisa ambil ? Kesalahan seperti apa yg dibuat ? apa yg harus dibuat ?

Pertanyaan2 semacam ini kan seharusnya bisa anda jawab, JIKA memang anda katakan bahwa anda bisa belajar dari kesalahan yg dilakukan beliau2 ini.

Ya jelas beda dong kang. Yg satu tulisan manusia, yg satu lg tulisan Allah semesta alam.

Kesalahan ada ... hanya, kami umat Islam, meyakini kesalahan para nabi ini tidaklah 'seburuk/senista' yang digambarkan di dalam PL.

Contoh paling sederhana ... Nabi Muhammad telah mengabaikan permintaan seorang umatnya yang buta dan lebih mementingkan berdiskusi dengan kaum Quraisy (menjadi sebab diturunkannya surat Abasa - bermuka masam)

Jadi kita menarik pelajaran, di antara lainnya, untuk tidak meremehkan orang2 yang dianggap kecil dan mementingkan orang2 kaya dan yang dianggap penting.

Djo wrote:

Suatu ketika om Bruce nolongin nenek2 nyebrang jalan. Setelah sampai disebrang, nenek2 itu bilang, terima kasih ya, kamu baik.

Suatu malam, saya jalan sama Bunga, selingkuhan saya. Saya ngasih coklat ke Bunga. Terus dia bilang ke saya, terima kasih ya, kamu baik.

Yg kami lakukan jelas2 berbeda, tapi kami sama2 disebut baik.

Analoginya tidak tepat ... dan anda tahu itu :)

samiaji wrote:

Jadi membahas masalah kitab suci.. ^^

@silancah
Bisa di share mengenai perbuatan konkrete para nabi yang bisa dijadikan pelajaran (misalnya Nabi Ibrahim).. pernahkah ia juga disebutkan melakukan kesalahan ?

apa nabi juga pernah melakukan dosa ?

(sepertinya kata "kesalahan" lebih halus dari kata "dosa", ataukah maknanya memang berbeda ?)

Salam.

Contoh kesalahan Nabi sudah ada ya .... contohnya Nabi Muhammad SAW sendiri.

T2Y wrote:

Quote :

Mana yang akurat?
Cerita yang disampaikan oleh Sang Khalik sendiri ... yaitu Al Quran.

nah, kalau sampai disini saya jadi mau tanya lagi...
Al Quran versi usman atw versi2 sebelumnya yang sudah dibakar ?

Wallahu a'lam ???

tentang pembakaran musfaf Al Qur'an oleh Ustman, sepertinya sdh pernah dijelaskan bahwa:

1. Pembakaran Alquran yang diprakarsai oleh Khalifah ke tiga yang sah di dalam Islam, Sayyidina Ustman bin Affan bertujuan untuk pemurnian Alquran, karena saat itu beliau tengah mengerjakan standarisasi Alquran.

2. Alquran yang dibakar adalah mushaf simpanan para shahabat, yang di dalamnya terdapat campuran tulisan pemiliknya, adakalanya berupa tafsiran ayat tertentu atau hadits Nabi SAW yang terkait ayat tertentu.

Karena kebiasaan setiap orang berbeda-beda dan Khalifah Utsman khawatir jika mushaf simpanan para shahabat yang berisi campuran itu, suatu saat dibaca oleh selain pemiliknya, lantas orang lain itu dikhawatirkan menyangka bahwa tambahan-tambahan tulisannya itu juga dianggap sebagai isi Alquran karena ketidaktahuannya.

3, pembakaran Alquran di masa Khalifah Utsman, adalah merupakan hasil kesepakatan para shahabat, dan Sayyidina Ali bin Abi Thalib, Sayyidina Hasan bin Ali serta Sayyidina Husain bin Ali termasuk yang ikut andil dalam pembakaran dan pemusnahan Alquran, demi mengadakan standarisasi.

4. Dengan diadakan standarisasi Alquran oleh Khalifah Utsman, yang pada berikut hari disepakati sebagai Mushaf Ustmani atau Mushaf Induk, maka kemurnian Alquran dapat dipertanggungjawabkan, dan kelestarian Alquran akan terjaga selamanya, hingga bermanfaat bagi umat Islam seluruh dunia hingga kini.

Inilah haqiqat penjagaan dari Allah yang diimplementasikan lewat tangan-tangan terampil Sayyidina Utsman dan para perangkat penulisan standarisasi Alquran, serta hikmah pembakaran mushaf-mushaf lain selain mushaf Induk.


JADI KESIMPULANNYA PEMBAKARAN MUSYAF2 OLEH USTMAN TUK PEMURNIAN AL QUR'AN ITU SENDIRI DARI TERKONTAMINASI PIKIRAN2 MANUSIA YAITU TULISAN PARA SAHABAT2 NABI.

begitu mas tong :)

samiaji wrote:

Jadi membahas masalah kitab suci.. ^^

@silancah
Bisa di share mengenai perbuatan konkrete para nabi yang bisa dijadikan pelajaran (misalnya Nabi Ibrahim).. pernahkah ia juga disebutkan melakukan kesalahan ?

apa nabi juga pernah melakukan dosa ?

(sepertinya kata "kesalahan" lebih halus dari kata "dosa", ataukah maknanya memang berbeda ?)

Salam.

Kesalahan Nabi pernah saya dengar cerita seperti ini:

suatu saat ada laki2 yg menghadap Rasul, dan berkata : Ya Rasul saya telah melakukan dosa besar apakah dosa saya akan diampuni oleh Allah
RAsul bersabda: selama kau tidak menyekutukan Allah, dan kau bertobat dengan sungguh2 Insya Allah akan diampuni dosamu.
Laki2 berkata lagi: Tapi dosaku sangatlah besar ya Rasul dan saya takut Allah tdk akan mengampuni saya.
Rasul bertanya: kalau begitu tolong ceritakan apa yg telah kamu lakukan.
laki2 berkata: ya Rasul, saya adalah penggali kubur dan juga pencuri kubur, suatu saat ada perempuan yg masih perawan meningal dan saya bongkar kuburnya tuk mencuri kain kafannya, tap ketika saya melihat tubuhnya, maka saya gauli mayat tersebut, dan tiba2 saja saya mendengar suara permepuan tersebut 'betapa engkau tega menodai tubuhku yg masih suci, sehingga aku malu menghadap kepada Allah"
Maka saya sangatlah menyesal dan ingin bertobat ya Rasul (sambil menangis)
Tapi ternyata Rasul memalingkan wajah beliau seperti jijik tanpa sepatas katapun, maka laki2 tersebut merasa dosanya tdk akan diampuni oleh Allah karena melihat Rasul memalingkan muka, dia lari sambil menangis hebat.
Pada saat itulah Allah mengutus Jibril tuk menegur Rasul 'Ya Muhammad, apakah engkau Allah, apakah engkau yg berhak menghukum dan mengampuni dosa manusia?
Rasul menjawab: Jibril, engkau lebih tahu daripada aku, bahwa aku hanyalah UTUSAN Allah.
Jibrilpun berkata: lalu mengapa ada seorang hamba menghadap kepadamu guna memohon pengampunan kepada Allah atas dosa2nya dengan sungguh, tapi kau palingkan mukamu, Allah mengutusku tuk menegurmu atas kesalahanmu hai Muhammad'
Rasulpun menyesal dan mengutus sahabat tuk mengejar orang tersebut, tapi laki2 tersebut diketemukan meninggal dlm keadaan sujud karena saking takutnya kepada Allah atas2 dosa2nya dan Allah telah mengampuni dosa2 laki2 tersebut.

demikian cerita yg pernah sy dengar kalau mungkin agak sedikit berbeda dengan veris yg sebenarnya, tapi saya yakin mas bro paham makna yg ingin saya sampaikan dlm cerita tersebut, dan kesalahan yg pernah dilakukan RAsul :)

bruce wrote:

T2Y wrote:

Quote :

Mana yang akurat?
Cerita yang disampaikan oleh Sang Khalik sendiri ... yaitu Al Quran.

nah, kalau sampai disini saya jadi mau tanya lagi...
Al Quran versi usman atw versi2 sebelumnya yang sudah dibakar ?

Wallahu a'lam ???

Saya ,alah justru ingin bertanya (disertai dengan permintaan maaf), apakah Nabi Besar Muhamad SAW benar benar pernah membaca kitab Taurat? Atau beliau hanya mendengar sepotong sepotong saja ?

Menurut saya, Nabi tdk pernah membaca Taurat karena ketika pertama beliau menerima wahyu beliau tdk bisa membaca maupun menulis :)

Allah mewahyukan AL Qur'an kepada Nabi, dan disitulah juga diterangkan dan diceritakan ajaran Allah apa saja yg pernah diturunkan kepada para Rasul sebelum beliau.
Dan Al Qur'an itulah intisari semua ajaran Allah yg pernah diturunkan keoada para Rasul sebelumnya.

sepertinya begitu mas bro, mungkin mas bro silancah bisa menerangkan lebih baik :)

Sedikit menambahkan.

Pastilah berbeda tingkat kesalahan antara manusia biasa dg seorang Nabi. Sesuatu yg belum termasuk kesalahan bagi manusia biasa, bisa termasuk kesalahan bagi para Nabi.

Seperti yg telah dijelaskan oleh akhi Silancah bahwa Nabi Muhammad SAW ditegur oleh Allah SWT, yaitu pada saat Nabi SAW sedang menerima tamu dan mengadakan rapat dg para pemimpin Qurais Mekkah, dimana Nabi mengharap dapat mengajak para pemimpin Qurais untuk memeluk agama Islam, dg begitu juga diharapkan penduduk Mekah akan mengikuti pemimpin mereka memeluk agama Islam. Tiba2 ada orang (Ibnu Ummi Maktum) masuk begitu saja untuk menemui Nabi SAW, karena ketidak sopanan dan tidak mengindahkan tatakrama nyelonong masuk begitu saja, maka Nabi SAW bermuka masam. Walaupun Nabi SAW tidak marah, namun Allah menegurnya sikap Nabi yg bermuka masam itu di dalam surat ‘Abasa.

Begitu juga terhadap Nabi Ibrahim. Beliau dianggap salah oleh Allah SWT, yaitu pada saat Nabi Ibrahim menghancurkan berhala-berhala orang-orang kafir, dan menyisakan berhala yg paling besar. Kemudiaan orang-orang kafir bertanya tentang siapa yg menghancurkan berhala mereka, dan Nabi Ibrahim menjawab bahwa berhala besar itulah yg menghancurkan berhala-berhala mereka, dg maksud menyerang argumentasi orang-orang kafir bahwa sebuah patung tidak dapat baerbuat dan melakukan apa-apa, kenapa harus disembah oleh mereka. Namun cara mengenalkan ajaran tauhid dg berbohong semacam itu ditegur oleh Allah SWT.

T2Y wrote:

nah, kalau sampai disini saya jadi mau tanya lagi...
Al Quran versi usman atw versi2 sebelumnya yang sudah dibakar ?

Wallahu a'lam ???

Standar banget pertanyaannya, bro?

Analoginya seperti ini ...
Anda dan teman2 Anda hapalkan lima ayat dari alkitab ... gak usah banyak2 deh.

Lalu bakar semua alkitab di seluruh dunia ... apakah sepuluh tahun dari sekarang (dengan asumsi Anda dan teman2 Anda masih hidup) kelima ayat itu akan hilang/punah dari permukaan bumi?

striker wrote:

JADI KESIMPULANNYA PEMBAKARAN MUSYAF2 OLEH USTMAN TUK PEMURNIAN AL QUR'AN ITU SENDIRI DARI TERKONTAMINASI PIKIRAN2 MANUSIA YAITU TULISAN PARA SAHABAT2 NABI.

begitu mas tong :)

Subhanallah ... luar biasa atas penjelasannya yang sangat komprehensif, akhi.

Silancah wrote:

striker wrote:

JADI KESIMPULANNYA PEMBAKARAN MUSYAF2 OLEH USTMAN TUK PEMURNIAN AL QUR'AN ITU SENDIRI DARI TERKONTAMINASI PIKIRAN2 MANUSIA YAITU TULISAN PARA SAHABAT2 NABI.

begitu mas tong :)

Subhanallah ... luar biasa atas penjelasannya yang sangat komprehensif, akhi.

Kan nyontek bin copas dari mas bro silancah dan mas bro raihan.. hihi

Silancah wrote:

Contoh yang anda sampaikan saya setuju sekali.

Bila anda mendengar dua versi itu saat ini ... maka versi mana yang anda percayai tentang terciptanya Gunung Tangkuban Parahu itu ... kisah versi orang Jawa Barat atau orang Afrika?

Setelah menjawabnya lalu anda renungkan dengan menggunakan logika dan akal sehat yang Anda miliki, apakah versi orang Jawa Barat itu memang benar2 apa yang terjadi di masa lalu atau hanya dongeng semata?

Hahaha.., si akang lagi mengalihkan point rupanya.

Pertama, ternyata akang jg setuju bahwa versi yg benar adalah versi orang jawa barat, SAMA seperti saya. Jd memang bukan tong sampah, tapi perahu.

Kedua, sy memang sengaja menggunakan cth cerita dongeng rakyat turun temurun, karena memang menurut sebagian saudara saya, alkitab itu sprti cerita rakyat turun temurun, hanya memang ceritanya agak2 mirip dgn kisah yg dibawakan oleh Tuhan semesta alam.

Jadi kira2 klop lah

Silancah wrote:

Kesalahan ada ... hanya, kami umat Islam, meyakini kesalahan para nabi ini tidaklah 'seburuk/senista' yang digambarkan di dalam PL.

Contoh paling sederhana ... Nabi Muhammad telah mengabaikan permintaan seorang umatnya yang buta dan lebih mementingkan berdiskusi dengan kaum Quraisy (menjadi sebab diturunkannya surat Abasa - bermuka masam)

Jadi kita menarik pelajaran, di antara lainnya, untuk tidak meremehkan orang2 yang dianggap kecil dan mementingkan orang2 kaya dan yang dianggap penting.

Yakin darimana kang ? Itu mah namanya iman kang.

Saya yakin saya lebih kaya dr kang silancah. Padahal sy gak tahu berapa banyak harta akang. Pokoknya saya yakin aja....

Jika memang para nabi tidak pernah berbuat buruk/nista, alias hanya manis2 saja (kalaupun tokh ada kesalahan, paling juga yg kecil2 doang), maka memang amat sangat wajar jika umat bisa melakukan hal2 yg amat sangat buruk dan nista. Karena tidak ada kisah contoh dr para nabi yg bisa dijadikan pembelajaran buat umat.

Silancah wrote:

Analoginya tidak tepat ... dan anda tahu itu :)

Boleh tahu tidak tepatnya dimana kang ? sungguh sy tdk tahu.

Ibrahim disebut saleh, Ilyas disebut saleh.

Apakah Ilyas jg mengorbankan anaknya sehingga beliau disebut saleh ?

Djo wrote:

Hahaha.., si akang lagi mengalihkan point rupanya.

Nggak kok ... masih dalam jalur diskusi kita kan ;)

Djo wrote:

Pertama, ternyata akang jg setuju bahwa versi yg benar adalah versi orang jawa barat, SAMA seperti saya. Jd memang bukan tong sampah, tapi perahu.

Nggak juga bro ... saya tidak bilang bahwa saya setuju bahwa 'penciptaan' Gunung Tangkuban Perahu sesuai dengan kisah yang diceritakan oleh orang jawa barat ataupun orang afrika itu

Djo wrote:

Kedua, sy memang sengaja menggunakan cth cerita dongeng rakyat turun temurun, karena memang menurut sebagian saudara saya, alkitab itu sprti cerita rakyat turun temurun, hanya memang ceritanya agak2 mirip dgn kisah yg dibawakan oleh Tuhan semesta alam.

Jadi kira2 klop lah

Nah ... berarti analoginya sudah sama kan?

Jadi kembali ke pertanyaannya ... apakah anda akan memakan mentah2 kisah penciptaan Gunung Tangkuban Perahu ciptaan masyarakat Jawa Barat tersebut?

Kalau kira2 keberatan untuk menjawab (karena sudah tahu arah pertanyaan saya berikutnya :face: ) nggak apa2 juga kok bro ... hanya sebagai bahan perenungan saja.

Djo wrote:

Silancah wrote:

Contoh yang anda sampaikan saya setuju sekali.

Bila anda mendengar dua versi itu saat ini ... maka versi mana yang anda percayai tentang terciptanya Gunung Tangkuban Parahu itu ... kisah versi orang Jawa Barat atau orang Afrika?

Setelah menjawabnya lalu anda renungkan dengan menggunakan logika dan akal sehat yang Anda miliki, apakah versi orang Jawa Barat itu memang benar2 apa yang terjadi di masa lalu atau hanya dongeng semata?

Hahaha.., si akang lagi mengalihkan point rupanya.

Pertama, ternyata akang jg setuju bahwa versi yg benar adalah versi orang jawa barat, SAMA seperti saya. Jd memang bukan tong sampah, tapi perahu.

Kedua, sy memang sengaja menggunakan cth cerita dongeng rakyat turun temurun, karena memang menurut sebagian saudara saya, alkitab itu sprti cerita rakyat turun temurun, hanya memang ceritanya agak2 mirip dgn kisah yg dibawakan oleh Tuhan semesta alam.

Jadi kira2 klop lah

mas bro Djo, kalau boleh tahu menurut mas bro penulisan kisah2 buruk para Nabi terdahulu pd Alkitab itu diwahyukan ataukah penulis melihat sendiri peristiwa tersebut? atau bagaimana? mohon disharing sedikit ilmunya.

satu contoh saja, tidak masuk diakal saya seorang Nabi dan manusia pilihan Allah seperti Luth bisa mabuk dan berzina dengan anak sendiri, itu bukan lagi kesalah tapi dosa yg sangat BESAR apalagi yg melakukan hal tersebut adalah seorang nabi.

Itu Luth mabuk ataukah dibius? secara nalar, saya minum minuman keras 1 teguk saja saya akan tahu minuman itu akan memabukan dan pasti tdk akan minum lagi sisanya, jadi saya terhindar dari mabuk.

JUJUR dulu saya pernah menjadi pemabuk, saya minum banyak sampai mabuk berat, saya masih ingat mana anak dan mana ibu saya, walau jalan saya sdh tidak tegak lagi, atau mungkin minuman jaman dulu begitu kerasnya sehingga hanya seteguk saja, manusia langsung tdk akan ingat siapa dirinya, dan siapa orang disampingnya? dimana enaknya.. hihi

Allah telah mengirimkan Malaikat-Nya tuk menyelamatkan Luth dan anak2nya dari kemarahan Allah kepada umat Luth saat itu, apakah mungkin Allah tdk mengirimkan malaikatnya lagi tuk mencegah hal memalukan yg dilakukan anak2 Luth kepada ayahandanya? Apakah itu artinya Allah merestui apa yg diperbuat anak2 Luth ? itu yg belum masuk diakal saya yg kecil ini mas bro.

Djo wrote:

Yakin darimana kang ? Itu mah namanya iman kang.

Tepatnya iman kepada Al Quran ... bukan iman tanpa dasar seperti contoh 'siapa lebih kaya' di bawah ini ya bro ;)

Djo wrote:

Saya yakin saya lebih kaya dr kang silancah. Padahal sy gak tahu berapa banyak harta akang. Pokoknya saya yakin aja....

Djo wrote:

Jika memang para nabi tidak pernah berbuat buruk/nista, alias hanya manis2 saja (kalaupun tokh ada kesalahan, paling juga yg kecil2 doang), maka memang amat sangat wajar jika umat bisa melakukan hal2 yg amat sangat buruk dan nista. Karena tidak ada kisah contoh dr para nabi yg bisa dijadikan pembelajaran buat umat.

Sebenarnya untuk mengetahui mana yang buruk atau baik sudah dijelaskan oleh Allah SWT ... boleh melakukan ini, tidak boleh melakukan itu ... jadi tidak hanya melulu memelototi apa2 yang dilakukan oleh Nabi dan Rasul.

Banyak ayat2 yang menjabarkan apa yang diridhoi dan apa yang dilarang Sang Khalik di dalam Al Quran, bro.

Djo wrote:

Boleh tahu tidak tepatnya dimana kang ? sungguh sy tdk tahu.

Ibrahim disebut saleh, Ilyas disebut saleh.

Apakah Ilyas jg mengorbankan anaknya sehingga beliau disebut saleh ?

Kalau saya memahaminya bahwa Nabi Ilyas as mentauhidkan Sang Khalik, berserah diri kepada Allah al Wahid, mengikuti perintahNya dan menjauhi laranganNya sebagaimana yang dilakukan Nabi Ibrahim as yang didokumentasikan di dalam Al Quran dalam ayat berikut ini QS Al Baqarah 2:124 "Dan (ingatlah), ketika Ibrahim diuji Tuhannya dengan beberapa kalimat (perintah dan larangan), lalu Ibrahim menunaikannya...."

Wallahu a'lam ...

Mas bro Djo:

seperti ayat berikut yg juga membingungkan saya Hosea 3:1, benarkah Tuhan menyuruh Nabi hosea tuk mencintai pelacur yg suka bezina?

Jika benar bahwa Tuhan pernah menyuruh nabi-Nya untuk mencintai pelacur, semua laki-laki dijaman itu akan rebutan mencontoh nabi.
Dan, semua wanita akan rebutan untuk menjadi pelacur, supaya dicintai oleh nabi Allah.

ya tapi bener mas bro juga ding, kembali ke kepercayaan dan keimanan masing2 tuk percaya atau tidak :)

Silancah wrote:

Nggak kok ... masih dalam jalur diskusi kita kan ;)

Nggak juga bro ... saya tidak bilang bahwa saya setuju bahwa 'penciptaan' Gunung Tangkuban Perahu sesuai dengan kisah yang diceritakan oleh orang jawa barat ataupun orang afrika itu

Nah ... berarti analoginya sudah sama kan?

Jadi kembali ke pertanyaannya ... apakah anda akan memakan mentah2 kisah penciptaan Gunung Tangkuban Perahu ciptaan masyarakat Jawa Barat tersebut?

Kalau kira2 keberatan untuk menjawab (karena sudah tahu arah pertanyaan saya berikutnya :face: ) nggak apa2 juga kok bro ... hanya sebagai bahan perenungan saja.

Point saya ada di perahu vs tong sampah.

Perahu = Statement penduduk asli setempat
Tong sampah = statement penduduk asing / luar

Karena alkitab dianggap sebagai dongeng, maka sy gunakan dongeng jg sbg analoginya. Meskipun bisa saja sy menggunakan kisah nyata. Jadi jika anda memaksakan issue dongengnya, dan bukan isi materinya, ya kita kembali aja ke ranah iman.

Jadi memang ada pengalihan issue disini.

Silancah wrote:

Tepatnya iman kepada Al Quran ... bukan iman tanpa dasar seperti contoh 'siapa lebih kaya' di bawah ini ya bro ;)

Ya tetap saja kang. Mau iman kpd batu pun, saya gak bisa protes. Kita kan udah sepakat utk tdk membawa ranah iman.

Hanya saja, secara logis, utk mebandingkan sesuatu, maka object2 yg mau diperbandingkan harus jelas duduk perkaranya.

Baru bisa ditentukan....

mana yg lebih besar ?
mana yg lebih kecil ?
mana yg lebih empuk ?
mana yg lebih cantik ?
mana yg lebih nista ?

Silancah wrote:

Sebenarnya untuk mengetahui mana yang buruk atau baik sudah dijelaskan oleh Allah SWT ... boleh melakukan ini, tidak boleh melakukan itu ... jadi tidak hanya melulu memelototi apa2 yang dilakukan oleh Nabi dan Rasul.

Banyak ayat2 yang menjabarkan apa yang diridhoi dan apa yang dilarang Sang Khalik di dalam Al Quran, bro.

Ya silahkan saja. Sy hanya mengkritisi kalimat yg mengatakan bahwa umat bisa mengambil pelajaran dari apa yg dilakukan oleh para nabi, sementara apa yg dilakukan oleh para nabi saja tidak jelas.

Silancah wrote:

Kalau saya memahaminya bahwa Nabi Ilyas as mentauhidkan Sang Khalik, berserah diri kepada Allah al Wahid, mengikuti perintahNya dan menjauhi laranganNya sebagaimana yang dilakukan Nabi Ibrahim as yang didokumentasikan di dalam Al Quran dalam ayat berikut ini QS Al Baqarah 2:124 "Dan (ingatlah), ketika Ibrahim diuji Tuhannya dengan beberapa kalimat (perintah dan larangan), lalu Ibrahim menunaikannya...."

Ya oke. Saya yakin anda jg saleh kang. Sama seperti Nabi Ibrahim dan Ilyas.

striker wrote:

mas bro Djo, kalau boleh tahu menurut mas bro penulisan kisah2 buruk para Nabi terdahulu pd Alkitab itu diwahyukan ataukah penulis melihat sendiri peristiwa tersebut? atau bagaimana? mohon disharing sedikit ilmunya.

sulit bro utk menemukan sumber dari sebuah dongeng turun temurun.
Jujur agak malas sy utk membahas soal perkamen2 yg ditemukan.

striker wrote:

satu contoh saja, tidak masuk diakal saya seorang Nabi dan manusia pilihan Allah seperti Luth bisa mabuk dan berzina dengan anak sendiri, itu bukan lagi kesalah tapi dosa yg sangat BESAR apalagi yg melakukan hal tersebut adalah seorang nabi.

Itu Luth mabuk ataukah dibius? secara nalar, saya minum minuman keras 1 teguk saja saya akan tahu minuman itu akan memabukan dan pasti tdk akan minum lagi sisanya, jadi saya terhindar dari mabuk.

Lagian yg bilang Lot itu nabi siapa sih ?
apakah ada ayat di Alquran yg menuliskan ketika Allah mewahyukan sesuatu kpd luth ?

Kalo memang tidak masuk akal bagi anda, ya di ignore aja bro.

striker wrote:

JUJUR dulu saya pernah menjadi pemabuk, saya minum banyak sampai mabuk berat, saya masih ingat mana anak dan mana ibu saya, walau jalan saya sdh tidak tegak lagi, atau mungkin minuman jaman dulu begitu kerasnya sehingga hanya seteguk saja, manusia langsung tdk akan ingat siapa dirinya, dan siapa orang disampingnya? dimana enaknya.. hihi

Mau curhat bro ? jgn disini tempatnya. OOT
Pindah room gih...

striker wrote:

Allah telah mengirimkan Malaikat-Nya tuk menyelamatkan Luth dan anak2nya dari kemarahan Allah kepada umat Luth saat itu, apakah mungkin Allah tdk mengirimkan malaikatnya lagi tuk mencegah hal memalukan yg dilakukan anak2 Luth kepada ayahandanya? Apakah itu artinya Allah merestui apa yg diperbuat anak2 Luth ? itu yg belum masuk diakal saya yg kecil ini mas bro.

Sekali lagi bro, kalo kira2 gak masuk logika anda, di ignore aja.

striker wrote:

Mas bro Djo:

seperti ayat berikut yg juga membingungkan saya Hosea 3:1, benarkah Tuhan menyuruh Nabi hosea tuk mencintai pelacur yg suka bezina?

Baca alkitab yg benar bro.

Hosea 3
2 Lalu aku membeli dia bagiku dengan bayaran lima belas syikal perak dan satu setengah homer jelai.
3 Aku berkata kepadanya: "Lama engkau harus diam padaku dengan tidak bersundal dan dengan tidak menjadi kepunyaan seorang laki-laki; juga aku ini tidak akan bersetubuh dengan engkau."


Liat tuh bedanya ajaran kita.

Lepaskan atribut budaknya dan naikkan derajatnya. Bukan naikin orangnya.

Djo wrote:

Point saya ada di perahu vs tong sampah.

Sebaliknya, point saya adalah dongeng (entah perahu vs tong sampah) dan fakta ...

Djo wrote:

Perahu = Statement penduduk asli setempat
Tong sampah = statement penduduk asing / luar

Karena alkitab dianggap sebagai dongeng, maka sy gunakan dongeng jg sbg analoginya. Meskipun bisa saja sy menggunakan kisah nyata. Jadi jika anda memaksakan issue dongengnya, dan bukan isi materinya, ya kita kembali aja ke ranah iman.

Jadi memang ada pengalihan issue disini.

Apakah menurut anda, isi alkitab sepenuhnya bisa dibuktikan secara ilmiah dan tidak ada keraguan setitik pun bahwa semua kisah di alkitab sesuai dengan fakta yang ada?

Anda sendiri yang mengatakan bahwa kisah di alkitab diceritakan turun temurun ... apakah tidak ada kemungkinan terjadinya kesalahan dalam penyampaian kisah itu dari mulut sang kakek sehingga ke mulut sang cicit?

Djo wrote:

Ya tetap saja kang. Mau iman kpd batu pun, saya gak bisa protes. Kita kan udah sepakat utk tdk membawa ranah iman.

Hanya saja, secara logis, utk mebandingkan sesuatu, maka object2 yg mau diperbandingkan harus jelas duduk perkaranya.

Untuk yang satu ini terpaksa saya masuk ke ranah iman karena patokan saya adalah Al Quran.
Dan banyak 'kesalahan2/dosa2' nabi yang tercantum di dalam Alkitab anda tidak ditemukan di dalam Al Quran.

Djo wrote:

Ya silahkan saja. Sy hanya mengkritisi kalimat yg mengatakan bahwa umat bisa mengambil pelajaran dari apa yg dilakukan oleh para nabi, sementara apa yg dilakukan oleh para nabi saja tidak jelas.

Memang tidak semua apa yang dilakukan Nabi2 dijabarkan dengan terperinci di dalam Al Quran melainkan hanya namanya saja yang disebutkan agar manusia yang membaca Al Quran mengenal nabi2 tersebut beserta kemuliaan dirinya.

Adapun untuk persisnya apa yang dilakukan oleh para nabi sehingga dimuliakan/diabadikan oleh Allah SWT pada dasarnya sama ... contoh, misalhnya, bisa dilihat dari kesalehan Nabi Ibrahim as.

Djo wrote:

Ya oke. Saya yakin anda jg saleh kang. Sama seperti Nabi Ibrahim dan Ilyas.

Amin amin yaa rabbal alamiiin.

Djo wrote:

sulit bro utk menemukan sumber dari sebuah dongeng turun temurun.
Jujur agak malas sy utk membahas soal perkamen2 yg ditemukan.

Kalau dongeng kok ditelan mentah2 bro :face:

Silancah wrote:

Sebaliknya, point saya adalah dongeng (entah perahu vs tong sampah) dan fakta ...

Nah, bergeser kan ? ini ranah iman kang

bagi saya itu fakta
bagi anda itu dongeng.

Berhenti sampai disitu.

Silancah wrote:

Apakah menurut anda, isi alkitab sepenuhnya bisa dibuktikan secara ilmiah dan tidak ada keraguan setitik pun bahwa semua kisah di alkitab sesuai dengan fakta yang ada?

Anda sendiri yang mengatakan bahwa kisah di alkitab diceritakan turun temurun ... apakah tidak ada kemungkinan terjadinya kesalahan dalam penyampaian kisah itu dari mulut sang kakek sehingga ke mulut sang cicit?

Nah jika cerita ini saja bisa salah, apalagi cerita dari orang negeri antah berantah, yg baru nongol ratusan bahkan ribuan tahun kemudian ?

Djo wrote:

Nah, bergeser kan ? ini ranah iman kang

bagi saya itu fakta
bagi anda itu dongeng.

Berhenti sampai disitu.

Kalau memang fakta ... apakah semua kejadian yang tercantum di dalam PL bisa didukung dengan bukti2 ilmiah, bro?

Atau menggunakan iman untuk memercayai bahwa semua kejadian di dalam PL itu benar (fakta) adanya?

Djo wrote:

Nah jika cerita ini saja bisa salah, apalagi cerita dari orang negeri antah berantah, yg baru nongol ratusan bahkan ribuan tahun kemudian ?

Kesimpulannya ... dilihat oleh logika dan bukti ilmiah ... apakah mungkin keduanya hanya dongeng belaka?

Silancah wrote:

Kalau memang fakta ... apakah semua kejadian yang tercantum di dalam PL bisa didukung dengan bukti2 ilmiah, bro?

Atau menggunakan iman untuk memercayai bahwa semua kejadian di dalam PL itu benar (fakta) adanya?

Saya pernah diskusi sama bro striker soal ini.

Mana yg duluan jalan ? Hati (iman) duluan atau otak (pikiran) duluan ?

Striker bilang otak duluan, baru setelah itu hatinya masuk.

Kalo saya hati duluan, baru otak belakangan.

What do u think kang ?

Silancah wrote:

Kesimpulannya ... dilihat oleh logika dan bukti ilmiah ... apakah mungkin keduanya hanya dongeng belaka?

hahhahahaa bisa aja kang. Wallahualam